Semua Bab Cinta Tuan Muda: Bab 41 - Bab 50

65 Bab

Jejak Rahasia di Balik Cinta

Pagi itu, suasana di vila terasa sunyi, terlalu sunyi. Bahkan suara burung-burung yang biasa berkicau di pepohonan sekitar terasa asing di telingaku. Aku duduk di tepi ranjang, memeluk lutut sambil memandangi jendela yang masih dipenuhi embun pagi. Udara dingin menusuk kulit, seolah mengingatkanku bahwa kenyataan yang kuhadapi jauh lebih menusuk daripada hawa pagi yang menusuk tulang.Reynand masih terlelap di sisi ranjang, wajahnya yang tampan tampak begitu tenang, kontras dengan badai yang berkecamuk di pikiranku. Semalam, setelah kejadian penculikan itu, kami memang berusaha saling menguatkan. Tapi jauh di dalam hati, aku tahu bahwa ketakutan masa laluku kembali mengintai.Ketika aku hendak melangkah keluar kamar, ponsel Reynand bergetar di meja nakas. Awalnya aku tak berniat peduli, tapi nama yang tertera di layar membuat langkahku terhenti. "Diana." Satu nama yang begitu asing sekaligus familiar. Hatiku mencelos. Aku ingat betul, Diana adalah wanita dari masa lalu Reynand—wanita
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Cinta di Tengah Kekacauan

Mobil yang kami tumpangi melaju kencang, tapi suasana di dalam mobil justru terasa canggung. Aku duduk diam sambil memeluk tas, sementara Reynand berkonsentrasi menyetir dengan wajah tegang. Aku tahu pikirannya dipenuhi berbagai masalah, tapi suasana hening ini malah bikin aku makin gugup.Aku meliriknya sekilas. “Rey, kamu marah sama aku?” tanyaku pelan.Reynand melirikku cepat lalu tersenyum tipis. “Kenapa aku harus marah?”Aku mengangkat bahu. “Ya… tadi aku sempet nuduh kamu yang enggak-enggak. Aku nyesel.”Reynand menepikan mobil ke bahu jalan tiba-tiba. Jantungku nyaris copot. “Eh, kenapa berhenti?”Reynand memutar tubuhnya menghadapku. Tiba-tiba dia meraih kedua pipiku, menangkupnya lembut. “Sayang, aku ngerti kamu takut dan bingung. Kamu enggak salah kok. Aku malah bangga kamu berani ngomongin rasa curiga kamu langsung ke aku.”Pipiku langsung panas. Ini cowok, kenapa bisa se-romantis itu sih? Aku menggigit bibir menahan senyum malu. “Tapi aku nyesel udah mikir kamu selingkuh.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Rahasia yang Terungkap

Setelah insiden Maya yang basah kuyup disemprot Ayah, aku pikir masalah sudah selesai. Aku salah.Malam itu, aku dan Reynand duduk di teras rumah, menikmati udara desa yang sejuk. Ayah sudah tidur, sementara aku bersandar di bahu Reynand, menikmati ketenangan yang akhirnya datang setelah drama seharian.Tiba-tiba Reynand menarik napas panjang. “Aira… ada sesuatu yang harus aku ceritain ke kamu.”Aku langsung menegakkan tubuhku. Wajahnya serius, matanya menatap lurus ke depan.“Ada apa?” tanyaku, mulai cemas.Reynand mengusap wajahnya dengan frustrasi. “Ada seseorang dari masa lalu aku yang mungkin bakal ganggu kita lagi.”Aku mengerutkan dahi. “Siapa?”Reynand diam sejenak, lalu berkata pelan, “Ibuku.”Jantungku berhenti sejenak. “Ibumu? Bukannya… beliau sudah meninggal?”Reynand menggeleng, senyumnya pahit. “Itulah yang aku kira selama ini. Tapi aku baru dapat kabar… dia masih hidup.”Aku terdiam. Ini… kejutan yang sama sekali gak aku duga.“Jadi selama ini dia di mana?” tanyaku hati
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Malam yang Penuh Emosi

Setelah pertemuan dengan ibunya, Reynand diam sepanjang perjalanan pulang. Aku bisa merasakan betapa kacaunya pikirannya. Aku menggenggam tangannya yang masih berada di setir. “Rey, kalau kamu mau bicara…” Dia menghela napas. “Aku nggak tahu harus merasa apa sekarang.” Aku hanya menatapnya, memberi dia ruang untuk berbicara lebih jauh kalau dia mau. Begitu sampai di rumahnya, dia langsung melepas jas dan duduk di sofa dengan tangan menutupi wajah. Aku ikut duduk di sampingnya. “Jadi selama ini aku hidup dengan kebohongan,” katanya pelan. “Aku tumbuh dengan berpikir ibuku sudah mati. Ayahku selalu bilang dia meninggalkan kami karena nggak ingin terikat dengan keluarga.” Aku mengusap punggungnya pelan. “Itu pasti berat buatmu.” Dia mengangguk. “Dan sekarang, dia kembali… bilang kalau selama ini dia dipaksa pergi.” Dia menatapku, matanya penuh emosi. “Aku nggak tahu harus percaya siapa.” Aku menggenggam tangannya. “Kamu nggak harus buru-buru memutuskan. Ambil waktu yang k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Rahasia Keluarga yang Terungkap

Reynand menatap pria itu tajam, rahangnya mengeras. “Siapa kamu?”Pria itu melirikku sekilas sebelum kembali menatap Reynand. “Kita harus bicara. Ini tentang masa lalu keluargamu.”Aku menggenggam lengan Reynand dengan cemas. “Rey, hati-hati.”Dia mengangguk, lalu melangkah keluar. Aku mengikuti dari belakang, tapi pria itu menatapku dengan ekspresi ragu. “Ini sebaiknya antara aku dan dia.”Aku langsung bersedekap. “Maaf, tapi kalau ini menyangkut Reynand, aku juga harus tahu.”Reynand menatapku sejenak, lalu menghela napas. “Apa pun yang kau katakan padaku, dia juga harus dengar.”Pria itu mendesah, lalu mengeluarkan sebuah amplop cokelat dari dalam jaketnya. “Ini…” Dia menyerahkannya pada Reynand. “Buka dan lihat sendiri.”Dengan tangan gemetar, Reynand membuka amplop itu dan menarik keluar beberapa foto lama. Matanya membelalak saat melihat isinya.Aku mengintip dari samping. Foto-foto itu menunjukkan seorang pria—mirip Reynand, hanya saja lebih tua—bersama seorang wanita yang terl
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

Antara Cinta dan Ancaman

Malam itu, kami menonton film komedi romantis di sofa, tapi aku bisa merasakan bahwa pikiran Reynand masih kacau. Tangannya tetap menggenggam jemariku erat, seolah-olah aku adalah satu-satunya hal yang membuatnya tetap tenang.Aku mencuri pandang ke arahnya. Biasanya, dia selalu terlihat dingin dan terkendali, tapi malam ini… dia tampak seperti seseorang yang sedang menahan beban berat di pundaknya."Rey," aku memanggil pelan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tahu kau mencoba bersikap tenang, tapi aku bisa merasakan kalau sesuatu mengganggumu."Dia menghela napas panjang, lalu menatapku. Matanya yang tajam kini tampak lebih lembut, tapi tetap menyimpan ketegangan."Aku baru saja mengetahui sesuatu tentang ayahku," katanya akhirnya. "Dan aku tidak tahu apakah aku siap untuk menerimanya."Aku menggenggam tangannya lebih erat. "Apa maksudmu?"Dia menoleh ke layar TV, menatap film tanpa benar-benar melihatnya. "Aku pikir selama ini ayahku adalah pria yang tegas tapi adil. Tapi ternyata…
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Jejak di Kegelapan

Cahaya kilat dari luar jendela menerangi siluet sosok yang berdiri di ambang pintu. Tubuhnya tinggi, bahunya lebar, dan di tangannya tergenggam sesuatu—sebuah pisau.Aku menahan napas, sementara Reynand langsung bergerak cepat. Dalam sekejap, dia menarikku ke belakangnya, menjadi tameng di antara aku dan orang asing itu."Siapa kau?" Reynand bertanya dengan suara rendah, penuh ancaman.Orang itu tidak menjawab. Cahaya dari koridor hanya memperlihatkan wajahnya sebagian. Tapi saat dia melangkah maju, aku bisa melihat sesuatu yang mengerikan—senyum sinis di wajahnya."Akhirnya kita bertemu, Reynand," suaranya serak, seperti seseorang yang sudah lama menunggu momen ini. "Sudah siap kehilangan segalanya?"Aku bisa merasakan ketegangan di tubuh Reynand. Rahangnya mengeras, matanya menyipit tajam. "Apa maumu?"Orang itu mengayunkan pisaunya dengan santai. "Hanya ingin memastikan kau membayar semua hutang lama."Aku mengernyit. Hutang? Reynand tidak pernah bercerita tentang ini.Tanpa pering
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Antara Bahaya dan Cinta

Di dalam vila yang sepi itu, aku bisa merasakan detak jantung Reynand yang masih cepat. Pelukannya erat, seolah takut kehilangan. Aku diam di dalam dekapannya, mencoba menenangkan diri dari ketegangan yang baru saja terjadi."Kau baik-baik saja?" suaranya rendah dan hangat di telingaku.Aku mengangguk pelan. "Ya… hanya masih sedikit shock."Dia mengusap rambutku lembut. "Maaf, aku tidak bisa mencegah ini lebih awal. Seharusnya aku lebih berhati-hati."Aku menarik diri sedikit, menatapnya. "Ini bukan salahmu, Rey. Kau sudah melindungiku sejauh ini."Matanya menatapku penuh perasaan. Tapi sebelum ada yang bisa dikatakan lagi, suara ponsel Reynand bergetar di saku celananya.Dia menghela napas dan mengangkatnya. "Ya?"Aku memperhatikan ekspresinya yang langsung berubah serius. "Kau yakin?" Reynand menatapku sekilas sebelum menjauh sedikit untuk berbicara lebih lanjut.Aku tidak bisa mendengar semuanya, tapi beberapa kata yang terdengar cukup membuatku tegang. "Target utama… pergerakan… p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Taruhan Nyawa dan Pengakuan di Tengah Bahaya

Aku bisa merasakan ketegangan di udara, seolah waktu melambat. Reynand berdiri tegap di depanku, melindungiku dari pria-pria bersenjata itu. Tristan, di sisi lain, tampak jauh lebih santai, seolah sudah terbiasa menghadapi situasi hidup dan mati seperti ini. "Jangan bertindak bodoh," salah satu pria bersenjata itu berkata, matanya menyipit ke arah kami. "Serahkan barangnya, dan mungkin kami akan membiarkan kalian pergi dengan selamat." Reynand menoleh tajam ke arah Tristan. "Apa yang mereka maksud? Barang apa yang kau miliki?" Tristan terkekeh pelan. "Oh, itu. Sesuatu yang sangat mereka inginkan, tapi sayangnya aku tidak berniat menyerahkannya begitu saja." Aku menelan ludah. "Kau bercanda, kan?" Namun sebelum Tristan bisa menjawab, salah satu pria itu mengangkat senjatanya, mengarahkannya langsung ke kepala Reynand. Jantungku hampir berhenti. "TUNGGU!" Aku berteriak tanpa sadar. Mereka semua menoleh ke arahku. Reynand menatapku dengan ekspresi penuh kekhawatiran, sementara Tri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Kebenaran yang Tak Terduga

Malam itu, setelah semua kekacauan berakhir, kami kembali ke rumah persembunyian Tristan. Semua orang diam, masih terjebak dalam adrenalin dari kejadian tadi. Aku duduk di sofa, masih mencoba mencerna semuanya—dari baku tembak, taruhan hidup Reynand, hingga… ciuman kami.Reynand berdiri di dekat jendela, menatap ke luar dengan ekspresi serius. Aku tahu dia masih waspada, seolah Leonard bisa muncul kapan saja. Tristan sibuk berbicara dengan seseorang di telepon, mungkin mengatur rencana untuk langkah selanjutnya.Lalu, tiba-tiba, ada ketukan di pintu.Kami semua langsung menegang. Reynand bergerak cepat, mengambil pistolnya. Tristan memberikan isyarat agar kami tetap diam.Ketukan itu terdengar lagi.Tristan bergerak lebih dulu, membuka pintu dengan hati-hati—dan sosok yang berdiri di ambang pintu membuat darahku membeku."Ayah?"Aku hampir tidak percaya dengan apa yang kulihat. Seorang pria dengan rambut sedikit beruban, mengenakan jas hitam yang tampak berdebu, berdiri di sana dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status