Home / Romansa / Cinta Tuan Muda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cinta Tuan Muda: Chapter 51 - Chapter 60

65 Chapters

Kebenaran yang Mulai Terungkap

Ketegangan memenuhi ruangan setelah ayahku mengucapkan kata-kata itu."Ada pengkhianat di antara kita."Mataku menatap satu per satu orang yang ada di ruangan ini. Tristan, Reynand, ayahku sendiri. Aku tidak tahu harus percaya pada siapa sekarang."Siapa?" suara Tristan terdengar tajam, penuh kecurigaan.Ayahku menghela napas panjang, lalu duduk di kursi seberangku. "Aku tidak bisa memastikan. Tapi aku tahu seseorang telah membocorkan keberadaan kita kepada Leonard. Itulah kenapa dia selalu selangkah lebih maju."Aku menelan ludah. Itu masuk akal. Berapa kali kami harus melarikan diri? Berapa kali Leonard berhasil muncul di saat yang tidak seharusnya?Tristan mengepalkan tangannya. "Kita perlu mencari tahu siapa si pengkhianat sebelum semuanya terlambat."Reynand bersedekap, ekspresinya gelap. "Dan bagaimana kita melakukannya? Tidak ada bukti yang bisa kita pegang sekarang.""Kita akan membuat rencana," kata ayahku. "Memancing pengkhianat itu keluar."Aku menghela napas panjang, otakk
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Pengkhianatan atau Kesalahpahaman?

Aku masih terpaku di tempatku, menatap foto-foto itu dengan tangan gemetar. Gambar-gambar itu begitu jelas—Reynand sedang berbicara dengan Leonard di sebuah tempat yang terlihat seperti kafe kecil."Tidak mungkin…" suaraku hampir tak terdengar.Aku menoleh ke arah Reynand, berharap dia akan mengatakan sesuatu, berharap dia akan menjelaskan semuanya. Tetapi yang kulihat hanyalah ekspresi dingin dan sulit dibaca."Reynand…" aku berbisik. "Apa ini?"Dia menghela napas panjang, lalu menatapku lurus-lurus. "Bukan seperti yang kau pikirkan."Tristan, yang berdiri di sisi lain ruangan, mengepalkan tinjunya. "Lalu, seperti apa? Kau pikir kami akan percaya begitu saja? Kau sudah berkhianat, Reynand!"Aku melihat mata Reynand menyipit. "Aku tidak berkhianat.""Kalau begitu jelaskan!" seru Tristan.Reynand diam beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Aku memang bertemu Leonard."Jantungku mencelos."Kenapa?" tanyaku dengan suara bergetar.Reynand menatapku dengan ekspresi yang lebih lembut, tet
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Siapa yang Bisa Dipercaya?

Kami terus berlari melewati hutan, napas tersengal-sengal, tetapi otakku dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Reynand tetap berada di sisiku, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan kami tidak diikuti. Tristan dan Arya berlari di belakang kami, sementara ayah dan beberapa orang lainnya sudah lebih dulu menuju titik pertemuan.Aku masih tidak percaya Arya ada di sini."Kenapa kau bisa tiba-tiba muncul?" tanyaku saat akhirnya kami sampai di sebuah jalan kecil yang tampaknya aman untuk bersembunyi sementara.Arya tersenyum kecil. "Aku punya koneksi, ingat? Aku tahu kau dalam masalah, jadi aku mencari tahu."Tristan mendelik. "Dari siapa?"Arya mengangkat bahu santai. "Seseorang yang lebih tahu banyak dari kita semua."Aku menatapnya tajam. "Jangan main-main, Arya. Ini bukan sekadar permainan."Dia menatap balik dengan serius. "Aku tahu. Justru karena itu aku di sini."Aku mendesah frustasi. Terlalu banyak yang terjadi, terlalu banyak yang belum terjawab.Apakah Reynand benar-benar
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Pelarian Terakhir

Aku masih bisa merasakan genggaman tangan Reynand di tanganku. Hangat, tapi penuh dengan luka dan rahasia yang belum terungkap."Kita harus pergi sekarang," katanya dengan suara rendah namun penuh ketegasan.Aku mengangguk meskipun tubuhku masih terasa lemas. Aku belum sempat mencerna semua yang terjadi, tapi aku tahu satu hal: kami dalam bahaya.Tristan dan Arya segera bersiap, mengecek senjata mereka dan mengintip dari celah jendela."Sepertinya mereka sudah tahu kita di sini," bisik Tristan.Hatiku mencelos.Arya berbisik padaku, "Kau siap, Laura?"Aku menelan ludah dan mengangguk. "Aku tidak punya pilihan, kan?""Benar," Arya tersenyum tipis.Tiba-tiba—DOR!Suara tembakan pertama meledak di luar rumah kayu.Aku terperanjat. Reynand langsung menarikku ke belakang meja, melindungiku dengan tubuhnya."Aku hitung sampai tiga, lalu kita lari ke mobil," kata Tristan cepat.Aku mengangguk, jantungku berdebar begitu keras sampai aku yakin Reynand bisa merasakannya."Satu…"Aku menggengga
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bayang-bayang Pengkhianat

Aku tidak bisa berhenti memikirkan Reynand. Genggaman tangannya, tatapan matanya yang dalam, janjinya untuk kembali. Tapi di balik itu semua, ada sesuatu yang mengganggu pikiranku—pengkhianat di antara kami.Mobil terus melaju melewati jalanan berbatu yang semakin sepi. Arya tetap fokus di kemudi, sesekali melirik ke spion untuk memastikan tidak ada yang mengikuti. Tristan duduk di sampingnya, menggenggam pistol dengan rahang mengeras.Di dalam mobil, atmosfer terasa menegangkan. Kami semua menyadari satu hal: seseorang telah membocorkan rencana kami.Aku menghela napas panjang, mencoba menyusun pikiranku."Arya," panggilku pelan."Hmm?""Kau yakin hanya kita berempat yang tahu tentang rute ini?" tanyaku, mataku mengawasi setiap ekspresi mereka.Arya mengangguk. "Seratus persen. Bahkan Reynand pun tidak tahu sampai detik terakhir sebelum kita melarikan diri."Tristan mendengus, menatap ke luar jendela. "Itu berarti… pengkhianat ada di antara kita."Aku meneguk ludah. Tangan Arya menge
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Jejak yang Menghilang

Aku berdiri di antara reruntuhan, dadaku masih naik turun karena panik. Reynand hilang. Dia diculik oleh Adrian—pria yang mengaku sebagai kakaknya.Aku menggigit bibir, menahan gemetar di tubuhku. Ini bukan saatnya untuk panik. Aku harus berpikir.Tristan menendang batu puing dengan frustrasi. "Sial! Bagaimana kita bisa kehilangan Reynand begitu saja?"Arya mengusap wajahnya. "Kita harus cari tahu ke mana mereka pergi."Aku menoleh ke arah asap yang mulai hilang. Di tanah, ada sesuatu yang bersinar di bawah cahaya bulan. Aku berlutut dan mengambilnya—sebuah lencana kecil berbentuk burung elang.Aku menatap benda itu dengan kening berkerut. "Apa ini?"Tristan mendekat, melihat benda di tanganku. Matanya menyipit. "Itu simbol salah satu kelompok bawah tanah."Jantungku berdetak lebih cepat. "Kelompok bawah tanah?"Arya mengangguk, wajahnya serius. "Ya, dan jika Adrian adalah bagian dari mereka, ini akan menjadi lebih rumit dari yang kita kira."Aku mengepalkan tangan. "Lalu kita harus b
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bayangan yang Kembali

Aku masih memeluk Reynand erat, merasakan kehangatan tubuhnya yang meski lemah, tetap memberi ketenangan. Tapi aku sadar, ini belum selesai.Selena menendang pistol Adrian menjauh, memastikan dia tidak bisa bergerak lagi. Tristan dan Arya juga berjaga-jaga, tapi ekspresi mereka masih penuh kewaspadaan.“Apa kita harus menunggu polisi?” Arya berbisik.Selena menggeleng. “Tidak. Kita harus pergi sekarang.”Aku menatapnya dengan bingung. “Kenapa? Bukankah lebih baik jika Adrian ditangkap?”Selena menghela napas. “Kalau kita menunggu polisi, kita bisa terjebak dalam permainan ini lebih lama. Adrian punya banyak orang di luar sana, dan aku tidak yakin mereka tidak akan mencoba menyelamatkannya sebelum polisi datang.”Aku menggigit bibir. Itu masuk akal.Reynand menatapku dengan mata setengah terbuka. “Kita harus pergi, Laura.”Aku tidak ingin meninggalkannya di sini. Tapi aku juga tahu, kami harus bertahan.Akhirnya, aku mengangguk. “Baiklah. Kita keluar dari sini.”Tristan dan Arya memban
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Rahasia yang Terungkap

Aku masih terpaku, jantungku berdetak kencang saat menatap pria yang berdiri di hadapanku. Ayah. Aku tak pernah menyangka akan melihatnya lagi, apalagi dalam situasi seperti ini.Reynand masih menggenggam tanganku erat, seolah takut aku akan runtuh sewaktu-waktu. Aku bisa merasakan ketegangannya, begitu juga dengan Tristan, Arya, dan Selena yang menatap ayahku dengan waspada.“Apa maksudmu aku dalam bahaya?” suaraku nyaris bergetar.Ayah menghela napas panjang, lalu menatap sekeliling. “Ini bukan tempat yang aman untuk membicarakannya. Kita harus pergi.”Aku ragu. Bertahun-tahun aku hidup tanpa kehadiran ayah, dan sekarang dia datang begitu saja, menyuruhku mengikutinya?Selena tampak tidak percaya. “Tunggu dulu, bagaimana kami bisa yakin bahwa kau bisa dipercaya?”Ayah menatapnya tajam. “Aku adalah satu-satunya alasan kalian masih hidup sekarang.”Selena membuka mulut, tapi tidak ada yang keluar. Dia jelas tidak menyukai sikap ayahku, tapi dia juga tidak bisa menyangkal bahwa polisi
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Pengkhianatan di Antara Kita

Malam semakin larut, tapi ketegangan di dalam rumah ini terasa begitu pekat. Kami semua bersiap menghadapi serangan yang akan datang, tapi ada sesuatu yang terasa… aneh.Aku berdiri di dekat Reynand, sementara ayah, Tristan, dan Selena sibuk berdiskusi tentang strategi. Aku bisa melihat wajah-wajah mereka yang serius, penuh kewaspadaan. Tapi di antara semua itu, ada sesuatu yang mengganggu pikiranku.“Laura, kau baik-baik saja?” Reynand berbisik di sampingku.Aku menoleh dan mengangguk. “Aku hanya merasa ada sesuatu yang janggal.”Reynand menatapku dalam, lalu menoleh ke arah ayah dan yang lainnya. Sepertinya dia juga merasakan hal yang sama.Tiba-tiba, suara ketukan pelan terdengar dari pintu belakang. Semua orang langsung menegang.“Siapa itu?” bisik Selena.Tristan memberi isyarat agar kami tetap diam. Dengan gerakan hati-hati, dia berjalan menuju pintu belakang, mengintip melalui celah kecil di jendela.Lalu, sebelum kami bisa bereaksi…BRAK!Pintu itu didobrak dari luar, dan dala
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bayangan di Balik Kegelapan

Pertarungan masih berlangsung sengit. Ruangan penuh dengan suara tembakan, dentingan besi bertemu, dan jeritan kesakitan. Aku menekan kain ke luka Selena, mencoba menghentikan pendarahannya.“Apa kau bisa bertahan?” tanyaku.Dia mengangguk lemah. “Aku tidak mau mati di sini…”Aku menoleh, mencari Reynand dan yang lainnya. Liam dan Tristan bertarung berdampingan, masing-masing melumpuhkan lawan dengan cepat dan efisien. Reynand berada di sudut ruangan, menahan seseorang dengan tangan kosong, wajahnya penuh amarah.Tiba-tiba, sesuatu bergerak di pinggir penglihatanku.Seseorang sedang berusaha kabur.Dan aku mengenali siluet itu.Adrian.Darahku mendidih. Setelah semua yang terjadi, dia masih berusaha melarikan diri? Tidak akan!Aku berlari, menerobos medan pertempuran, mengabaikan teriakan Reynand di belakangku. “Jangan gegabah, Laura!”Tapi aku tidak bisa berhenti sekarang.Aku mengikuti Adrian ke lorong gelap, napasku memburu. Aku bisa mendengar langkah kakinya di depan, cepat dan te
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status