Home / Rumah Tangga / Usai Keputusan Cerai / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Usai Keputusan Cerai: Chapter 101 - Chapter 110

201 Chapters

101. Malam Milik BSH 2

Perlahan Bre mengecup kening Hilya, lalu turun ke hidung, sebelum akhirnya berhenti cukup lama di bibir wanita itu. Napas mereka berpadu, semakin berat seiring gairah yang perlahan menguasai.Hilya memejam. Meresapi momen itu hingga terasa di relung hati. Ini babak baru yang akan ia jalani. Bre rupanya tidak memberikan kesempatan untuk berganti pakaian. Padahal ada lingerie warna merah merona yang sudah ia persiapkan di koper.Bre menarik Hilya dalam pelukan, lalu membawanya ke pembaringan yang wangi, meski tidak ada kelopak bunga yang bertaburan di atasnya. Mereka saling pandang dengan tatapan begitu dalam, saat Bre telah menembus batasnya. Hilya menggeliat sebentar. Bre masih memberikan ruang, tapi setelah itu ....Malam itu Bre benar-benar mabuk kepayang pada istrinya. Selama lebih dari sepuluh tahun, ia tidak pernah merasakan kehangatan seorang wanita, dan kini ia memiliki Hilya. Wanita yang kembali membuatnya jatuh cinta dengan sepenuh hati.Ia tidak membiarkan Hilya lepas dari p
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

102. Malam Milik BSH 3

Bre dan Hilya membawa sarapannya ke teras belakang yang menghadap taman kecil. Udara Malang begitu sejuk, angin berembus lembut membawa aroma bunga dan rumput basah. Kabut tipis melayang di udara dan sebagian sudah mulai memudar."Kita jalan ke mana hari ini?" tanya Bre setelah mereka selesai makan."Aku ngikut, Mas. Terserah mau ke mana?""Mas hanya mau di kamar saja. Bagaimana?"Duh. Hilya meraih gagang gelas, menyesap tehnya, dan mencoba menyembunyikan rona merah di wajahnya. Ternyata dugaan dua sahabatnya benar. Bre tidak akan membiarkannya melenggang di momen bulan madu ini.Bre merangkul istrinya. Membiarkan kepala Hilya bersandar di bahunya. Mereka memandang puncak gunung di ujung sana."Aku akan resign menjelang resepsi kita, Mas. Sebab masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan." Hilya juga menceritakan tentang Tristan yang sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Mendengar itu Bre menarik napas panjang. Dia sebenarnya tidak ingin melukai hati sahabatnya. Mereka berteman suda
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

103. Secercah Harapan 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Secercah Harapan Author's POV "Apa? Istri?" Atika terkejut. Dahinya mengernyit sambil memandang Bre yang berdiri tegak di depannya. Benarkah pria tampan itu suaminya Hilya? Kapan mereka menikah? Ah, pasti bohong ini."Sekali lagi kamu mengasari istri saya atau keluarganya. Saya bisa melaporkanmu pada pihak berwajib."Atika yang terlihat kusut itu terkejut. Suara besar Bre menggema di telinganya bagaikan sebuah ancaman."Nggak usah diladeni, Mas. Anggap saja dia nih perempuan nggak waras. Dirinya sendiri yang jalang, malah menuduh orang. Asal kamu tahu, Atika. Aku sudah bersuami. Setelah aku bercerai dari Mas Arham, pantang bagiku untuk kembali pada seorang pengkhianat. Ingat itu!"Tentang Mas Arham yang hendak menceraikanmu, itu urusan kalian berdua. Nggak ada hubungannya denganku. Kamu harus tahu, Atika. Nggak ada kata bahagia untuk seorang perampas." Selesai bicara, Hilya merangkul lengan Bre dan mengajaknya pergi dari sana. "Kita pergi, Mas. Nggak usah dila
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

104. Secercah Harapan 2

Hilya ke balkon kamar dan memperhatikan pemandangan hujan di luar. Berbeda dengan kamar Bre di Malang yang menghadap pegunungan, kamar ini hanya menyuguhkan deretan atap rumah penduduk yang basah oleh hujan. Bre memperhatikan istrinya. Hilya adalah perempuan ketiga yang hadir di kamar ini. Dua wanita sebelumnya hanya singgah saja, tapi ia pastikan kalau Hilya akan menetap selamanya. Hilya menunduk, merasakan jemari Bre yang menggenggam tangannya dengan hangat. Sentuhan itu mengalirkan desiran di dada. "Kita masuk, hujannya makin deras," ajak Bre. "Malam ini, kita akan kembali berjauhan. Sampai resepsi pernikahan kita dan kalian ikut mas pindah ke Malang," gumam Bre seraya memandang Hilya."Mas ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu sebelum kembali ke Malang."Wajah Hilya merona, membuat Bre semakin gemas. Ia menarik istrinya ke dalam pelukan. Dua hari dua malam bersama, Hilya mulai nyaman dalam dekapan suaminya. Meski ia masih beradaptasi dengan kehidupan barunya.Hilya mer
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

105. Secercah Harapan 3

"Bapak pergi saat aku baru berumur sepuluh tahun. Sedangkan Mbak Asmi sudah umur delapan belas tahun. Jadi waktu ibu limbung karena pengkhianatan bapak, Mbak Asmi yang mengambil peran. Waktu itu kehidupan kami sudah membaik. Bapak dapat jabatan penting di sebuah perusahaan. Tapi secara diam-diam dia nikah siri sama rekan kerjanya. Ketahuan setelah wanita itu hamil. Bapak memilih cerai dari ibu dan nggak pernah ngurus kami lagi."Selepas lulus SMA Mbak Asmi bekerja untuk bantuin ibu dan nyekolahin aku. Makanya aku berhutang budi pada Mbak Asmi." Hilya mengambil jeda sejenak dengan menarik napas panjang."Setelah nikah, dia juga dikhianati suaminya. Sebenarnya Mbak Asmi lebih tangguh dariku. Dia yang terpuruk pun masih bisa mensupportku. Aku berharap sekali, Mbak Asmi bertemu lagi dengan pria yang tepat dan menikah. Bisa menerima dirinya dan Yazid apa adanya.""Terakhir kali Bapak tinggal di mana?"Hilya menggeleng. "Dia meninggalkan Surabaya setelah menceraikan ibu. Aku nggak tahu di m
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

106. Saya Sudah Menikah 1

USAI KEPUTUSAN CERAI - Saya Sudah Menikah Author's POV "Mas, serius mau ngajak rujuk Mbak Hilya?" tanya Yani dengan perkataan tidak yakin sama sekali dengan niatan sang kakak. "Memangnya dia bakalan mau?"Harapan yang tadi timbul dalam hati Arham, kini surut tiba-tiba. Ya, apa Hilya mau?Sebenarnya dia pun menyadari kesalahan fatalnya. Memang sulit untuk bisa diterima lagi oleh Hilya. Namun sisi hatinya yang lain, masih berharap kalau semua akan mudah. Siapa tahu ada sisi hati Hilya yang masih bisa menerimanya. Bukankah dulu selalu meminta agar rumah tangga mereka dipertahankan?Lagipula sampai sekarang pun, Hilya masih sendirian. Tapi bukankah Rifky pernah menyebut sebuah nama, Om Ble. Siapa dia?Namun andaikan Hilya punya kekasih atau calon suami, pasti Mbak Asmi akan memberitahunya. Bukankah Mbak Asmi pun diam saja."Jangan gitu, Yani. Siapa tahu Hilya masih terketuk hatinya demi Rifky. Jodoh nggak ada yang bisa memprediksi. Mama sayang sekali sama Hilya. Semoga saja, dia masih
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

107. Saya Sudah Menikah 2

"Aaakhhhh!" Atika melempar bantal kursi ke sembarang arah. Kepala rasanya hendak meledak saja. Tidak tahu pada siapa dia bercerita. Keluarganya sendiri semrawut. Ibunya sibuk dengan kehidupan sendiri, kakaknya apalagi. Sejak dulu mereka seolah hidup sendiri-sendiri tidak peduli satu sama lain. Dia pun tidak berani datang lagi ke rumah Hilya. Bagaimana kalau laki-laki yang mengaku suaminya itu ada di sana. Bisa-bisa dia dilaporkan oleh pria itu. Kelihatannya dia bukan pria sembarangan. Penampilannya berkelas, tegap, dan tampan. Sekilas ia tadi melihat smartwatch yang dipakainya berharga puluhan juta. Atika penggemar barang branded, tentu saja tahu itu barang asli atau palsu.Wanita itu kembali meraih ponselnya. Dia menghubungi Aruna. Sebenarnya mereka sudah lama tidak bertemu. Berkomunikasi pun jarang. Sepertinya Aruna juga mulai menjauhinya.Dua kali menelepon tidak di respon. Kemudian mengetik pesan.[Aku bertemu Hilya di mall tadi pagi. Bersama seorang laki-laki.]Pesan itu rupanya
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

108. Saya Sudah Menikah 3

Senyum samar terbit di bibirnya saat mengingat bagaimana mata itu menatapnya dengan campuran rasa gugup dan pasrah. Hingga suara napas mereka yang menyatu dalam ritme yang selaras.Sejak bertemu Hilya, dirinya yang dulu begitu skeptis terhadap pernikahan kini berubah total. Hilya berhasil masuk ke dalam dunianya, menghapus sisa-sisa luka yang pernah ia simpan sendiri.🖤LS🖤Suasana ruang meeting terasa sedikit berbeda. Tristan, yang biasanya penuh semangat, terlihat kurang fokus. Hilya menyadari hal itu sejak awal rapat dimulai.Selesai rapat, saat ada kesempatan, Tristan akhirnya membuka suara."Kamu dan Bre, jadi bertunangan?"Hilya mengangguk pelan.Ekspresi Tristan berubah. Ada sesuatu dalam tatapan matanya yang sulit diartikan. Pria itu juga mengamati penampilan Hilya yang memakai hijab. "Sejak apan kamu merubah penampilan?""Beberapa hari ini, Pak."Tristan memperhatikan Hilya yang semakin anggun meski berpakaian tertutup. Apa Bre yang meminta Hilya untuk berhijab?"Jadi, kamu
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

109. Sore yang Menegangkan 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Sore yang Menegangkan Author's POV Momen kebersamaan itu terhenti ketika terdengar suara langkah kaki di teras."Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam," jawab semua yang ada di dalam ruangan seraya memandang ke sumber suara.Hilya kaget melihat suaminya tersenyum seraya melepaskan sepatunya. Pria itu tidak memberitahu kalau hendak pulang. Padahal kemarin sore baru kembali ke Malang.Sedangkan Arham mendongak dan memandang seorang pria berdiri di ambang pintu. Lelaki tinggi dengan sorot mata tajam tapi hangat, mengenakan kemeja warna navy yang membuatnya terlihat begitu gagah. Dia langsung ingat, pria itu yang pernah dilihatnya di kantor Global. Ketika menerima uluran tangan Bre, hati Arham merasa terusik. Nyeri menjalar di setiap aliran darahnya. Nalurinya berkata, pasti ada sesuatu antara pria itu dan Hilya.Bu Rida sendiri tampak juga bertanya-tanya, siapa yang datang. Apa mungkin saudaranya Hilya, tapi dia tidak pernah melihatnya sebelum ini. "Om," panggil
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

110. Sore yang Menegangkan 2

Bu Rida akhirnya bersuara, meskipun terdengar lemah. "Jadi setelah ini kalian akan tinggal di Malang?"Hilya mengangguk. "Iya, Bu. Kami akan tinggal di Malang."Seakan ada pisau yang menusuk langsung ke hati Arham. Itu berarti ia tidak hanya kehilangan Hilya, tetapi juga Rifky."Silakan datang menjenguk Rifky di Malang. Pintu rumah kami selalu terbuka untuk Mas Arham dan Ibu," ujar Bre dengan nada bersahabat. Dia tahu kalau harus bersikap bijaksana karena yang dinikahi adalah janda punya anak dan ayah kandung dari anak itu masih ada.Kata-kata itu meskipun terdengar ramah, justru semakin menghantam harga diri Arham. Ia menatap putranya yang masih duduk di dekat Bre dengan nyaman. Sesuatu dalam dirinya memberontak. Ia tidak rela.Mbak Asmi datang membawa kue di nampan. "Monggo dicicipi, Bu, Ham," ujar wanita itu mempersilakan biar suasana juga tidak terlalu tegang.Mereka berdua hanya mengangguk. Jangankan makan kue, untuk meneguk air saja tenggorokannya tak sanggup. Arham memutuskan u
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
PREV
1
...
910111213
...
21
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status