Home / Rumah Tangga / Usai Keputusan Cerai / 109. Sore yang Menegangkan 1

Share

109. Sore yang Menegangkan 1

last update Huling Na-update: 2025-03-17 14:42:34

USAI KEPUTUSAN CERAI

- Sore yang Menegangkan

Author's POV

Momen kebersamaan itu terhenti ketika terdengar suara langkah kaki di teras.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab semua yang ada di dalam ruangan seraya memandang ke sumber suara.

Hilya kaget melihat suaminya tersenyum seraya melepaskan sepatunya. Pria itu tidak memberitahu kalau hendak pulang. Padahal kemarin sore baru kembali ke Malang.

Sedangkan Arham mendongak dan memandang seorang pria berdiri di ambang pintu. Lelaki tinggi dengan sorot mata tajam tapi hangat, mengenakan kemeja warna navy yang membuatnya terlihat begitu gagah. Dia langsung ingat, pria itu yang pernah dilihatnya di kantor Global.

Ketika menerima uluran tangan Bre, hati Arham merasa terusik. Nyeri menjalar di setiap aliran darahnya. Nalurinya berkata, pasti ada sesuatu antara pria itu dan Hilya.

Bu Rida sendiri tampak juga bertanya-tanya, siapa yang datang. Apa mungkin saudaranya Hilya, tapi dia tidak pernah melihatnya sebelum ini.

"Om," panggil
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (15)
goodnovel comment avatar
Aminah Adjaa
nyiiiiiiiiiiiiimaaaak
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
mantab sekali bicara hiliya ,arham nungkik sakitnya
goodnovel comment avatar
PiMary
Gimana Ham?sudah cukup kan kejutan dari Hilta??
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Usai Keputusan Cerai   110. Sore yang Menegangkan 2

    Bu Rida akhirnya bersuara, meskipun terdengar lemah. "Jadi setelah ini kalian akan tinggal di Malang?"Hilya mengangguk. "Iya, Bu. Kami akan tinggal di Malang."Seakan ada pisau yang menusuk langsung ke hati Arham. Itu berarti ia tidak hanya kehilangan Hilya, tetapi juga Rifky."Silakan datang menjenguk Rifky di Malang. Pintu rumah kami selalu terbuka untuk Mas Arham dan Ibu," ujar Bre dengan nada bersahabat. Dia tahu kalau harus bersikap bijaksana karena yang dinikahi adalah janda punya anak dan ayah kandung dari anak itu masih ada.Kata-kata itu meskipun terdengar ramah, justru semakin menghantam harga diri Arham. Ia menatap putranya yang masih duduk di dekat Bre dengan nyaman. Sesuatu dalam dirinya memberontak. Ia tidak rela.Mbak Asmi datang membawa kue di nampan. "Monggo dicicipi, Bu, Ham," ujar wanita itu mempersilakan biar suasana juga tidak terlalu tegang.Mereka berdua hanya mengangguk. Jangankan makan kue, untuk meneguk air saja tenggorokannya tak sanggup. Arham memutuskan u

    Huling Na-update : 2025-03-17
  • Usai Keputusan Cerai   111. Sore yang Menegangkan 3

    Ia hanya seorang pria yang pernah mengkhianati wanita yang kini sudah dimiliki pria lain. Dengan kebahagiaan yang tak lagi bisa disentuh. Yang lebih menyakitkan lagi, ia melihat sendiri bagaimana Rifky sangat natural sudah begitu akrab dengan Bre.Sebenarnya sejak kapan mereka menjalin hubungan? Apakah sejak ia melihat pria itu di kantornya Tristan?Bu Rida bangkit dari duduknya dan kembali ke kamar. Kepalanya terasa makin berat dan tubuhnya terasa panas dingin.Sedangkan Arham masih membeku di tempat. Sekarang hanya bisa gigit jari karena Hilya sudah menjadi milik orang lain. Anaknya juga memiliki papa baru.Ia ingin marah, tapi apa haknya. Hilya bukan siapa-siapa baginya selain ibu dari anaknya. Lagipula kenyataannya, ia sendiri yang melepaskan wanita itu dulu demi perempuan lain. Dan sekarang penyesalan itu benar-benar menghancurkannya. Semua sudah tidak mungkin lagi ia miliki.Disaat Arham tidak bisa tidur semalaman, di tempat lain, Hilya menghabiskan malam dengan suaminya. Bre y

    Huling Na-update : 2025-03-17
  • Usai Keputusan Cerai   112. Ingin Punya Anak 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Ingin Punya AnakAuthor's POV Untuk beberapa saat Tristan memandang layar ponselnya. Ketika nada dering nyaris berhenti, baru dijawabnya. "Halo.""Mas, ini aku." Suara Aruna terdengar di seberang."Nomer siapa yang kamu pakai?" tanya Tristan seraya memijit pangkal hidungnya."Nomerku sendiri. Aku barusan ganti nomer. Yang lama nggak kupakai lagi.""Kenapa?""Nggak apa-apa. Udah dulu, Mas. Aku cuman mau ngasih tahu itu. Hati-hati kalau pulang." Panggilan disudahi. Tristan menurunkan tangan kemudian menyimpan kontak barunya Aruna. Kenapa tiba-tiba saja istrinya ganti nomer. Makin hari, banyak yang aneh dari Aruna. Istrinya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Kadang ikut sibuk membantu memasak ART mereka di dapur. Hal yang nyaris tidak pernah dilakukan oleh Aruna selama menikah.🖤LS🖤Tristan menghela napas panjang saat mobilnya memasuki halaman rumah. Matanya terasa berat setelah seharian berkutat dengan pekerjaan, tetapi ada sesuatu yang lebih m

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Usai Keputusan Cerai   113. Ingin Punya Anak 2

    Aruna menggeleng. "Nggak. Baru kemarin karena aku khawatir kalau yang jalan sama Hilya itu kamu."Untuk pertama kalinya, Aruna tidak menunjukkan kecemburuan yang berlebihan. Tidak ada kemarahan atau sindiran. Dia malah mengakui kalau Hilya memang perempuan baik-baik."Aku nggak tahu siapa pria yang bersama Hilya. Tapi Atika bilang kalau pria itu mengaku suaminya.""Pria yang bersama Hilya itu Bre. Mereka sudah menikah. Bulan depan resepsinya." Tristan menatap Aruna, mencoba membaca ekspresinya. Keheningan menyelimuti mereka beberapa saat sebelum Aruna kembali bicara. "Bre?" tanya Aruna untuk meyakinkan pendengarannya. Jadi Bre yang dilihat Atika di mall itu."Ya.""Mas Bre pria yang baik, Hilya memang beruntung."Tristan diam. Istrinya mungkin tidak tahu banyak tentang cerita masa lalunya Bre. Andai tahu pun, mungkin Aruna sudah tidak ingat lagi. Aruna ini bukan pengingat yang baik. Ya, dia memang tidak secerdas itu. Dan istrinya memang tipe sangat gampang dipengaruhi, dimanfaatkan o

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Usai Keputusan Cerai   114. Ingin Punya Anak 3

    "Rumah ini bukan gono-gini dalam pernikahan kita. Rumah ini bisa menjadi lebih megah karena Hilya juga. Kalau mobil itu, silakan kamu bawa." Selesai bicara, Arham melangkah cepat meninggalkan Atika. Tidak peduli dengan teriakan wanita itu.Sepemergian Arham, Atika mengamuk dan menangis meraung-raung. Sekali pun Arham sudah tahu kalau Hilya menikah dengan pria lain, tapi dia tetap ingin menceraikannya. Tidak. Atika tidak akan membiarkannya.Ia segera masuk kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Harus bertindak sebelum semuanya terlambat.🖤LS🖤"Ani, maaf kalau aku mengganggumu. Boleh aku bertanya?" Arham menjajari langkah Ani ke parkiran sore itu. Saat Arham ada urusan pekerjaan di Global.Sebenarnya dia tadi sudah bertemu dan meeting dengan Ika, tapi tidak berani bertanya."Ada apa?""Sudah berapa lama Hilya berhubungan dengan suaminya sebelum mereka menikah?""Tidak lama, Pak Arham," jawab Ika yang tiba-tiba muncul di antara mereka. Mengagetkan Arham dan Ani. Padahal laki-laki itu

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • Usai Keputusan Cerai   115. Perpisahan dan Resepsi 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Perpisahan dan Resepsi Author's POV Atika menatap layar ponselnya tanpa berkedip. Matanya berulang kali membaca nama yang tertera di halaman profil LinkedIn itu.Bre Surya Hutama.Tangannya bergetar saat ia menggulir halaman demi halaman, menyerap setiap informasi tentang pria itu. Dia CEO Hutama Jaya Malang. Lulusan S2 di universitas ternama Surabaya. Pewaris salah satu perusahaan besar di Surabaya.Tapi yang lebih menusuk hatinya bukan sekadar status atau sosok pria itu yang gagah dan tampan. Yang mengusiknya karena Bre adalah suami Hilya.Atika menelan ludah. Dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit di definisikan. Marah, iri, dan kecewa berkelindan menjadi satu.Dulu saat ia berhasil merebut Arham dari Hilya, ia merasa menang. Mengira dengan menguasai hati pria itu, ia telah menyingkirkan Hilya untuk selamanya. Tapi sekarang malah dia yang tersingkir. Hilya justru naik ke level yang tidak pernah bisa ia jangkau.Atika menyandarkan tubuhnya ke kursi,

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Usai Keputusan Cerai   116. Perpisahan dan Resepsi 2

    Tristan menatapnya dalam-dalam. "Kamu sudah di sini sejak awal. Aku melihat sendiri bagaimana kamu berkembang, bagaimana kamu menghadapi semua tantangan."Hilya terdiam sejenak. Ia juga merasakan hal yang sama. Global bukan sekadar kantor baginya. Ini tempat di mana ia tumbuh, belajar, dan berjuang. Namun ada pilihan yang harus ia pilih, tidak boleh tidak. "Global, Pak Tristan, Pak Fadlan, sangat berjasa dalam hidup saya. Terima kasih banyak." Hilya berkata dengan nada begitu tulus.Tristan menegakkan tubuhnya. "Baiklah. Besok siang aku akan mengadakan makan siang perpisahan untukmu."Hilya mengangguk pelan. "Terima kasih, Pak Tristan." Dadanya terasa sebak. Berat, tapi harus tetap dilakukan. Demi rumah tangga yang baru terbina.🖤LS🖤Restoran itu dipenuhi suasana akrab. Para staf Global datang. Ada yang tertawa, ada yang diam menahan haru. Ada beberapa yang bahagia secara diam-diam karena kepergian Hilya, ia sedang mengincar jabatan yang ditinggalkan wanita itu.Hilya duduk di sebe

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • Usai Keputusan Cerai   117. Perpisahan dan Resepsi 3

    Tatapan Arham kosong ke luar jendela kamar. Di atas meja di depannya, ada undangan resepsi pernikahan Hilya. Dadanya sesak. Bayangan Rifky juga memenuhi benak."Kalau menurutku Mas Arham datang saja bersama kami. Harus gentle dong, Mas. Masa gak kuat lihat mantan bahagia," sindir Yani tadi siang. Sebenarnya Arham pun tidak tahan tinggal di rumah sang mama. Tiap saat Yani menghakiminya. Walaupun dia sangat perhatian terhadap makan minum dan pakaiannya Arham. Suami Yani yang pengertian dan sering meredam jika wanita itu mengusik kakaknya.Arham menghela nafas panjang sambil menatap langit malam. Apa dia sanggup datang ke acara itu? Apa sanggup melihat mantan istrinya duduk bersanding bersama pria lain? Sementara beberapa waktu sebelum terkuak Hilya sudah menikah, Arham memiliki harapan yang demikian besar. Bisa kembali pada Hilya.🖤LS🖤Langit pagi sangat cerah. Lampu kristal menggantung megah di langit-langit ballroom hotel berbintang lima itu. Memancarkan kilauan indah yang memantul

    Huling Na-update : 2025-03-19

Pinakabagong kabanata

  • Usai Keputusan Cerai   213. Berlabuh 3

    Kisah mereka menjadi perbincangan hangat di antara para kerabat. Menjadi sebuah cerita yang sangat menarik untuk di ulas. Arham, Bre, Agatha jadi pusat perhatian. "Mana mantan istrinya Arham?" tanya keluarga Agatha yang penasaran sambil mencari-cari. Namun Hilya tidak ikut hari itu. Dia tinggal menghitung hari untuk melahirkan bayi perempuannya.Bre datang bersama dua anak, mamanya, dan Mak As. Mereka duduk di antara para kerabat pengantin. Rifky dan Rafka duduk anteng dalam pakaian koko putih, seragam dengan papanya. Mak As duduk di samping Bu Rika yang tampak berkaca-kaca melihat ke arah Agatha. Akhirnya mantan menantunya menikah juga. Dua wanita itu sangat dekat dulunya. Bu Rika menjadi saksi, Agatha mencintai Bre bertahun-tahun lamanya.Suasana hening saat acara akad nikah berlangsung. Dengan sekali lafaz, Arham sah menjadi suami Agatha.Selesai akad, suasana mencair. Hidangan disajikan. Semua bersantap dalam suasana kekeluargaan.Bu Wawan menghampiri Bre. Ia memeluk pria itu era

  • Usai Keputusan Cerai   212. Berlabuh 2

    Hilya tersenyum sambil mengangguk. "Kapan Mbak pulang dari Singapura?""Aku sudah kembali menetap di Surabaya sejak empat bulan yang lalu. Disuruh pulang sama mama karena beliau nggak ada yang menemani. Papaku meninggal sekitar tujuh bulan yang lalu." Cerita Agatha. Membuat Bre yang mendengarnya pun menoleh. "Innalilahi wa inna ilaihi raji'un," ucap Bre dan Hilya bersamaan."Jadi Pak Wawan sudah meninggal?" tanya Bre. Dia tidak tahu. Kakaknya juga tidak mengabari. Ia yakin Ferry pasti tahu hal itu."Iya.""Aku turut berduka cita, Tha."Agatha mengangguk.Kemudian mereka memasuki ruang tamu dan duduk di sofa. Anak-anak duduk sambil membuka oleh-oleh. Mereka selalu excited membongkar bingkisan."Pasti Mas Bre dan Hilya heran karena kami datang berdua ke mari." Arham membuka percakapan setelah beberapa saat duduk. Mak As keluar membawakan minum dan kue."Surprise sekali kalau Mas dan Agatha saling kenal," ujar Bre dengan sikap tenang.Arham menghela nafas panjang. Kemudian menceritakan

  • Usai Keputusan Cerai   211. Berlabuh 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Berlabuh Author's POV Dada Agatha berdebar kian hebat saat mobil keluar dari gerbang tol. Mereka sampai sebentar lagi. Ini menjadi babak baru dalam hidupnya. Lembaran baru yang kembali berkaitan dengan pria yang pernah menjadi segalanya."Kita sarapan dulu!" Arham menoleh pada Agatha."Hmm, iya."Mobil berbelok di sebuah rumah makan. Hawa dingin dan kabut pagi menyambut mereka saat turun dari kendaraan. Agatha menikmati suasana pagi yang begitu berkesan. Sejak dulu, impiannya memang tinggal di Malang. Apalagi setelah mendengar Bre pindah ke Malang, siapa tahu masih ada harapan mereka bersama. Terlebih hubungan mereka juga membaik meski hanya lewat media sosial.Namun kenyataan tak seperti harapan. Perjalanan panjang membawanya ke Malang untuk cerita yang berbeda. Agatha menarik napas dalam-dalam, memenuhi paru-parunya dengan udara segar. Hari ini dia menguji keberanian. Cerita nanti akan seperti apa."Masih jauh lagi rumah mereka, Mas?" tanya Agatha setelah

  • Usai Keputusan Cerai   210. Sang Mantan 6

    Sambil menunggu pesanan, mereka berbincang hal-hal ringan. Ngobrol tentang ini, itu, hingga merasa nyaman dan kembali enjoy. Tawa Agatha pun begitu lepas.Percakapan terhenti disaat azan Maghrib berkumandang. Mereka bergantian salat di mushola kafe. Lantas kembali duduk dan langsung memesan menu untuk makan malam.Suasana di antara mereka kian hangat. Dan Arham memanfaatkan situasi yang tepat ini untuk bicara hal serius. Kalau dirinya tidak memulai, Agatha tidak mungkin mengawali bicara. Sebab dia perempuan."Saya sudah cerita ke Mama. Tentang apa yang terjadi di antara saya, kamu, Bre, dan Hilya."Sambil menyesap jus jambu, Agatha memperhatikan Arham. "Mama awalnya kaget juga."Agatha menegakkan duduk dengan menumpukan kedua siku di atas meja. Penasaran bagaimana tanggapan Bu Rida. "Gimana reaksi beliau?""Mungkin ini takdir. Nggak ada yang tak mungkin di dunia ini. Justru Mama bilang, mungkin ini sudah menjadi garis nasib. Aku dan kamu bisa saling mengobati. Bisa menjalin silaturah

  • Usai Keputusan Cerai   209. Sang Mantan 5

    Bu Rida mengangkat cangkir teh di tangannya, ditiup sebentar lalu diseruput dengan pelan. Arham menunggu pendapat mamanya. Namun wanita itu masih diam menikmati tehnya. Usia dan pengalaman hidup, perjalanan rumit putranya, membuat Bu Rida sudah ahli mengendalikan gejolak diri. Dia ingin sehat di sisa usia, biar bisa melihat anak-anaknya bahagia. Makanya harus bisa mengontrol hati."Aku dan Agatha nggak pernah nyangka. Kami dekat, mulai cocok, saling memahami. Tapi saat tahu latar belakang masing-masing, rasanya aneh. Seperti dunia ini terlalu kecil dan sempit."Bu Rida tersenyum. "Dunia memang sempit, Ham. Tapi perasaan manusia luas sekali."Arham menatap mamanya. "Kalau aku serius dalam kedekatan kami, seperti kami bertukar pasangan. Aku mantan suami Hilya, dia mantan istrinya Bre.""Nak," ucap Bu Rida lembut. "Semua ini bukan kesengajaan. Kalian bertemu nggak sengaja di saat sudah sama-sama saling sendiri. Kamu dan Hilya sudah selesai. Agatha dan Bre pun sudah bercerai lebih dari se

  • Usai Keputusan Cerai   208. Sang Mantan 4

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Sang Mantan 2Author's POV Arham tercekat. Ini kejutan yang sungguh luar biasa baginya. Kebetulan macam apa ini. Hening. Mereka saling pandang dalam perasaan campur aduk yang sulit dijelaskan. Kenapa tidak sejak awal saja saling bercerita, biar terungkap semuanya. Ketika hati sama-sama bertaut dan ingin lebih dekat lagi, muncul kenyataan yang sangat luar biasa."Pernikahan kami hanya setahun saja. Dia pria yang baik." Agatha menarik napas panjang sambil membuang pandang ke luar lewat sekat kaca. "Kami terakhir bertemu tiga setengah tahun yang lalu. Disaat dia sudah menikah dan istrinya tengah hamil lima bulan. Rifky diajaknya saat itu."Agatha menarik napas panjang lalu melanjutkan bicara. "Makanya saya kaget melihat Rifky kemarin. Saya masih ingat betul wajahnya."Senyum getir terbit di bibir Arham. "Lucu cerita ini, Mbak.""Ya." Agatha pun ikut tersenyum. Sama-sama mengulas senyum yang terasa pahit. Setelah diam beberapa saat, Agatha kembali bicara tentang

  • Usai Keputusan Cerai   207. Sang Mantan 3

    "Aku tahu dari anaknya Arham. Aku masih ingat wajah anak itu yang dulu di gendong Bre saat kami ketemuan di sebuah rumah makan. Tiga setengah tahun yang lalu." Agatha mengeluarkan ponsel yang sejak tadi belum dikeluarkan dari dalam sakunya. Ia menunjukkan foto Rifky yang diambilnya di area tempat bermain."Ini anak tirinya Bre?" Bu Wawan memandang Agatha."Ya. Ganteng, kan?"Bu Wawan mengangguk. Kemudian meletakkan ponsel di atas meja. "Apa itu masalah buatmu?" tanyanya lembut pada Agatha."Aku kaget, Ma. Dikala aku siap membuka hati, harus menghadapi kenyataan seperti ini. Kalau ada jodoh antara aku dan Arham. Begitu lucunya kenyataan. Kami seolah bertukar pasangan.""Semua nggak disengaja dan ini bukan lelucon. Majulah terus, Nduk. Kalian bisa sama-sama berusaha untuk saling menyembuhkan dan membina masa depan. Apapun yang terjadi di masa lalu, kalian berhak juga mendapatkan kebahagiaan. Kalau Nak Arham memang serius, terima saja. Percayalah hati kalian akan sembuh seiring berjalann

  • Usai Keputusan Cerai   206. Sang Mantan 2

    Namun hari ini dia tahu satu kenyataan. Ternyata Arham mantan suaminya Hilya, istri Bre. Lalu bagaimana dia bisa bangkit dan melupakan semuanya kalau masih saling berkaitan begini."Dari sini Mas Arham langsung mengajak Rifky pulang ke rumah?""Aku mampir ke rumah mama dulu. Sorenya baru pulang ke rumah. Mbak Gatha, mau ikut?""Sore ini saya harus mengantarkan mama keluar, Mas. Lain kali saja.""Oke." Arham mengangguk.Mereka menemani Rifky bermain hingga satu jam kemudian. Lantas keluar mall dan berpisah di parkiran.Melihat sikap Agatha yang perhatian terhadap Rifky, Arham lega. Timbul harapan hubungan mereka akan ada peningkatan. Dia tidak mempermasalahkan usianya yang lebih muda dari Agatha. Apalagi sang mama juga menyukai wanita itu. Arham ingin mewujudkan keinginan mamanya untuk segera menikah. "Mama ingin melihatmu berumah tangga lagi, sebelum mama pergi. Lihat sekarang mama sakit-sakitan. Mama berharap kamu punya pasangan dan hidup bahagia. Toh hubunganmu dengan Hilya juga su

  • Usai Keputusan Cerai   205. Sang Mantan 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI- Sang MantanAuthor's POV "Rifky, salim dulu sama Tante Agatha." Rifky mengulurkan tangan kecilnya untuk menyalami wanita yang seketika itu menyondongkan tubuh padanya.Benar, tidak salah lagi. Dia anak tirinya Bre. Agatha masih ingat wajah tampannya. Untuk Rifky sendiri, tentu saja dia tidak ingat dengan Agatha. Saat bertemu kala itu baru berumur dua setengah tahun."Sudah sekolah?" tanya Agatha dengan wajah ramah."Sudah, Tante."Agatha mengusap lembut rambut Rifky. Kemudian ia berbincang dengan Arham. Namun belum membahas tentang apa yang ia ketahui. Setelah perkenalan di rest area saat itu, mereka berteman. Lumayan akrab setelah beberapa bulan kemudian. Sama-sama bekerja di bidang yang sama, jadi bertukar pengalaman. Apalagi sudah sepuluh tahun lebih Agatha meninggalkan Surabaya. Jadi dia belum begitu memahami banyaknya perubahan.Mereka sudah beberapa kali janjian makan siang di sela jam istirahat. Akan tetapi, Arham tidak banyak menceritakan tentang kehid

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status