Beranda / Rumah Tangga / Usai Keputusan Cerai / 113. Ingin Punya Anak 2

Share

113. Ingin Punya Anak 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-18 14:35:36

Aruna menggeleng. "Nggak. Baru kemarin karena aku khawatir kalau yang jalan sama Hilya itu kamu."

Untuk pertama kalinya, Aruna tidak menunjukkan kecemburuan yang berlebihan. Tidak ada kemarahan atau sindiran. Dia malah mengakui kalau Hilya memang perempuan baik-baik.

"Aku nggak tahu siapa pria yang bersama Hilya. Tapi Atika bilang kalau pria itu mengaku suaminya."

"Pria yang bersama Hilya itu Bre. Mereka sudah menikah. Bulan depan resepsinya." Tristan menatap Aruna, mencoba membaca ekspresinya.

Keheningan menyelimuti mereka beberapa saat sebelum Aruna kembali bicara. "Bre?" tanya Aruna untuk meyakinkan pendengarannya. Jadi Bre yang dilihat Atika di mall itu.

"Ya."

"Mas Bre pria yang baik, Hilya memang beruntung."

Tristan diam. Istrinya mungkin tidak tahu banyak tentang cerita masa lalunya Bre. Andai tahu pun, mungkin Aruna sudah tidak ingat lagi. Aruna ini bukan pengingat yang baik. Ya, dia memang tidak secerdas itu. Dan istrinya memang tipe sangat gampang dipengaruhi, dimanfaatkan o
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Aminah Adjaa
owowowowwwwwwwwwww nyiiiiiiiiiiiiimaaaak
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
psikopat atika,,kasiah dh loo arhaamm kotoran dipungut
goodnovel comment avatar
Ayu Cla
dasar ya atika ga tau malu memang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Usai Keputusan Cerai   114. Ingin Punya Anak 3

    "Rumah ini bukan gono-gini dalam pernikahan kita. Rumah ini bisa menjadi lebih megah karena Hilya juga. Kalau mobil itu, silakan kamu bawa." Selesai bicara, Arham melangkah cepat meninggalkan Atika. Tidak peduli dengan teriakan wanita itu.Sepemergian Arham, Atika mengamuk dan menangis meraung-raung. Sekali pun Arham sudah tahu kalau Hilya menikah dengan pria lain, tapi dia tetap ingin menceraikannya. Tidak. Atika tidak akan membiarkannya.Ia segera masuk kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Harus bertindak sebelum semuanya terlambat.🖤LS🖤"Ani, maaf kalau aku mengganggumu. Boleh aku bertanya?" Arham menjajari langkah Ani ke parkiran sore itu. Saat Arham ada urusan pekerjaan di Global.Sebenarnya dia tadi sudah bertemu dan meeting dengan Ika, tapi tidak berani bertanya."Ada apa?""Sudah berapa lama Hilya berhubungan dengan suaminya sebelum mereka menikah?""Tidak lama, Pak Arham," jawab Ika yang tiba-tiba muncul di antara mereka. Mengagetkan Arham dan Ani. Padahal laki-laki itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Usai Keputusan Cerai   115. Perpisahan dan Resepsi 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Perpisahan dan Resepsi Author's POV Atika menatap layar ponselnya tanpa berkedip. Matanya berulang kali membaca nama yang tertera di halaman profil LinkedIn itu.Bre Surya Hutama.Tangannya bergetar saat ia menggulir halaman demi halaman, menyerap setiap informasi tentang pria itu. Dia CEO Hutama Jaya Malang. Lulusan S2 di universitas ternama Surabaya. Pewaris salah satu perusahaan besar di Surabaya.Tapi yang lebih menusuk hatinya bukan sekadar status atau sosok pria itu yang gagah dan tampan. Yang mengusiknya karena Bre adalah suami Hilya.Atika menelan ludah. Dadanya bergemuruh dengan perasaan yang sulit di definisikan. Marah, iri, dan kecewa berkelindan menjadi satu.Dulu saat ia berhasil merebut Arham dari Hilya, ia merasa menang. Mengira dengan menguasai hati pria itu, ia telah menyingkirkan Hilya untuk selamanya. Tapi sekarang malah dia yang tersingkir. Hilya justru naik ke level yang tidak pernah bisa ia jangkau.Atika menyandarkan tubuhnya ke kursi,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Usai Keputusan Cerai   116. Perpisahan dan Resepsi 2

    Tristan menatapnya dalam-dalam. "Kamu sudah di sini sejak awal. Aku melihat sendiri bagaimana kamu berkembang, bagaimana kamu menghadapi semua tantangan."Hilya terdiam sejenak. Ia juga merasakan hal yang sama. Global bukan sekadar kantor baginya. Ini tempat di mana ia tumbuh, belajar, dan berjuang. Namun ada pilihan yang harus ia pilih, tidak boleh tidak. "Global, Pak Tristan, Pak Fadlan, sangat berjasa dalam hidup saya. Terima kasih banyak." Hilya berkata dengan nada begitu tulus.Tristan menegakkan tubuhnya. "Baiklah. Besok siang aku akan mengadakan makan siang perpisahan untukmu."Hilya mengangguk pelan. "Terima kasih, Pak Tristan." Dadanya terasa sebak. Berat, tapi harus tetap dilakukan. Demi rumah tangga yang baru terbina.🖤LS🖤Restoran itu dipenuhi suasana akrab. Para staf Global datang. Ada yang tertawa, ada yang diam menahan haru. Ada beberapa yang bahagia secara diam-diam karena kepergian Hilya, ia sedang mengincar jabatan yang ditinggalkan wanita itu.Hilya duduk di sebe

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Usai Keputusan Cerai   117. Perpisahan dan Resepsi 3

    Tatapan Arham kosong ke luar jendela kamar. Di atas meja di depannya, ada undangan resepsi pernikahan Hilya. Dadanya sesak. Bayangan Rifky juga memenuhi benak."Kalau menurutku Mas Arham datang saja bersama kami. Harus gentle dong, Mas. Masa gak kuat lihat mantan bahagia," sindir Yani tadi siang. Sebenarnya Arham pun tidak tahan tinggal di rumah sang mama. Tiap saat Yani menghakiminya. Walaupun dia sangat perhatian terhadap makan minum dan pakaiannya Arham. Suami Yani yang pengertian dan sering meredam jika wanita itu mengusik kakaknya.Arham menghela nafas panjang sambil menatap langit malam. Apa dia sanggup datang ke acara itu? Apa sanggup melihat mantan istrinya duduk bersanding bersama pria lain? Sementara beberapa waktu sebelum terkuak Hilya sudah menikah, Arham memiliki harapan yang demikian besar. Bisa kembali pada Hilya.🖤LS🖤Langit pagi sangat cerah. Lampu kristal menggantung megah di langit-langit ballroom hotel berbintang lima itu. Memancarkan kilauan indah yang memantul

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Usai Keputusan Cerai   118. Honeymoon 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI- HoneymoonAuthor's POV Tristan dengan senyum merekah memberikan ucapan selamat pada Bre dan Hilya. Meski sesak dalam dada, tapi inilah yang harus ia terima. Dirinya dan Hilya dalam tanda kutip 'mustahil' bisa bersama sebagai pasangan hidup. Sekarang berdamai dengan diri dan kenyataan dan ia harus melanjutkan rumah tangganya.Sedangkan Aruna juga menyalami pengantin. Kali ini senyumnya tulus untuk Hilya. Seolah dia terbebas dari ancaman karena Hilya sudah menikah. Suaminya pun tak kaleng-kaleng. Ia ingin meminta maaf, tapi bukan sekarang momennya.Pak Fadlan dan sang istri juga memberikan ucapan selamat."Sayang, kenalin. Ini namanya Daffa, teman mas waktu kuliah S1." Bre mengenalkan Daffa pada istrinya. Daffa menyapa Hilya sambil tersenyum. Memperhatikan perempuan yang membuat sahabatnya kembali bertekuk lutut."Ini dokter Rin. Istrinya Daffa," ujar Bre selanjutnya.Hilya dan Rinjani saling berbalas senyum. Dua anak mereka juga ikut menyalami."Daffa dan dokter

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Usai Keputusan Cerai   119. Honeymoon 2

    Pak Ardi diam. Wajahnya sulit ditebak. Hanya matanya yang menunjukkan rasa kaget yang bergejolak. Ia menarik napas berat, lalu bergumam lirih. "Jadi dia menikah dengan anaknya Hutama?""Papa, kenal Pak Hutama?" Lelaki itu mengangguk pelan. Siapa yang tidak kenal Hutama. Pebisnis sukses pada zamannya masih hidup. Dia bukan orang sembarangan. Perusahaannya sudah lama jadi pemain besar di Surabaya dan Pak Ardi tahu betul itu. Dikala dirinya masih merintis bisnis, Hutama Jaya telah berkembang pesat.Selama ini ia menganggap Hilya tidak lebih dari seorang perempuan rendah karena dianggap telah berani menggoda menantunya. Seorang perempuan tanpa nama, tanpa kuasa. Namun hari ini kenyataan menamparnya. Hilya menjadi istri seorang pria yang punya kuasa dan pewaris perusahaan ternama.Rasa panas yang dirasakan Pak Ardi merambat ke wajahnya.Sedangkan Tristan yang sejak tadi hanya diam, bangkit dari duduknya dan pamit keluar kamar bergabung dengan putrinya yang duduk di depan televisi."Zara a

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Usai Keputusan Cerai   120. Honeymoon 3

    Ketika Bre dan Hilya tengah menikmati percintaan mereka. Di kamar lain Mbak Asmi dan Bu Rika duduk di balkon, menikmati segelas teh hangat.Bu Rika menatap wanita muda di sampingnya. "Nak Asmi, kamu tidak pernah berpikir untuk menikah lagi? Hilya sudah kembali membuka hati."Mbak Asmi tersenyum kecil, menyesap tehnya sebelum menjawab. "Entahlah, Bu."Bu Rika menghela napas pelan. "Kamu masih muda dan cantik. Jangan memutuskan untuk sendiri. Yazid butuh figur seorang ayah."Mendengar itu Mbak Asmi terdiam sejenak. "Anak saya sudah besar, Bu. Saya khawatir dia tidak bisa akur dengan ayah sambungnya.""Kebahagiaan memang tidak selalu tentang memiliki pasangan. Tapi kalau ada seseorang yang baik, yang bisa menerima kalian berdua dengan baik, jangan menutup hati, Nak."Mbak Asmi mengangguk samar. Di saat merasa lelah, terkadang ada keinginan untuk menikah supaya ada yang bertanggungjawab pada dirinya dan Tazid. Namun ia pun khawatir kalau kembali dikhianati.Dua wanita itu akhirnya beranja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Usai Keputusan Cerai   121. Hasil Tes 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Hasil Tes Author's POV "Hilya." Nama Hilya pun dipanggilnya.Mbak Asmi dan Hilya saling pandang. Begitu juga dengan Bre. Ia menoleh pada istri, kakak iparnya, dan lelaki di belakang sana."Siapa, Mbak?" tanya Bre."Bukan siapa-siapa. Nggak usah dipedulikan, Bre," jawab Mbak Asmi lalu membimbing anaknya naik ke mobil. Laki-laki di belakang mengejar dengan langkah tuanya yang terlihat berat. Sedangkan wanita tua yang bersamanya tetap berdiri di tempat."Nak Asmi, Bapak itu menyusul kalian," kata Bu Rika yang sudah duduk di dalam mobil. Memperhatikan ke arah lobby. Mbak Asmi dan Hilya menoleh. Bre yang mengendong Rifky juga belum membuka pintu mobil.Laki-laki dengan wajah sendu itu mematung dengan jarak dua meter dari mereka. Belum sempat bicara, seorang wanita lebih muda berteriak sambil mendekat dengan nada agak geram. "Ayo, Pa. Ngapain sih? Telat nanti kita!"Mbak Asmi langsung masuk ke mobil diikuti oleh Hilya. Bre juga membuka pintu depan. Laki-laki tadi d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21

Bab terbaru

  • Usai Keputusan Cerai   213. Berlabuh 3

    Kisah mereka menjadi perbincangan hangat di antara para kerabat. Menjadi sebuah cerita yang sangat menarik untuk di ulas. Arham, Bre, Agatha jadi pusat perhatian. "Mana mantan istrinya Arham?" tanya keluarga Agatha yang penasaran sambil mencari-cari. Namun Hilya tidak ikut hari itu. Dia tinggal menghitung hari untuk melahirkan bayi perempuannya.Bre datang bersama dua anak, mamanya, dan Mak As. Mereka duduk di antara para kerabat pengantin. Rifky dan Rafka duduk anteng dalam pakaian koko putih, seragam dengan papanya. Mak As duduk di samping Bu Rika yang tampak berkaca-kaca melihat ke arah Agatha. Akhirnya mantan menantunya menikah juga. Dua wanita itu sangat dekat dulunya. Bu Rika menjadi saksi, Agatha mencintai Bre bertahun-tahun lamanya.Suasana hening saat acara akad nikah berlangsung. Dengan sekali lafaz, Arham sah menjadi suami Agatha.Selesai akad, suasana mencair. Hidangan disajikan. Semua bersantap dalam suasana kekeluargaan.Bu Wawan menghampiri Bre. Ia memeluk pria itu era

  • Usai Keputusan Cerai   212. Berlabuh 2

    Hilya tersenyum sambil mengangguk. "Kapan Mbak pulang dari Singapura?""Aku sudah kembali menetap di Surabaya sejak empat bulan yang lalu. Disuruh pulang sama mama karena beliau nggak ada yang menemani. Papaku meninggal sekitar tujuh bulan yang lalu." Cerita Agatha. Membuat Bre yang mendengarnya pun menoleh. "Innalilahi wa inna ilaihi raji'un," ucap Bre dan Hilya bersamaan."Jadi Pak Wawan sudah meninggal?" tanya Bre. Dia tidak tahu. Kakaknya juga tidak mengabari. Ia yakin Ferry pasti tahu hal itu."Iya.""Aku turut berduka cita, Tha."Agatha mengangguk.Kemudian mereka memasuki ruang tamu dan duduk di sofa. Anak-anak duduk sambil membuka oleh-oleh. Mereka selalu excited membongkar bingkisan."Pasti Mas Bre dan Hilya heran karena kami datang berdua ke mari." Arham membuka percakapan setelah beberapa saat duduk. Mak As keluar membawakan minum dan kue."Surprise sekali kalau Mas dan Agatha saling kenal," ujar Bre dengan sikap tenang.Arham menghela nafas panjang. Kemudian menceritakan

  • Usai Keputusan Cerai   211. Berlabuh 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Berlabuh Author's POV Dada Agatha berdebar kian hebat saat mobil keluar dari gerbang tol. Mereka sampai sebentar lagi. Ini menjadi babak baru dalam hidupnya. Lembaran baru yang kembali berkaitan dengan pria yang pernah menjadi segalanya."Kita sarapan dulu!" Arham menoleh pada Agatha."Hmm, iya."Mobil berbelok di sebuah rumah makan. Hawa dingin dan kabut pagi menyambut mereka saat turun dari kendaraan. Agatha menikmati suasana pagi yang begitu berkesan. Sejak dulu, impiannya memang tinggal di Malang. Apalagi setelah mendengar Bre pindah ke Malang, siapa tahu masih ada harapan mereka bersama. Terlebih hubungan mereka juga membaik meski hanya lewat media sosial.Namun kenyataan tak seperti harapan. Perjalanan panjang membawanya ke Malang untuk cerita yang berbeda. Agatha menarik napas dalam-dalam, memenuhi paru-parunya dengan udara segar. Hari ini dia menguji keberanian. Cerita nanti akan seperti apa."Masih jauh lagi rumah mereka, Mas?" tanya Agatha setelah

  • Usai Keputusan Cerai   210. Sang Mantan 6

    Sambil menunggu pesanan, mereka berbincang hal-hal ringan. Ngobrol tentang ini, itu, hingga merasa nyaman dan kembali enjoy. Tawa Agatha pun begitu lepas.Percakapan terhenti disaat azan Maghrib berkumandang. Mereka bergantian salat di mushola kafe. Lantas kembali duduk dan langsung memesan menu untuk makan malam.Suasana di antara mereka kian hangat. Dan Arham memanfaatkan situasi yang tepat ini untuk bicara hal serius. Kalau dirinya tidak memulai, Agatha tidak mungkin mengawali bicara. Sebab dia perempuan."Saya sudah cerita ke Mama. Tentang apa yang terjadi di antara saya, kamu, Bre, dan Hilya."Sambil menyesap jus jambu, Agatha memperhatikan Arham. "Mama awalnya kaget juga."Agatha menegakkan duduk dengan menumpukan kedua siku di atas meja. Penasaran bagaimana tanggapan Bu Rida. "Gimana reaksi beliau?""Mungkin ini takdir. Nggak ada yang tak mungkin di dunia ini. Justru Mama bilang, mungkin ini sudah menjadi garis nasib. Aku dan kamu bisa saling mengobati. Bisa menjalin silaturah

  • Usai Keputusan Cerai   209. Sang Mantan 5

    Bu Rida mengangkat cangkir teh di tangannya, ditiup sebentar lalu diseruput dengan pelan. Arham menunggu pendapat mamanya. Namun wanita itu masih diam menikmati tehnya. Usia dan pengalaman hidup, perjalanan rumit putranya, membuat Bu Rida sudah ahli mengendalikan gejolak diri. Dia ingin sehat di sisa usia, biar bisa melihat anak-anaknya bahagia. Makanya harus bisa mengontrol hati."Aku dan Agatha nggak pernah nyangka. Kami dekat, mulai cocok, saling memahami. Tapi saat tahu latar belakang masing-masing, rasanya aneh. Seperti dunia ini terlalu kecil dan sempit."Bu Rida tersenyum. "Dunia memang sempit, Ham. Tapi perasaan manusia luas sekali."Arham menatap mamanya. "Kalau aku serius dalam kedekatan kami, seperti kami bertukar pasangan. Aku mantan suami Hilya, dia mantan istrinya Bre.""Nak," ucap Bu Rida lembut. "Semua ini bukan kesengajaan. Kalian bertemu nggak sengaja di saat sudah sama-sama saling sendiri. Kamu dan Hilya sudah selesai. Agatha dan Bre pun sudah bercerai lebih dari se

  • Usai Keputusan Cerai   208. Sang Mantan 4

    USAI KEPUTUSAN CERAI - Sang Mantan 2Author's POV Arham tercekat. Ini kejutan yang sungguh luar biasa baginya. Kebetulan macam apa ini. Hening. Mereka saling pandang dalam perasaan campur aduk yang sulit dijelaskan. Kenapa tidak sejak awal saja saling bercerita, biar terungkap semuanya. Ketika hati sama-sama bertaut dan ingin lebih dekat lagi, muncul kenyataan yang sangat luar biasa."Pernikahan kami hanya setahun saja. Dia pria yang baik." Agatha menarik napas panjang sambil membuang pandang ke luar lewat sekat kaca. "Kami terakhir bertemu tiga setengah tahun yang lalu. Disaat dia sudah menikah dan istrinya tengah hamil lima bulan. Rifky diajaknya saat itu."Agatha menarik napas panjang lalu melanjutkan bicara. "Makanya saya kaget melihat Rifky kemarin. Saya masih ingat betul wajahnya."Senyum getir terbit di bibir Arham. "Lucu cerita ini, Mbak.""Ya." Agatha pun ikut tersenyum. Sama-sama mengulas senyum yang terasa pahit. Setelah diam beberapa saat, Agatha kembali bicara tentang

  • Usai Keputusan Cerai   207. Sang Mantan 3

    "Aku tahu dari anaknya Arham. Aku masih ingat wajah anak itu yang dulu di gendong Bre saat kami ketemuan di sebuah rumah makan. Tiga setengah tahun yang lalu." Agatha mengeluarkan ponsel yang sejak tadi belum dikeluarkan dari dalam sakunya. Ia menunjukkan foto Rifky yang diambilnya di area tempat bermain."Ini anak tirinya Bre?" Bu Wawan memandang Agatha."Ya. Ganteng, kan?"Bu Wawan mengangguk. Kemudian meletakkan ponsel di atas meja. "Apa itu masalah buatmu?" tanyanya lembut pada Agatha."Aku kaget, Ma. Dikala aku siap membuka hati, harus menghadapi kenyataan seperti ini. Kalau ada jodoh antara aku dan Arham. Begitu lucunya kenyataan. Kami seolah bertukar pasangan.""Semua nggak disengaja dan ini bukan lelucon. Majulah terus, Nduk. Kalian bisa sama-sama berusaha untuk saling menyembuhkan dan membina masa depan. Apapun yang terjadi di masa lalu, kalian berhak juga mendapatkan kebahagiaan. Kalau Nak Arham memang serius, terima saja. Percayalah hati kalian akan sembuh seiring berjalann

  • Usai Keputusan Cerai   206. Sang Mantan 2

    Namun hari ini dia tahu satu kenyataan. Ternyata Arham mantan suaminya Hilya, istri Bre. Lalu bagaimana dia bisa bangkit dan melupakan semuanya kalau masih saling berkaitan begini."Dari sini Mas Arham langsung mengajak Rifky pulang ke rumah?""Aku mampir ke rumah mama dulu. Sorenya baru pulang ke rumah. Mbak Gatha, mau ikut?""Sore ini saya harus mengantarkan mama keluar, Mas. Lain kali saja.""Oke." Arham mengangguk.Mereka menemani Rifky bermain hingga satu jam kemudian. Lantas keluar mall dan berpisah di parkiran.Melihat sikap Agatha yang perhatian terhadap Rifky, Arham lega. Timbul harapan hubungan mereka akan ada peningkatan. Dia tidak mempermasalahkan usianya yang lebih muda dari Agatha. Apalagi sang mama juga menyukai wanita itu. Arham ingin mewujudkan keinginan mamanya untuk segera menikah. "Mama ingin melihatmu berumah tangga lagi, sebelum mama pergi. Lihat sekarang mama sakit-sakitan. Mama berharap kamu punya pasangan dan hidup bahagia. Toh hubunganmu dengan Hilya juga su

  • Usai Keputusan Cerai   205. Sang Mantan 1

    USAI KEPUTUSAN CERAI- Sang MantanAuthor's POV "Rifky, salim dulu sama Tante Agatha." Rifky mengulurkan tangan kecilnya untuk menyalami wanita yang seketika itu menyondongkan tubuh padanya.Benar, tidak salah lagi. Dia anak tirinya Bre. Agatha masih ingat wajah tampannya. Untuk Rifky sendiri, tentu saja dia tidak ingat dengan Agatha. Saat bertemu kala itu baru berumur dua setengah tahun."Sudah sekolah?" tanya Agatha dengan wajah ramah."Sudah, Tante."Agatha mengusap lembut rambut Rifky. Kemudian ia berbincang dengan Arham. Namun belum membahas tentang apa yang ia ketahui. Setelah perkenalan di rest area saat itu, mereka berteman. Lumayan akrab setelah beberapa bulan kemudian. Sama-sama bekerja di bidang yang sama, jadi bertukar pengalaman. Apalagi sudah sepuluh tahun lebih Agatha meninggalkan Surabaya. Jadi dia belum begitu memahami banyaknya perubahan.Mereka sudah beberapa kali janjian makan siang di sela jam istirahat. Akan tetapi, Arham tidak banyak menceritakan tentang kehid

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status