/ Rumah Tangga / Usai Keputusan Cerai / 챕터 91 - 챕터 100

Usai Keputusan Cerai의 모든 챕터: 챕터 91 - 챕터 100

201 챕터

91. Malam Itu 1

USAI KEPUTUSAN CERAI - Malam ItuAuthor's POV "Ya, Pak. Ada apa?" Hilya menerima telepon sambil duduk di pinggir tempat tidur. Saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.10.Terdengar Tristan menarik napas dalam-dalam. "Kamu tahu, aku senang perjalanan ini membawaku ke sini bersamamu." Suara Tristan terdengar lebih pelan, lebih dalam dan penuh makna.Hilya menelan ludah. "Maksudnya?" Pura-pura tidak mengerti. Padahal dia sangat paham maksud ucapan bosnya."Aku merasa nyaman duduk ngobrol sama kamu membahas banyak hal. Aku sadar ini perasaan yang salah. Bahkan kedekatanku denganmu, bisa menimbulkan permasalahan untukmu dan untukku sendiri. Ke mana pun aku pergi, langkahku di awasi oleh mertuaku."Hilya diam dan mencerna apa yang dikatakan oleh bosnya. Dia paham dengan ucapan itu. Sebab sudah berulang kali juga, dia ditegur oleh mertua Tristan, juga dilabrak oleh istri bosnya. Tapi kenapa tiba-tiba Tristan membahas hal ini di malam yang sudah larut."Apa menurut Bapak, sekarang kit
last update최신 업데이트 : 2025-03-11
더 보기

92. Malam Itu 2

"Apa alasanmu menerima Bre?" Tristan kembali ke percakapan tadi. Enggan membahas masalah rumah tangganya."Yang pertama, karena Pak Bre single. Kedua dia baik dan tulus. Dia serius dan bisa mengambil hatinya Rifky.""Apa yang membuatmu yakin kalau Bre nggak ada wanita lain?"Hilya terhenyak. Ada nyeri menusuk ke dalam hati. Apa maksud Tristan berkata demikian?"Pak Bre sudah menceritakan semuanya. Juga tentang masa lalunya. Saya bisa menerima sebagaimana dia menerima masa lalu saya. Setiap orang yang gagal, pasti punya kisah pahit dalam hidupnya kan, Pak?""Ya," jawab Tristan pelan. Dan Hilya sendiri tidak ingin bertanya tentang Bre pada sahabatnya. Terlebih itu Tristan yang menyimpan perasaan padanya. Lebih baik mendengar cerita dari yang bersangkutan secara langsung. Hilya tidak ingin pikirannya kembali kalut setelah ia berusaha mati-matian untuk menerima Bre."Sudah ya, Pak Tristan. Selamat malam dan selamat beristirahat." Hilya menyudahi percakapan. Ketika hendak meletakkan ponse
last update최신 업데이트 : 2025-03-11
더 보기

93. Malam Itu 3

Tristan kembali mengirimkan pesan pada Hilya untuk yang kesekian kali, tapi tidak ada balasan. Di telepon juga tidak dijawab. Ia ingin mengajak wanita itu untuk sarapan. Akhirnya Tristan keluar dan mengetuk pintu kamarnya Hilya. Sepi juga. Tidak berapa lama kemudian, ada panggilan masuk dari Bre. Namun hanya diperhatikan saja tanpa dijawab. Setelah pengakuan sahabatnya itu tadi malam, dia belum ingin bertemu. Walaupun sebenarnya Bre belum tahu tentang perasaannya pada Hilya.Ketika kembali ke kamar, Bre menelpon lagi. "Halo.""Bro, kutunggu sarapan di bawah. Aku sudah bersama Hilya.""Oke. Sebentar lagi aku turun."Tristan menarik napas panjang. Dia tidak boleh sepengecut ini. Bagaimanapun juga dia tidak akan pernah bisa memiliki Hilya. Dan harusnya dia ikut senang kalau pada akhirnya Bre bisa kembali membuka hati.Sejak dulu tiap kali ada kesempatan untuk bertemu atau ngobrol di telepon, Tristan selalu menyemangatinya untuk kembali membuka hati. Meski hanya dijawab oleh senyum tipis
last update최신 업데이트 : 2025-03-11
더 보기

94. Lamaran 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Lamaran Author's POV "Aku pulang duluan, ya. Mau mampir dulu ke rumah papa. Kamu langsung pulang ke Malang, Bre?" kata Tristan setelah menghabiskan lemon tea-nya."Mungkin besok pagi aku baru kembali ke Malang.""Oke. Aku pulang dulu." Tristan menepuk bahu sahabatnya. "Yuk, Hilya!" "Ya, Pak."Tristan memandang Hilya sekilas, lantas melangkah meninggalkan mereka. Tinggal Bre dan Hilya yang masih duduk menghabiskan minum."Orang di sebelah ini mungkin mengenalmu. Dia bolak-balik memperhatikanmu.""Bukan," jawab Hilya sambil tersenyum samar tanpa menoleh. "Maaf, untuk tadi malam, Mas. Saya berbohong soal telepon dari Pak Tristan. Nggak ada maksud untuk curang atau main rahasia. Saya hanya nggak ingin jadi salah paham." Hilya mengganti pembahasan."Tapi justru itu menimbulkan salah paham, kan?" Bre berkata dengan nada yang tenang. Hilya yang merasa bersalah tersenyum. "Iya," jawabnya."Apa yang kalian bicarakan?"Hilya menceritakan secara detail. Bre diam mendeng
last update최신 업데이트 : 2025-03-12
더 보기

95. Lamaran 2

"Nggak usah, Mas. Oleh-oleh yang kita beli kemarin sudah cukup. Saya kangen banget sama Rifky.""Oke." Bre tersenyum memandang Hilya. Paham bagaimana perasaan seorang ibu. Sebab dia sendiri pun tidak bisa membendung rasa kangennya pada keponakannya. Atau mamanya yang tiba-tiba datang mengunjungi ke Malang kalau dirinya sibuk dan tidak bisa pulang ke Surabaya. Mobil berbelok di jalan menuju rumahnya Hilya. Toko Mbak Asmi buka saat itu dan ketika turun, Hilya mendengar tawa anaknya dari dalam toko. Duh, Hilya benar-benar tidak tahan ingin segera memeluknya."Kamu turun duluan. Biar barang-barang saya yang bawain," kata Bre sebelum mereka membuka pintu. Hilya sebenarnya tak enak hati dan hendak membantu, tapi munculnya Rifky di teras toko membuat Hilya berlari dan langsung memeluk putranya."Unda," teriak Rifky kegirangan. Pelukannya sangat erat di bahu bundanya. Hilya juga meraih Yazid yang menghampiri. Menciumi dua anak dalam pelukannya. "Yuk, salim dulu sama Om Bre."Rifky dan Yazid
last update최신 업데이트 : 2025-03-12
더 보기

96. Lamaran 3

Mereka menyalami para tetangga yang duduk di teras. Kemudian mengucapkan salam dan masuk ke dalam rumah. Disambut uluran tangan kerabat Hilya.Saat itu Hilya masih duduk di ruang tengah. Jemarinya menggenggam erat ujung kerudung yang dipakai. Degup jantungnya begitu cepat. Rasa haru dan ketidakpercayaan berputar di dadanya. Ia bukan siapa-siapa. Seorang wanita biasa dengan masa lalu yang kelam. Kini benar-benar dilamar oleh lelaki berasal dari keluarga terpandang."Hilya, duduk sini, Nak," suara lembut Budhe Par memanggilnya.Dengan langkah perlahan, Hilya masuk ke ruang tamu. Suasana menjadi lebih mendebarkan disaat tatapan Bre dan Hilya bertemu sekejap. Ada kebahagiaan dan ketulusan di tatapan pria itu.Hilya kemudian duduk diapit budhe dan Mbak Asmi yang memangku Rifky.Beberapa tetangga sibuk menyuguhkan hidangan. Sementara putra sulung Budhe Par mengambil posisi di dekat ibunya. Siap menjadi wakil keluarga dalam pembicaraan penting ini.Setelah perkenalan singkat, Pak Rinto membu
last update최신 업데이트 : 2025-03-12
더 보기

97. Setelah Sah 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Setelah SahAuthor's POV Hilya belum menjawab perkataan kakaknya. Dia saja masih mencerna, seperti mimpi sepagi ini dia sudah menjadi istri seorang Bre Surya Hutama. Padahal rencana awal hanya sekedar lamaran. Namun pendapat spontan yang mendapatkan banyak dukungan, membuat Hilya tak ada bantahan selain mengiyakan.Suasana rumah masih dipenuhi kehangatan setelah prosesi ijab qabul. Para tamu mulai berpamitan satu per satu setelah selesai menikmati hidangan, meninggalkan Hilya yang kini resmi menjadi istri Bre. Namun, bagi wanita itu, semuanya masih terasa seperti mimpi."Rifky, sini!" Bre memanggil Rifky yang sejak tadi menempel terus pada budhenya.Bocah lelaki yang biasanya langsung menghampiri kalau dipanggil Bre, kini masih diam. Dia tampaknya bingung karena banyak orang di rumahnya yang biasa sepi.Matanya yang bening, memperhatikan satu per satu orang-orang yang hadir di sana."Ayo, Nak. Dia sudah jadi papamu." Salah seorang kerabat Bre yang bicara. Rifk
last update최신 업데이트 : 2025-03-13
더 보기

98. Setelah Sah 2

Budhe Par dan putra sulungnya berbincang dengan Bre, sedangkan Hilya ke belakang untuk berganti baju dan membantu kakak serta sepupunya mengemas sisa acara. Ada dua tetangga yang masih membantu mereka untuk beberes."Hilya, kalau kalian ingin keluar. Keluar saja. Jangan khawatirkan Rifky. Mbak bisa urus semuanya," ujar Mbak Asmi lagi disaat mereka menata piring bersih di rak dapur."Kami bisa menundanya. Besok aku juga harus bekerja.""Jangan menghalangi apa yang seharusnya terjadi. Kalian sudah suami istri, wajar menghabiskan malam bersama." Mbak Asmi begitu bijaksana menyikapi situasi. Tak ada rasa iri atau apapun atas kebahagiaan adiknya. Justru dia sangat bersyukur Hilya akhirnya menemukan pendamping hidup yang jauh lebih baik dari mantan suaminya. Sebab Bre pun tidak hanya perhatian pada Rifky, tapi juga pada Yazid.Badai kehidupan membuat Mbak Asmi begitu legowo menerima takdir. "Ikutlah suamimu, nggak mungkin kan kalau kalian akan melakukannya di sini. Pasti Bre akan mengajakm
last update최신 업데이트 : 2025-03-13
더 보기

99. Setelah Sah 3

"MasyaAllah, kalian dah ijab qobul. Kenapa kemarin nggak langsung ngasih tahu kami. Kamu bilang resepsi bulan depan, aku pikir ya nikahannya juga bulan depan," komplen Ika."Ya ampun, Hilya. Ini beneran?" Ani menimpali, nyaris tidak percaya.Hilya hanya tersenyum sambil mengangguk."Selamat kalau gitu. Dah jadi istri bos kamu sekarang." Ani memeluk sahabatnya. Begitu juga dengan Ika. "Jangan kasih tahu siapapun dulu, ya. Nanti saja nunggu undangan.""Pak Tristan tahu?" tanya Ani."Belum. Pagi tadi dia berangkat ke Jakarta, pulang hari Selasa," jawab Hilya."Apa sudah sembuh? Bos belum ngantor sejak kalian pulang dari Semarang. Malah sekarang kamu bilang pergi ke Jakarta.""Iya. Tadi dia ngirim email gitu.""Ssttt, gimana malam pertama kalian?" tanya Ika sok banget ingin tahu. Mereka bebas bicara karena berada di ruangan Hilya yang tertutup."Kenapa kalian ingin tahu banget. Kalian juga punya suami, kan?""Astaga, Hilya. Bre itu duda sepuluh tahun lebih. Pasti dia udah nggak sabar ban
last update최신 업데이트 : 2025-03-13
더 보기

100. Malam Milik BSH 1

USAI KEPUTUSAN CERAI- Malam Milik BSHAuthor's POV Pintu kamar terbuka perlahan. Wangi maskulin segera menyeruak. Hilya melangkah masuk dengan sedikit ragu. Kamar ini luas, berkesan elegan. Sebuah ranjang king size berdiri megah di tengah ruangan, diselimuti seprai putih bersih dan sarung bantal warna abu-abu cerah dengan kombinasi garis-garis putih. Di sisi lain ada sofa panjang warna abu-abu pekat. Di dinding tergantung lukisan abstrak dengan warna-warna lembut yang selaras dengan suasana ruangan.Bre meletakkan koper kecil milik Hilya di atas sofa, lalu berjalan ke arah kaca besar yang tertutup gorden tebal. Dengan satu gerakan, ia menyingkap tirai itu dan memperlihatkan pintu kaca yang menghubungkan kamar dengan balkon.Hilya tertegun.Di balik kaca, pemandangan kota Malang terbentang luas. Kerlap-kerlip lampu kota terlihat seperti lautan bintang yang tersebar di kaki langit. Hawa sejuk khas pegunungan menyelinap masuk dari celah slide door yang tidak tertutup rapat, membawa ha
last update최신 업데이트 : 2025-03-14
더 보기
이전
1
...
89101112
...
21
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status