Pagi itu, suasana rumah terasa lebih hening dari biasanya. Nabila masih sibuk menikmati sarapannya, sesekali mencuri pandang ke arah Govan yang duduk di depannya, membaca koran dengan serius. Seolah kejadian semalam tak pernah terjadi, pamannya terlihat begitu tenang dan fokus pada bacaan di tangannya. Namun, Nabila tidak bisa menutupi kegugupannya. Sejak bangun tidur, pikirannya masih dipenuhi bayangan mimpi aneh itu, mimpi di mana Govan begitu dekat, hampir mencium bibirnya. Ia menggigit bibirnya, berusaha mengalihkan pikiran. Tidak boleh! Dia tidak boleh memikirkan itu lagi! Setelah beberapa saat, Govan akhirnya melipat korannya dan meletakkannya di meja. Ia menyesap kopi terakhirnya sebelum bangkit dari kursi. “Om pergi ke kantor dulu,” katanya sambil merapikan dasinya. “Hati-hati, Om.” Nabila mengangguk pelan. Govan menatapn
Terakhir Diperbarui : 2025-03-10 Baca selengkapnya