Langit mulai menggelap, menyisakan semburat oranye keemasan di ufuk barat. Cahaya senja menembus jendela besar penthouse, memantulkan siluet Alya yang berdiri di dapur terbuka. Tangannya cekatan menyiapkan teh chamomile dan semangkuk sup ayam ginseng, sementara matanya terus melirik ke arah ruang tengah- tempat Raditya duduk bersandar di sofa, selimut tipis menutupi kakinya.Luka fisiknya mungkin tidak separah trauma psikis yang ia bawa pulang dari Jepang. Tapi Alya tahu, proses pemulihan Raditya tak bisa hanya mengandalkan waktu. Ia butuh kehangatan, pengertian, dan cinta yang konsisten. Dan itulah yang Alya berikan, sepenuh hati.“Aku bawa makan malam ringan dulu, ya,” ujarnya lembut sambil meletakkan nampan di meja kecil di sebelah suaminya.Raditya menoleh pelan, senyum tipis terbentuk di wajahnya. “Kamu bikin semua ini sendiri?”Alya mengangguk sambil menyuapi Raditya dengan sendok pertama. “Aku tahu kamu belum kuat makan berat. Tapi kamu butuh tenaga juga, Sayang.”Raditya mengu
Terakhir Diperbarui : 2025-04-14 Baca selengkapnya