All Chapters of CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU: Chapter 111 - Chapter 117

117 Chapters

BAB 111 Anak Adopsi

Raditya segera bangkit dari tempat tidur, mengambil jas yang tergantung di kursi, dan mengenakan jam tangannya. Alya menggeliat pelan, matanya masih setengah tertutup saat melihat Raditya yang tampak tergesa-gesa."Radit? Ada apa?" tanyanya dengan suara serak.Raditya menoleh, mendekatinya, dan mengecup keningnya lembut. "Bunda menelepon. Ada masalah di mansion. Aku harus segera ke sana."Alya langsung terjaga. "Masalah apa? Bukankah kita memang berencana ke sana pagi ini?"Raditya menghela napas. "Aku juga tidak tahu detailnya, tapi Bunda terdengar panik. Aku akan berangkat dulu. Kamu menyusul setelah siap, ya?"Alya menggeleng. "Tidak. Aku ikut sekarang. Biarkan aku bersiap dalam lima menit."Raditya tersenyum kecil. "Baiklah, tapi jangan buru-buru sampai terluka. Aku akan menunggu di mobil."Lima belas menit kemudian, mobil mereka meluncur dengan kecepatan lebih tinggi dari biasanya. Alya bisa merasakan ketegangan di wajah Raditya, jemarinya yang menggenggam setir tampak lebih erat
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

BAB 112 Melacak Keberadaan Raka

Raditya terus menatap layar komputer dengan rahang mengeras. Jari-jarinya kembali menari di atas keyboard, berusaha menelusuri lebih dalam jejak digital yang ditinggalkan oleh peretas misterius itu. Napasnya mulai berat, dadanya dipenuhi ketegangan."Aku hampir menemukannya..." gumam Raditya, nada suaranya terdengar tajam dan penuh fokus.Alya, yang berdiri di sampingnya, memperhatikan layar dengan cemas. Ia bisa merasakan energi yang berbeda dari suaminya- tegang, penuh amarah, dan dihantui kekhawatiran yang dalam. "Kamu bisa melacak lokasinya?" tanyanya dengan hati-hati.Raditya mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Iya. Dia menggunakan beberapa VPN untuk menyembunyikan lokasi aslinya, tapi ada celah kecil di sini..." Jemarinya mengetik lebih cepat, seolah-olah hidupnya bergantung pada ini. "Dapat!" serunya tiba-tiba, nada suaranya campuran antara kemenangan dan kekhawatiran.Semua mata tertuju pada layar. Di sana terpampang koordinat yang menunjukkan sebuah lokasi di
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

BAB 113 Siapa Raka Sebenarnya?

Malam semakin larut, namun mata Raditya masih terpaku pada layar. Setelah diskusinya dengan ayah dan bundanya, Raditya nampak belum merasa lega dan ingin terus menyelidikinya. Alya duduk di sampingnya, sesekali menatap suaminya dengan gelisah."Radit, kamu butuh istirahat," ucap Alya lembut. "Sejak tadi kamu belum berhenti mengetik."Raditya menggeleng, matanya masih menatap kode-kode di layar. "Aku nggak bisa tenang sebelum tahu siapa yang benar-benar ada di balik ini semua."Alya menyentuh bahunya. "Kita tidak perlu berangkat ke Jepang lagi, kemarin kita telah kembali dari Jepang, kita juga masih lelah. Disana ada Kakek Bakhtiar dan Bunda Clarissa juga orang kepercayaan keluarga Wiranagara yang bisa kita percaya untuk melakukan pencarian dan penyelidikan. Sekarang giliran kita percaya sama mereka," ujar Alya.Raditya menghela napas panjang. "Aku percaya. Tapi... entah kenapa aku merasa ini lebih dalam dari yang terlihat. Seolah ada sesuatu yang ingin disembunyikan, bahkan dari kita.
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB 114 Berhasil Menemui Raka

Keesokan harinya, pagi datang dengan udara yang lebih dingin dari biasanya. Raditya terbangun lebih awal, meskipun semalam ia tidur hanya beberapa jam. Pikiran-pikiran tentang Raka, adiknya yang hilang, terus menghantui. Wajah di foto yang dikirim Bunda Clarissa masih terbayang jelas di benaknya. Ada ketegangan di setiap detik yang berlalu, seolah-olah dunia menunggu sesuatu yang besar akan terjadi. Alya terbangun tak lama setelahnya. Ia menyentuh bahu Raditya, memberikan dukungan tanpa kata-kata. Mereka saling pandang, dan meskipun tidak mengatakan apa-apa, Raditya tahu bahwa ia tidak sendirian dalam perjalanan ini. Alya akan selalu ada di sampingnya, apapun yang terjadi. "Radit, aku tahu ini berat," kata Alya lembut, "Tapi kita harus tetap hati-hati. Jangan terburu-buru." Raditya mengangguk. "Aku tahu, Sayang. Aku hanya ingin menemukan dia, memahami kenapa semuanya bisa terjadi seperti ini." Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Bunda Clarissa masuk. “Rei dan Ha
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

BAB 115 Luka yang Tak Pernah Sembuh

Raka menunduk sesaat, tangannya mengepal di atas meja. Wajahnya yang semula dingin mulai menunjukkan retakan emosi. Air matanya tertahan di pelupuk mata, tapi ia terlalu lama membiasakan diri untuk tidak menangis."Selama ini... aku hidup dalam bayang-bayang. Dalam kebencian. Dalam kebingungan yang tak pernah terjawab," ucapnya lirih. Suaranya bergetar, tapi ada keteguhan yang tetap bertahan di sana.Ruangan tempat mereka duduk seolah menahan napas. Lampu gantung di atas meja memancarkan cahaya kuning redup, menciptakan bayangan yang bergerak pelan di dinding. Udara di dalam ruangan terasa berat, seperti dihimpit oleh sejarah yang tak selesai.Kakek Bakhtiar melirik Bunda Clarissa, lalu mengangguk pelan. Ia tahu, saat ini adalah momen yang paling rapuh- saat di mana kebenaran bisa keluar, atau semuanya kembali tertutup."Apa yang terjadi padamu, Raka?" tanya Kakek Bakhtiar pelan, nyaris seperti bisikan yang hanya bisa didengar oleh hati.Raka mengangkat wajahnya, menatap kamera yang m
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

BAB 116 Ruang Bawah Tanah yang Terlupakan

Langit Jepang saat itu mendung, dan salju turun perlahan di halaman belakang kediaman keluarga Bakhtiar. Di dalam ruang studi bergaya tradisional, Kakek Bakhtiar berdiri di depan jendela sambil memandangi pegunungan berselimut putih.“Waktunya kalian menuju ke Nusant, kalian harus membantu cucuku Alya dan Raditya,” ucapnya tenang tapi tegas, tanpa menoleh.Rei dan Haruto yang duduk di hadapannya saling berpandangan. “Apakah ini terkait Raka?” tanya Haruto.“Bukan hanya itu,” jawab Kakek Bakhtiar, suaranya berat. “Raditya dan Alya akan membuka kembali ruang bawah tanah PT. NW Tech. Aku percaya hanya kalian berdua yang cukup cakap dan bisa dipercaya untuk membantu mereka menelusuri kebenaran.”Rei mengangguk mantap. “Baik, Tuan. Kami akan segera bersiap.”“Dan ingat,” lanjut Kakek Bakhtiar sambil menyerahkan amplop berisi akses kode tua PT. NW Tech yang telah ia dapatkan atas petunjuk dari Raka, “jangan hanya cari jawaban. Lindungi mereka. Dunia yang kalian masuki bukan lagi dunia yang
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

BAB 117 Bayangan di Perbatasan Digital

Angin dingin menerpa wajah mereka saat melintasi padang beku menuju Zona Hitam di utara Jepang- wilayah yang pernah menjadi pusat eksperimen cyber-biologis rahasia di era terakhir Project Helix. Sinyal dari tablet Rei semakin melemah, tapi garis tipis di peta masih mengarah pada satu titik: markas tersembunyi yang konon telah dikunci oleh pemerintah Jepang selama lebih dari satu dekade."Menurut catatan lama, tempat ini dulu laboratorium off-grid milik sektor militer. Tapi kemudian diambil alih oleh pihak swasta… tanpa ada data siapa yang benar-benar mengelolanya," jelas Rei sambil memperbesar peta. Nada suaranya tenang, tapi matanya menyimpan kekhawatiran.Raditya memandang gelap ke depan. Rahangnya mengeras. “Kalau Raka sembunyi di sana, dia pasti tahu kita akan mencarinya. Ini bukan jebakan biasa- ini pesan.”Alya melangkah di sampingnya, matanya tajam menembus kabut malam. Ada ketegangan di wajahnya yang tak bisa disembunyikan. “Atau... peringatan. Raka tak pernah melakukan sesuat
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status