Beranda / Romansa / CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU / BAB 115 Luka yang Tak Pernah Sembuh

Share

BAB 115 Luka yang Tak Pernah Sembuh

Penulis: NK Ummu Dhila
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-07 21:45:42

Raka menunduk sesaat, tangannya mengepal di atas meja. Wajahnya yang semula dingin mulai menunjukkan retakan emosi. Air matanya tertahan di pelupuk mata, tapi ia terlalu lama membiasakan diri untuk tidak menangis.

"Selama ini... aku hidup dalam bayang-bayang. Dalam kebencian. Dalam kebingungan yang tak pernah terjawab," ucapnya lirih. Suaranya bergetar, tapi ada keteguhan yang tetap bertahan di sana.

Ruangan tempat mereka duduk seolah menahan napas. Lampu gantung di atas meja memancarkan cahaya kuning redup, menciptakan bayangan yang bergerak pelan di dinding. Udara di dalam ruangan terasa berat, seperti dihimpit oleh sejarah yang tak selesai.

Kakek Bakhtiar melirik Bunda Clarissa, lalu mengangguk pelan. Ia tahu, saat ini adalah momen yang paling rapuh- saat di mana kebenaran bisa keluar, atau semuanya kembali tertutup.

"Apa yang terjadi padamu, Raka?" tanya Kakek Bakhtiar pelan, nyaris seperti bisikan yang hanya bisa didengar oleh hati.

Raka mengangkat wajahnya, menatap kamera yang m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 116 Ruang Bawah Tanah yang Terlupakan

    Langit Jepang saat itu mendung, dan salju turun perlahan di halaman belakang kediaman keluarga Bakhtiar. Di dalam ruang studi bergaya tradisional, Kakek Bakhtiar berdiri di depan jendela sambil memandangi pegunungan berselimut putih.“Waktunya kalian menuju ke Nusant, kalian harus membantu cucuku Alya dan Raditya,” ucapnya tenang tapi tegas, tanpa menoleh.Rei dan Haruto yang duduk di hadapannya saling berpandangan. “Apakah ini terkait Raka?” tanya Haruto.“Bukan hanya itu,” jawab Kakek Bakhtiar, suaranya berat. “Raditya dan Alya akan membuka kembali ruang bawah tanah PT. NW Tech. Aku percaya hanya kalian berdua yang cukup cakap dan bisa dipercaya untuk membantu mereka menelusuri kebenaran.”Rei mengangguk mantap. “Baik, Tuan. Kami akan segera bersiap.”“Dan ingat,” lanjut Kakek Bakhtiar sambil menyerahkan amplop berisi akses kode tua PT. NW Tech yang telah ia dapatkan atas petunjuk dari Raka, “jangan hanya cari jawaban. Lindungi mereka. Dunia yang kalian masuki bukan lagi dunia yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 117 Bayangan di Perbatasan Digital

    Angin dingin menerpa wajah mereka saat melintasi padang beku menuju Zona Hitam di utara Jepang- wilayah yang pernah menjadi pusat eksperimen cyber-biologis rahasia di era terakhir Project Helix. Sinyal dari tablet Rei semakin melemah, tapi garis tipis di peta masih mengarah pada satu titik: markas tersembunyi yang konon telah dikunci oleh pemerintah Jepang selama lebih dari satu dekade."Menurut catatan lama, tempat ini dulu laboratorium off-grid milik sektor militer. Tapi kemudian diambil alih oleh pihak swasta… tanpa ada data siapa yang benar-benar mengelolanya," jelas Rei sambil memperbesar peta. Nada suaranya tenang, tapi matanya menyimpan kekhawatiran.Raditya memandang gelap ke depan. Rahangnya mengeras. “Kalau Raka sembunyi di sana, dia pasti tahu kita akan mencarinya. Ini bukan jebakan biasa- ini pesan.”Alya melangkah di sampingnya, matanya tajam menembus kabut malam. Ada ketegangan di wajahnya yang tak bisa disembunyikan. “Atau... peringatan. Raka tak pernah melakukan sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 118 Kebangkitan Raditya

    Tubuh Raditya menggigil hebat. Cahaya biru dari matanya berkedip tak menentu, seperti dua dunia sedang bertarung dalam dirinya- kesadarannya sendiri dan entitas digital milik Arya Wiguna yang tengah berusaha mengambil alih kendali.Alya masih memeluk tubuh Raditya, tubuhnya bergetar ketakutan. Ia menatap wajah pria yang dicintainya itu, berharap masih ada jejak Raditya di balik ekspresi kosongnya. Suaranya lirih namun tegas, seperti tali tipis yang mengikatnya ke dunia nyata. “Kamu masih kamu, Radit. Jangan biarkan mereka menghapus siapa kamu sebenarnya,” pinta Alya.Di sampingnya, Rei mengetik cepat di terminal cadangan, matanya fokus namun berkeringat. Setiap perintah yang ia masukkan ditolak oleh sistem. “Sial... sistem ini hidup! Dia bukan cuma AI biasa. Ini sesuatu yang adaptif dan berevolusi. Seperti... seperti dia membaca pikiranku,” ujar Rei panik.Haruto yang sibuk menelusuri jalur kabel tua, tiba-tiba berteriak. “Aku temuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 119 Kembali ke Nusant

    Seminggu telah berlalu sejak pertempuran itu. Raditya masih berada di rumah sakit yang terletak di kawasan pegunungan Iwate, Jepang- tempat yang jauh dari keramaian, dikelilingi hutan pinus dan ketenangan alam. Rumah sakit itu kecil, hampir tersembunyi, namun memiliki teknologi medis paling mutakhir, khusus digunakan untuk kasus neuro-digital seperti yang dialami Raditya.Alya duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Raditya yang hangat. Wajah pria itu kini jauh lebih segar meski masih tampak bekas-bekas trauma. Cahaya biru di matanya sudah tak ada lagi- digantikan sorot teduh yang mengingatkannya pada hari pertama mereka bertemu di depan kompleks perumahan Darel, dengan insiden perebutan taksi dan koper yang tertukar, hingga tumbuhlah benih- benih cinta diantara mereka berdua.“Kamu yakin sudah kuat?” tanya Alya pelan, jemarinya menyapu rambut Raditya yang sedikit lebih panjang karena berminggu-minggu tak tersentuh gunting.Raditya mengangguk pelan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 12O Luka yang Terucap

    Pagi di Nusant datang dengan lembut. Matahari belum terlalu tinggi ketika pintu lift penthouse terbuka, memperlihatkan sosok anggun Bunda Liliana yang mengenakan setelan bernuansa krem lembut, di sampingnya Ayah Darian- berdiri tegap namun teduh, sosok ayah tiri yang selama ini menjadi penopang diam-diam dalam hidup Raditya.Alya sudah menunggu di depan pintu, mengenakan tunik putih bersih dan celana longgar, menyambut mereka dengan senyum tulus. “Bunda, Yah… selamat datang,” ucapnya sambil memeluk satu per satu. Liliana membalas pelukan itu dengan hangat, dan Darian menepuk punggung menantunya dengan bangga.“Bagaimana kondisi Radit pagi ini?” tanya Liliana pelan setelah mereka duduk di ruang tamu.“Jauh lebih baik, Bun. Masih harus banyak istirahat, tapi secara mental sudah mulai stabil. Luka di bahunya juga mulai mengering,” jawab Alya sambil menuangkan teh melati ke dalam cangkir porselen. Aroma hangat langsung mengisi udara.Mereka belum sempat berbicara lebih jauh saat Raditya m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 121 Terasa Seperti Rumah

    Setelah sarapan, Liliana duduk di kursi teras sambil memandang taman vertikal yang menghiasi dinding balkon. Daun-daun hijau lembut bergoyang pelan tertiup angin. Di sampingnya, Darian dan Alya berbincang ringan soal sistem keamanan digital baru yang sedang dirancang oleh tim Raditya. Namun Liliana hanya terdiam.Raditya menyadari itu. Ia berjalan pelan, lalu duduk di kursi rotan tepat di samping ibunya.“Bunda masih syok, ya?” tanyanya pelan.Liliana mengangguk, lalu tersenyum tipis. “Ibu mana pun akan syok kalau tahu anaknya nyaris jadi mesin hidup yang dikendalikan suara-suara hantu digital.”Raditya tertawa kecil, tapi sorot matanya tetap lembut. “Aku di sini sekarang, Bun. Bersama Alya, bersama semuanya. Kita selamat.”Liliana menghela napas dalam-dalam. “Kamu tahu… dulu Bunda sangat takut waktu kamu memutuskan masuk ke dunia teknologi dan sistem bawah tanah itu. Bunda pikir kamu akan tenggelam,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 122 Waktu yang Paling Berharga

    Langit mulai menggelap, menyisakan semburat oranye keemasan di ufuk barat. Cahaya senja menembus jendela besar penthouse, memantulkan siluet Alya yang berdiri di dapur terbuka. Tangannya cekatan menyiapkan teh chamomile dan semangkuk sup ayam ginseng, sementara matanya terus melirik ke arah ruang tengah- tempat Raditya duduk bersandar di sofa, selimut tipis menutupi kakinya.Luka fisiknya mungkin tidak separah trauma psikis yang ia bawa pulang dari Jepang. Tapi Alya tahu, proses pemulihan Raditya tak bisa hanya mengandalkan waktu. Ia butuh kehangatan, pengertian, dan cinta yang konsisten. Dan itulah yang Alya berikan, sepenuh hati.“Aku bawa makan malam ringan dulu, ya,” ujarnya lembut sambil meletakkan nampan di meja kecil di sebelah suaminya.Raditya menoleh pelan, senyum tipis terbentuk di wajahnya. “Kamu bikin semua ini sendiri?”Alya mengangguk sambil menyuapi Raditya dengan sendok pertama. “Aku tahu kamu belum kuat makan berat. Tapi kamu butuh tenaga juga, Sayang.”Raditya mengu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 123 Suara dari Masa Lalu

    Pagi itu langit Nusant diselimuti kabut tipis. Aroma kopi yang baru diseduh mengisi udara di penthouse Raditya. Alya berdiri di dapur, mengenakan sweater abu-abu kebesaran milik suaminya, sementara Raditya duduk di meja makan, membaca buku tua warisan Helix Wijaya- tentang filosofi digital dan etika kecerdasan buatan.“Kamu serius baca itu pagi-pagi?” tanya Alya sambil meletakkan cangkir kopi di hadapannya.Raditya tersenyum. “Aku rasa... semakin ke sini, semakin aku sadar betapa Helix tak hanya gila teknologi. Dia juga pemikir yang dalam.”Alya duduk di depannya, menyesap kopinya pelan. “Kakekmu memang rumit, tapi satu hal yang dia tinggalkan padamu itu jelas- kekuatan untuk memilih jalan sendiri.”Raditya mengangguk, matanya menatap jauh. “Dan aku memilih jalan yang membawaku ke kamu.”Alya tersipu, tapi sebelum sempat membalas, layar besar di dinding tiba-tiba menyala sendiri. Sistem otomatis menya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-15

Bab terbaru

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 125 Anak dari Sistem

    Cahaya merah lembut menyelimuti dinding-dinding ruang bawah tanah yang tersembunyi jauh di bawah reruntuhan markas lama Helix Foundation. Udara dingin menusuk tulang, berembus dari ventilasi tua yang nyaris tertutup debu waktu. Dinding logam dipenuhi kabel menjalar seperti akar pohon raksasa, berkedip dalam pola acak- seolah memiliki denyut nadinya sendiri. Di tengah ruangan bundar itu, berdiri seorang pria muda dengan rambut hitam pendek, mengenakan jaket panjang berlapis kevlar. Kacamata augmented reality menempel permanen di sisi kiri wajahnya, menyatu seperti organ tambahan.Dialah Arkana.Mata kirinya bersinar biru- bukan karena teknologi semata, tapi karena sesuatu yang jauh lebih dalam. Sebuah chip simbiotik, disebut Kernet, tertanam di balik pupilnya. Teknologi ini bukan produk pasaran, melainkan warisan darah. Kernet adalah prototipe terakhir yang dikembangkan Arya Wiguna, dan hanya bisa aktif dalam tubuh manusia dengan genetik tertentu- anaknya sendiri.Suara mendesis pelan

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 124 Bayangan yang Terbangun

    Langit Nusant belum sepenuhnya terang saat Raditya kembali ke ruang kerja. Jari-jarinya bergerak cepat di atas keyboard holografik, mencoba melacak asal sinyal Arkana. Namun seperti hantu digital, jejak itu menghilang begitu disentuh.“Dia tahu cara menyembunyikan jejaknya,” gumam Raditya. “Ini bukan hacker biasa.”Alya berdiri di belakangnya, kedua tangan menyilang. “Dia pasti dilatih untuk ini sejak kecil. Kalau benar dia anak Arya, dan jika Arya Wiguna benar-benar bagian dari sistem yang bahkan Helix tak pahami…”“Berarti ada bagian dari Project Helix yang tidak pernah dikuak. Sebuah lapisan tersembunyi.” Raditya menghentikan tangannya. “Dan hanya bisa diakses oleh aku... dan dia.”Mereka saling bertukar pandang. Diam yang mengandung ribuan kekhawatiran.Tiba-tiba, layar samping menyala- tanpa perintah. Kali ini bukan pesan atau video, tapi peta- tampilan real-time dari peta digi

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 123 Suara dari Masa Lalu

    Pagi itu langit Nusant diselimuti kabut tipis. Aroma kopi yang baru diseduh mengisi udara di penthouse Raditya. Alya berdiri di dapur, mengenakan sweater abu-abu kebesaran milik suaminya, sementara Raditya duduk di meja makan, membaca buku tua warisan Helix Wijaya- tentang filosofi digital dan etika kecerdasan buatan.“Kamu serius baca itu pagi-pagi?” tanya Alya sambil meletakkan cangkir kopi di hadapannya.Raditya tersenyum. “Aku rasa... semakin ke sini, semakin aku sadar betapa Helix tak hanya gila teknologi. Dia juga pemikir yang dalam.”Alya duduk di depannya, menyesap kopinya pelan. “Kakekmu memang rumit, tapi satu hal yang dia tinggalkan padamu itu jelas- kekuatan untuk memilih jalan sendiri.”Raditya mengangguk, matanya menatap jauh. “Dan aku memilih jalan yang membawaku ke kamu.”Alya tersipu, tapi sebelum sempat membalas, layar besar di dinding tiba-tiba menyala sendiri. Sistem otomatis menya

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 122 Waktu yang Paling Berharga

    Langit mulai menggelap, menyisakan semburat oranye keemasan di ufuk barat. Cahaya senja menembus jendela besar penthouse, memantulkan siluet Alya yang berdiri di dapur terbuka. Tangannya cekatan menyiapkan teh chamomile dan semangkuk sup ayam ginseng, sementara matanya terus melirik ke arah ruang tengah- tempat Raditya duduk bersandar di sofa, selimut tipis menutupi kakinya.Luka fisiknya mungkin tidak separah trauma psikis yang ia bawa pulang dari Jepang. Tapi Alya tahu, proses pemulihan Raditya tak bisa hanya mengandalkan waktu. Ia butuh kehangatan, pengertian, dan cinta yang konsisten. Dan itulah yang Alya berikan, sepenuh hati.“Aku bawa makan malam ringan dulu, ya,” ujarnya lembut sambil meletakkan nampan di meja kecil di sebelah suaminya.Raditya menoleh pelan, senyum tipis terbentuk di wajahnya. “Kamu bikin semua ini sendiri?”Alya mengangguk sambil menyuapi Raditya dengan sendok pertama. “Aku tahu kamu belum kuat makan berat. Tapi kamu butuh tenaga juga, Sayang.”Raditya mengu

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 121 Terasa Seperti Rumah

    Setelah sarapan, Liliana duduk di kursi teras sambil memandang taman vertikal yang menghiasi dinding balkon. Daun-daun hijau lembut bergoyang pelan tertiup angin. Di sampingnya, Darian dan Alya berbincang ringan soal sistem keamanan digital baru yang sedang dirancang oleh tim Raditya. Namun Liliana hanya terdiam.Raditya menyadari itu. Ia berjalan pelan, lalu duduk di kursi rotan tepat di samping ibunya.“Bunda masih syok, ya?” tanyanya pelan.Liliana mengangguk, lalu tersenyum tipis. “Ibu mana pun akan syok kalau tahu anaknya nyaris jadi mesin hidup yang dikendalikan suara-suara hantu digital.”Raditya tertawa kecil, tapi sorot matanya tetap lembut. “Aku di sini sekarang, Bun. Bersama Alya, bersama semuanya. Kita selamat.”Liliana menghela napas dalam-dalam. “Kamu tahu… dulu Bunda sangat takut waktu kamu memutuskan masuk ke dunia teknologi dan sistem bawah tanah itu. Bunda pikir kamu akan tenggelam,

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 12O Luka yang Terucap

    Pagi di Nusant datang dengan lembut. Matahari belum terlalu tinggi ketika pintu lift penthouse terbuka, memperlihatkan sosok anggun Bunda Liliana yang mengenakan setelan bernuansa krem lembut, di sampingnya Ayah Darian- berdiri tegap namun teduh, sosok ayah tiri yang selama ini menjadi penopang diam-diam dalam hidup Raditya.Alya sudah menunggu di depan pintu, mengenakan tunik putih bersih dan celana longgar, menyambut mereka dengan senyum tulus. “Bunda, Yah… selamat datang,” ucapnya sambil memeluk satu per satu. Liliana membalas pelukan itu dengan hangat, dan Darian menepuk punggung menantunya dengan bangga.“Bagaimana kondisi Radit pagi ini?” tanya Liliana pelan setelah mereka duduk di ruang tamu.“Jauh lebih baik, Bun. Masih harus banyak istirahat, tapi secara mental sudah mulai stabil. Luka di bahunya juga mulai mengering,” jawab Alya sambil menuangkan teh melati ke dalam cangkir porselen. Aroma hangat langsung mengisi udara.Mereka belum sempat berbicara lebih jauh saat Raditya m

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 119 Kembali ke Nusant

    Seminggu telah berlalu sejak pertempuran itu. Raditya masih berada di rumah sakit yang terletak di kawasan pegunungan Iwate, Jepang- tempat yang jauh dari keramaian, dikelilingi hutan pinus dan ketenangan alam. Rumah sakit itu kecil, hampir tersembunyi, namun memiliki teknologi medis paling mutakhir, khusus digunakan untuk kasus neuro-digital seperti yang dialami Raditya.Alya duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Raditya yang hangat. Wajah pria itu kini jauh lebih segar meski masih tampak bekas-bekas trauma. Cahaya biru di matanya sudah tak ada lagi- digantikan sorot teduh yang mengingatkannya pada hari pertama mereka bertemu di depan kompleks perumahan Darel, dengan insiden perebutan taksi dan koper yang tertukar, hingga tumbuhlah benih- benih cinta diantara mereka berdua.“Kamu yakin sudah kuat?” tanya Alya pelan, jemarinya menyapu rambut Raditya yang sedikit lebih panjang karena berminggu-minggu tak tersentuh gunting.Raditya mengangguk pelan

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 118 Kebangkitan Raditya

    Tubuh Raditya menggigil hebat. Cahaya biru dari matanya berkedip tak menentu, seperti dua dunia sedang bertarung dalam dirinya- kesadarannya sendiri dan entitas digital milik Arya Wiguna yang tengah berusaha mengambil alih kendali.Alya masih memeluk tubuh Raditya, tubuhnya bergetar ketakutan. Ia menatap wajah pria yang dicintainya itu, berharap masih ada jejak Raditya di balik ekspresi kosongnya. Suaranya lirih namun tegas, seperti tali tipis yang mengikatnya ke dunia nyata. “Kamu masih kamu, Radit. Jangan biarkan mereka menghapus siapa kamu sebenarnya,” pinta Alya.Di sampingnya, Rei mengetik cepat di terminal cadangan, matanya fokus namun berkeringat. Setiap perintah yang ia masukkan ditolak oleh sistem. “Sial... sistem ini hidup! Dia bukan cuma AI biasa. Ini sesuatu yang adaptif dan berevolusi. Seperti... seperti dia membaca pikiranku,” ujar Rei panik.Haruto yang sibuk menelusuri jalur kabel tua, tiba-tiba berteriak. “Aku temuk

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 117 Bayangan di Perbatasan Digital

    Angin dingin menerpa wajah mereka saat melintasi padang beku menuju Zona Hitam di utara Jepang- wilayah yang pernah menjadi pusat eksperimen cyber-biologis rahasia di era terakhir Project Helix. Sinyal dari tablet Rei semakin melemah, tapi garis tipis di peta masih mengarah pada satu titik: markas tersembunyi yang konon telah dikunci oleh pemerintah Jepang selama lebih dari satu dekade."Menurut catatan lama, tempat ini dulu laboratorium off-grid milik sektor militer. Tapi kemudian diambil alih oleh pihak swasta… tanpa ada data siapa yang benar-benar mengelolanya," jelas Rei sambil memperbesar peta. Nada suaranya tenang, tapi matanya menyimpan kekhawatiran.Raditya memandang gelap ke depan. Rahangnya mengeras. “Kalau Raka sembunyi di sana, dia pasti tahu kita akan mencarinya. Ini bukan jebakan biasa- ini pesan.”Alya melangkah di sampingnya, matanya tajam menembus kabut malam. Ada ketegangan di wajahnya yang tak bisa disembunyikan. “Atau... peringatan. Raka tak pernah melakukan sesuat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status