Setelah ritual suci selesai, suasana di kuil menjadi sunyi. Dyah Sulastri terbaring lemah di lengan Raka, napasnya tersengal-sengal dan wajahnya pucat seperti bulan yang tertutup awan. Tubuhnya tampak rapuh, seolah-olah semua kekuatan hidupnya telah tersedot habis oleh energi spiritual yang dilepaskan selama ritual. Namun, di balik tubuhnya yang lemah, aura kerajaan Gilingwesi kini terasa lebih kuat dari sebelumnya—pertahanan magis kerajaan telah diperkuat secara signifikan.Raka memandang wajah Dyah dengan rasa cemas yang mendalam. Ia mencoba berbicara, tetapi kata-kata tercekat di tenggorokannya. "Dyah... bangunlah," bisiknya pelan, suaranya bergetar karena ketakutan dan kemarahan bercampur jadi satu. "Kenapa harus kau yang membayar harga ini?"Resi Agung Darmaja masih berdiri di sisi kuil, wajahnya penuh dengan emosi yang sulit dibaca. Ia menghela napas panjang, seolah-olah menanggung beban berat atas apa yang baru saja terjadi. "Pengorbanan ini adalah bagian dari takdirnya, Raka,"
Last Updated : 2025-02-24 Read more