Semua Bab Pendekar Pedang Naga: Bab 31 - Bab 36

36 Bab

31. Pesan Misterius

Di akademi, persiapan untuk Kompetisi Antar Akademi semakin intens. Setiap tingkat diharuskan mengajukan perwakilan terbaik mereka untuk bertanding dalam berbagai cabang—pertarungan, strategi, dan kecepatan berpikir. Para murid sibuk berlatih, aula utama dipenuhi suara dentingan senjata, percikan energi sihir, serta diskusi serius tentang taktik dan strategi.Kael, yang sebelumnya terganggu oleh pikirannya tentang para bandit, mencoba fokus. Ia tahu bahwa kompetisi ini adalah kesempatan besar—bukan hanya untuk membuktikan kemampuannya, tetapi juga untuk menjadi lebih kuat."Baiklah, semua berkumpul!" suara Guru Besar menggema di halaman akademi, memanggil para murid terbaik dari setiap tingkat. "Kami akan mengumumkan siapa saja yang terpilih untuk mewakili akademi dalam kompetisi tahun ini!"Kerumunan langsung hening. Semua menahan napas, menunggu pengumuman itu.Kael mengepalkan tangannya. Apakah ia cukup layak untuk dipilih? Atau justru harus menonton dari pinggir lapangan?Guru Bes
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

32. Akademi di Serang

Kael dan Arsel berdiri diam di tengah kegelapan, mencoba mencari tanda-tanda kehadiran sosok yang mereka kejar. Namun, bayangan itu benar-benar menghilang—seolah-olah ditelan oleh malam. "Tidak mungkin," bisik Arsel. "Aku yakin dia ada di sini beberapa detik yang lalu." Kael menggenggam pedangnya lebih erat. "Ini bukan pertama kalinya seseorang menghilang begitu saja. Kita sedang berhadapan dengan seseorang yang tidak biasa." Arsel mengangguk. "Kalau begitu, kita harus lebih berhati-hati." Mereka berdua mundur perlahan, memutuskan untuk kembali ke kamar sebelum seseorang menyadari keberadaan mereka di luar asrama. Namun, tepat saat mereka berbalik, sesuatu menarik perhatian Kael. Di tanah, di tempat bayangan itu menghilang, ada secarik kain hitam tersangkut di ranting semak. Kael berlutut dan mengambilnya. Kain itu terasa kasar, seolah berasal dari jubah berat yang sering digunakan untuk perjalanan jauh atau penyamaran. Namun, yang membuatnya lebih menarik adalah bau samar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

33. Ketegangan di Akademi

Kael menegang. Pertanyaan itu langsung menusuk ke inti pikirannya. Bagaimana Asmar tahu? Dengan sisa tenaganya, Kael mencoba duduk tegak, meski tubuhnya masih terasa lemah. Matanya menatap tajam ke arah lelaki paruh baya itu. "Apa maksudmu?" Asmar hanya tersenyum tipis. "Aku sudah lama mengamati akademimu, Nak. Dan serangan tadi malam bukan sekadar serangan acak. Itu adalah ujian." Kael mengernyit. "Ujian?" Asmar mengangguk. "Para penyerang itu tidak datang untuk menghancurkan akademimu. Mereka datang untuk mengukur kekuatan murid-murid di sana… dan mencari seseorang yang cukup kuat untuk tujuan mereka." Jantung Kael berdegup lebih cepat. "Mereka… sedang mencari seseorang?" "Ya," jawab Asmar dengan tenang. "Dan kau salah satu yang mereka incar." Ruangan terasa semakin sunyi. Kael ingin menyangkal, tapi semuanya mulai masuk akal. Serangan mendadak, cara musuh menghilang begitu cepat, pengkhianat di dalam akademi… semuanya terasa seperti bagian dari rencana yang lebih b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

35. Setrategi Kompetisi

Kael menatap Asmar dengan ragu. BeKael dan Arsel keluar dari aula dengan pikiran yang dipenuhi beban. Mereka harus berlatih sekeras mungkin. Tidak hanya untuk menang, tetapi juga untuk bertahan hidup.Di halaman akademi, murid-murid lain masih sibuk membereskan sisa-sisa pertempuran. Tapi Kael dan Arsel tak bisa ikut membantu—mereka punya tugas yang lebih besar."Kita mulai dari mana?" tanya Arsel, menyandarkan pedangnya ke bahunya.Kael menghembuskan napas dalam. "Kita perlu mengasah teknik bertarung kita, tapi juga strategi. Kompetisi ini pasti lebih dari sekadar duel biasa."Arsel mengangguk. "Baiklah. Kita ke arena latihan sekarang?"Namun sebelum mereka bisa bergerak, seorang murid berlari ke arah mereka dengan wajah panik."Kael! Arsel! Ada seseorang yang ingin bertemu dengan kalian di gerbang akademi!"Kael dan Arsel saling berpandangan. Siapa yang datang di saat seperti ini?Dengan langkah cepat, mereka menuju gerbang akademi.Di sana, berdiri seorang pria berjubah gelap denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

35. Serangan Tiba-tiba

Kael menegang. "Asmar?" gumamnya pelan, nyaris tak percaya pria itu datang ke akademi secara terang-terangan. Arsel segera mengambil posisi waspada, tangannya sudah di gagang pedang. "Kael, siapa orang ini?" Asmar tersenyum tipis. "Teman… atau musuh, tergantung bagaimana kau melihatnya." Kael menelan ludah. Ia tahu Asmar bukan tipe orang yang akan muncul tanpa alasan. Jika dia ada di sini, berarti ada sesuatu yang penting. "Apa yang kau inginkan?" tanya Kael, mencoba terdengar tenang meskipun jantungnya berdebar kencang. Asmar melirik sekeliling, memastikan tidak ada yang menguping. "Aku datang untuk memperingatkanmu." Kael mengerutkan kening. "Memperingatkanku?" Asmar mengangguk. "Kompetisi yang akan kau ikuti… bukan hanya ajang untuk menguji kekuatan. Ada pihak yang menggunakannya sebagai alat untuk menyingkirkan orang-orang tertentu. Jika kau pergi tanpa persiapan, kau tidak akan kembali." Arsel mendengus. "Kau berharap kami percaya begitu saja? Setelah semua yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

36. Pertarungan Akademi

Kael terengah-engah. Dadanya terasa nyeri akibat hantaman sihir tadi. Di depannya, penyihir berjubah hitam itu tersenyum tipis. "Kau cukup tangguh. Tapi sayang, ini bukan pertarungan yang bisa kau menangkan." Kael mengepalkan tinjunya. Jika ia tetap diam, ia hanya akan menjadi sasaran empuk. Arsel sudah sibuk menghadapi dua lawan sekaligus. Ia terdesak, tapi masih bertahan. Kael tahu, jika mereka tidak melakukan sesuatu, mereka akan mati di sini. "Arsel, kau tahan yang lain! Aku akan menangani penyihir ini!" seru Kael, meskipun tubuhnya masih terasa sakit. Penyihir itu mendengus. "Kau? Melawanku? Coba saja." Tangan penyihir itu bergerak cepat, membentuk segel sihir lain. BOOM! Sebuah ledakan energi melesat ke arah Kael! Kael melompat ke samping, nyaris terkena ledakan itu. Udara di sekelilingnya bergetar, meninggalkan bekas hangus di tanah. Terlalu cepat! Kael bahkan tidak punya waktu untuk mendekat. Saat penyihir itu hendak melancarkan serangan lain— "ARGH!" Ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status