บททั้งหมดของ Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam: บทที่ 61 - บทที่ 70

140

Kemunculan Raja Kelelawar Hitam - Palsu?

Sosok misterius itu tertawa, suaranya menggema di puncak gunung. Tawa yang dingin, menusuk tulang, membawa tekanan aura Qi yang luar biasa mengerikan. Aura hitam pekat menyebar dari tubuhnya, memenuhi area pertemuan.Beberapa kultivator yang baru mencapai Tahap Awal langsung berlutut, tak kuat menahan tekanan Qi.Yang lebih lemah lagi pingsan, tubuh mereka tergeletak tak berdaya.Para pemimpin sekte yang tadinya hendak pergi, kini membeku. Mata mereka terbelalak, wajah mereka pucat. Bahkan An Ying dan Yan Mo tampak terkejut, meski mereka masih bisa berdiri tegak."Raja Kelelawar Hitam!" seseorang berteriak, suaranya gemetar ketakutan."Tidak mungkin! Raja Kelelawar Hitam sudah mati seratus tahun lalu!""Bagaimana bisa dia masih hidup?""Pasti penipu! Raja Kelelawar Hitam yang asli jauh lebih mengerikan!"Teriakan kaget memenuhi udara malam. Beberapa pemimpin sekte mundur, siap kabur jika situasi memburuk.An Ying berbalik perlahan, matanya menyipit menatap sosok di kursi tulang. "Raja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
อ่านเพิ่มเติม

Raja Kelelawar Hitam (Palsu) Tiada Tanding

Keheningan mematikan menyelimuti puncak Gunung Bisikan.Tubuh Yan Mo, pemimpin Sekte Api Neraka yang disegani, tergeletak lemah di tanah. Darah segar mengalir dari sudut bibirnya, membasahi tanah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini dipenuhi rasa takut dan tak percaya.Para pemimpin sekte aliran iblis yang menyaksikan pertarungan singkat itu membeku. Mata mereka terbelalak, napas tertahan di tenggorokan. Tak ada yang berani bersuara, bahkan sekadar berbisik pun mereka takut."Lima jurus..." bisik seorang pemimpin Sekte Racun Mematikan, suaranya nyaris tak terdengar. "Hanya lima jurus untuk mengalahkan Yan Mo...""Mustahil," timpal pemimpin Sekte Arwah Terkutuk di sampingnya. "Yan Mo adalah kultivator Tahap Fondasi level 5! Bagaimana mungkin dia dikalahkan semudah itu?"Pemimpin Sekte Tulang Berbisik menggelengkan kepalanya perlahan. "Jika dia benar-benar Raja Kelelawar Hitam, maka kita semua dalam bahaya besar.""Tapi Raja Kelelawar Hitam seharusnya sudah lama mati," bantah pemimpin Se
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-15
อ่านเพิ่มเติม

Perebutan Pedang Berhati Api.

Pertarungan antara An Ying dan Pemimpin Tian semakin memanas. Kotak kayu itu kini berpindah tangan, berada dalam genggaman Tian Zhang dari Sekte Langit Murni.An Ying murka, matanya menyala bagai bara. "Kurang ajar! Kau tak tahu siapa yang kau hadapi!" teriaknya, menerjang dengan hawa racun mematikan.Keduanya, master kultivasi itu bertarung dalam gerkan bagai kilat, meninggalkan bayangan buram di udara. Setiap benturan energi mereka menciptakan gelombang kejut yang mengguncang tanah."Teknik Bayangan Kegelapan: Sembilan Bayangan Mematikan!" seru An Ying. Seketika, tubuhnya terpecah menjadi sembilan bayangan identik, mengepung Pemimpin Tian dari segala arah.Pemimpin Tian tetap tenang, pedangnya bergerak anggun namun mematikan, membentuk benteng serangan yang menyapu semua bayangan sekaligus."Teknik Pedang Langit Murni: Lingkaran Pembersih Iblis!"Pedangnya menciptakan lingkaran cahaya biru, menyapu bayangan An Ying, memaksa pemimpin Sekte Bayangan Kegelapan itu kembali ke wujud asli
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-15
อ่านเพิ่มเติม

Kemarahan Sang Pewaris Kultivasi Iblis - Bagian I

Kabut tipis menyelimuti Gunung Bisikan, menelan segalanya dalam kegelapan saat sosok bertopeng yang mengaku Raja Kelelawar Hitam melesat ke dalam hutan pinus. Pedang Berhati Api, terenggut dari Sekte Langit Murni, kini berada di tangannya.Para kultivator dari berbagai sekte masih terpaku, bagai patung batu yang terkejut.Di tengah kerumunan, Rong Tian berdiri, wajahnya sepucat salju. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Bukan karena rasa takut pada sosok misterius itu, melainkan karena kebenaran yang jauh lebih mengkhawatirkan—ia tahu, sosok itu bukanlah Raja Kelelawar Hitam yang sesungguhnya."Tidak mungkin..." Rong Tian bergumam pada dirinya sendiri, tangannya mengepal erat, buku-buku jarinya memutih. "Bagaimana bisa dia menyaru sempurna sebagai Raja Kelelawar Hitam?"Sebagai pewaris sejati Raja Kelelawar Hitam, Rong Tian mengenali dengan jelas bahwa teknik yang digunakan sosok bertopeng itu hanyalah tiruan kasar dari Teknik Kelelawar Hitam yang asli. Namun, Rong Tian harus mengak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-16
อ่านเพิ่มเติม

Misi Rahasia di Istana Kaisar.

Malam di Istana Kaisar Bei Fang, selalu diliputi keagungan. Bulan purnama, bagai permata di langit, memancarkan cahaya keemasan pada atap-atap istana.Para penjaga, bagai patung batu, berdiri tegak di pos mereka. Para pelayan dan dayang, bergerak bagai hantu, menyelesaikan tugas terakhir sebelum istana terlelap.Di atas salah satu bubungan istana, bayangan hitam bergerak lincah. Rong Tian, berpakaian serba hitam, menutupi seluruh tubuhnya, bahkan wajahnya tertutupp sapu tangan, kecuali mata.Dia melompat ringan dalam tekni Qinggong yang sempurna, tampak seperti dewa-dewa.Gearakannya begitu mengesankan, saat berpindah dari satu bubungan ke bubungan lain. Pakaiannya yang ketat berwarna gelap, tak bersuara, meski angin malam berdesir kencang.Rong Tian berhenti sejenak, matanya yang tajam menyapu kompleks istana. Paviliun-paviliun megah berdiri anggun, dikelilingi taman-taman indah dan danau-danau kecil yang memantulkan cahaya bulan."Di mana kediaman Guru Negara Lin Zhao?" gumamnya pel
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
อ่านเพิ่มเติม

Paviliun Anggrek

Rong Tian mengamati Pavilium Anggrek dari kejauhan, menimbang langkah selanjutnya. Sosok guru negara yang misterius yang dilihatnya tadi telah menghilang ke dalam keramaian, meninggalkan banyak pertanyaan di benaknya. "Aku harus masuk ke dalam," putusnya.Sebagai kultivator iblis tahap Kuasi Eliksir Emas, menyusup ke dalam rumah bordil semewah apapun bukanlah tantangan berarti baginya. Dengan gerakan cepat, Rong Tian melompat turun dari atap, mendarat tanpa suara di gang sempit di samping bangunan.Matanya yang tajam segera menemukan pintu belakang yang menuju ke dapur. Dua pelayan sedang keluar membawa sampah, memberikan kesempatan sempurna bagi Rong Tian untuk menyelinap masuk.Di dalam dapur, suasana sibuk dengan para koki dan pelayan yang mondar-mandir menyiapkan hidangan dan minuman untuk para tamu. Rong Tian dengan cepat mengambil seragam pelayan yang tergantung di dekat pintu belakang dan mengenakannya. Ia juga mengambil nampan berisi cangkir-cangkir arak, sempurna untuk p
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
อ่านเพิ่มเติม

Kejutan di Paviliun Anggrek.

Rong Tian masih terpaku pada gadis pemain pipa, tatapannya tak beranjak. Tiba-tiba, sebuah tepukan keras mendarat di bahunya!"Hei, kau! Apa yang kau lakukan, berdiri bagai arca batu?" Kepala pelayan berdiri di belakangnya, wajahnya merah padam. "Para tamu di meja sebelah sudah menanti arak segar! Cepat layani mereka!"Rong Tian segera menundukkan kepala, berpura-pura ketakutan. "Maafkan saya, Tuan. Saya akan segera.""Dasar tak berguna! Kalau bukan karena kekurangan pelayan malam ini, sudah kutendang kau keluar!" omel kepala pelayan itu sebelum berlalu, melanjutkan omelannya pada pelayan lain.Rong Tian menghela napas pelan. Penyamarannya hampir saja terbongkar. Ia harus lebih berhati-hati.Selama satu jam berikutnya, Rong Tian terpaksa menjalankan peran sebagai pelayan, mondar-mandir mengantarkan arak dan hidangan kepada para tamu yang kian mabuk.Matanya tetap waspada, mencari celah untuk menyelinap ke ruangan VIP di balik tirai merah.Kesempatan itu akhirnya tiba, ketika pertunjuk
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
อ่านเพิ่มเติม

Akhir Drama di Paviliun Anggrek.

"Sepertinya kita kedatangan tamu tidak diundang, Tuan-tuan," ucap Yue Lin dengan suara dingin dan tegas, sangat berbeda dengan suara lembutnya saat bernyanyi di panggung.Tanpa peringatan lebih lanjut, tangan Yue Lin bergerak secepat kilat. Dari lengan bajunya, tiga belati perak melesat ke arah pintu. Belati-belati itu berputar di udara dengan kecepatan luar biasa, memancarkan kilatan energi spiritual yang hanya bisa dihasilkan oleh kultivator tingkat Kuasi Eliksir Emas."Pedang Bayangan, lindungi tuanmu," bisik Rong Tian dengan tenang.Seketika, sebilah pedang hitam muncul di hadapannya, bergerak sendiri tanpa disentuh. Pedang itu berputar dengan kecepatan tinggi, menciptakan perisai energi yang menangkis ketiga belati Yue Lin.TRANG! TRANG! TRANG!Suara benturan logam bergema di lorong, diikuti percikan api dari gesekan pedang dan belati. Ketiga belati Yue Lin terpental ke berbagai arah, menancap di dinding lorong."Kultivator tingkat tinggi!" teriak Yue Lin, wajahnya memucat. "Pan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-18
อ่านเพิ่มเติม

Kereta Kuda Mewah dari Barat.

Dua minggu berlalu sejak kejadian di Pavilium Anggrek. Dunia persilatan Kekaisaran Bai Feng tampak tenang, seolah badai besar yang akan datang masih tersembunyi di balik awan-awan gelap yang menggantung di cakrawala.Di kejauhan, di hamparan luas Gurun Hadarac yang gersang, tampak iring-iringan kecil bergerak perlahan dari arah barat. Matahari senja menyinari pasir-pasir keemasan, menciptakan pemandangan yang memukau sekaligus mematikan. Gurun Hadarac terkenal dengan panasnya yang menyengat di siang hari dan dinginnya yang menusuk tulang di malam hari.Iring-iringan itu terdiri dari sebuah kereta mewah yang ditarik oleh empat ekor kuda putih bersih. Kereta tersebut dihiasi ukiran-ukiran rumit berwarna emas dan merah, dengan tirai sutra tipis menutupi jendela-jendelanya. Di belakang dan di depan kereta, dua belas tentara menunggang kuda dengan gagah, mengenakan baju zirah ringan berwarna merah dengan lambang matahari terbit—simbol Kekaisaran Matahari Emas.Para tentara itu membawa s
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-18
อ่านเพิ่มเติม

Aksi kejam Sang Pembunuh Bayaran.

Angin gurun bertiup lembut, menggerakkan pasir-pasir halus di sekitar kereta mewah dan para pengawalnya yang kini dikelilingi oleh lima puluh perampok. Matahari senja menyinari pemandangan tegang itu, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di atas pasir keemasan.Hanim berdiri dengan anggun di hadapan pemimpin perampok yang masih terpana oleh kecantikannya. Senyum manis tersungging di bibirnya, namun matanya yang biru cemerlang tetap dingin dan waspada."Bagaimana, Tuan Perampok?" tanya Hanim dengan suara selembut sutra. "Apakah kau tertarik dengan tawaranku?"Pemimpin perampok menelan ludah dengan susah payah. Wajahnya yang penuh jerawat semakin memerah. Dia turun dari kudanya dengan gerakan canggung, lalu berjalan mendekati Hanim dengan langkah yang tidak stabil."T-tentu saja," jawabnya dengan suara serak. "Apa... apa yang kau tawarkan, Nona Cantik?"Hanim tertawa kecil, suaranya bagai denting lonceng perak yang merdu. Dia mengulurkan tangannya yang lentik, menyentuh pip
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-19
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
56789
...
14
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status