Home / Romansa / CINTA UNTUK GADIS TERNODA / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of CINTA UNTUK GADIS TERNODA: Chapter 61 - Chapter 70

83 Chapters

61. Kekalutan Mendadak

Ryu memilih bungkam, ia biarkan Rara tetap dalam rasa penasarannya tanpa jawaban. Sampai mereka naik ke kebun malam harinya pun Ryu hanya bicara seperlunya, tak menanggapi pertanyaan Rara yang terus mendesaknya. Dua hari setelahnya ketika bertemu untuk bekerja, Rara masih dengan pertanyaan yang sama. "Gelang jelek yang kamu hina itu, gelang itu juga buatan kamu," jawab Ryu setelah terdesak. "Kenapa saya buatin gelang itu buat Bapak? Bapak pesen ke saya gitu?" tanya Rara tak puas hanya dengan jawaban singkat. "Azura," Ryu mendesah lirih. "Seminggu lagi kita nikah, sampe kapan kamu mau ngeributin masalah ini?" Rara terdiam, ia basahi bibirnya tanpa berani menatap wajah Ryu. Kekosongan pikirannya membuat ia lebih agresif menuntut penjelasan. Terlalu banyak yang tidak Rara ketahui dan lupakan. Ia kesulitan mencari tahu jawaban potongan ingatan yang terus berputar di kepalanya. Sosok Ryu yang tak henti muncul dan terus-menerus ada di dalam potongan ingatannya membuat Rara semak
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

62. Lamaran Terselubung

Sorot mata Ryu yang tadinya memilih untuk mencari fokus pada storage tank di kejauhan sana beralih menatap Rara. Betapa rasa sakit yang Rara tanggung tercermin dalam mata indah Ryu yang berkaca. "Saya cuma menyesalkan kenapa Pak Ryu nggak bilang ke saya soal pertemuan dengan Ibuk," ujar Rara masih tersenyum simpul. "Karena sejauh ini saya taunya Pak Ryu selalu membela saya, ada di pihak saya." "Kamu pikir saya bakalan ngejebak kamu bareng ibu tiri kamu?" tebak Ryu. "Saya hampir gila karena lupa sama kenangan lama saya. Di saat saya berusaha buat ngingat itu semua, fisik saya menolaknya. Saya takut Pak," gumam Rara gelisah. "Saya minta maaf," lirihnya lalu meraih jemari Ryu dengan berani. "Maaf udah sempat meragukan kebaikan Pak Ryu dan keluarga," tambahnya. Ryu membasahi bibirnya beberapa kali, ia tatap Rara sebelum akhirnya mengangguk lemah. Tangannya yang tadi diraih Rara terangkat
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

63. Pujian Dari Hati

"Pak, maaf lahir dan batin ya," kata Rara begitu masuk ke dalam mobil Ryu. "Hem," balas Ryu. "Saya juga minta maaf," ujarnya. "Kamu turun sama siapa kemarin?" Persis setelah hari raya, Ryu dan Rara baru bertemu hari ini, lebaran hari ketiga. Rencananya, setelah menghadiri resepsi pernikahan David sang adik tiri, Rara akan bertemu keluarga Ryu di Sampit, merayakan lebaran bersama mereka sekalian fitting baju pengantin untuk terakhir kalinya. "Bareng Arum Pak, kami motoran, terus daripada saya naik lagi kan, ya udah saya nginep di perumahannya dia sekalian," ujar Rara. "Kenapa nggak bilang kalau udah di Sampit dari kemarin?" "Kan masih libur kerja Pak, iya kan?" gumam Rara polos. "Ssh," Ryu meringis gemas. "Iya, masih libur," desahnya mengalah. "Maksud saya, kalau masih libur kan Bapak nggak terlalu butuh saya sebagai asisten, jadi saya pikir nggak perlu ngabarin Bapak," terang Rara. "Kita nikah seminggu lagi kan ya, Azura?" "Iya Pak. Ambil hari Sabtu ya Pak ya?" jawab Rara pol
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

64. Menyerahkan Diri

"Biar aja saya dibilang buta hejo, kamu timun emasnya," desis Ryu. 'Aku begitu karena nggak mau ada satu pun manusia yang berani menyakitimu, Azura. Kubuat benteng tinggi di sekitarmu dengan sengaja.' "Bukannya dimakan saya malah dijadiin istri ya Pak?" Rara tertawa. "Iya," Ryu ikut tertawa. "Ayo, kayaknya akadnya udah selesai," ajaknya sebelum turun dari dalam mobil, mengenakan kacamata hitamnya. Beberapa tamu undangan tampaknya juga ada yang baru hadir, mereka mengisi buku tamu. Sedangkan Ryu dan Rara ikut mengantre bersama mereka, benar-benar tak menunjukkan bahwa mereka adalah anggota keluarga salah satu mempelai. "Biasanya, acara bakalan sampe malem Pak," bisik Rara setelah Ryu tanpa ijin menggenggam tangannya. "Nggak capek apa pengantennya?" tanya Ryu kaget. "Capek. Tapi nanti ada istirahatnya, kayak pas jam-jam salat, sambil ganti kostum," terang Rara balas menggenggam erat jemari Ryu k
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

65. Tak Peduli Perasaan

Rara menatap nanar ke kebun di depan rumah pribadi keluarga Dhanapati itu. Di genggaman tangannya, segelas teh hangat sudah ia teguk setengahnya. Sementara, riuh canda tawa Raya dan Reiga masih bisa terdengar meski mereka ada di dalam ruang tamu sana. Duduk di sebelah Rara, Ryu asik membaca buku sambil sesekali menyesap rokoknya. "Pak Ryu punya rumah di Sampit tapi kalau turun ke sini sukanya nginep di hotel," ujar Rara buka suara. "Menurut kamu, kalau saya turun ke Sampit bareng kamu, kamu mau nginep di sini juga? Satu rumah sama saya?" gumam Ryu tanpa melepas pandangannya dari buku yang ia baca. "Weh, horor nih," Rara nyeletuk. "Tapi rumah ini cukup nyaman, selama kerja sama Pak Rain, saya nggak tau kalau Pak Rain sudah punya rumah pribadi di Sampit," katanya. "Nanti kalau kita udah nikah, Mama mau kita yang nempatin rumah ini," ujar Ryu. Ia tutup lembar bukunya dan ditatapnya Rara lekat. "Meski waktu kita pasti bakalan l
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

66. Menumbuhkan Rasa

Rara menggeleng lemah, "Awalnya saya peduli. Sekarang enggak lagi. Saya bakalan bikin Mas menumbuhkan perasaan itu ke saya seiring waktu berjalan." "Saya suka kamu yang begini. Kamu nggak gampang tumbang, nggak gampang rendah diri dan masa bodoh sama masa lalu yang nggak kamu inget." Rara tersenyum, 'aku cuma nggak mau dikasihani, apalagi sama kamu'. "Makasih sudah memperlakukan saya selayaknya perempuan yang ingin dicintai Mas. Saya dikasih cincin sebagai bentuk ikatan, diterima semua anggota keluarga Mas Ryu, beruntung banget saya ini," kata Rara melow. "Mbak," Reiga tiba-tiba muncul dari dalam rumah. Ia duduk di sebelah Rara, mengagetkan. "Jalan yok ke Citymall," ajaknya random. "Hah?" Rara melirik Ryu sebentar, sang GM tampan menggeleng keras. "Bikin agenda sendiri lo!" dumal Ryu. "Dalam rangka mempererat ikatan ipar, Bang," balas Reiga beralasan. "Ayok Mbak, nonton ke biosk
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

67. Dari Ayah Untuk Anak Perempuannya

"Deg-degan ya Mbak? Cantik banget sih kakak ipar," puji Raya gemas. Ia berjongkok di depan tempat Rara tengah dirias, setengah jam lagi akad nikah akan dimulai. "Mbak Raya, beneran gemetaran ini aku," kata Rara dengan mata berkaca-kaca. "Panggil Raya dong, masa adek ipar dipanggil Mbak!" protes qRaya. "Semangat dan tenang ya Bestie, kamu cantik, tercantik hari ini. Percaya sama aku, Abang bakalan pangling, serius cantik maksimal," ujarnya tak henti berbinar kagum. Rara beberapa kali mengambil napas dan mengembuskannya perlahan. Ia tatap pantulan wajahnya di cermin. Sanggul rapi berhias bunga melati sederhana dengan dandanan flawless nampak sangat cocok di wajah polos ayunya. Kebaya pesanan yang dibuat sesuai lekuk tubuhnya itu membuat pesonanya terpancar ke mana-mana, Rara bak mutiara yang bersinar memantulkan cahaya. "Rara," tiba-tiba, Pak Darwis muncul di pintu, ia sudah siap mengenakan jas hitam kerennya. "Silahkan Pak," ujar Raya memberi ruang pada Pak Darwis untuk men
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

68. Sah Suami-Istri

Pak Darwis berdiri, ia usap pundak Rara sekali sebelum beranjak pergi. Berganti dengan Raya dan tim MUA yang langsung bergerak memperbaiki riasan di wajah Rara yang sedikit terkena air mata. "Aku jadi terharu liat Mbak Rara sama ayahnya. Jadi kebayang besok kalau aku begitu sama Papa. Ah, Papa sih gengsinya gede, sama kayak Abang," desah Raya setengah curhat. "Tapi mereka berdua sayang banget sama kamu, Ray," ucap Rara mencoba untuk memanggil Raya dengan lebih santai. "Iya, bentar lagi Abang jadi punya kamu, Mbak, buat gengsinya luntur dan ubah dia jadi bucin ya," kekeh Raya. "Udah siap ini Kak?" tanyanya pada sang MUA. "Sudah Kak, bisa bersiap untuk akad," jawab sang MUA. Pelan-pelan, Raya memegangi lengan calon kakak iparnya. Setelah menarik napas panjang untuk mengusir gugup, Rara melangkahkan kaki. Hari ini, ia akan resmi menyandang status baru, semua masa lalu yang tidak diingatnya pun kejadian menyakitkan yang membuatnya lupa, akan ia tinggalkan. Melangkah masuk ke d
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

69. Hari Pertama Pengantin

"Wah," mulut Rara ternganga saat melihat ranjang di depannya sudah dihias sedemikian rupa layaknya ranjang bulan madu. Berbeda dengan istrinya, Ryu justru bersikap masa bodoh. Ia lempar jasnya ke arah sofa lalu menuju kamar mandi, ia masuk ke dalamnya dan membuat suara berisik dengan air di sana. "Kayaknya aku harus melarikan diri ketimbang kikuk kalau nanti dia keluar dari kamar mandi," gumam Rara cepat-cepat meletakkan tasnya di atas nakas dan bergegas keluar ke balkon. Setelah pelaksanaan akad dan resepsi di hari serta tempat yang sama, Mika sengaja mengatur satu kamar khusus di hotel untuk malam pertama anaknya. Pihak hotel menghias dan merancang kamar dengan konsep honeymoon di mana ranjangnya dihias dengan kelopak bunga mawar dan handuk berbentuk angsa yang sangat ikonik. Melihatnya saja membuat Rara tidak tega untuk merusak mahakarya itu. Belum lagi, bagaimana mungkin ia akan bercinta dengan Ryu yang menurut sepengetahuannya, menik
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

70. Mengikis Jarak

Di balkon, Ryu tak henti menyungging senyum mahalnya. Tak pernah disangka, ia akan secepat ini menikahi sang cinta pertama. Meski ia tahu bahwa malam ini ia tidak akan bisa langsung menyentuh Rara, Ryu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia. Jika saja Rara tak mengingatnya di masa lalunya, ia tidak takut untuk berjuang lagi membuat Rara jatuh cinta ke depannya. "Mas!" panggil Rara lirih, malu-malu melongok di pintu balkon. "Minta bantuan bentar, rada urgent ini," tandasnya menggigit bibir bawahnya lucu. Ryu bergerak, ia letakkan rokoknya lebih dulu di asbak. Baru ia melangkah masuk melewati pintu balkon, ia tertegun. Matanya disambut dengan suguhan punggung telanjang Rara yang mulus dan putih bersih. Pemiliknya tersenyum canggung, merasa malu tapi Rara tak punya pilihan. "Kait kancingnya nyangkut ke rambut Mas, udah coba saya lepas sendiri malah makin kusut rambutnya. Maaf, bisa tolong bantuin lepas?" desis Rara menahan malu de
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status