Home / Romansa / Pijatan Nikmat Sang CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pijatan Nikmat Sang CEO: Chapter 111 - Chapter 120

252 Chapters

Bab 111: Permainan Nyawa

Arissa merasakan dunia di sekelilingnya berputar ketika kesadarannya perlahan kembali. Kepalanya berdenyut nyeri, dan rasa dingin menjalari tubuhnya. Bau apek dan debu memenuhi hidungnya, membuatnya sadar bahwa ia berada di tempat yang sangat jauh dari kenyamanan.Perlahan, ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tetapi kedua tangannya terikat kuat di belakang kursi. Tali yang kasar menekan pergelangan tangannya, membuatnya merasa kesemutan. Matanya berkedip beberapa kali, menyesuaikan diri dengan cahaya redup di ruangan itu.Ia berada di sebuah gudang kosong—atap bocor di beberapa tempat, membiarkan cahaya bulan masuk melalui celahnya. Dindingnya kusam, dipenuhi coretan dan noda hitam yang entah berasal dari apa. Hanya ada satu pintu di ruangan itu, dan di depannya berdiri dua pria berbadan kekar dengan ekspresi dingin.Arissa menarik napas dalam, menenangkan dirinya. Ia tahu panik tidak akan membantunya keluar dari situasi ini. Ia harus tetap berpikir jernih.
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 112: Lintasan Waktu yang Menentukan

 Nathaniel menatap layar komputernya dengan ekspresi tegang, napasnya pendek dan berat. Detik demi detik berlalu terasa seperti siksaan. Pihak berwenang sedang bekerja melacak keberadaan Arissa, tetapi ia merasa itu tidak cukup cepat. Setiap menit yang terbuang bisa menjadi ancaman bagi keselamatan wanita yang ia cintai."Masih belum ada kabar?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.James, asistennya yang berdiri di sebelahnya, menggelengkan kepala. "Tim keamanan sedang menelusuri CCTV dan data pergerakan kendaraan yang mencurigakan di sekitar pelabuhan. Namun, Markus terlalu licik. Dia tidak akan meninggalkan jejak yang mudah ditemukan."Nathaniel menghempaskan tangannya ke meja. "Sial!"Ia tidak bisa hanya duduk di sini dan menunggu. Markus adalah seorang manipulator ulung, dan ia tidak akan berhenti sampai benar-benar menghancurkan Nathaniel. Jika ia ingin Arissa selamat, ia harus bertindak lebih cepat dari Markus.Tiba-tiba,
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 113: Kebebasan yang Diraih dengan Kecerdikan

 Arissa duduk bersandar di dinding gudang yang dingin dan lembap. Tangannya masih terikat, sementara pergelangan kakinya terasa kaku karena duduk terlalu lama di posisi yang sama. Beberapa pria berbadan kekar yang menjaga tempat itu terus berjaga-jaga, memastikan ia tidak memiliki celah untuk kabur.Namun, Arissa tidak membiarkan rasa takut menguasainya.Ia tahu bahwa Nathaniel pasti sedang mencari cara untuk menyelamatkannya. Tetapi, ia juga tidak bisa hanya diam dan menunggu. Jika ada kesempatan untuk melarikan diri, ia harus mengambilnya.Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengatur pikirannya. Markus mungkin berpikir bahwa ia hanyalah seorang wanita biasa yang mudah menyerah, tetapi ia salah. Selama bertahun-tahun, Arissa telah menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Dan kali ini tidak akan menjadi pengecualian. Di sisi lain, Markus berdiri di sudut ruangan, berbicara dengan seseorang melalui telepon."Aku tid
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 114: Ultimatum Markus

 Nathaniel duduk di kursi kantornya dengan rahang mengatup erat. Kedua tangannya mengepal, jemarinya hampir menembus permukaan meja. Ia menatap layar ponselnya dengan tatapan tajam, membaca pesan yang baru saja diterimanya."Kau ingin Arissa tetap hidup? Serahkan perusahaanmu. Tanpa syarat. Kau punya waktu 24 jam."Markus.Nathaniel merasakan gelombang amarah yang hampir tidak bisa ia kendalikan. Markus sudah melampaui batas dengan menyeret Arissa ke dalam permainannya. Ini bukan lagi soal bisnis—ini sudah menjadi perang pribadi.James, tangan kanannya, berdiri di seberang meja dengan ekspresi serius. "Kita tidak bisa menyerah begitu saja, Nathaniel. Ini jelas jebakan."Nathaniel mengangguk. "Aku tahu. Tapi aku tidak akan membiarkan Arissa berada dalam bahaya lebih lama lagi.""Kita sudah berusaha melacak keberadaannya, tapi Markus sangat licin," kata James lagi. "Ia tidak menggunakan jalur komunikasi yang bisa de
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 115: Pesan Rahasia

Arissa duduk diam di kursi kayu tempatnya ditahan, napasnya tertahan setiap kali mendengar suara langkah kaki di luar ruangan. Tangannya masih terikat di belakang punggung, tetapi pikirannya bekerja lebih cepat daripada sebelumnya. Ia tahu bahwa Markus tidak akan memberinya kesempatan untuk bebas begitu saja, dan ia juga tahu bahwa Nathaniel pasti sedang mencari cara untuk menemukannya.Namun, bagaimana ia bisa membantu Nathaniel menemukan lokasinya?Sejak pertama kali ia dibawa ke tempat ini, ia telah memperhatikan beberapa detail kecil. Udara di ruangan ini terasa lembap, dengan bau garam yang samar—mungkin dekat dengan laut atau sungai besar. Lalu, ketika Markus mengizinkannya berbicara di telepon dengan Nathaniel beberapa saat lalu, ia sempat mendengar suara gemuruh dari luar, mungkin suara kapal atau kendaraan besar yang lewat.Arissa mencoba mengingat-ingat kembali. Saat mereka membawanya, mobil yang ia naiki melewati jalanan berbatu selama beberapa
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 116: Konfrontasi di Gudang Tua

Nathaniel berdiri di depan pelabuhan tua, matanya menatap tajam ke arah bangunan-bangunan bobrok yang berdiri di sepanjang dermaga. Angin malam yang dingin menerpa wajahnya, tetapi itu bukanlah hal yang mengganggunya saat ini. Yang ada dalam pikirannya hanyalah satu hal—Arissa."Ini tempatnya," kata James di sampingnya, menunjuk ke sebuah gudang tua di ujung dermaga. "Kami telah memastikan bahwa Markus dan anak buahnya ada di dalam. Tidak ada jalan keluar lain kecuali pintu depan dan belakang."Nathaniel mengepalkan tangannya. "Berapa orang yang ada di dalam?""Setidaknya enam orang bersenjata," jawab James, memeriksa perangkat komunikasinya. "Tim kita sudah siap di posisi masing-masing. Begitu kau memberi tanda, kami akan masuk."Nathaniel menarik napas dalam-dalam. Ia tahu ini berbahaya. Markus Reinhardt bukan hanya seorang pebisnis licik, tetapi juga seseorang yang tidak segan-segan bermain kotor demi mencapai tujuannya. Dan kali ini, Markus tela
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 117: Duel di Ambang Maut

Gudang tua yang gelap dan lembap itu kini menjadi arena pertempuran terakhir antara Nathaniel dan Markus. Cahaya remang-remang dari lampu gantung yang berkedip-kedip menciptakan bayangan menyeramkan di dinding, seolah mencerminkan situasi mencekam yang terjadi di dalamnya.Nathaniel berdiri tegak, napasnya berat setelah serangkaian pertarungan melawan anak buah Markus. Di hadapannya, Markus Reinhardt menyeringai penuh keangkuhan, meskipun beberapa lebam mulai terlihat di wajahnya."Kau benar-benar keras kepala, Nathaniel," ejek Markus, mengangkat pisau berkilat yang baru saja ia tarik dari sakunya. "Kau bisa saja menyerah sejak awal dan menghindari semua ini."Nathaniel mengepalkan tinjunya. Ia tidak pernah gentar menghadapi ancaman, terutama dari seseorang seperti Markus. "Aku tidak akan membiarkanmu menang."Tanpa peringatan, Markus melesat ke arah Nathaniel, mengayunkan pisaunya dengan cepat. Nathaniel berhasil menghindar dengan gesit, namun Markus buk
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 118 – Luka dan Kebebasan

Langit malam di luar gudang tua itu masih gelap pekat ketika sirene polisi akhirnya berhenti meraung. Cahaya merah dan biru berputar-putar, menerangi lorong-lorong sempit yang dingin. Di dalam ruangan, bau besi dari darah yang mengering bercampur dengan udara yang lembap.Nathaniel berdiri dengan tubuh penuh luka, darah segar masih mengalir dari lengannya yang tertusuk pisau Markus. Meskipun begitu, matanya tidak beranjak dari Arissa yang kini berada dalam pelukannya. Wanita itu masih gemetar, meskipun ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.Akhirnya, setelah perjuangan panjang, Arissa selamat.Nathaniel dengan lembut mengusap rambutnya. "Kita sudah aman sekarang," bisiknya, meskipun suaranya terdengar serak karena kelelahan.Arissa mengangguk, tetapi air matanya tidak bisa ia tahan. "Aku benar-benar takut… kupikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi," ucapnya dengan suara parau.Nathaniel mengeratkan pelukannya, mengabaikan rasa nyeri di l
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 119 – Luka yang Menyatukan

 Cahaya pagi menembus tirai rumah sakit, menciptakan siluet samar di dinding putih yang steril. Arissa terbangun perlahan, tubuhnya masih terasa lelah setelah malam yang panjang. Di sampingnya, Nathaniel masih tertidur, wajahnya tampak lebih tenang meskipun luka-luka di tubuhnya masih membekas.Selama beberapa jam terakhir, Arissa tak bisa berhenti berpikir tentang semua yang telah terjadi. Dari momen saat ia diculik, ketakutan yang melingkupinya, hingga saat Nathaniel datang untuk menyelamatkannya. Semua itu terasa seperti mimpi buruk yang belum sepenuhnya sirna.Ia menatap tangan Nathaniel yang terbalut perban, teringat bagaimana pria itu bertarung habis-habisan demi dirinya. Hatinya terasa sesak, ada perasaan yang semakin jelas terbentuk di dalam dirinya—perasaan yang selama ini ia coba abaikan.Nathaniel perlahan membuka matanya, seolah merasakan tatapan Arissa. Ia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Kau suda
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 120 – Membuka Hati Tanpa Ragu

Langit sore mulai berubah jingga, menyelimuti kota dengan cahaya hangat yang lembut. Dari jendela rumah sakit, Arissa menatap langit itu dengan perasaan yang sulit diungkapkan. Begitu banyak yang telah ia lalui dalam waktu yang terasa begitu singkat, tetapi begitu melelahkan. Luka-luka di tubuhnya mungkin akan sembuh dalam beberapa minggu, tetapi luka di hatinya telah mengakar lebih lama dari yang ia sadari.Di belakangnya, Nathaniel masih beristirahat. Meski terlihat lebih baik dari kemarin, ia masih membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya. Arissa duduk di tepi ranjang, memperhatikan wajah Nathaniel yang tampak lebih damai. Rasanya aneh bagaimana pria ini, yang dulunya ia anggap sebagai sosok yang kuat dan tak tergoyahkan, kini terlihat begitu rentan di hadapannya.Namun, justru dalam momen inilah Arissa menyadari sesuatu—Nathaniel bukan hanya seorang pria yang berjuang demi mempertahankan bisnisnya atau menghadapi lawan-lawannya. Ia juga seseorang yang telah m
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
26
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status