Home / Romansa / Pijatan Nikmat Sang CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pijatan Nikmat Sang CEO: Chapter 121 - Chapter 130

252 Chapters

Bab 121 – Kebenaran yang Terungkap

 Setelah cobaan berat yang mereka lalui, Nathaniel tahu bahwa ia tidak bisa membuang waktu lebih lama. Meski tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih, pikirannya sudah kembali fokus pada satu hal: menyelamatkan perusahaannya dari kehancuran yang telah dirancang Markus.Pagi itu, dengan jas hitam yang membingkai tubuhnya dengan sempurna, Nathaniel berdiri di depan cermin. Luka di wajah dan lengannya masih terlihat jelas, tetapi semangat di matanya jauh lebih tajam daripada sebelumnya. Ia menatap pantulannya dengan tekad yang tak tergoyahkan. Ini bukan saatnya untuk ragu.Arissa masuk ke dalam ruangan, membawa berkas-berkas yang telah mereka kumpulkan selama beberapa hari terakhir. "Semua bukti sudah siap," katanya dengan suara mantap. "Aku sudah memastikan semuanya terorganisir dengan baik. Hari ini, kita akan mengakhiri permainan Markus."Nathaniel menatapnya, merasakan gelombang rasa syukur. Arissa bukan hanya seseorang yang ia lindungi, tetapi juga s
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 122 – Pertarungan di Meja Eksekutif

Ketegangan di ruang rapat memuncak. Markus yang biasanya penuh percaya diri kini tampak gelisah, kemejanya sedikit kusut, dan senyumnya tak lagi setajam biasanya. Seluruh anggota dewan kini menatapnya dengan tatapan penuh kecurigaan. Bukti-bukti yang baru saja dipaparkan Nathaniel telah mengguncang kepercayaan mereka terhadap Markus.“Markus,” suara Ketua Dewan, Tuan Edward Sinclair, menggema di ruangan. “Dengan semua bukti ini, bagaimana kau akan membela dirimu?”Markus menghela napas panjang. Ia harus tetap tenang. “Tuan Edward, semua ini hanyalah rekayasa Nathaniel untuk menjatuhkanku. Bukti-bukti yang dia tunjukkan bisa saja dimanipulasi! Kita semua tahu seberapa jauh ia bersedia pergi demi mempertahankan perusahaannya.”Nathaniel menatap Markus dengan tatapan dingin. “Rekayasa? Bukankah ini justru perbuatan yang sering kau lakukan, Markus? Aku tidak perlu merekayasa apa pun, karena kesalahanmu sendiri yang telah membuat kebenaran ini terungkap.”Para
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 123 – Kembali ke Pelukannya

Baik, berikut pengembangan Bab 123 – Kembali ke Pelukannya dalam 1500 kata:Nathaniel berdiri di depan jendela besar kantornya, menatap kota yang kini kembali dalam genggamannya. Setelah semua pertarungan, pengkhianatan, dan ancaman yang ia hadapi, akhirnya ia berhasil merebut kembali apa yang menjadi haknya. Markus telah jatuh, dan perusahaan ini tetap berdiri kokoh di bawah kepemimpinannya. Namun, meskipun ia telah memenangkan perang bisnis yang begitu melelahkan, hatinya tetap merasa kosong.Bukan uang, bukan kekuasaan, bukan kemenangan yang sesungguhnya yang kini memenuhi pikirannya. Semua itu tampak kecil dibandingkan dengan satu hal yang kini benar-benar ia sadari—Arissa.Nathaniel menghela napas panjang. Ia telah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan apa yang telah ia bangun, namun selama ini ia hampir kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga. Tanpa Arissa, semua pencapaian ini tak berarti. Selama berhari-hari, ia terjebak dalam pertempuran dan ambisinya, tetapi kini,
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 124 – Taruhan Terakhir

Ponselnya bergetar di meja. Sebuah pesan masuk dari salah satu penasihat kepercayaannya."Nathaniel, ada pergerakan mencurigakan dari pihak Markus. Beberapa pemegang saham mulai menarik diri. Ada kemungkinan mereka mendapat tekanan besar. Kita harus bertindak sebelum semuanya berantakan."Nathaniel mengepalkan tangan. Ia sudah memperkirakan ini akan terjadi, tetapi ia tidak menyangka bahwa Markus bisa bergerak secepat ini. Dengan segala kejatuhannya, Markus pasti telah menyusun rencana balas dendam terakhir.Tak lama, pintu ruangannya diketuk, dan Arissa masuk dengan wajah khawatir."Apa yang terjadi?" tanyanya, langsung menangkap perubahan ekspresi Nathaniel.Nathaniel menghela napas, lalu menyerahkan ponselnya kepada Arissa. Wanita itu membaca pesan yang baru saja masuk, lalu menatap Nathaniel dengan pandangan penuh kekhawatiran."Jadi, Markus belum benar-benar menyerah?""Tidak," jawab Nathaniel tegas. "Orang seperti dia tidak akan menyerah begitu saja. Ini belum berakhir."Beberap
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 125 – Konfrontasi Terakhir

Langit malam menyelimuti kota dengan keheningan yang mencekam. Nathaniel berdiri di sebuah ruangan luas yang dikelilingi oleh kaca tinggi, memandang ke luar dengan ekspresi tajam. Ia tahu bahwa malam ini akan menjadi akhir dari segalanya—entah bagi Markus, atau bagi dirinya sendiri.Setelah bertahun-tahun bermain dalam bayang-bayang, akhirnya Nathaniel memutuskan untuk menyingkirkan Markus dengan tangannya sendiri. Tidak ada lagi perantara, tidak ada lagi permainan politik. Malam ini, ia akan menghadapinya langsung.Di hadapannya, Markus berdiri dengan senyum penuh ejekan. Ia tampak tenang, tetapi matanya menyiratkan kemarahan yang terpendam."Kau benar-benar tidak tahu kapan harus menyerah, Nathaniel," kata Markus dengan nada rendah.Nathaniel menatapnya dengan dingin. "Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu, Markus. Kau sudah kalah, tetapi tetap saja kau berusaha bertahan."Markus tertawa kecil. "Kalah? Kau pikir aku sudah kalah? Nathaniel, dunia ini bukan tempat bagi orang-orang
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 126 – Keberanian yang Bangkit

 Langit pagi masih kelabu ketika Arissa menatap dirinya di cermin. Wajahnya menunjukkan kelelahan setelah semua kejadian yang ia lalui—penculikan, ancaman, dan hampir kehilangan Nathaniel. Namun, di balik sorot matanya yang lelah, ada sesuatu yang berbeda kali ini. Ia melihat seorang wanita yang tak lagi hanya menjadi korban, tetapi seseorang yang siap berdiri dan melawan. Arissa merasa dirinya hanyalah seseorang yang perlu dilindungi. Nathaniel selalu berada di garis depan, bertarung untuknya, mempertaruhkan segalanya demi keselamatannya. Tapi tidak kali ini. Setelah apa yang terjadi di gudang itu, ia menyadari sesuatu—jika ia terus-menerus bergantung pada Nathaniel tanpa berbuat apa-apa, maka ia hanya akan menjadi kelemahan bagi pria itu.Arissa mengembuskan napas panjang dan mengepalkan tangannya. Tidak, ia tidak akan menjadi kelemahan.Nathaniel baru saja keluar dari kamar mandi ketika melihat Arissa berdiri tegap di depan cerm
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 127 – Ancaman yang Kian Nyata

Nathaniel sudah tahu bahwa Markus tidak akan tinggal diam setelah kekalahannya. Namun, ia tidak menduga bahwa musuhnya akan menggunakan cara yang lebih ekstrem.Beberapa hari terakhir, laporan tentang gerakan Markus semakin mencurigakan. Orang-orangnya masih memiliki cukup pengaruh untuk mengacaukan bisnis Nathaniel, tapi kini Markus tampaknya mengambil pendekatan yang lebih berbahaya—menyerang titik terlemah Nathaniel: Arissa.Pagi itu, Arissa menerima sebuah amplop misterius di depan pintu rumah mereka. Saat ia membukanya, napasnya tercekat. Di dalamnya terdapat beberapa foto dirinya—diambil secara diam-diam dari kejauhan. Salah satunya bahkan menunjukkan dirinya bersama Nathaniel di sebuah restoran beberapa hari lalu.Namun yang membuatnya benar-benar ketakutan adalah catatan kecil yang diselipkan di dalamnya:"Kau bisa saja menghilang kapan saja."Tangan Arissa bergetar saat ia membaca pesan itu. Ini bukan lagi sekadar ancaman bisnis—i
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 128 – Isu Keluarga yang Dimainkan

Ketegangan di ruang pertemuan belum sepenuhnya mereda setelah pemaparan bukti-bukti yang menghancurkan Markus. Namun, pria itu tidak akan menyerah begitu saja. Dengan senyum penuh kelicikan, ia memutuskan untuk menyerang Nathaniel dari sisi yang lebih personal.“Luar biasa,” ucap Markus dengan suara yang dibuat tenang. “Nathaniel benar-benar menunjukkan kelasnya di sini. Tapi sebelum kalian semua terlalu terburu-buru mengambil keputusan, mari kita bicara tentang sesuatu yang lebih mendalam.”Nathaniel tetap berdiri tegap, matanya mengamati Markus dengan kewaspadaan.“Banyak dari kalian mungkin tidak tahu, atau mungkin sengaja melupakan,” lanjut Markus, “tapi Nathaniel bukanlah pria yang sempurna seperti yang ia tunjukkan hari ini. Kalian percaya bahwa dia pemimpin yang kuat dan tak tergoyahkan, tapi… bagaimana dengan masa lalunya? Bagaimana dengan keluarganya?”Ruangan itu seketika dipenuhi dengan bisikan. Markus berhasil menarik perhatian semua orang dengan cara yang tak terduga.Nath
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 129 – Menyingkap Konspirasi

Setelah semua yang terjadi, Arissa tidak lagi hanya berdiri di sisi Nathaniel sebagai pendukung emosional. Ia kini terlibat secara aktif dalam mencari kebenaran. Markus memang telah kehilangan sebagian besar kekuatannya, tetapi ada sesuatu yang masih mengganjal di benaknya.Arissa duduk di depan laptopnya, membaca ulang dokumen-dokumen yang berhasil dikumpulkan tim investigasi Nathaniel. Matanya menelusuri angka-angka, kontrak, serta transaksi yang mencurigakan.Ia menarik napas dalam-dalam. "Ini tidak masuk akal…" gumamnya.Nathaniel yang baru saja selesai berbicara dengan tim hukumnya menghampiri. "Apa yang kau temukan?""Aku merasa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar kecurangan Markus," jawab Arissa serius. "Beberapa transaksi ini… terlihat seperti manipulasi yang sudah berlangsung lama. Bahkan sebelum Markus mulai menunjukkan ambisinya secara terbuka."Nathaniel mengernyit. "Kau yakin?"Arissa mengangguk. "Ya. Aku pikir Markus bukan satu-satunya dalang dalam semua ini."Sema
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 130 – Pengkhianatan Tak Terduga

Arissa menatap layar laptopnya dengan napas tertahan. Tangannya sedikit gemetar saat ia membaca serangkaian pesan terenkripsi yang baru saja berhasil dipecahkan oleh tim investigasi. Pesan-pesan itu bukan hanya bukti transaksi mencurigakan, tetapi juga percakapan rahasia antara seseorang di dalam perusahaan dengan Markus.Setiap kata yang tertulis di sana seperti belati yang menusuk dada Arissa. Ia tidak pernah menyangka bahwa pengkhianatnya adalah seseorang yang begitu dekat dengan Nathaniel.Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya sebelum melanjutkan membaca. Salah satu pesan terakhir yang ditemukan berbunyi:"Segera pastikan Nathaniel kehilangan dukungan dewan. Aku akan urus sisanya."Dan pengirimnya… adalah Damien.Arissa terhenyak. Damien, saudara kandung Nathaniel sendiri?Arissa selalu tahu bahwa hubungan Nathaniel dan Damien tidak sehangat saudara kandung pada umumnya. Namun, ia tidak pernah berpikir bahwa Damien akan tega melakukan hal seperti ini—mengkhianat
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
26
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status