All Chapters of Aku Dipaksa Menikahi Dua Pria: Chapter 31 - Chapter 40

85 Chapters

31. Berakhir di Ranjang

“Aku pun sama. Pernikahan adalah beban terbesar dalam hidupku. Tidak akan ada banyak kebaikan dan bahagia yang mungkin bisa kuberikan untukmu. Namun yang pasti, jika sudah terikat denganku, maka selamanya harus begitu, kecuali maut memisahkan.”Mina merasa ngeri mendengarnya. Benar, bukan? Mungkin, jika di film-film berkisah romantis, ucapan seperti yang dikatakan Red-lah yang begitu dinantikan oleh si pemeran utama wanita. Namun di kehidupan nyata, bukankah terdengar sangat menakutkan?Berusaha waras, Mina coba tersenyum masih dengan bibir bergetar. Entah kenapa mereka tidak tiba juga di restoran tempat di mana seharusnya keduanya menghabiskan makan malam pertama sebagai sepasang suami istri.“Bagaimana dengan King?”“Kau berharap dia berpikiran yang sama denganku?”Mina menggeleng cepat-cepat. “Tidak, tidak. Bukan itu. Kau tahu maksudku.”Memang. Red jelas tahu maksud dari kekhawatiran Mina. “Biasanya, dia akan bosan dengan sendirinya.”“Bagaimana dengan statusku yang sebagai saksi
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

32. Bukan Pemaksaan

“King sialan! Pergi jauh-jauh dari pandangan mataku!” Mina memaki dalam hati, marah pada dirinya sendiri karena bayangan itu mengganggu momen ini. Tubuhnya berkhianat, tetap merespons setiap sentuhan Red, tapi pikirannya terbagi.Red menyadari Mina mulai menjauh dalam pikirannya. Menunduk, tangannya menggenggam dagu Mina dengan lembut namun tegas, memaksa mata mereka bertemu. “Tatap aku, Mina. Jangan palingkan wajahmu dariku,” bisiknya serak dan penuh otoritas.Segera Red mempercepat gerakannya. Pinggul menghantam lebih keras, lebih dalam, hingga Mina tidak bisa lagi menahan erangan yang keluar dari mulutnya.Tangan Red mengangkat pergelangan tangan Mina, menahannya di atas kepala sementara dia terus mendorong. Tubuh mereka saling menempel erat, kulit bertemu kulit dalam panas yang membakar. Mina merasakan tekanan yang semakin memuncak di dalam dirinya, setiap gesekan membawanya lebih dekat ke tepi, meski bayangan wajah King masih memenuhi pikirannya.Red menunduk lagi, bibirnya kini
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

33. Sangat Menikmati

Mereka bermain di kamar, di hadapan Red yang tertidur pulas. Mengerang saat pelepasan setelah bergerak aktif selama sebelas menit.“King sudah,” tahan Mina, ketika King membawanya ke kamar mandi.“Ini pemaksaan, Sayang.” King menyalakan shower. Sengaja basah-basahan. Menjepit Mina di antara dirinya. Air dingin mengguyur tubuh mereka, tapi panas di antara keduanya sama sekali tidak padam.King mendorong Mina ke dinding kamar mandi yang licin, mengangkat satu kaki Mina hingga tertekuk di pinggang, lalu memasukkan dirinya dengan gerakan yang tidak kenal ampun. Penyatuan yang sempurna. King sampai menggeram karena merasa luar biasa. Menghantam dan menyentak berulang-ulang.Air bercampur keringat membasahi wajah Mina yang kedua matanya terpejam. Sementara tangan King mencengkeram lehernya. Tidak terlalu kuat, tapi cukup untuk menegaskan dominasi seorang King Blackwood.Mina menggigit bibirnya kuat-kuat. Merasai sensasi yang membuatnya menahan erangan keras yang ingin pecah, selagi King ter
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

34. Pagi Bersamamu

“Katamu akan mencari pekerjaan. Berubah pikiran?” Saat terbangun dalam kondisi segar luar biasa, Red bertanya heran pada Mina yang masih satu selimut dengannya.“Tidak. Nanti kucari lagi. Sekarang biarkan aku tidur.” Mina memunggungi Red, menahan rasa sakit di mana-mana serta tidak ingin menunjukkan raut kebohongannya di hadapan suami pertama.Red pikir semalam dia tidak terlalu brutal. Tapi nyatanya, Mina terlihat kelelahan.“Aku mau mandi. Kuberitahu, karena mungkin kau berniat ikut.”Kedua mata Mina terpejam rapat, namun suara di kepalanya mengingatkan. Jangan membuat Red curiga. Ah, iya!Dengan masih menutup mata, Mina menyibak selimut. Duduk di tepi ranjang, menghela napas, lalu membuka mata, disusul Red yang baru membuka pintu. “Aku ikut!”Senyum Red terkembang diam-diam. Sebelum Mina tiba, dia menetralkan ekspresinya. Berbalik, lalu mengulurkan tangan menyambut. “Kemarilah.”Mina tersenyum, merasai kehangatan perasaan karena perlakuan manis Red sejak kemarin. Sengaja tidak bert
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

35. Percakapan Normal Suami Istri

Mina mengikuti si pria tua. Menuju lantai dua menggunakan tangga. Sekeliling diperhatikan, benar-benar ruangan besar yang kosong melompong.“Tuan baru pindah ke sini empat hari lalu. Gedung ini sebenarnya bukan digunakan untuk urusan kantor, tapi berniat dijadikan rumah oleh tuan besar.”Rumah? Rasanya tidak cocok. “Bukan warga sini?”“Tuan besar?” Pria itu menoleh melewati bahu, lalu fokus kembali menaiki tangga setelah melihat Mina mengangguk. “Bukan, tapi kota ini adalah kampung halamannya. Tuan besar tinggal di luar negeri sejak remaja.”Mina angguk-angguk saja. Merasakan atmosfer dingin nan gelap di sekitarnya, namun bila diingat lagi masih lebih parah dari aura King yang jauh lebih menakutkan. Ini bukan apa-apa.“Silakan, Nona Mina. Tuan besar ada di dalam.” Merentangkan lengan kanan isyarat agar si tamu segera masuk dan membuka pintunya sendiri, pria tua itu sedikit membungkuk hormat.“Terima kasih.” Tidak fokus Mina saat mengatakannya, sebab tubuhnya sudah sangat penasaran ing
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

36. Pertemuan

“Tidak, tidak.” Mina tertawa kali ini. Rasanya menyenangkan bisa berbicara santai dengan seseorang melalui telepon. Terakhir kali dia begini, ketika Melrose masih hidup, sebelum wanita itu tidak berdaya karena sakit parahnya. Mereka mengobrol singkat dan santai sesaat selagi Mina berjalan menuju sekolah.“Sepertinya kau butuh mobil. Kuberikan satu milikku.”“Jangan, Red. Jangan dulu.”“Kau lebih suka kuantar jemput, ya?”Mina jelas tertawa. Membayangkannya saja tidak. “Sesekali boleh. Tapi rasanya aku lebih suka duduk tenang di dalam bus di saat seluruh penumpang berdesakan.”“Hmm ... boleh juga. Menyenangkan pastinya.”Mina tertawa lepas. Entah kenapa rasanya semenyenangkan dugaan Red.“Mau merayakan keberhasilanmu mendapatkan pekerjaan?” Red berdiri dari jongkoknya, menjepit ponsel di telinga sementara membersihkan tangan menggunakan tisu basah. Ada darah dan tanah yang menempel bandel.“Apa yang akan kita lakukan?”“Sesuatu yang menyenangkan pastinya.” Sedang dipikirkan oleh Red, a
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

37. Lidah yang Tidak Boleh Terluka

“Yap. Austin dan aku memutuskan untuk menetap di kota ini.”“Waah! Kalian serius?”“Akan kuceritakan semuanya nanti saat kita—oh, Indi, kututup dulu. Nanti kukirimi kau pesan. Bye!”“Hei, Zara—”Panggilan terputus begitu saja. Indila tidak kesal sama sekali. Justru raut senang masih terukir di wajahnya. Ada Zara di sini, di kota ini. Setidaknya, setelah kembali dari menemani perjalanan Logan, dia dan Zara bisa terus bertemu sesering yang mereka mau.Sementara Zara sedang dibuat berdebar akan kemunculan pria rupawan berwajah tegas di hadapannya.Red menarik kursi, duduk tenang sambil menatap lawan dengan tidak sabar yang ditekan sedemikian rupa. “Bisa langsung saja, Nyonya Balthazar?”Zara dibuat salah tingkah. Tertangkap basah sedang terpana. Suaminya—Austin, jelas tidak kalah tampannya, namun yang memiliki tatapan seperti Red sungguh langka dijumpainya selama ini.“Ya, silakan Tuan—”“Kosongkan lokasi tempat hiburanmu sesuai permintaan awal yang sudah kau dengar sebelumnya,” sela Red
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

38. Jatuh Cinta Pada Sang Istri

“Mari buat kesepakatan, Suami. Tidak kugigit lidahku, tapi biarkan aku melihatmu.”King terkekeh di telinga Mina. Kecupan manis yang sedikit kasar menyentuh leher samping Mina. “Jika begitu rindu padaku, korbankan satu harimu bersama Red, lalu datanglah padaku.”“Jangan curang, King.”“Kalau begitu ... selamat tinggal, Sayang.” Setelah diucapkan, telapak tangan King menjauh dari kedua mata Mina.“King!” Mina langsung melihat ke asal suara yang diyakininya tempat tadi King berada di sisinya. Berdiri, dicarinya King yang begitu cepat menghilang. Namun bayangan melewati pintu samping kafe, menandakan bahwa benar King keluar melalui pintu itu.Mina sudah berlari ke pintu samping. Membuka, keluar dari sana dan tidak menemukan King di mana pun.Menyerah mencari yang pasti sudah pergi, begitu Mina kembali, menemukan Red sudah duduk di kursi yang tadi ditempatinya. Yakin seribu persen kalau Red tahu bahwa King baru saja bersamanya.“Kau mengejarnya?”“Tidak,” geleng Mina cepat.“Lalu? Apa yan
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

39. Malam yang Luar Biasa

Mina menatap Red. Meyakini pasti ada perubahan pada pria yang kini sedang mengemudikan mobil entah ke mana.“Lihat ke depan, Sayang. Kejutan untukmu tidak terlalu jauh dari sini.” Entah kenapa Red mulai merasakan yang namanya ‘malu’ saat ditatap lama oleh seseorang. Dulu, pada Indila dia hanya merasa tidak nyaman ketika wanita itu memandanginya dengan sengaja. Sebab ada ‘rasa’ satu sama lain.Bedanya, saat ditatap lekat oleh si istri, Red langsung merasa ingin memeluk dan bersembunyi di balik bahu Mina.“Terima kasih, Sayang.” Kecupan singkat di pipi diberikan oleh Mina.“Selesai bermain, kita harus bercinta di dalam mobil. Aku tidak mau menunggu sampai rumah.” Red membelokkan kemudi. Mereka sampai.“Aku setuju.” Mina tercengang ketika mobil memasuki gerbang yang sudah terbuka lebar. Taman bermain yang sepi, sunyi senyap tanpa ada satu manusia pun di sana.“Ayo, Sayang.” Red membuka sabuk pengaman Mina sambil dicium mesra puncak kepala si istri.“Ke mana perginya semua orang, Red?”“K
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

40. Dimabuk Cinta

Jack? Red keluar kamar terburu-buru. Jack tidak akan menyambanginya ke rumah bila tidak ada hal yang benar mendesak. Bahkan melompati pagar rumahnya yang lumayan tinggi.Jack baru akan mengetuk pintu, tapi Red sudah membukanya lebih dulu.“Ada apa?”“Pagarmu seharusnya tidak perlu dikunci.” Jack menunjuk ke arah gerbang yang dilompatinya barusan. Rupanya tadi sempat hujan sebentar. Ada jejak jatuh tubuhnya di tanah basah. Bunyi gedebuknya terdengar sampai ke kamar Red.“Rupanya kau sudah tua sampai melompat pagar cuma setinggi itu saja langsung jatuh.”Jack berdecak. Bukan sindiran pagi hari yang ingin dia dengar. “Ponselmu tidak bisa dihubungi. Telepon rumah pun tidak kunjung kau jawab.”Sialan! Red sungguh sudah dimabuk kepayang. Dia melupakan ponselnya yang sempat terjatuh ke kolam saat bermain di wahana bersama Mina. Memang sempat diselamatkan, namun benda itu padam tanpa ada tindakan apa pun dari si empunya. Red melupakan keberlangsungan fungsi dari salah satu benda penting milik
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
PREV
1234569
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status