Lahat ng Kabanata ng Menjadi Istri Keponakan sang Mantan: Kabanata 31 - Kabanata 40

87 Kabanata

Bab 31 : Rencana Tersembunyi

Tangan Jack semakin lancang, bergerak turun hingga menyentuh pinggang Sophia. Sentuhan itu membuat tubuh Sophia menegang, dan tanpa pikir panjang, ia menepis tangan Jack dengan kasar. "Cukup!" Sophia berseru, suaranya nyaris tenggelam oleh dentuman musik. Tanpa menunggu reaksi Jack, ia segera melangkah keluar dari lantai dansa, menembus kerumunan orang yang masih asyik bergerak mengikuti irama. Anne yang melihat Sophia pergi segera menyusulnya, begitu juga dengan Jack yang tampak kebingungan. "Sophia, kenapa kau berhenti?" tanya Anne saat sudah duduk di sampingnya di salah satu sofa lounge klub. Sophia menghela napas dalam, mencoba meredakan kekesalannya. "Aku tidak suka menari," jawabnya singkat. Anne menoleh ke arah Jack dengan tatapan selidik. "Hey, Jack, apa yang kau lakukan pada Sophia?" Jack mengangkat kedua tangannya seolah tak bersalah. "Aku hanya mengajarinya menari, itu saja." Anne menghela napas dan menggelengkan kepalanya. "Sudahlah, kalau Sophia tidak in
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

Bab 32 : Dalam Cengkraman Hasrat

"M-maaf, aku tidak sengaja." Sophia berusaha mempertahankan keseimbangan, tetapi tubuhnya terasa semakin lemah. Saat mencoba melangkah lagi, hak sepatunya kembali terpeleset, hampir membuatnya jatuh. Sebelum tubuhnya menyentuh lantai, sepasang tangan kuat dengan sigap menangkapnya lagi. Cengkraman itu kokoh, memberikan sedikit rasa aman di tengah kepanikannya. "Kau mabuk," suara bariton itu terdengar dekat. Sophia mengerjapkan mata, berusaha melihat dengan lebih jelas. Suara itu … terlalu familiar. Ia perlahan menoleh, dan di balik pandangan buramnya, sosok seorang pria berdiri tegap di sampingnya. Daniel. Dadanya naik turun, ia menggelengkan kepala berulang kali, bahkan mengetuk pelipisnya dengan harapan kesadarannya kembali. Tapi bayangan pria itu tetap tidak berubah. "Daniel …?" suaranya begitu lirih, nyaris terseret dalam debaran jantung yang berdegup kencang. Daniel menatapnya tajam. "Berapa botol yang kau minum?" Sophia mengerutkan kening, mencoba menginga
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

Bab 33 : Rencana yang Gagal

Anne berjalan dengan percaya diri melewati kerumunan, bibirnya melengkung dalam senyuman puas. Rencananya berjalan dengan sempurna. Sophia sudah terjebak di tengah hingar-bingar klub ini, dan dengan sedikit dorongan, dia akan membuat gadis itu melakukan kesalahan besar—kesalahan yang akan menghancurkan reputasinya di mata keluarga Williams. Anne bisa membayangkan betapa marahnya William jika mendengar bahwa Sophia, yang selama ini berusaha menjaga citra baiknya, terlihat berada di tempat seperti ini, dikelilingi pria-pria asing. Namun, kebahagiaannya seketika sirna saat matanya menangkap sosok Jack yang duduk sendirian di sudut bar. Gelas minumannya hampir kosong, kepalanya tampak berat karena mabuk, dan yang lebih buruk—tidak ada Sophia di sekitarnya. Anne merasakan jantungnya mencelos. Ia segera menghampiri Jack, ekspresinya berubah tajam dalam sekejap. "Jack," panggilnya dengan suara setengah berteriak karena suara musik yang memekakkan telinga. Jack mengangkat kepalanya, mata
last updateHuling Na-update : 2025-03-01
Magbasa pa

Bab 34 : Api dalam Dendam

Mansion keluarga Williams berdiri megah di bawah cahaya siang yang mulai meredup. Langit di luar berwarna jingga keemasan, menandakan sore telah tiba. Di dalam dapur yang luas dengan marmer putih mengkilap, Sophia berjalan mendekati lemari es, tangannya terulur membuka pintunya. Udara dingin langsung menyentuh wajahnya saat ia meraih sebotol air mineral. Ia membuka tutup botol itu dengan satu tangan, menuangkan air ke dalam gelas, lalu meneguknya perlahan. Rasa hausnya sedikit mereda, tetapi pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian semalam. Rasa panas di tubuhnya, kesadaran yang perlahan memudar, dan bayangan Anne yang terus mendorongnya untuk minum. Langkah kaki terdengar dari arah belakang. Saat Sophia menoleh, ia mendapati Anne tengah berjalan menuju pintu dapur. Akan tetapi, saat melihat Sophia, wanita itu tiba-tiba memutar arah, seperti sedang menghindar dari Sophia. Seketika, emosi Sophia mendidih. Ia tidak bisa lagi berpura-pura tidak tahu. "Tunggu dulu," suara Sophi
last updateHuling Na-update : 2025-03-01
Magbasa pa

Bab 35 : Harga Sebuah Pernikahan

Suara langkah kaki terdengar tergesa-gesa di sepanjang koridor, diikuti oleh suara pintu ruang tamu yang terbuka kasar. "Sophia!" Suara berat itu menggema di seluruh ruangan, menusuk keheningan yang sebelumnya hanya diisi oleh dentingan cangkir porselen. Sophia yang tengah berdiri di dekat sofa sontak menoleh. Ia baru saja hendak menuang teh ke dalam cangkir ketika suara itu menyambar perhatian. Matanya menangkap sosok David yang berdiri di ambang pintu—rahangnya mengatup keras, napasnya memburu, dan tatapannya membara. Dada Sophia mencelos. "David? Ada apa?" Namun, sebelum ia sempat memproses apa yang sedang terjadi, sebuah tamparan mendarat keras di pipinya. PLAK! Dunia terasa berhenti. Semua terjadi begitu cepat—kepalanya terpelanting ke samping, suara tamparan itu masih menggema di telinganya, dan rasa panas yang perih menjalar di pipinya. Tangan Sophia terangkat refleks, menyentuh kulitnya yang berdenyut. Matanya melebar tidak percaya. "Kau … menamparku?"
last updateHuling Na-update : 2025-03-02
Magbasa pa

Bab 36 : Hadiah dan Luka yang Tersembunyi

Sophia melangkah keluar dari rumah sakit, udara sore menyapu wajahnya dengan lembut. Baru saja ia hendak melanjutkan langkah, suara deru mobil yang melintas di hadapannya membuatnya berhenti. Sebuah mobil hitam berkilau berhenti di tepi jalan, dan kaca jendelanya perlahan turun, memperlihatkan sosok pria yang duduk di dalamnya. John. Pria itu menatapnya dengan serius. "Sophia." Sophia mengernyit, sedikit terkejut dengan kedatangan lelaki itu. "John?" "Masuklah." Sophia menatap pria itu sesaat, seperti mempertimbangkan sesuatu, sebelum akhirnya mengangguk dan melangkah masuk ke dalam mobil. Ia menoleh ke arah John yang kini tengah fokus mengemudi. "Ada apa, John? Tumben sekali kau menjemputku seperti ini." John tetap menatap ke depan, menyusuri jalanan kota dengan kecepatan stabil. "Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." Dahi Sophia berkerut. "Siapa?" John akhirnya melirik sekilas, seolah mengukur reaksi Sophia sebelum menjawab, "Siapa lagi kalau bukan Dani
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 37 : Amarah dan Kenyataan yang Menyakitkan

"Kurang ajar! Berani-beraninya dia menamparmu?" Daniel menggeram. Mendengar umpatan Daniel, Sophia mengerutkan kening. Ada sesuatu yang aneh dalam reaksinya kali ini. Apakah Daniel benar-benar marah hanya karena David telah menamparnya? Bukankah selama ini dia selalu bersikap dingin dan tak acuh terhadap urusannya? Merasa penasaran, Sophia mengangkat tangannya dan menyentuh kening pria itu. Tapi suhu tubuhnya terasa normal, tak ada tanda-tanda demam. "Kau ... kau marah pada David?" tanyanya, matanya menatap Daniel dengan bingung. Daniel mengencangkan rahangnya. Ia melepaskan tangannya dari pinggang Sophia dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, seolah mencoba menyembunyikan sesuatu. "Kenapa dia bisa menamparmu?" tanyanya, suaranya lebih tenang, tapi tetap terdengar dingin. Sophia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Anne memberitahu David bahwa aku mempermalukannya di depanmu. Jadi, dia tiba-tiba datang dan menamparku begitu saja." Daniel menoleh cepat, tatapan
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 38 : Ambisi dalam Bayangan

Gaun malam berwarna hitam dengan detail manik-manik halus tergeletak di atas ranjang. Sophia menatapnya tanpa banyak ekspresi, tangannya sibuk menyisir rambut panjangnya yang terurai. Malam ini adalah pesta ulang tahun William. Pesta besar yang akan diadakan di hotel mewah milik keluarga Williams. Ia baru saja hendak mengenakan anting saat pintu kamarnya terbuka begitu saja. Sosok seorang wanita berusia sekitar lima puluhan melangkah masuk dengan percaya diri, seolah kamar ini adalah miliknya sendiri. Rose. Wanita itu mengenakan gaun hijau zamrud dengan perhiasan mencolok di pergelangan tangan dan lehernya. Tatapannya langsung menyapu seluruh ruangan dengan cepat—ranjang berukir mewah, lampu gantung kristal, lemari pakaian besar yang terbuat dari kayu mahal. Segala kemewahan yang dulu hanya bisa ia impikan. Senyuman puas tersungging di wajahnya. "Kau beruntung, Sophia," ucapnya sambil berjalan lebih dalam, jemarinya dengan ringan menyentuh ukiran kayu di ujung ranjang. "Li
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 39 : Kedatangan Orang Baru

"Kau tidak perlu melakukannya." Sophia langsung menegakkan tubuhnya, seolah tarikan gravitasi yang sebelumnya menahannya hilang begitu saja. Napasnya tercekat, matanya melebar saat mengenali sosok pria yang baru saja berbicara. Pria itu adalah Daniel. Ia berdiri di ambang pintu, mengenakan tuxedo yang rapi dengan kemeja putih bersih di baliknya. Cahaya lampu mengguratkan kilau di rambut hitamnya yang tertata sempurna. Sorot matanya tajam, saat ia melangkah mendekati mereka. Melihat itu, Anne menegang. "T-Tuan Daniel …" gumamnya, segera menundukkan kepala, ekspresi angkuhnya menghilang seketika. Ia tidak menyangka bahwa Daniel masih ada di mansion. Ia pikir semua orang sudah pergi ke hotel untuk perayaan ulang tahun Williams. Tepat sudah berada di dekat mereka, Daniel menghentikan langkahnya, tatapannya menusuk langsung ke arah Anne. "Apa kau tidak bisa menjaga sikapmu?" Anne menelan ludah. Ia bisa merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Bahkan untuk menatap mata taj
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 40 : Masa Lalu yang Kembali

Sosok wanita bertubuh langsing melangkah dengan anggun menuju di mana tempat William dan keluarganya sedang berada. Semua orang menatap kagum ke arah wanita itu, penampilannya malam ini begitu mempesona. Rambut pirangnya disanggul rapi, beberapa helai dibiarkan jatuh di sekitar wajahnya. Gaun merah yang membalut tubuhnya begitu sempurna, mengikuti setiap lekuk tubuhnya tanpa berlebihan. Sementara leher jenjangnya dihiasi kalung berlian yang berkilau setiap kali ia bergerak. Wanita itu melangkah dengan percaya diri. Sepatu hak tinggi yang berkilauan muncul sesekali dari balik gaunnya, menyempurnakan keseluruhan penampilannya yang membuat semua mata enggan berpaling. Wanita itu adalah Laura James, putri sulung James, seorang pengusaha ternama di kota ini. Namun, bukan hanya status keluarganya yang membuat namanya dikenal, tetapi juga hubungannya dengan seseorang di ruangan ini. Mantan kekasih Daniel. Lebih tepatnya, cinta pertama Daniel. Daniel berdiri mematung, matanya
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa
PREV
1234569
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status