Keesokan paginya, Kuro, Kaien, dan Gidi melanjutkan perjalanan mereka ke bagian terdalam Kamashiro, tempat yang pernah menjadi pusat desa. Langkah mereka berat, bukan karena kelelahan, tetapi karena kesadaran bahwa setiap inci tanah yang mereka injak adalah saksi bisu dari kehancuran yang pernah terjadi. Di tengah reruntuhan, Kuro berhenti di depan sebuah bangunan batu yang masih berdiri meski sebagian besar dindingnya telah runtuh. Itu adalah bekas kediaman tetua desa, tempat di mana sejarah Kamashiro dan keluarganya pernah tersimpan. "Aku harus mencari sesuatu di sini," ujar Kuro, suaranya sarat dengan keteguhan. Kaien dan Gidi mengangguk. Mereka mulai memeriksa reruntuhan, menggeser puing-puing yang menutupi jalan masuk. Setelah beberapa saat, mereka menemukan sebuah pintu kayu tua yang setengah tertimbun tanah. "Dibantu, Kaien," ujar Gidi sambil mengangkat puing yang menutupi pintu. Dengan sedikit usaha, mereka berhasil membuka pintu itu. Aroma debu dan kelembapan langsung men
Last Updated : 2025-02-10 Read more