Home / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Kuro Dan Naga Warisan: Chapter 51 - Chapter 60

155 Chapters

Raijin: Dewa Petir

Dalam sekejap, dunia di sekeliling Kuro berubah lagi.Kini, ia berdiri di atas lautan badai yang bergemuruh. Di langit, petir menyambar tanpa henti.Dan di depannya, berdiri sosok raksasa yang diselimuti petir—Raijin, Dewa Petir.“Kau ingin menerima kekuatanku?” suara Raijin menggelegar.Kuro mengangguk. “Ya.”Raijin mengangkat tangannya, dan seketika itu juga—Kilat menyambar tubuh Kuro.“Buktikan bahwa kau layak!”Tubuh Kuro langsung didera rasa sakit luar biasa. Setiap serat ototnya terasa terbakar, tetapi ia tidak menyerah.Ia menahan semuanya, membiarkan kekuatan itu mengalir ke dalam dirinya.Dan saat ia membuka matanya, sepasang sayap petir muncul di punggungnya. Tangannya kini dipenuhi dengan energi yang lebih besar dari sebelumnya.Ia telah menjadi sesuatu yang lebih dari manusia.Ia telah menjadi Kesatria Petir.Penerimaan Warisan RaijinAngin kencang berputar di sekeliling Kuro, membawa petir yang berkelindan di udara seperti naga yang menari. Lautan badai di bawahnya terus
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Kebangkitan Naga

Saat Kuro kembali ke dunia nyata, ia melihat Zhaitan masih berdiri di sana, dikelilingi oleh kegelapan.Tapi kali ini, Kuro sudah berbeda.Ia berdiri, tubuhnya kini bersinar dengan dua energi sekaligus—cahaya Tenshō no Shinsei dan kilatan Raijin.Zhaitan menyipitkan mata. “Apa ini?”Kuro tersenyum. “Inilah akhir dari era kegelapanmu.”Ia mengangkat tangannya—dan petir menyambar dari langit, menyelimuti pedangnya.Zhaitan menggeram. “Kau pikir hanya karena kau mendapatkan kekuatan baru, kau bisa melawanku?”Kuro tidak menjawab.Ia hanya melangkah maju, dan dalam sekejap—BOOOM!Ledakan cahaya dan petir mengguncang Gunung Kiryu.Gunung Kiryu berguncang hebat saat petir dan kegelapan bertabrakan. Angin badai berputar liar, mencabik-cabik tanah dan bebatuan di sekitarnya. Langit berubah kelam, seakan menanti kehancuran.Kuro berdiri tegap, tubuhnya berpendar dengan dua energi luar biasa—Tenshō no Shinsei, cahaya suci yang menandakan pencerahan, dan Raijin no Kaminari, kekuatan petir yang
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Kembali Ke Kamashiro

Gunung Kiryu yang sebelumnya dikepung kegelapan kini kembali sunyi. Sisa-sisa pertarungan masih terasa di udara—aroma ozon dari petir yang dilepaskan Kuro, dan bekas kehancuran akibat kekuatan Zhaitan. Batu-batu besar berserakan, sebagian tanah tampak menghitam terbakar, dan langit yang tadinya diliputi pusaran kegelapan kini mulai berangsur-angsur cerah.Kuro berdiri diam, napasnya masih berat. Tubuhnya terasa seperti dihempaskan oleh gelombang energi yang luar biasa, tapi ia tetap bertahan. Di sekelilingnya, Kaien dan Gidi mendekat dengan wajah khawatir.“Kau baik-baik saja?” tanya Kaien, menatap luka di perut Kuro yang masih mengalirkan darah.Kuro menoleh, mengangguk perlahan. “Aku masih bisa berdiri.”Gidi menghela napas lega. “Pertarungan itu… kau benar-benar menghancurkannya, Kuro.”Kuro hanya diam. Ia menatap langit yang kini biru, tapi pikirannya masih dipenuhi suara jeritan Zhaitan yang terakhir kali ia dengar.Ia tahu, ini belum sepenuhnya berakhir.“Kamashiro…” bisiknya pe
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bayangan Masa Lalu

Keesokan paginya, Kuro, Kaien, dan Gidi melanjutkan perjalanan mereka ke bagian terdalam Kamashiro, tempat yang pernah menjadi pusat desa. Langkah mereka berat, bukan karena kelelahan, tetapi karena kesadaran bahwa setiap inci tanah yang mereka injak adalah saksi bisu dari kehancuran yang pernah terjadi. Di tengah reruntuhan, Kuro berhenti di depan sebuah bangunan batu yang masih berdiri meski sebagian besar dindingnya telah runtuh. Itu adalah bekas kediaman tetua desa, tempat di mana sejarah Kamashiro dan keluarganya pernah tersimpan. "Aku harus mencari sesuatu di sini," ujar Kuro, suaranya sarat dengan keteguhan. Kaien dan Gidi mengangguk. Mereka mulai memeriksa reruntuhan, menggeser puing-puing yang menutupi jalan masuk. Setelah beberapa saat, mereka menemukan sebuah pintu kayu tua yang setengah tertimbun tanah. "Dibantu, Kaien," ujar Gidi sambil mengangkat puing yang menutupi pintu. Dengan sedikit usaha, mereka berhasil membuka pintu itu. Aroma debu dan kelembapan langsung men
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Rahasia yang Tersembunyi

Kuro membuka lebih banyak gulungan naskah, membaca dengan cermat. Tulisan itu mengisahkan tentang perang saudara dalam Klan Kiryu, konflik yang menyebabkan pecahnya keluarga besar mereka. Salah satu nama yang paling sering disebut adalah Ryukiro. Nama yang kemarin ia dengar dari pria berambut perak itu. "Jadi dia… benar-benar bagian dari keluargaku?" gumam Kuro. Gidi bersandar di dinding, menatap Kuro. "Apa artinya ini?" Kuro menghela napas. "Ini berarti apa yang Ryukiro katakan semalam… mungkin ada benarnya. Ada sesuatu yang keluargaku sembunyikan dariku." Kaien menyilangkan tangan. "Lalu apa selanjutnya? Apa kau akan mencarinya?" Kuro menatap patung naga di tengah ruangan. Ia bisa merasakan energi petir yang berdenyut dari dalamnya. Dengan hati-hati, ia menyentuhnya. Seketika, rasa panas menjalar ke tubuhnya, dan pandangannya bergetar. Dalam sekejap, ia melihat kilasan masa lalu—perang, darah, pengkhianatan, dan seorang pria berambut putih berdiri di tengah hujan petir. Kuro
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Pintu Menuju Masa Lalu

Setelah menenangkan diri, Kuro memutuskan untuk membawa patung naga itu keluar dari ruang bawah tanah. Begitu mereka kembali ke permukaan, mereka segera menyadari bahwa sesuatu telah berubah.Langit di atas Kamashiro tiba-tiba dipenuhi awan hitam. Petir menggelegar tanpa henti."Apa ini ulahmu?" tanya Gidi dengan waspada.Kuro menggeleng. Ia menatap patung di tangannya, dan tiba-tiba patung itu bersinar lebih terang. Suara gemuruh menggema di udara."Kuro Kiryu…" suara berat terdengar dari langit.Ketiganya menoleh ke atas. Di antara awan hitam, siluet seorang pria dengan jubah panjang dan mata berkilauan berdiri di udara.Ryukiro."Kau sudah menemukan bagian dari kebenaran, tapi itu belum semuanya," ujarnya.Kuro mengepalkan tinjunya. "Katakan saja kalau kau ingin bertarung!"Ryukiro tertawa kecil. "Belum saatnya. Tapi jika kau ingin tahu lebih banyak, datanglah ke Kuil Langit di puncak Gunung Raijin. Di sana, kau akan menemukan jawaban yang lebih besar tentang siapa dirimu sebenarny
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Menuju Gunung Raijin

Setelah mengubur kembali naskah-naskah yang tidak mereka ambil untuk mencegahnya jatuh ke tangan orang yang salah, Kuro dan yang lainnya meninggalkan Kamashiro.Perjalanan menuju Gunung Raijin tidaklah mudah. Gunung itu terkenal dengan badai petir abadi yang menyelimutinya. Tidak ada yang bisa mendaki puncaknya tanpa perlindungan khusus."Bagaimana kita bisa naik ke sana?" tanya Kaien.Kuro menggenggam patung naga di tangannya, merasakan aliran listrik yang berdenyut dari dalamnya. "Aku pikir ini akan menjadi kuncinya."Saat mereka mendekati kaki gunung, badai semakin kuat. Angin kencang menerpa mereka, dan petir menyambar tanpa henti.Gidi menggertakkan giginya. "Kalau kita terus naik seperti ini, kita akan jadi arang sebelum sampai di atas!"Kuro menghela napas, lalu memejamkan matanya. Ia merasakan energi petir di sekelilingnya, mencoba menyelaraskan dirinya dengan kekuatan alam itu.Lalu, sesuatu yang aneh terjadi.Awan di atas mereka berputar, membentuk lingkaran besar. Petir yan
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Pertemuan Dengan Roh Leluhur

Langkah kaki mereka menggema di tanah hitam yang seolah tak berujung. Puncak Gunung Raijin masih jauh, namun sesuatu yang lebih besar menanti mereka. Kuro, Kaien, dan Gidi terus melangkah meski rasa lelah mulai menggerogoti tubuh mereka."Tidak ada yang bisa memastikan apakah kita benar-benar berjalan di dunia nyata," gumam Kaien sambil mengamati tanah yang terasa aneh di bawah kakinya.Gidi menyipitkan matanya. "Ini seperti dunia perantara… antara yang hidup dan yang mati."Kuro, yang masih menggenggam patung naga, merasakan getaran halus dari benda itu. Patung tersebut kini bercahaya dengan warna biru samar, seolah memberi petunjuk ke arah yang harus mereka tuju.Tiba-tiba, angin di sekitar mereka berhenti. Keheningan yang mencekam menyelimuti tempat itu. Langkah mereka terhenti, tubuh mereka menegang, merasakan ada sesuatu yang mengawasi dari kejauhan."Lihat itu!" Gidi menunjuk ke depan.Di tengah kabut yang bergulung-gulung, sebuah gerbang batu besar berdiri megah. Ukirannya berb
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Kedatangan Ryukiro

Langit di atas puncak Gunung Raijin masih bergetar akibat energi petir yang dilepaskan Kuro. Meski mereka baru saja menyelesaikan ujian dan mendapatkan restu para leluhur, atmosfer di sekitar mereka terasa semakin menegang."Kenapa aku merasa… sesuatu yang lebih besar akan datang?" gumam Gidi, matanya menyapu cakrawala.Kaien menajamkan pandangannya. "Kita tidak boleh lengah. Aku yakin puncak gunung ini bukan akhir dari segalanya."Namun sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, angin di sekitar mereka tiba-tiba berhenti. Keheningan yang sama seperti sebelum ujian terjadi lagi. Langkah Kuro terhenti, bulu kuduknya meremang.Kemudian, suara dentuman keras menggema, diikuti oleh kilatan cahaya merah yang membelah langit. Udara mendadak berubah panas, seakan api neraka baru saja dibangkitkan.Dan di sanalah dia.Ryukiro.Sosok yang selama ini mereka hindari akhirnya muncul di hadapan mereka.Dengan tubuhnya yang lebih besar dari sebelumnya dan aura gelap yang menyelubunginya, Ryukiro t
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Kejaran Tanpa Henti

Pertempuran pun dimulai.Kuro melesat maju, tubuhnya diselimuti petir biru. Dengan kecepatan yang baru ia peroleh dari ujian leluhur, ia berhasil menghindari beberapa serangan Ryukiro dan membalas dengan Raijin no Ikari—serangan petir berbentuk naga.Namun, Ryukiro tidak terpengaruh. Ia menangkap kepala naga petir Kuro dengan satu tangan, lalu meremukkannya seperti kertas."Kau pikir ini cukup untuk menjatuhkanku?" ejek Ryukiro sebelum menghantam Kuro dengan pukulan yang membuatnya terlempar jauh.Kaien dan Gidi segera menyerang dari dua sisi. Kaien menggunakan teknik pedangnya yang bisa membelah angin, sementara Gidi mengaktifkan Ilusi Bayangan, menciptakan tiruan dirinya untuk mengelabui lawan.Tapi Ryukiro hanya tertawa."Percuma!" Ryukiro mengibaskan sayapnya, menciptakan badai api yang langsung menghancurkan ilusi Gidi dan menghempaskan Kaien ke tanah.Kuro bangkit, napasnya memburu. Ia tahu bahwa jika mereka terus bertarung di sini, mereka akan kalah."Kita harus pergi!" serunya
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status