Home / Fantasi / Kuro Dan Naga Warisan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Kuro Dan Naga Warisan: Chapter 31 - Chapter 40

155 Chapters

Pengorbanan dan Kemenangan

Saat Kuro meluncurkan serangan terakhirnya, iblis raksasa itu mengeluarkan kekuatan terakhirnya. Gelombang energi hitam menyapu seluruh desa, hampir menghancurkan semuanya.Kiryu melompat ke depan, menggunakan tubuhnya untuk menahan serangan itu."KIRYU!" teriak Kuro.Kiryu menoleh dan tersenyum. "Ini takdirku sebagai penjaga. Kalian harus menyelesaikannya."Dengan kekuatan terakhirnya, Kiryu mengorbankan dirinya, mengubah seluruh energinya menjadi cahaya yang memperkuat serangan Kuro.Dengan satu tebasan, Kuro menghancurkan iblis raksasa itu sepenuhnya.Shien terjatuh ke tanah, terluka parah. Ia menatap Kuro dengan ekspresi marah dan frustasi."Tidak… ini tidak mungkin…"Kuro mendekatinya. "Sudah berakhir, Shien."Shien tertawa pelan. "Mungkin untuk kali ini…"Lalu, tubuhnya perlahan menghilang menjadi bayangan.Gidi mengerutkan dahi. "Dia kabur…"Kuro menghela napas. "Biar saja. Aku yakin kita akan bertemu lagi."Kuro berdiri diam di tengah reruntuhan, napasnya masih terengah-engah
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Harapan Baru

Setelah pertempuran berakhir, desa mulai membangun kembali. Banyak yang terluka, tapi mereka tidak kehilangan harapan.Kuro dan Gidi berdiri di atas bukit, menatap matahari terbit."Kita menang," kata Gidi.Kuro mengangguk. "Tapi ini bukan akhir. Aku yakin kegelapan akan kembali."Gidi tersenyum. "Kalau begitu, kita harus siap."Mereka berdua menatap ke depan, siap menghadapi masa depan.Di kejauhan, terdengar suara angin berbisik—seolah Kiryu masih mengawasi mereka.Kuro dan Gidi masih berdiri di atas bukit, membiarkan angin pagi menerpa wajah mereka. Matahari terbit dengan cahaya keemasan, menandakan awal yang baru bagi desa di bawah mereka.Asap dari reruntuhan mulai berkurang, dan penduduk desa telah bergegas membangun kembali rumah mereka. Meski luka masih terasa, mereka tidak kehilangan harapan."Ini aneh," gumam Kuro, masih menatap desa."Apa yang aneh?" tanya Gidi."Aku merasa seharusnya lega setelah ini semua berakhir. Tapi aku tidak merasa seperti itu."Gidi menyeringai. "Ka
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Sang Pertapa dan Rahasia Ten no Ryūjin

Kuro dan Gidi melangkah masuk ke rumah kayu tua itu dengan hati-hati. Aroma kayu terbakar bercampur dengan wangi rempah-rempah memenuhi ruangan. Seorang pria tua duduk di dekat perapian, menatap mereka dengan mata tajam seperti elang. “Kalian datang lebih cepat dari yang kuduga,” katanya, suaranya berat dan penuh pengalaman. “Kau tahu kami akan datang?” tanya Kuro, sedikit terkejut. Pria tua itu tersenyum tipis. “Aku telah hidup cukup lama untuk mengenali takdir ketika ia mengetuk pintuku. Kalian mencari kekuatan, bukan?” Gidi menatap Kuro, yang mengangguk. “Kami ingin memahami Ten no Ryūjin lebih dalam. Kami tahu ini bukan sekadar kekuatan biasa.” Pria tua itu menghela napas. “Kekuatan itu bukan sesuatu yang bisa diberikan begitu saja. Ten no Ryūjin bukan hanya tentang kekuatan fisik. Ia adalah keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan roh.” Kuro mengepalkan tinjunya. “Aku siap belajar.” Pria tua itu menatapnya lama sebelum akhirnya berkata, “Kalau begitu, kau harus melalui ujian
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Masuk ke Dalam Hutan Kiryu

Keesokan paginya, mereka berangkat menuju Hutan Kiryu. Pepohonan raksasa menjulang tinggi, menciptakan bayangan gelap meskipun matahari bersinar terik. Udara di dalam hutan terasa berat, seperti ada sesuatu yang mengawasi mereka.“Kita harus tetap waspada,” kata Gidi sambil meraih busurnya.Mereka melangkah lebih dalam, menyusuri jalan setapak yang semakin menyempit. Tiba-tiba, suara gemerisik terdengar dari semak-semak.Dari balik pepohonan, muncul seekor serigala hitam dengan mata menyala merah. Bulu-bulunya berdiri, menandakan agresi.Gidi mengangkat busurnya, tapi Kuro mengangkat tangan, menghentikannya. “Tunggu.”Serigala itu tidak langsung menyerang. Ia hanya menatap mereka, seolah sedang menilai sesuatu. Lalu, tanpa peringatan, ia melompat ke arah Kuro.Kuro bergerak cepat, menghindari cakaran serigala itu, lalu menebas dengan pedangnya. Namun, saat pedang hampir mengenainya, tubuh serigala itu berubah menjadi bayangan dan menghilang.“Ini tidak normal,” gumam Kuro.“Sepertinya
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Pertemuan dengan Penjaga Hutan

Setelah berjam-jam berjalan, mereka tiba di sebuah sungai dengan air berwarna biru kehijauan. Di seberang sungai, seorang pria berjubah hijau berdiri menatap mereka.“Kalian bukan penduduk hutan ini,” katanya dengan suara tenang.“Kami mencari ramuan langka,” jawab Kuro.Pria itu mengangkat alis. “Ramuan itu bukan untuk sembarang orang. Mengapa kau mencarinya?”Kuro menggenggam pedangnya erat. “Aku ingin menjadi lebih kuat. Aku harus menghentikan Shien sebelum dia menghancurkan lebih banyak nyawa.”Pria itu mengamati Kuro beberapa saat, lalu mengangguk. “Baiklah. Tapi untuk mendapatkan ramuan itu, kau harus melewati ujian terakhir.”“Ujian apa?” tanya Gidi.Pria itu tersenyum tipis. “Kau akan mengetahuinya segera.”Tiba-tiba, tanah di bawah mereka bergetar, dan dari sungai muncul makhluk besar berbentuk naga air dengan mata bersinar biru.Naga air itu menjulang tinggi, tubuhnya berkilau di bawah cahaya rembulan yang mulai muncul di langit. Air sungai berputar di sekelilingnya, mencipt
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Pertarungan Melawan Naga Air

Naga air itu melingkar di atas sungai, mengeluarkan suara gemuruh yang mengguncang pepohonan. Matanya menatap Kuro, seolah menantangnya.“Ini tidak akan mudah,” kata Gidi sambil menyiapkan panahnya.Naga itu menyerang lebih dulu, menyemburkan air bertekanan tinggi ke arah mereka. Kuro melompat ke samping, menghindari serangan itu, lalu menebas dengan pedangnya. Namun, pedangnya hanya menebus air, tidak melukai naga itu sedikit pun.“Serangannya tidak berguna!” seru Kuro.Pria berjubah hijau yang berdiri di tepi sungai berbicara. “Ten no Ryūjin bukan hanya tentang serangan. Kau harus memahami aliran energi di sekitarmu.”Kuro mengingat kata-kata sang pertapa. Ia menutup matanya sejenak, mencoba merasakan energi di sekelilingnya.Saat ia membuka matanya kembali, ia melihat aliran energi biru yang mengalir di sekitar naga itu. Ia menyadari bahwa naga itu bukan musuh, melainkan ujian.Alih-alih menyerang, Kuro menurunkan pedangnya dan berlutut. “Aku tidak ingin bertarung. Aku hanya ingin
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Kembali ke Pertapa

Dengan ramuan di tangan, Kuro dan Gidi kembali ke rumah pertapa. Pria tua itu menyambut mereka dengan anggukan puas.“Jadi, kau memilih untuk tidak bertarung,” katanya.Kuro mengangguk. “Aku menyadari bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang mengalahkan lawan, tapi juga memahami mereka.”Sang pertapa tersenyum. “Pelajaran penting yang banyak orang gagal pahami.”Ia mengambil ramuan itu dan mulai meracik ramuan khusus. Setelah beberapa saat, ia menyerahkan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna keemasan.“Minumlah ini, dan kau akan merasakan perubahan,” katanya.Kuro mengambil botol itu dan meneguk isinya. Seketika, tubuhnya terasa ringan, dan aliran energi baru mengalir melalui nadinya.Sang pertapa menatapnya serius. “Kini, kau telah mengambil langkah pertama menuju pemahaman sejati tentang Ten no Ryūjin. Tapi ingat, kekuatan ini datang dengan tanggung jawab.”Kuro menggenggam tangannya, merasakan energi baru dalam tubuhnya. Ia tahu ini baru permulaan.Di kejauhan, angin berbisik
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Perjalanan Menuju Tebing Ryūjin

Kuro mengikat gulungan peta di pinggangnya, bersiap untuk meninggalkan pondok pertapa. Matahari masih tertutup kabut pagi saat ia menatap Gidi dengan penuh tekad.“Kalau aku tidak kembali dalam tiga hari, jangan cari aku,” katanya.Gidi mendengus. “Kau benar-benar keras kepala.”Sang pertapa menatap mereka berdua. “Ingat, Kuro. Ten no Ryūjin bukan hanya tentang kekuatan fisik. Kau harus memahami arus energi yang mengalir di alam semesta. Itu satu-satunya cara untuk menguasai Tenshō no Kōryū dan Rakuen no Tenshō.”Kuro mengangguk, lalu berbalik dan berjalan keluar dari pondok. Angin dingin pagi menyambutnya saat ia melangkah menuju hutan yang akan membawanya ke Tebing Ryūjin.Selama perjalanan, ia merasakan perubahan dalam tubuhnya. Energi dari ramuan sang pertapa terus mengalir, menyatu dengan aliran tenaga dalamnya. Ia bisa mendengar suara alam lebih jelas, merasakan getaran tanah di bawah kakinya.Ketika malam tiba, Kuro mendirikan kemah di dekat sebuah sungai kecil. Ia duduk bersil
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Rahasia Yang Terungkap

Kuro berdiri perlahan, bersiap menghadapi ancaman yang mendekat. Ia tidak membawa senjata, tetapi entah kenapa, ia merasa tidak membutuhkannya.Dari balik bayangan pepohonan, muncul seorang pria bertubuh kurus namun berbahaya. Jubahnya berkibar ditiup angin malam, dan sepasang mata tajam menatap Kuro dengan penuh minat.“Kau berkembang lebih cepat dari yang kuduga, Kuro.”Kuro mengenali suara itu.“Shien.”Musuh lamanya melangkah maju dengan santai. “Aku tidak menyangka kau akan menemukan jalan menuju Ryūjin sebelum waktunya.”Kuro mengepalkan tangannya. “Apa maksudmu?”Shien tersenyum tipis. “Kau pikir tempat ini hanya sekadar tebing? Tidak, Kuro. Ini adalah titik pertemuan antara dunia manusia dan arus energi surgawi. Di sinilah para pendekar sejati menguasai Tenshō no Kōryū dan Rakuen no Tenshō.”Kuro terdiam, menyadari bahwa tempat ini bukan hanya sekadar lokasi latihan. Ada sesuatu yang lebih besar di baliknya.“Dan kau ingin kekuatan itu untuk dirimu sendiri,” kata Kuro.Shien t
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Ujian Tenshō no Kōryū

Tebing Ryūjin menjulang tinggi di hadapan Kuro. Di puncaknya, awan berkumpul, seolah menyembunyikan sesuatu yang sakral.Shien berdiri di sampingnya. “Untuk menguasai Tenshō no Kōryū, kau harus bisa merasakan aliran energi di seluruh tubuhmu. Jika kau gagal, kau akan kehilangan kendali atas dirimu sendiri.”Kuro menutup matanya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba merasakan energi di sekitarnya.Kemudian, ia melangkah ke atas tebing.Tiba-tiba, angin berubah menjadi pusaran yang berputar di sekelilingnya. Udara terasa lebih berat, seolah menekan tubuhnya dari segala arah.“Ini ujian pertama,” pikir Kuro.Ia mencoba mengendalikan napasnya, tetapi semakin ia melawan, semakin besar tekanan yang ia rasakan.Shien tertawa kecil. “Jangan melawan, Kuro. Biarkan arus energi membawamu.”Kuro menggertakkan giginya. Lalu, ia mulai memahami.Ia berhenti melawan.Dan seketika, tubuhnya terasa ringan.Ia mulai merasakan arus energi yang mengalir di sekitarnya, membentuk pola yang tak kasatmata. K
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more
PREV
123456
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status