Home / Romansa / Hasrat Liar Hot Duda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Hasrat Liar Hot Duda: Chapter 21 - Chapter 30

82 Chapters

Pesan dari Bella

Amber beradai di dapur, membantu pelayan menyiapkan makan malam. "Nyonya Amber, kami bisa melakukannya sendiri," kata Alfred sopan. Sebagai kepala pelayan, ia merasa tidak enak kalau sampai sang majikan baru, turun ke dapur. "Aku hanya ingin membantu. Lagi pula, aku merasa lebih nyaman melakukan ini daripada hanya duduk diam di kamar." Amber tersenyum tipis. Alfred menatapnya sejenak sebelum tersenyum hangat. "Anda berbeda dari wanita-wanita sebelumnya yang pernah masuk dalam hidup Tuan Dave." "Maksudmu?" Amber mengernyit. "Biasanya, wanita yang dekat dengan Tuan Dave hanya peduli pada status dan hartanya saja. Mereka tidak pernah repot-repot turun ke dapur seperti ini," jawab Alfred. Amber menggigit bibirnya. Dia tahu Bella adalah salah satu dari wanita yang dimaksud Alfred. "Dan Tuan Dave sangat berbeda sejak menikah dengan Anda," lanjut Alfred. "Dia mungkin tidak bisa menunjukkan perasaannya dengan jelas, tapi saya bisa melihatnya. Anda mengubahnya, Nyonya Amb
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Berita Skandal Keluarga Oliver

Bela mengeluarkan sebuah cincin berlian yang dulu pernah melingkar di jarinya. Cincin pernikahan mereka. Dave menegang, matanya menatap cincin itu tajam. "Kenapa kau membawanya?" suaranya rendah, penuh ketegangan yang ditahan. Bella memiringkan kepalanya, mengamatinya dengan ekspresi manis yang penuh kebohongan. "Karena bagiku, kau masih suamiku, Dave." "Omong kosong. Kita sudah bercerai bertahun-tahun lalu, Bella. Kau bukan siapa-siapa bagiku lagi." Dave mendengkus. Bella tersenyum tipis seolah tidak terganggu dengan kata-kata tajam itu. "Kau yang menceraikanku, Dave. Tapi aku tidak pernah setuju dengan keputusan itu. Aku tidak pernah merasa pernikahan kita benar-benar berakhir." Dave mengepalkan tangannya di bawah meja. Amarah perlahan merayapi dadanya. Bagaimana bisa Bella masih berkata seperti itu setelah semua yang dia lakukan? "Jangan bodoh, Bella. Kau mengkhianatiku. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Kau dan Liam di apartemen itu..." Bella mendesah, lalu m
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Siasat Bella

Taksi yang ditumpangi Bella berhenti di depan rumah mewah itu. Seorang penjaga langsung menyambut kedatangannya. "Nyonya Bella." Penjaga itu mengangguk hormat. "Jangan halangi aku untuk masuk. Dave sudah mengizinkan aku untuk datang ke rumah ini. Kamu bisa mengonfirmasinya kalau tidak percaya." Bella bicara dengan gayanya yang elegan. Penjaga itu tertegun, meski sedikit ragu namun pada akhirnya dia percaya pada kata-kata Bella. Penjaga itu malah mempersilakan Bella masuk ke dalam rumah. "Nyonya Bella?" Alfred melongo saat melihat kedatangan Bella. Pria itu bergegas menghampiri Bella. "Apa kabar Alfred, sudah lama kita tidak bertemu. Apakah rumah ini masih sama seperti dulu?" Bella memasuki rumah megah itu dengan langkah percaya diri. Pandangannya menyapu keadaan seluruh ruangan yang tidak mengalami banyak perubahan semenjak ia tinggalkan tiga tahun yang lalu. "Kabar saya baik Nyonya. Apa kedatangan Nyonya sudah diketahui oleh Tuan Dave?" Alfred merasa bingung dan takut s
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Kepergian Amber

Amber berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya dengan mata yang mulai memanas. Kedua rahangnya mengeras, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Foto-foto Dave bersama Bella membuat hatinya panas. Rasa cemburu perlahan merayapi hatinya. Tidak rela jika Dave kembali pada cinta lamanya. "Dave, sialan! Pria mata keranjang! Bisa-bisanya dia membohongiku!" geram Amber kesal. Ia meraih amplop berisi foto-foto itu dan menghamburkannya ke lantai. Wajahnya memerah karena emosi yang meluap-luap di dalam dadanya. Ternyata benar, Dave memang belum bisa move on dari Bella. Ia hanya dianggap sebagai pelarian saja. Wanita bodoh yang terjebak dalam permainan pria yang bahkan tidak bisa lepas dari bayang-bayang mantan istrinya. Amber menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan isakan yang hampir keluar. Air matanya jatuh tanpa bisa dibendung. Tidak. Ia tidak boleh lemah. Dengan cepat, Amber menghapus air matanya. Ia meraih tasnya dengan tangan yang gemetar, lalu melangkah cepat keluar kamar.
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Pencarian Amber

Langit London malam itu tampak kelam. Gerimis turun perlahan, membasahi jalanan kota yang dipenuhi lampu-lampu berpendar. Namun, bagi Dave, hujan dan dinginnya malam bukanlah apa-apa dibandingkan dengan perasaan gelisah yang membakar dadanya. Amber menghilang. Ia dan Julian sudah mencari ke berbagai tempat. Ke apartemen teman-teman Amber, ke kafe yang biasa dia kunjungi, bahkan ke hotel-hotel yang mungkin menjadi tempat pelariannya. Namun, hasilnya nihil. Ponsel Amber tidak aktif. Setiap kali Dave mencoba menelepon, hanya suara operator yang terdengar, semakin memperparah amarah dan frustasinya. Dave mengusap wajahnya kasar. Ia berdiri di samping mobilnya, mencoba mengatur napasnya yang memburu. Julian, yang berdiri di sebelahnya, ikut terlihat frustasi. "Kita sudah mencarinya ke mana-mana, Dave," ujar Julian dengan nada lelah. "Mungkin Amber hanya butuh waktu. Kalau kita terus mengejarnya sekarang, dia justru akan semakin menjauh." Dave mengepalkan tangannya. "Aku tidak
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 26 Kepergian Amber

“Sial!” gumam Dave sambil mengusap wajahnya dengan frustasi. Amber masih belum ditemukan. Dan dia tidak tahu harus mencarinya kemana lagi. Dia takut Amber tidak akan kembali lagi padanya. Dave menggeleng, dia mencoba menepis bayangan buruk tentang itu. Amber tidak akan pernah bisa pergi darinya. Sebisa mungkin dia akan membuat Amber kembali. Dave melihat ke arah ponselnya, membaca kembali pesan yang ia kirim pada Bella, yang sampai sekarang masih belum dibalas oleh perempuan itu. "Di mana kau, Bella? Kau harus bertanggung jawab atas semua perbuatanmu ini," geram Dave kesal. Ia menekan nomor Julian, dan dalam hitungan detik, suara sahabatnya terdengar di seberang telepon. “Apa ada perkembangan?” tanya Julian langsung. "Semua ini karena ulah Bella." "Bella?!" "Ya, dan aku tidak tahu sekarang dia berada dimana, aarrgghh!" Julian terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, “Aku bisa mencari tahu di mana Bella berada sekarang. Jika dia ada hubungannya dengan Amber me
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bujuk Rayu Jeff

Amber duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Matanya yang sembab menunjukkan bahwa ia tak mendapatkan tidur yang cukup semalam. Bayangan tentang Dave terus menghantuinya. Apakah pria itu mencari dirinya? Atau justru merasa lega karena kepergiannya membuka jalan bagi Dave dan Bella untuk kembali menjalin hubungan lebih terbuka lebar?Amber tersenyum pahit, hatinya mencelos mengingat kemungkinan itu. Ia ingin melupakan Dave, ingin menghapus perasaan yang semakin hari semakin dalam. Namun kenyataannya, itu bukan perkara mudah. Dave telah mengisi hatinya dengan kehangatan yang kini terasa menyakitkan. Amber menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya.Pagi itu, suara ketukan di pintu depan mengusiknya dari lamunannya. Amber yang baru saja turun dari lantai atas menoleh ke arah dapur, tempat Clara sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka. "Clara, ada yang mengetuk pintu," kata Amber, namun Clara yang tengah sibuk dengan panci dan wajan hanya berteriak, "Bisa tolong bukakan,
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Jebakan Jeff

Clara yang mendengar suara keributan akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang tamu, tapi ia tidak melihat siapa-siapa di sana."Amber...! Kau di mana?" teriak Clara memanggil Amber. Tapi tak ada sahutan. Suasana tetap hening seolah tak ada orang selain dia di sana. "Amber, apa kau di atas?" Clara mendongak berharap Amber ada di sana. Tapi tetap tak ada sahutan. Perasaan Clara menjadi tidak enak. Gegas ia pergi ke lantai atas untuk memastikan keberadaan Amber. Tapi di kamar ia melihat ponsel Amber tergeletak begitu saja di atas kasur. "Tidak mungkin Amber pergi dengan meninggalkan ponselnya. Ini pasti ada yang tidak beres." Perasaan Amber semakin tidak enak. Ia mengambil laptopnya dan segera memeriksa rekaman cctv di sana. Dan alangkah terkejutnya Clara saat melihat Jeff datang dan menculik Amber. "Oh tidak, Amber diculik Jeff?" teriak Clara. Clara pun dengan panik segera menelpon Dave dengan menggunakan ponsel Amber yang tertinggal. Tangannya gemetar saat mendengar nada sambun
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Kau Cantik Sekali Amber

Di dalam ruang kerjanya yang luas dan megah, Dave mondar-mandir dengan gelisah. Rahangnya mengatup erat, sementara jemarinya mengepal kuat. Pikirannya dipenuhi kekhawatiran tentang Amber. Sudah berjam-jam mereka mencari, namun keberadaan istrinya itu masih belum terlacak. Di sudut ruangan, Julian duduk dengan laptop di pangkuannya, matanya terpaku pada layar yang dipenuhi berbagai data dan peta digital. Dia berusaha mencari jejak Jeff menggunakan koneksi dan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga Oliver. Beberapa kali Julian menghela napas berat, frustrasi karena jejak Jeff begitu sulit ditemukan. "Dave, tenang dulu," kata Julian tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Kita pasti menemukannya." Dave mendengkus marah. "Tenang? Amber diculik, dan kau menyuruhku tenang? Aku tidak akan diam sampai aku menemukannya!" Julian tidak membalas. Dia tahu betul bagaimana Dave jika sudah marah, emosinya bisa meledak-ledak. Namun, Julian tetap fokus. Tangannya terus bergerak di atas keyboa
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Aku Menginginkanmu Dave

Dave membawa tubuh Amber kekuar dari vila, lalu membaringkannya di jok belakang mobilnya. Ia ingin segera membawa Amber pulang ke rumah. Dan mengenai urusan Jeff ia serahkan sepenuhnya kepada Julian. Ia yakin Julian tahu apa yang harus dia lakukan terhadap Jeff. Dave memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi dan tak berapa lama mobil mewah Dave tiba di rumah. Dengan cepat pria itu membawa Amber masuk ke dalam rumah langkahnya tergesa-gesa naik ke lantai dua. "Tuan, apa yang terjadi dengan Nyonya Amber?" tanya Alfred yang kaget melihat keadaan Amber. "Alfred tolong bawakan air dingin. Antar ke kamar Amber." Dave memberi perintah. "Baik Tuan." Alfred mengangguk dan langsung pergi ke dapur. Dave membaringkan tubuh Amber di atas kasur. Terlihat sekali kalau pria itu sangat mengkhawatirkan Amber. "Amber... cepatlah sadar," gumamnya pelan. "Tuan ini airnya." Alfred menyerahkan baskom kecil berisi air dingin lengkap bersama handuk kecilnya. Dave mencelupkan handuk kecil k
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more
PREV
123456
...
9
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status