Home / Romansa / Hasrat Liar Hot Duda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Hasrat Liar Hot Duda: Chapter 41 - Chapter 50

82 Chapters

Wanita Sinting

"Siapa yang bilang kalau aku akan menikahimu?" Dave membelalak. "Tapi Dave, Steven butuh kita, butuh aku dan kau sebagai ayah dan ibunya. Tolong kau pertimbangkan psikologis Steven. Jangan egois Dave." Bella mencoba membujuk Dave. "Kau yang egois Bella, ini tidak akan terjadi kalau kau tidak pergi meninggalkan aku!" Dave berdiri dan menatap Bella dengan terlihat sangat kesal. Bella terdiam. Kalau tahu ia hamil anaknya Dave, ia pun tidak akan pergi meninggalkan pria itu. "Maafkan aku Dave... tapi yang lalu biarlah berlalu, lupakan saja, sekarang saatnya kita pikirkan Stevan. Dia butuh kita Dave... " "Lupakan? Semudah itu kau menyuruhku melupakan semuanya? Apa kau sudah gila? Kau pikir memaafkan perbuatanmu itu semudah membalikkan telapak tangan? Tidak semudah itu Bella!" Dave mendengkus kesal. Bella menelan salivanya. Ia tidak menyangka kalau Dave akan semarah itu padanya padahal selama ini Dave selalu bersikap lembut padanya. "Dave aku sudah aku minta maaf. Tapi terl
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Patah Hati

"Aku akan mengadakan pesta," ucap Bella sore itu. "Pesta untuk apa?" Dave menanggapi dingin. "Besok adalah hari ulang tahun Steven yang kedua. Aku ingin merayakannya. Bukankah ini adalah momen yang bagus?" tanya Bella tersenyum. Dave terdiam. Dia baru tahu kalau besok adalah hari ulang tahun Steven. Banyak yang belum ia ketahui tentang anaknya sendiri. "Oh my God Dave, kau harus mengenal anakmu lebih dalam." Bella berdecak. Ia melipat tangan di depan dadanya dengan tatapan tertuju pada Dave. "Lakukan saja apa yang kau mau." Dave menghela napasnya. Ia tidak begitu peduli dengan apa yang ingin dilakukan oleh Bella. "Aku ingin kau mengundang semua kolegamu sekalian kau umumkan rencana pernikahan kita kembali." Bella menatap Dave dengan tajam. Dave tersentak. Ia menaruh gelas berisi minumannya kembali ke atas meja. Raut wajahnya berubah tegang dengan kedua rahang yang mengeras. "Aku tidak mau." Dave menggeleng tegas. "Kenapa? Apa ada yang salah? Kau akan menikahiku kan?
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Malam Panas

Dave merasakan tubuhnya yang memanas. Bahkan bajunya terasa sudah basah oleh keringat. Wajah lelaki itu tampak gelisah. Beberapa kali ia mengusap wajah kasar. Ia yakin kalau Bella telah memasukkan sesuatu ke dalam minumannya tadi. "Kurang ajar, apa yang wanita sialan itu masukkan ke dalam minumanku barusan?" kesal Dave. Ia berjalan terhuyung berpegangan pada dinding yang dingin. Ia harus segera sampai ke kamarnya dan menemui Amber. Gairah di dalam dirinya tiba-tiba tersulut dan terbakar akibat pengaruh obat yang di berikan oleh Bella. "AAAARRRGGGHHH... sialan!" Lagi-lagi Dave mengumpat, ia tidak tahan lagi. Ia butuh kehangatan seorang wanita. Yang pasti ia tidak sudi jika Bella yang menemaninya malam ini. Tapi bukankah Amber saat ini sedang marah padanya? Dave tak bisa lagi berpikir jernih. Ia mempercepat langkahnya menuju kamar dan mendapati Amber telah tertidur lelap. "Dave?!" Amber seketika terbangun saat Dave memeluk tubuhnya. Ia mengerutkan dahinya ketika melihat wa
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Apa Kau Mencintaiku?

"Apa kau benar-benar akan menikahi Bella lagi?" tanya Amber setelah mereka menyelesaikan sesi percintaan mereka malam itu.Dave mengalihkan pandangannya pada wajah Amber yang tersipu malu."Amber, apa kau mencintaiku?" tanya Dave mengalihkan pertanyaan Amber saat itu.Amber terdiam. Dave mengangkat dagunya hingga tatapan mereka berdua bertemu."Katakan Amber, bagaimana perasaanmu padaku agar aku bisa menentukan keputusanku." Dave menatap dalam manik coklat terang milik Amber."Dave aku—" Amber terpaku. Sejujurnya benih cinta itu telah tumbuh subur saat merenggut kesuciannya malam itu. Amber baru menyadari kalau hatinya telah menerima Dave sepenuhnya."Katakan Amber, bagaimana perasanmu yang sesungguhnya padaku?" Dave tidak sabar menunggu jawaban dari Amber."Sejujurnya aku tidak rela jika kau kembali pada Bella. Tetapi semua keputusan ada padamu Dave, aku tidak akan menghalangi karena aku sadar posisiku sebagai apa di hatimu Dave." Amber kembali tertunduk."Dasar bodoh, aku pikir kau
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Rencana Bella

Bella menatap tajam ke arah Amber yang tampak ceria berbelanja di toko seberang jalan. Rasa cemburu dan kesal menguasai pikirannya. Ia tak mampu menerima kenyataan bahwa hubungan Dave dan Amber semakin erat.Bella lantas menyeruput kopinya perlahan, seakan mencari cara untuk menenangkan diri."Apa yang kau pikirkan, Bella?" tanya Eva, temannya yang duduk di seberang meja.Wanita berkulit sedikit gelap dari Bella itu menatap ke arah Bella. Dia meletakkan cangkir tehnya dan ikut melirik ke arah tempat yang menjadi fokus Bella dari tadi. Kini Eva tahu kalau Bella sedang memperhatikan Amber."Bukankah itu Amber?" Eva mengerutkan alisnya."Iya benar, dia Amber istri baru Dave," jawab Bella dengan raut wajah murung."Dave sudah menikah dengannya? Kapan?" Eva terlihat kaget."Aku juga tidak tahu kapan tepatnya mereka menikah.""Jangan-jangan mereka bohong padamu Bella.""Tidak. Mereka mempunyai surat nikah yang sah. Ah, pokoknya aku benci dengan wanita itu." Bella mengepalkan tangannya denga
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Diantara Dua Pilihan

Bella melangkah masuk ke ruang kerja ayahnya dengan ekspresi kesal. Tuan Richard Harrington duduk di belakang meja besar dari kayu mahoni, jemarinya mengetuk permukaan meja dengan ritme lambat seolah sedang berpikir. “Ayah,” Bella membuka suara, suaranya manja namun sarat dengan ketegangan. “Aku butuh bantuanmu.” Tuan Richard mengangkat alisnya, menatap putrinya dengan mata tajam. “Bantuan seperti apa?” Bella mendekat, duduk di kursi di seberang ayahnya. “Dave terlalu lambat mengambil keputusan. Aku ingin ayah menekannya agar segera meninggalkan Amber.” “Bella, kau tahu bahwa keluarga Oliver bukan orang yang mudah untuk ditekan. Kekuasaan mereka jauh lebih besar dari kita.” Tuan Richard menghela napas panjang. Bella mendengus kesal. “Lalu apa gunanya hubungan baik yang kita bangun selama ini? Ayah selalu mengatakan bahwa kita adalah sekutu keluarga Oliver, tapi sekarang ketika aku membutuhkannya, ayah malah ragu?” Tuan Richard menatap putrinya dengan ekspresi serius. “Sekutu bu
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Pertengkaran Amber dan Bella

Amber baru saja keluar dari ruang kerja Dave ketika langkahnya terhenti di tengah koridor mansion. Di ujung tangga, Bella baru saja kembali dari rumah orang tuanya. Wanita itu masih mengenakan mantel panjang berwarna krem, dengan kacamata hitam bertengger di atas hidung mancingnya. Bella membuka kacamata hitamnya saat melihat sosok Amber. "Kau masih tidak tahu malu ya bertahan tinggal di rumah ini, " sindir Bella dengan wajah sinis. Amber mendesah pelan, bersiap melangkah pergi, tidak ingin meladeni Bella, tetapi Bella dengan cepat menutup jarak di antara mereka. "Kapan kau akan pergi dari rumah ini, jalang?" tanya Bella dengan mimik serius. "Rumah ini bukan untukmu. Kau hanyalah wanita jalang yang kebetulan mendapatkan belas kasihan dari Dave," lanjut Bella, lipstiknya yang merah menyala semakin menegaskan kesombongannya Amber mengepalkan tangannya, menahan emosi yang mulai mendidih. "Kalau aku jalang, lalu kau apa, Bella? Mantan istri yang kembali karena putus asa? Ja
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Provokasi Bella

Senja mulai merayap di langit London ketika Dave pulang ke mansion keluarga Oliver. Langkahnya mantap, tetapi pikirannya penuh dengan berbagai hal lterutama tentang pertemuan yang akan segera ia hadapi. Tuan Martin Oliver sudah menunggunya dengan ekspresi serius. "Duduklah, Dave," ujar Tuan Martin, suaranya tenang tetapi penuh makna. Dave menurut, duduk di kursi berhadapan dengan ayahnya. Ia bisa menebak ke mana arah pembicaraan ini akan berjalan. "Aku bertemu dengan Richard Harrington, kemarin siang," ujar Tuan Martin langsung ke pokok permasalahan. "Apa yang dia katakan Pa?" tanya Dave mulai curiga. "Dia ingin aku membujukmu untuk menikahi Bella kembali." "Sudah kuduga. Dia akan memanfaatkan kedekatan kalian untuk menekanku. Tidak Pa, aku tidak mau." Dave menggeleng tegas. Tuan Martin mengamati putranya sejenak sebelum berkata, "Dia menggunakan Stevan sebagai alasan. Dia ingin kau mempertimbangkan kembali hubunganmu dengan Bella demi anak itu. Dan Papa setuju dengannya,
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Cemburu

Dave mengurai pelukan Bella secara paksa, membuat wanita itu sedikit terhuyung ke belakang. Wajahnya berubah, tetapi Dave tidak peduli. Sekilas, ekor matanya sempat menangkap bayangan seseorang di lantai atas. "Amber...," gumamnya dengan gelisah. Perasaannya langsung tidak enak. Ia tahu Amber pasti melihat semua ini, dan wanita itu pasti salah paham. "Amber!" panggilnya, tetapi sosok itu sudah menghilang dari pandangannya. Bella mengeraskan rahangnya dengan kesal. Ia marah karena Dave masih saja lebih memperhatikan Amber dibanding dirinya dan Steven. "Dave, mau kemana?" teriak Bella saat melihat Dave berjalan ke arah tangga dengan tergesa. Dave tidak menjawab dan langsung menaiki tangga dengan tergesa meninggalkan Bella yang masih berdiri di bawah dengan ekspresi kesal. "Dave kau tidak bisa membiarkan aku seperti ini! Aku lebih baik dari perempuan itu. Ingat anak kita Dave!" teriak Bella dengan kesal. Alfred yang memperhatikan dari jauh menyunggingkan senyum tipis
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Jebakan

'Amber bisakah kita bertemu di cafe langganan kita siang ini? Clara.' Sebuah pesan masuk dari Clara datang ke ponsel Amber. Wanita itu menyipitkan matanya karena Clara menggunakan nomor baru untuk menghubunginya. "Apa Clara mengganti nomor ponselnya?" gumam Amber bersenandika. Tapi Amber tidak terlalu memperhatikan hal itu. Ia juga sudah sangat merindukan sahabatnya itu. Sudah beberapa minggu mereka tidak bertemu. Jadi Amber juga sudah sangat ingin bertemu dengan Clata. Setelah mengganti bajunya, Amber keluar dari kamarnya dan bersiap pergi ke sebuah cafe yang sudah menjadi langganannya dengan Clara. "Mau kemana Nyonya?" tanya Alfred dengan sedikit khawatir. "Alfred aku mau keluar menemui temanku sebentar." "Kalau begitu saya panggilkan sopir untuk mengantar Nyonya." "Emm... tidak usah Alfred. Aku ingin pergi sendiri." Amber menggeleng. "Tapi Nyonya... " "Tenang saja Alfred aku bisa jaga diri kok." Amber memaksa pergi sendiri dan Alfred tidak bisa berkutik
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status