Home / Romansa / Hasrat Liar Hot Duda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Hasrat Liar Hot Duda: Chapter 51 - Chapter 60

82 Chapters

Aku Tidak Bersalah

"Bangun, Amber!" Amber terlonjak kaget. Kelopak matanya terbuka, dan ia langsung mendapati wajah Dave yang penuh dengan kemarahan. Nafas pria itu memburu, matanya merah menyala seperti bara api yang siap membakar siapa pun di hadapannya. Amber mengerjap, mencoba memahami situasi. Namun, seketika tubuhnya membeku saat menyadari sesuatu, dia tidak mengenakan pakaian. "A—apa yang terjadi dengan diriku? Kenapa seperti ini?" tanyanya bingung. Amber menutup rapat tubuhnya dengan selimut sementara ekor matanya menangkap pakaian yang tercecer di lantai. Jantungnya berdegup kencang. Ia menoleh ke samping dan melihat Elton yang masih terbaring di ranjang dengan kondisi serupa, hanya mengenakan celana pendek saja. Amber sontak terkejut. Kepalanya terasa pening, seperti baru saja bangun dari mimpi buruk yang nyata. Apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa dia dan Elton berada di atas satu ranjang yang sama. Seingat dia tadi siang dia dan Elton berada di restoran menungu Clara yang tak ku
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Pengusiran Amber

Elton duduk di tepi ranjang dengan tangan mencengkeram rambutnya sendiri. Wajahnya masih menunjukkan sisa kebingungan dan kepanikan. Pukulan yang diterimanya dari Dave tadi membuat sudut bibirnya pecah, namun itu bukan yang paling menyakitkan, situasi yang baru saja terjadi ini justru masih membuatnya syok dan bingung. “Amber…” suaranya serak saat akhirnya menoleh ke arah wanita yang masih duduk di sisi ranjang, menyelubungi dirinya dengan selimut. “Aku… aku benar-benar minta maaf atas semua ini.”Amber menggeleng pelan. “Bukan salahmu, Elton.”“Tapi kita terbangun dalam kondisi seperti ini…” Elton mengepalkan tangannya. “Aku bahkan tidak ingat apa pun yang terjadi semalam! Aku bersumpah, aku tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak sopan padamu, Amber.”Amber menghela napas dalam. Pikirannya terus bekerja, mencoba mencari celah dari kejadian aneh ini. “Ini bukan kebetulan,” katanya lirih. “Aku yakin, seseorang sengaja menjebak kita.”“Kau yakin?” Elton terdiam, mencerna kata-ka
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Patah Hati

Amber berjalan tanpa arah di trotoar yang dingin, menarik kopernya yang berat dengan tangan gemetar. Air matanya sudah kering, tetapi luka di hatinya masih menganga. Dia telah kehilangan segalanya dalam satu malam. Kepercayaan Dave dan pernikahan yang mulai dipenuhi cinta harus hilang dalam sekejap. Amber menghela napas panjang. Dia tidak bisa terus seperti ini. Dia butuh seseorang. Dan satu-satunya orang yang bisa dia percayai saat ini hanyalah Clara. --- Clara terkejut saat melihat Amber berdiri di depan pintu rumahnya dengan wajah lelah dan mata bengkak. Tanpa banyak bicara, dia langsung menarik sahabatnya masuk ke dalam dan memeluknya erat. “Amber, apa yang terjadi?” Clara bertanya dengan wajah cemas. Amber menggigit bibirnya, menahan isak. “Aku… aku diusir dari rumah Dave.”"Kok bisa? Kenapa?" Clara membelalakkan mata. Amber duduk di sofa, menghela napas panjang sebelum menceritakan semuanya. Dari undangan pertemuan di cafe, kehadiran Elton yang tiba-tiba, hingga
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Dalam Pengasingan

Keesokan paginya Clara dan Amber bersiap untuk pergi. "Hati-hati kalian, Clara sampaikan salam Mama untuk nenekmu." Ibu Clara memeluk tubuh Clara dan Amber secara bergantian. "Oke, Ma, akan aku sampaikan salam Mama pada Nenek." Clara mengangguk dan tersenyum. Setelah itu, merekapun pergi meninggalkan rumah Clara. Tak lupa, Amber pun berpamitan pada kedua orang tuanya agar mereka tidak khawatir. Amber pun tidak berani menceritakan masalah rumah tangganya dengan Dave. Ia tidak ingin membebani pikiran kedua orang tuanya yang sudah cukup berat itu. Biarlah masalah ini akan ia hadapi sendirian. Perjalanan menuju rumah nenek Clara terasa cukup panjang bagi Amber. Mobil yang dikendarai Clara melaju melewati jalanan berbukit dengan pemandangan hijau yang menenangkan. Hawa sejuk menyapa kulitnya, jauh berbeda dari hiruk-pikuk kota London yang penuh kebisingan dan kesibukan.Amber melirik ke arah sahabatnya yang serius menyetir. Ia merasa bersyukur masih memiliki Clara di sisinya, seseorang
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Kerinduan yang Menyiksa

Malam harinya, Amber tidak bisa tidur. Ia malah teringat pada Dave. Sedang apa dia sekarang? Apakah dia sudah tertidur pulas? Mungkinkah dia sudah melupakan dirinya? Hati Amber berdenyut sakit saat mengingat tuduhan Dave padanya. Namun semua itu tidak serta merta menghilangkan perasaan cintanya pada Dave, dan justru itulah yang membuat Amber tersiksa. "Ya Tuhan, hilangkan dia dari ingatanku," gumam Amber dengan wajah frustasi. Harusnya ia membenci Dave karena tuduhannya, tapi kenapa justru bayangan Dave enggan hilang dari benaknya? Ternyata hal yang sama sedang dirasakan oleh Dave saat itu. Ia juga belum bisa tidur. Ia hanya memandangi sisi kosong di sampingnya yang biasa ditempati oleh Amber. "Dimana kau Amber? Apa kau baik-baik saja?" Dave mengusap seprei dan membayangkan kalau Amber berada di sana. Biasanya sebelum tidur dia akan memeluk tubuh wanita itu dan mencium bibirnya sebelum mengucapkan selamat tidur. Sungguh Dave rindu momen romantis yang selalu mereka ciptaka
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Kabar Bahagia Sekaligus Menyedihkan

Di dalam kamar hotel, Bella menyandarkan kepalanya pada dada bidang Dave usai mereka bercinta malam itu. Napas keduanya masih memburu setelah bergulatan panas mereka barusan. "Kau hebat Jeff..." Bella memuji gaya bercinta Jeff saat di atas ranjang. "Apa aku lebih hebat dari Paman Dave?" Jeff menyeringai tipis. "Tidak, Dave jauh lebih hebat." Bella menggeleng. "Oh, shit!" Jeff memutar bola matanya. "By the way, apa rencana kita selanjutnya Bella?" Jeff mengusap lembut kepala Bella yang berada di atas dadanya. “Kita harus memastikan Dave tidak punya pilihan selain menikahiku,” ucap Bella, matanya bersinar penuh ambisi. “Dan aku akan memastikan dunia percaya bahwa Amber memang wanita murahan yang berselingkuh. Aku punya banyak kenalan di media. Begitu berita itu menyebar, tidak akan ada lagi yang membela Amber.” Jeff menyeringai. Bella tersenyum puas. “Bagus. Sementara itu, aku akan memastikan Dave merasa bersalah dan berpikir bahwa aku adalah satu-satunya pilihan terbaiknya
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Gosip Panas

Pagi itu, Dave hampir melempar ponselnya ke lantai setelah membaca berita online yang beredar luas. Judul-judulnya mencolok dan menyulut amarahnya: "Demi Putra Mereka, Dave Oliver dan Bella Harrington Akan Rujuk!" "Steven Butuh Keluarga Utuh, Dave dan Bella Dikabarkan Akan Menikah Lagi!" Rahangnya mengeras saat membaca isi berita itu. Seolah-olah mereka benar-benar sudah sepakat untuk rujuk, seolah-olah keputusan itu adalah sesuatu yang pasti. Padahal, ia sama sekali tidak pernah mempertimbangkan untuk kembali pada Bella. "Sial! Apa-apaan ini?" desis Dave penuh amarah. Dengan kesal, Dave menekan tombol interkom di mejanya. "Julian, ke ruanganku sekarang!" Dalam hitungan detik, pintu terbuka dan Julian melangkah masuk. "Ada apa, Dave?" tanyanya dengan nada hati-hati. Dave melempar ponselnya ke meja, memperlihatkan berita yang sedang dibacanya. "Siapa yang menyebarkan omong kosong ini?" suaranya terdengar tajam, penuh kemarahan. Julian mengambil ponsel itu dan memb
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Hidup Baru

Dave duduk di kursi kerjanya dengan wajah muram. Tangan kirinya menggenggam rambutnya yang sedikit berantakan, sementara tangan kanannya mengetuk meja dengan gelisah. Sudah berhari-hari ia mencoba menemukan keberadaan Amber, tapi hasilnya nihil. Di hadapannya, Julian berdiri dengan wajah sedikit tegang. Ia tahu bosnya sedang berada di titik terendah, dan itu bukan pertanda baik. "Bagaimana? Apa kau sudah menemukan jejak Amber?" tanya Dave, suaranya berat dan penuh tekanan. Julian menghela napas. "Belum ada kabar, Dave. Aku sudah menghubungi beberapa orang yang mungkin tahu, tapi tidak ada yang bisa memastikan keberadaannya." Dave memejamkan mata dan menghembuskan napas kasar. "Sial!" desisnya, meninju meja hingga beberapa dokumen yang tertumpuk di atasnya berantakan. Julian tetap diam, membiarkan Dave meluapkan emosinya. Setelah beberapa saat, Julian melanjutkan, "Satu-satunya orang yang mungkin tahu di mana Amber adalah Clara. Tapi… dia tidak mau memberitahuku apa pun. " Y
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Pencarian Dave

Pagi itu, Brian kembali mendatangi Amber di rumah Nenek Rose. Ternyata Brian benar-benar tetanga Nenek Rose. Bahkan mereka berdua sudah cukup akrab. Nenek Rose juga tidak keberatan saat Brian sering berkunjung menemui Amber di rumahnya. "Aku mau mengajakmu pergi," ajak Brian pagi itu. Pemuda itu sudah memakai baju olahraga. Kemana?" tanya Amber. "Jogging... ayolah ikut aku jogging sembari melihat pemandangan indah tempat ini. Aku jamin di kota kau tidak akan menemukannya." Brian terlihat antusias. Amber sedikit ragu. Ia tengah hamil muda, ia takut terjadi apa-apa pada kehamilannya kalau terlalu banyak bergerak. "Tapi Brian..." "Ayolah Amber, jangan malas, aku lihat selama di sini kau tidak pernah olahraga." Brian menarik tangan Amber. "Oke... oke sebentar aku ganti baju dulu." Amber terpaksa mengikuti keinginan Brian. Dia berganti baju dengan memakai celana trening dan kaos. Setelah siap dia kembali menemui Brian. Keduanya pun berlari kecil menyusuri jalanan kota kecil itu. U
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Dijodohkan

Amber melangkah keluar dari rumah sakit dengan hati yang campur aduk. Hari ini ia menjalani pemeriksaan kehamilan pertamanya, dan meskipun semuanya berjalan lancar, pikirannya tetap dipenuhi kegelisahan. Bayi kecil yang tumbuh dalam rahimnya adalah anugerah, namun juga pengingat akan hubungan rumitnya dengan Dave, lelaki yang mungkin kini telah melupakannya.Di sampingnya, Brian berjalan dengan santai, sesekali melirik Amber yang tampak lelah. Ia adalah tetangga Nenek Rose yang baik hati, selalu bersedia membantu jika diperlukan. Sejak Amber tinggal di rumah Nenek Rose, Brian sering datang untuk sekadar berbincang atau membantu pekerjaan rumah.“Kau yakin baik-baik saja?” tanya Brian dengan nada khawatir saat mereka menunggu taksi di pinggir jalan.Amber tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah.”Begitu taksi datang, Brian membukakan pintu untuk Amber dan memastikan ia duduk dengan nyaman sebelum masuk ke dalam mobil. Perhatian kecil itu membuat Amber terharu. Ia suda
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status