"Kalau nggak bisa bicara dengan baik, sebaiknya kembali saja ke kediaman Adipati Bayu," kata Guntur sambil melindungi Lastri di belakangnya. Wajahnya penuh dengan ketegasan dan matanya memancarkan rasa muak saat menatap Anisa."Dia adalah istriku yang resmi dan sah, sekaligus calon nyonya besar keluarga ini. Kamu nggak pantas bicara sembarangan di sini."Anisa terdiam. Dia tidak menyangka hanya karena sedikit kritikan, Guntur akan menanggapi dengan sekeras ini. Dia langsung menutupi wajahnya dan menangis. "Huhuhu, Ibu, lihat Guntur! Aku cuma bicara sedikit, tapi dia berkata seperti itu kepadaku. Aku nggak mau hidup lagi!""Kalau begitu, pergi mati saja!" balas Guntur dengan dingin sambil menggandeng Lastri keluar dari ruangan. "Ayah, Ibu, kalau dia datang lagi lain kali, nggak perlu memanggil kami.""Guntur, berhenti!" seru Rahayu, merasa pusing dengan pertengkaran kedua anaknya yang seolah-olah tiada habisnya.Namun, Guntur yang diliputi kemarahan tampaknya tidak mendengar dan terus b
Baca selengkapnya