Semua Bab Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta: Bab 51 - Bab 60

70 Bab

Bab 51

Guntur menghabiskan makanan yang diantarkan oleh Icha ke ruang kerjanya. Setelah selesai makan, dia baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Dia sedang marah!"Jaka!""Tuan memanggilku?" Jaka yang berjaga di depan pintu segera masuk."Bawa peralatan makan itu ke dapur.""Baik, aku akan minta pelayan membereskannya."Guntur mengerutkan kening. "Kamu sendiri yang antar."Jaka termangu. Sejak kapan dia harus mengurus hal-hal seperti ini?Melihat Jaka terdiam, Guntur mengangkat alis. "Kenapa? Sekarang aku nggak boleh menyuruhmu lagi?""Laksanakan."Suasana hati tuannya sedang buruk. Apa yang bisa dia lakukan? Akhirnya, dia pasrah dan mulai membereskan peralatan makan, lalu membawanya ke dapur.Namun, saat sampai di gerbang, Jaka bertemu dengan Frida. Mereka saling menyapa. Frida pun bertanya dengan penasaran, "Jaka, apa yang kamu lakukan?"Jaka mengetuk kotak makanan di tangannya. "Mengantar peralatan makan.""Biasanya pelayan yang mengantar. Kenapa kamu sendiri yang melakukannya kali
Baca selengkapnya

Bab 52

Ketika Lastri belum menemukan cara untuk memiliki seorang anak agar posisinya lebih terjamin di Kediaman Adipati, kakak iparnya telah datang.Keesokan pagi saat keluar dari paviliun, Lastri melihat Guntur sudah menunggu di depan pintu. Dia terdiam sejenak, mengingat kejadian kemarin. Rasanya agak lucu, sekaligus ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.Meskipun temperamennya kurang baik, Guntur sangat menghargai Lastri di depan orang-orang di Kediaman Adipati. Selama beberapa hari setelah pernikahan, Guntur tidak pernah bermalaman di tempat lain.Berkat Guntur, Lastri mendapatkan kendali atas pelayan di paviliun dan memperoleh rasa hormat dari Rahayu. Lastri menghargai ini. Dia kembali memikirkan cara untuk hamil anak Guntur.Guntur berjalan bersama Lastri menuju paviliun tengah. Dia tidak bisa menurunkan egonya untuk berbicara lebih dulu dengan istrinya. Namun, setelah menunggu lama, orang di sebelahnya tetap diam.Guntur melirik ke bawah dan melihat Lastri berjalan sambil melamun. Dia
Baca selengkapnya

Bab 53

"Kalau nggak bisa bicara dengan baik, sebaiknya kembali saja ke kediaman Adipati Bayu," kata Guntur sambil melindungi Lastri di belakangnya. Wajahnya penuh dengan ketegasan dan matanya memancarkan rasa muak saat menatap Anisa."Dia adalah istriku yang resmi dan sah, sekaligus calon nyonya besar keluarga ini. Kamu nggak pantas bicara sembarangan di sini."Anisa terdiam. Dia tidak menyangka hanya karena sedikit kritikan, Guntur akan menanggapi dengan sekeras ini. Dia langsung menutupi wajahnya dan menangis. "Huhuhu, Ibu, lihat Guntur! Aku cuma bicara sedikit, tapi dia berkata seperti itu kepadaku. Aku nggak mau hidup lagi!""Kalau begitu, pergi mati saja!" balas Guntur dengan dingin sambil menggandeng Lastri keluar dari ruangan. "Ayah, Ibu, kalau dia datang lagi lain kali, nggak perlu memanggil kami.""Guntur, berhenti!" seru Rahayu, merasa pusing dengan pertengkaran kedua anaknya yang seolah-olah tiada habisnya.Namun, Guntur yang diliputi kemarahan tampaknya tidak mendengar dan terus b
Baca selengkapnya

Bab 54

Anisa melirik Lastri dengan tatapan menghina. "Kamu bisa membuat keputusan untuk Guntur?"Lastri tersenyum tipis. "Ibu hanya menyuruhku untuk menyampaikan pesan saja. Kalau Kakak nggak percaya, lebih baik tunggu Guntur pulang. Kakak bisa bicara langsung dengannya.""Aku tahu kamu memang nggak berguna." Anisa memutar bola matanya.Lastri pura-pura tidak melihatnya. Bagaimanapun, Anisa jarang pulang ke rumah. Jika dia berseteru dengan Anisa, bukan hanya mertua yang akan kecewa, tetapi lama-kelamaan Guntur juga mungkin tidak akan memihaknya lagi.Yang perlu dilakukannya adalah menunjukkan sikap hormat kepada mertua, tetap bersikap sopan kepada Anisa. Jika Anisa mencari masalah dengannya, biarlah Guntur dan mertua yang menanganinya.Setelah menikah beberapa hari dan tinggal di kediaman ini, Lastri bisa melihat bahwa suasana di Kediaman Adipati sangat rukun, dengan jumlah anggota keluarga yang tidak banyak. Ayah mertua tidak ikut campur urusan rumah tangga, sedangkan ibu mertua bukan orang
Baca selengkapnya

Bab 55

Rahayu sudah hampir setuju, tetapi sontak tersadar setelah mendengar ucapan Lastri. Dia segera bertanya, "Cara apa?"Tangisan Anisa juga langsung terhenti. Dia menatap Lastri dengan kesal.Namun, Lastri tidak peduli dengan pandangan Anisa. Dia menoleh menatap Rahayu. "Ibu, menurut Kakak, tugas pengawalan bahan pangan ini hanya sepatah kata dari Kaisar. Kalau bicara tentang kedekatan dengan Kaisar, siapa lagi yang lebih cocok daripada Kakak Ipar?"Rahayu dan Anisa serentak menatap Lastri, lalu bertanya secara bersamaan, "Maksudmu apa?"Lastri tersenyum. "Kakak Ipar adalah ahli waris keluarga Adipati Bayu, juga teman belajar Kaisar sejak kecil. Kalau dia yang minta untuk adiknya sendiri, itu seharusnya bukan hal yang sulit. Kalau Kakak Ipar merekomendasikan tokoh yang cakap kepada Kaisar, dia akan berjasa untuk Kaisar nanti. Jadi, kenapa harus jauh-jauh mencari orang lain?"Mata Rahayu langsung berbinar-binar. Dia berkata dengan cepat, "Anisa, Lastri benar. Cepat kembali dan diskusikan d
Baca selengkapnya

Bab 56

"Belum dirugikan? Dia hampir saja menunjuk Nyonya dan memaki habis-habisan!" ucap Icha dengan kesal."Bukankah Guntur sudah membalas makiannya untukku?" Lastri tersenyum tipis. "Icha, sekarang aku tinggal di Kediaman Adipati, sedangkan Anisa adalah nona besar di kediaman ini. Aku tetap harus menjaga harga dirinya.""Dibandingkan dengan aku yang hanya menantu, Ibu Mertua tentu lebih menyayangi putrinya. Lagi pula, kehidupan Anisa di kediaman Adipati Bayu juga nggak sebaik yang dikabarkan. Ibu Mertua pasti merasa bersalah padanya.""Dulu setiap kali dia kembali ke rumah dan mengeluh, Ibu Mertua pasti memenuhi segala permintaannya. Sekarang, Ibu Mertua mempertimbangkanku karena Guntur menghormatiku. Aku nggak bisa bersikap terlalu berlebihan."Lastri sangat memahami posisinya. Dia tidak punya sandaran dari pihak keluarganya, jadi satu-satunya yang bisa diandalkan di sini adalah rasa hormat dari Guntur. Yang bisa dia lakukan adalah memanfaatkan rasa hormat itu untuk mendapatkan keuntungan
Baca selengkapnya

Bab 57

"Nggak usah dipikirkan." Guntur duduk di dipan sambil memandang Lastri yang sedang merapikan pakaiannya. Tatapannya terlihat agak tegas."Putra kedua dari keluarga Adipati Bayu itu nggak berguna. Dia tertangkap basah berjudi dan mengunjungi rumah bordil saat bertugas, lalu dilaporkan oleh pengawas ke istana.""Sekarang dia bekerja sebagai pengurus kecil di Kementerian Perang, tapi tindakannya juga nggak bersih.""Makanya, keluarga Adipati Bayu menginginkan tugas pengiriman barang ke perbatasan. Mereka ingin memberinya peluang untuk mendapatkan sedikit prestasi dan posisi yang menguntungkan."Lastri mengerutkan kening. "Tapi, kenapa mereka minta bantuan dari kita? Bukannya urusan seperti ini seharusnya bisa diselesaikan oleh putra Adipati Bayu?""Bukan karena nggak bisa, tapi dia nggak berani melakukannya." Guntur tersenyum sinis. "Sekarang bekerja di Kementerian Perekonomian, tapi dia gagal menyelesaikan tugasnya dengan baik sampai-sampai dilaporkan ke Kaisar dan mendapat teguran keras
Baca selengkapnya

Bab 58

Lastri memandang Guntur yang sudah berbaring, lalu kembali ke ranjangnya. Meskipun menginginkan seorang anak untuk memperkuat posisinya di Kediaman Adipati, dia tetap punya harga diri. Dia tidak akan melakukan hal-hal yang memalukan.Hanya saja, Lastri tidak mengerti mengapa Guntur tidak ingin berhubungan intim dengannya. Apa mungkin Guntur mencintai wanita lain? Hal ini membuat Lastri tak kuasa mengernyit.Lastri teringat pada kejadian di kehidupan lampau, saat Guntur pergi berperang pada hari kedua setelah pernikahan. Jika itu alasannya, masuk akal mengapa Guntur meninggalkan Sekar demi bertugas.Di kehidupan ini, keadaan Lastri lebih baik. Guntur tidak pergi, tetapi hubungan mereka tidak jauh berbeda dibandingkan saat Guntur pergi. Dia menduga, alasan Guntur menolak berhubungan intim mungkin karena dia ingin menjaga kesuciannya untuk wanita yang dicintainya. Sama seperti di kehidupan lampau, Resnu menjaga kesuciannya untuk Sekar.Wajah Lastri tampak datar. Dia menggertakkan gigi sam
Baca selengkapnya

Bab 59

Lastri tidak menolak dan menyetujuinya dengan senyuman, "Terima kasih, suamiku."Guntur mengikuti rute yang disarankan oleh Jaka, tempat Lastri dan Resnu pernah berkencan dulu. Mereka menuju jalan yang menjual banyak makanan di selatan kota.Wilayah selatan kota dihuni oleh masyarakat kelas menengah dan pedagang, termasuk Keluarga Naswara. Makanan ringan di sini pun sangat terkenal.Lastri membuka tirai kereta, melihat jalanan yang ramai. Kenangan masa lalu yang ingin dilupakan seketika membanjiri pikirannya.Wajahnya sedikit pucat. Dia menoleh menatap Guntur. "Suamiku, kamu suka datang ke tempat ini?"Guntur tidak menyadari perubahan wajah Lastri. Meskipun tidak paham kenapa Lastri menyukai tempat ini saat bersama Resnu, selama itu membuat Lastri bahagia, dia bersedia mencoba. "Aku tahu kamu sering datang ke sini sebelumnya, jadi aku ingin mengajakmu jalan-jalan."Lastri langsung menurunkan tirai kereta, lalu memaksakan senyuman. "Nggak perlu, kalau kamu punya urusan di sini, silakan
Baca selengkapnya

Bab 60

Lastri mengerutkan kening sambil memaki dalam hati, 'Dasar nggak tahu malu!'Hubungannya dengan Sekar sudah hancur, tetapi di depan banyak orang, Sekar masih bisa bersikap seperti ini. Jelas, Sekar yakin Lastri tidak akan mempermalukannya di depan umum demi reputasi.Namun hari ini, Lastri justru ingin menunjukkan kepada Sekar bahwa dia tidak takut. Kebetulan, ini juga menjadi kesempatan baginya untuk mengungkap bagaimana Keluarga Surbakti yang hanya bisa hidup di bawah Keluarga Sudrajat. Sayang sekali jika melewatkan kesempatan sebaik ini.Dengan pikiran itu, Lastri mengalihkan pandangan. Dia berpura-pura tidak melihat, terus berjalan ke depan.Sekar terlihat kaku sesaat, tidak menyangka Lastri sama sekali tidak menghargainya. Dia bisa merasakan tatapan dari orang-orang sekitar tertuju padanya, bahkan gadis di sebelahnya juga menatapnya dengan ragu.Sekar segera berkata, "Kak, hari ini aku datang bersama Nona Sari. Meskipun Kakak marah padaku, demi menjaga nama baik Nona Sari, Kakak n
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status