All Chapters of Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta: Chapter 31 - Chapter 40

70 Chapters

Bab 31

"Tuan Guntur, jelas-jelas ini salah Kakak, kenapa kamu memukul orang lain?" Sekar sangat kesal.Dia tidak menyangka Guntur tidak marah saat mendapati Lastri sedang berduaan dengan Resnu, malah membelanya. Bukannya para pria bakalan sangat marah kalau mendapati hal seperti ini? Entah bagaimana cara berpikir pria yang satu ini.Orang yang dihajar seharusnya Lastri, bukan?Sekar tidak mengerti, tapi dia tahu, bagaimanapun caranya, kesalahan ini harus ditimpakan pada Lastri. Kalau tidak, mereka berdua akan menanggung kemarahan Guntur."Guntur, bukan begitu!"Lastri meraih baju Guntur dengan terburu-buru dan berkata dengan ekspresi sendu, "Dia tiba-tiba masuk dan membicarakan hal-hal yang aneh. Aku menyuruhnya pergi, tapi dia nggak mau.""Lastri, aku nggak menyangka, kamu benar-benar orang bermuka dua! Padahal perasaanku tulus padamu, tapi kamu meremehkan latar belakangku dan meninggalkanku demi masuk ke keluarga orang kaya."Resnu berdiri dengan memegang tangan Sekar. Setelah menyeka darah
Read more

Bab 32

Resnu menatap Guntur dengan marah. "Tuan Guntur, bukannya tadi kamu juga mengaku kalau Lastri yang mengundangku?"Guntur lantas meliriknya dengan pandangan merendahkan. "Kamu langsung datang begitu diajak? Apa semua buku-buku etika yang kamu pelajari sudah dipulangkan ke guru?"Guntur ....Arah percakapannya disetir penuh oleh Guntur. Wajah Resnu sudah memanas, tetapi tidak kuasa membalas ucapannya.Awalnya, mereka mengira rencana provokasi hubungan Lastri dengan Guntur ini akan berhasil. Sekalipun tidak bisa mengganti pasangan nikah lagi, sikap Guntur terhadap Lastri pasti menjadi buruk begitu melihat Lastri berada di kamar bersama mantan tunangannya.Namun siapa sangka, reaksi Guntur sungguh tidak logis. Dia malah terus membela Lastri.Tubuh tegap Guntur mengadang di depan Lastri untuk melindunginya. Dia menatap orang-orang itu dengan tatapan sinis. "Ibu, ini adalah hari kunjungan Lastri ke rumah orang tua. Karena muncul masalah-masalah seperti ini, aku harus mempertanyakan kinerja B
Read more

Bab 33

Ucapan Guntur sangat tegas.Setelah itu, dia langsung membawa Lastri keluar dari Paviliun Semerbak tanpa mendengar balasan dari Ririn. Mereka terus berjalan hingga keluar dari paviliun barat, lalu Guntur melepas tangan Lastri.Lastri menatap pria itu dan membungkuk. "Suamiku, terima kasih untuk masalah hari ini. Aku ....""Lain kali lakukan sesuatu setelah pakai otakmu, Lastri. Aku nggak mungkin bisa selalu datang tepat waktu."Tanpa berpikir panjang, Guntur menegur lagi. "Kalau si berengsek itu benar-benar melecehkanmu hari ini, bagaimana Keluarga Adipati bisa menanggung malunya?"Rasa berterima kasih Lastri lenyap seketika. "Benar yang Suamiku bilang. Aku terlalu ceroboh hari ini. Nggak seharusnya aku memercayai Ibu begitu saja.""Intinya, terima kasih atas kepercayaan Suamiku karena nggak terkecoh dengan ucapan jahat orang lain."Guntur sedikit resah. Namun, saat mendengar ucapan Lastri, dia mendengus pelan. "Karena sudah berusaha keras untuk masuk ke Keluarga Adipati, mana mungkin
Read more

Bab 34

Masalah di paviliun barat tidak tersebar ke luar. Oleh karena itu, kakek, nenek, dan keluarga paman Lastri juga tidak mengetahuinya.Makan siang disajikan di ruang makan paviliun utama, dengan tempat duduk pria dan wanita yang terpisah.Hanya saja selain Lastri, satu-satunya anak perempuan di Keluarga Sudrajat adalah Puspa yang masih kecil. Jadi, Utari tidak meminta untuk memasang sekat.Semua anggota keluarga berdatangan dan memenuhi tempat duduk. Selain Ririn yang tidak kunjung tiba.Raut wajah Utari tampak buruk. Dia berpesan pada pelayan di sebelahnya, "Panggil Ririn kemari. Sebagai ibunya Lastri, mana boleh dia nggak menghadiri acara perjamuan kunjungan Lastri?"Dyas adalah pelayan pribadi yang menemani Utari saat menikah dulu. Kemudian, Dyas menikah dengan pengurus paviliun luar dari Keluarga Sudrajat. Selama ini, dia terus menemani di sisi Utari dan merupakan orang kepercayaan Utari.Dia orang yang tegas dan serius. Sikapnya lugas dan tidak memandang bulu saat membantu Utari men
Read more

Bab 35

"Lastri, nggak perlu pedulikan ibumu. Tenang saja, Bibi akan menjaga Gibran untukmu."Ajeng beserta anak-anaknya menemani pasangan suami istri Lastri ke pintu bagian dalam. Faktanya, dia cuma ingin mencari tahu tentang kejadian di paviliun barat.Tentu saja Lastri tidak akan membocorkan apa pun. Dia tersenyum dan menjawab, "Kalau begitu, aku titipkan Gibran pada Bibi, ya. Bibi kembali saja, biar Gibran yang mengantar sampai pintu depan.""Baiklah. Kalau begitu, Bibi masuk dulu."Namun, saat melihat Guntur sedang berbincang dengan putranya, Ajeng menarik Lastri dan berbisik, "Lastri, Nenek bermaksud meminta Bibi yang mengepalai urusan di paviliun barat.""Jadi, Bibi berencana membagi biaya kebutuhan sehari-hari Kak Ririn dan Gibran dari anggaran keluarga besar, seperti yang diterapkan di paviliun timur. Tapi, bagaimana sebaiknya Bibi memperhitungkan kebutuhan Alde dari Keluarga Surbakti yang tinggal di paviliun barat?"Sebenarnya, urusan seperti ini tidak perlu ditanyakan pada Lastri ya
Read more

Bab 36

Adik yang tampak terpelajar dari depan, tapi memiliki pemikiran buruk seperti ini .... Benar-benar salinan orang Keluarga Surbakti.Air mata membasahi mata Lastri.Dia teringat dengan rasa tidak berdaya saat di Kediaman Naswara pada kehidupan sebelumnya.Waktu itu, dia selalu tidak melihat sosok Gibran setiap kali pulang ke Kediaman Sudrajat. Ibunya menjelaskan, Gibran sedang belajar dengan giat dan Lastri pun percaya.Waktu itu, Lastri kurang cermat. Bagaimana mungkin Gibran bisa melangkah di jalan yang benar kalau sering bersama si berengsek Alde.Dipikir-pikir lagi, ibunya memaksa Gibran kembali ke sisi kakeknya saat Keluarga Sudrajat merosot dulu. Kakek mereka setuju karena tidak tega melihat keturunan Keluarga Sudrajat terlantar begitu saja di luar sana.Saat ini, Gibran masih terus menangis. Sambil menahan pelipisnya yang berdenyut, Lastri melihat-lihat sekitar. Dia menemukan ranting pohon yang terjatuh entah dari mana di dekat pintu, lalu memungutnya.Begitu berbalik, dia meliba
Read more

Bab 37

Gibran cemberut dan tidak mau berbicara. Lastri menggertakkan giginya, lalu mengangkat tangan. "Kamu masih mau dipukul ya?""Kamu cuma bisa memukulku!" Gibran berkata dengan marah, "Ibu yang bilang! Ibu bilang kalau aku menyenangkanmu, kamu akan membantuku. Kalau aku membuatmu suka padaku, kamu akan peduli pada kami."Lastri tidak terlalu terkejut. Dia lanjut bertanya, "Lalu, siapa yang bilang padamu kalau kakak iparmu menikahiku secara paksa?"Gibran memutar bola mata, lalu memilih menyerah. "Kak Sekar yang bilang. Katanya suamimu seharusnya menjadi miliknya.""Dia bilang begitu dan kamu langsung percaya? Kamu bodoh ya?""Aku nggak bodoh!" Gibran membantah dengan tidak puas, "Kamu yang nggak tahu diri. Kalau kamu menikah dengan Kak Resnu, Kak Sekar nggak akan bicara begitu."Lastri tersenyum mengejek. "Gibran, kamu minta dipukul lagi?"Gibran tetap tidak puas. "Apa ada yang salah dengan omonganku?""Dulu Guntur memang tunanganku. Pernikahan ini sudah diatur oleh Ayah sebelum meninggal
Read more

Bab 38

Ketika melihat Lastri tenggelam dalam pikirannya, ekspresi Guntur bercampur aduk antara senang dan sedih. Hatinya tiba-tiba mencelos. Apakah dia masih belum bisa melepaskan Resnu?Seketika, Guntur kehilangan minat untuk berbicara. Keduanya terdiam dan kembali ke Kediaman Adipati. Sebelum berpisah, Guntur berkata, "Aku ke ruang kerja, nggak usah tunggu aku makan malam." Kemudian, dia pergi dengan kesal.Lastri merasa bingung. Dia melirik Nisa dan bergumam, "Kenapa dia marah lagi?"Nisa menunduk, tidak berani mengeluarkan suara. Lastri tidak punya energi untuk membujuk siapa pun, jadi dia membawa Nisa ke paviliun utama.Di paviliun lain, Rahayu menatap Sena dengan ekspresi penuh kekecewaan. "Sena, aku sudah mencarikan pria yang baik untukmu. Biar kutanya sekali lagi, kamu yakin nggak mau nikah?"Sena yang sedang berlutut tampak panik. Dia buru-buru menyahut, "Nyonya, hamba mengagumi Tuan Guntur. Demi pengabdian hamba selama ini, tolong penuhi keinginan hamba.""Hamba nggak ingin menikah.
Read more

Bab 39

Setelah Rahayu selesai berbicara, ruangan langsung hening.Lastri secara naluriah memandang ke arah Sena yang berdiri di belakang Sri. Wajah Sena masih dipenuhi kecemasan yang belum pudar. Setelah mendengar ucapan itu, kecemasan berubah menjadi kegembiraan bercampur kegelisahan. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi pandangan tajam dari Sri membuatnya terdiam.Lastri diam-diam mengangkat alis, lalu segera berdiri dan berkata, "Orang yang berada di sisi Ibu pasti adalah yang terbaik. Jangan khawatir, Ibu. Aku pasti akan mengatur Kak Sena dengan baik supaya Ibu nggak perlu khawatir.""Lastri, kontraknya sudah kuberikan padamu, Sena kini adalah pelayanmu. Dia bukan lagi orangku, jadi kamu nggak perlu memikirkanku. Mau dihukum atau dijual, semuanya terserah padamu. Kamu juga nggak perlu melapor padaku."Sambil berbicara, Dina menyerahkan kontrak budak Sena dengan kedua tangannya kepada Lastri.Melihat tindakan Dina, wajah Sena menjadi pucat pasi. Dia tidak menyangka bahwa Rahayu akan benar-
Read more

Bab 40

Wajah Sena seketika memucat. Dia seperti tidak menyangka Lastri akan tidak peduli pada status Rahayu.Bulan dan Frida bertatapan, lalu segera maju untuk menarik Sena. Keduanya menarik Sena sambil meminta maaf kepada Lastri."Nyonya, karena Nyonya Rahayu menyerahkan kami kepada Anda, maka kami adalah orang-orang Anda. Sena hanya belum memahami aturan di sini. Kami akan mengajarinya dengan baik.""Kami akan segera membawa Sena pergi."Lastri tidak ingin membuang energi berdebat dengan seorang pelayan. Dia tidak berkata apa-apa dan membiarkan mereka membawa Sena pergi.Setelah orang-orang itu pergi, Icha yang tidak tahan lagi akhirnya bertanya, "Nyonya, kenapa wanita rendahan itu pindah ke paviliun kita? Dia adalah wanita yang diusir oleh Tuan Guntur dari kamarnya malam itu! Apa Nyonya Rahayu ingin menunjuknya menjadi selir? Anda harus segera mencari cara untuk mengusir wanita itu!"Lastri tertawa kecil mendengar kegelisahan Icha. Dia melirik Icha dengan nakal, lalu menggoda, "Kamu ini se
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status