Share

Bab 37

Author: Bella Dior
Gibran cemberut dan tidak mau berbicara. Lastri menggertakkan giginya, lalu mengangkat tangan. "Kamu masih mau dipukul ya?"

"Kamu cuma bisa memukulku!" Gibran berkata dengan marah, "Ibu yang bilang! Ibu bilang kalau aku menyenangkanmu, kamu akan membantuku. Kalau aku membuatmu suka padaku, kamu akan peduli pada kami."

Lastri tidak terlalu terkejut. Dia lanjut bertanya, "Lalu, siapa yang bilang padamu kalau kakak iparmu menikahiku secara paksa?"

Gibran memutar bola mata, lalu memilih menyerah. "Kak Sekar yang bilang. Katanya suamimu seharusnya menjadi miliknya."

"Dia bilang begitu dan kamu langsung percaya? Kamu bodoh ya?"

"Aku nggak bodoh!" Gibran membantah dengan tidak puas, "Kamu yang nggak tahu diri. Kalau kamu menikah dengan Kak Resnu, Kak Sekar nggak akan bicara begitu."

Lastri tersenyum mengejek. "Gibran, kamu minta dipukul lagi?"

Gibran tetap tidak puas. "Apa ada yang salah dengan omonganku?"

"Dulu Guntur memang tunanganku. Pernikahan ini sudah diatur oleh Ayah sebelum meninggal
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 38

    Ketika melihat Lastri tenggelam dalam pikirannya, ekspresi Guntur bercampur aduk antara senang dan sedih. Hatinya tiba-tiba mencelos. Apakah dia masih belum bisa melepaskan Resnu?Seketika, Guntur kehilangan minat untuk berbicara. Keduanya terdiam dan kembali ke Kediaman Adipati. Sebelum berpisah, Guntur berkata, "Aku ke ruang kerja, nggak usah tunggu aku makan malam." Kemudian, dia pergi dengan kesal.Lastri merasa bingung. Dia melirik Nisa dan bergumam, "Kenapa dia marah lagi?"Nisa menunduk, tidak berani mengeluarkan suara. Lastri tidak punya energi untuk membujuk siapa pun, jadi dia membawa Nisa ke paviliun utama.Di paviliun lain, Rahayu menatap Sena dengan ekspresi penuh kekecewaan. "Sena, aku sudah mencarikan pria yang baik untukmu. Biar kutanya sekali lagi, kamu yakin nggak mau nikah?"Sena yang sedang berlutut tampak panik. Dia buru-buru menyahut, "Nyonya, hamba mengagumi Tuan Guntur. Demi pengabdian hamba selama ini, tolong penuhi keinginan hamba.""Hamba nggak ingin menikah.

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 39

    Setelah Rahayu selesai berbicara, ruangan langsung hening.Lastri secara naluriah memandang ke arah Sena yang berdiri di belakang Sri. Wajah Sena masih dipenuhi kecemasan yang belum pudar. Setelah mendengar ucapan itu, kecemasan berubah menjadi kegembiraan bercampur kegelisahan. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi pandangan tajam dari Sri membuatnya terdiam.Lastri diam-diam mengangkat alis, lalu segera berdiri dan berkata, "Orang yang berada di sisi Ibu pasti adalah yang terbaik. Jangan khawatir, Ibu. Aku pasti akan mengatur Kak Sena dengan baik supaya Ibu nggak perlu khawatir.""Lastri, kontraknya sudah kuberikan padamu, Sena kini adalah pelayanmu. Dia bukan lagi orangku, jadi kamu nggak perlu memikirkanku. Mau dihukum atau dijual, semuanya terserah padamu. Kamu juga nggak perlu melapor padaku."Sambil berbicara, Dina menyerahkan kontrak budak Sena dengan kedua tangannya kepada Lastri.Melihat tindakan Dina, wajah Sena menjadi pucat pasi. Dia tidak menyangka bahwa Rahayu akan benar-

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 40

    Wajah Sena seketika memucat. Dia seperti tidak menyangka Lastri akan tidak peduli pada status Rahayu.Bulan dan Frida bertatapan, lalu segera maju untuk menarik Sena. Keduanya menarik Sena sambil meminta maaf kepada Lastri."Nyonya, karena Nyonya Rahayu menyerahkan kami kepada Anda, maka kami adalah orang-orang Anda. Sena hanya belum memahami aturan di sini. Kami akan mengajarinya dengan baik.""Kami akan segera membawa Sena pergi."Lastri tidak ingin membuang energi berdebat dengan seorang pelayan. Dia tidak berkata apa-apa dan membiarkan mereka membawa Sena pergi.Setelah orang-orang itu pergi, Icha yang tidak tahan lagi akhirnya bertanya, "Nyonya, kenapa wanita rendahan itu pindah ke paviliun kita? Dia adalah wanita yang diusir oleh Tuan Guntur dari kamarnya malam itu! Apa Nyonya Rahayu ingin menunjuknya menjadi selir? Anda harus segera mencari cara untuk mengusir wanita itu!"Lastri tertawa kecil mendengar kegelisahan Icha. Dia melirik Icha dengan nakal, lalu menggoda, "Kamu ini se

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 41

    Lastri dan Icha keluar dengan tergesa-gesa, lalu mendapati Guntur berdiri di depan pintu ruang kerja dengan wajah penuh amarah sambil menatap Sena yang berlutut di tengah halaman dengan tubuh gemetar. Para pelayan lainnya berdiri di sekitar, tidak ada yang berani bersuara.Pria ini marah? Lastri berjalan mendekat, tersenyum lembut pada Guntur, "Suamiku, apa Sena telah melakukan sesuatu yang membuatmu kesal? Kalau begitu, suruh dia jangan ulangi saja. Nggak perlu marah sebesar ini."Tatapan Guntur langsung beralih ke Lastri. Matanya yang penuh dengan kemarahan membuat Lastri merasa agak bersalah. Dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya.Guntur menatap Lastri dengan tajam, lalu menginstruksi dengan nada kesal, "Bawa dia kembali ke Ibu, biarkan Ibu yang mengaturnya. Kalau dia butuh laki-laki, suruh Ibu menikahkannya dengan seseorang. Yang jelas, aku nggak ingin dia muncul di hadapanku lagi!"Begitu ucapan itu dilontarkan, Sena yang berlutut di lantai semakin ketakutan. Lastri tertegun se

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 42

    Icha mulai merasa gelisah. Karena tidak ada pelayan di sini, dia bertanya dengan lirih, "Nyonya, apa mungkin Nyonya Rahayu marah?"Mereka sudah menunggu selama dua jam. Bukankah ini namanya menyulitkan menantu?Lastri melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Icha tidak bicara lagi. Hanya dua jam saja dan tidak menyuruhnya menunggu di luar. Dia bisa duduk, bahkan disediakan teh.Dulu saat Anita mendidiknya, Lastri pernah disuruh berdiri seharian penuh. Ketika Anita tidur, Lastri berjaga di samping. Ketika Anita makan, Lastri melayaninya. Sepanjang hari, dia sangat kelelahan, tetapi yang didapatkan hanyalah keluhan Resnu yang menyebutnya manja.Sekarang Rahayu hanya membiarkannya menunggu sebentar, itu sama sekali tidak bisa dianggap sebagai ujian berat.Di dalam ruangannya, Rahayu bersandar di dipan sambil memejamkan mata. Dia bertanya pelan, "Dia masih di sana?"Sri yang sedang mengipasinya menjawab dengan lirih. "Masih, nggak terlihat sedikit pun ketidaksabaran. Menurut saya, Nyony

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 43

    Lastri tertegun, belum sepenuhnya menyadari apa yang terjadi. "Siapa yang pergi ke rumah siapa untuk meminta mahar?"Icha merendahkan suaranya saat menyahut, "Itu ibu mertua dari sepupu Anda. Dia ke kediaman Keluarga Surbakti untuk minta mas kawin."Lastri tidak terlalu terkejut. Dengan sifat Anita yang pelit, rakus, dan tak tahu malu, hal seperti ini memang sangat mungkin terjadi.Namun, Nisa tampak kaget. "Mana ada orang yang pergi ke rumah besan untuk meminta mahar? Nyonya Anita ini nggak punya rasa malu ya? Apa Tuan Resnu akan membiarkannya?""Katanya, Tuan Resnu nggak tahu kalau Nyonya Anita pergi ke kediaman Keluarga Surbakti untuk minta mahar. Ketika dia tahu, Nyonya Anita sudah menyuruh orang mengangkut mahar itu dari kediaman Keluarga Surbakti."Nisa semakin kaget. "Keluarga Surbakti benar-benar memberikannya?"Ekspresi Icha menjadi agak suram. Dia melirik Lastri tanpa mengatakan apa-apa.Lastri tersenyum tipis. "Pasti ibuku yang memberikannya, 'kan?"Icha mengangguk, lalu ber

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 44

    Keesokan paginya, Lastri pergi ke paviliun tengah untuk memberi salam kepada ibu mertuanya dan memberi tahu bahwa dia akan pulang ke rumah keluarganya.Kali ini, dia membawa Icha dan Frida. Sesampainya di kediaman Keluarga Sudrajat, Lastri langsung menuju paviliun utama untuk memberi salam kepada neneknya.Icha yang berjalan di belakang Lastri, berkata pelan, "Nona, Anda langsung ke paviliun utama? Nanti Nyonya Ririn pasti akan ngomel kalau tahu."Lastri mengangkat alis, lalu menepuk tangan Icha dan berbisik, "Kamu pergi saja ke paviliun barat dan cari teman-teman lamamu."Icha mengangguk. Sebelum pergi, dia berbalik dan tidak lupa bertanya, "Kalau Nyonya Ririn melihat saya dan bertanya tentang Anda, apa yang harus saya katakan?"Lastri tersenyum. "Ibu nggak akan pergi ke paviliun barat sekarang, pergi saja."Frida yang mengikuti Lastri dari belakang, merasa heran. Sesuai aturan, pulang ke rumah keluarga dan memberi salam kepada tetua tertinggi itu wajar. Kenapa Icha berkata seperti it

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 45

    Gerak-gerik Gibran itu tentu tidak bisa luput dari perhatian para orang dewasa yang ada di tempat itu.Utari mengingat hukuman beberapa hari yang lalu. Dia menyemangati sambil tersenyum, "Gibran memang anak yang baik. Kakak dan adikmu belajar dengan sangat baik, kamu harus banyak belajar dari mereka.""Dodit, Fajar, kalian harus menjaga Gibran dengan baik di akademi ya," pesan Lastri."Baik, Kak!"Dodit adalah seorang remaja yang sopan. Dia melirik Lastri sekilas, lalu menjawab dengan hormat. Fajar yang sifatnya lebih ceria biasanya suka bersikap manja di depan Utari, tetapi hari ini dia tidak berani berbicara sedikit pun dan hanya mengiakan dengan patuh.Ketika melihat ketiga anak itu begitu tenang dan tidak bertingkah, Utari dan Ajeng saling melirik sambil tersenyum nakal ke arah Lastri.Lastri tidak menyangka, dia baru memarahi adiknya sekali, tetapi dampaknya ternyata begitu besar. Dia merasa agak canggung, lalu berbalik mengambil tiga kotak dari tangan pelayan. Kemudian, dia mende

Latest chapter

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 70

    Setelah mendengar omongan Lastri, semua orang di kamar itu tersentak kaget ketika melihat ekspresinya yang serius. Mereka sadar bahwa Lastri yang berdiri di depan mereka sudah bukan gadis kecil yang mudah diperdaya oleh mereka seperti dulu. Lastri sudah menikah dan memiliki dukungan Keluarga Adipati.Akan tetapi, Sekar merasa enggan. Dia berseru dengan marah, "Kamu mengancam kami? Kak Lastri, kami ini kerabatmu. Bibi sangat baik pada kami. Kenapa kamu nggak bisa membantu kami?"Lastri menyeringai. Dia menyindir, "Kalau ikuti logikamu, sekarang aku nggak seharusnya berada di sini, tapi di Kediaman Keluarga Sudrajat."Sekar hendak berbicara lagi, "Kamu ....""Cukup!" bentak Gendis sambil memelototi Sekar. Lalu, dia menoleh pada Lastri dan berkata, "Lastri benar, tapi sekarang pamanmu sudah ditangkap. Kita harusnya bersatu hati pada saat sekarang. Lastri, kamu nggak boleh berpangku tangan!"Lastri menundukkan tatapannya. Dia berujar, "Aku hanyalah menantu baru. Sekalipun aku mau bantu, ak

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 69

    Lastri menatap Gendis. Gendis tampak sedih, tetapi ada kelicikan dalam tatapan matanya. Lastri pun menyeringai sinis dalam hati. Mengapa dia begitu buta sebelumnya sehingga merasa Gendis benar-benar menyayanginya?Lastri tidak mengekspresikan apa pun. Dia buru-buru berlari ke depan dan memegangi Gendis. Dia bertanya, "Nenek, ada apa dengan Nenek? Kenapa Bibi Liana malah menangis? Di mana ibuku?"Liana tiba-tiba maju ke depan Lastri dan berseru, "Lastri! Cepat selamatkan pamanmu! Cepat suruh Guntur selamatkan pamanmu."Lastri terdiam. Gendis langsung menegur, "Diam! Kamu pikir pengadilan milik Keluarga Adipati? Mana bisa menyelamatkan orang dengan semudah itu?"Meskipun Gendis juga berpikir begitu, kalimat itu tidak bisa diungkapkan! Lalu, Gendis berkata pada Lastri, "Lastri, tadi ada sekelompok tentara yang datang dan menangkap pamanmu. Guntur memiliki kemampuan, kamu suruh dia bantu cari tahu apa kesalahan pamanmu. Biar kita bisa pikirkan solusinya!"Lastri menyanggupi, "Nenek, jangan

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 68

    Yani berlari ke dalam paviliun tengah. Pada saat ini, Gendis duduk di kursi utama dengan memakai gaun brokat ungu tua dan ikat kepala ungu tua. Wajahnya yang berbentuk persegi tampak serius dan tegas, sangat berwibawa.Melihat Yani masuk sendirian, Gendis mengernyit sambil bertanya, "Kenapa hanya kamu? Di mana Lastri?"Yani menjawab, "Nyonya Gendis, Nona Lastri sudah pergi.""Sudah pergi? Siapa yang menyuruhnya pergi?" bentak Gendis sambil memukul meja. "Nona Lastri langsung pergi karena pintu depan nggak dibuka. Pelayannya yang tampak asing bilang dia akan beri tahu Nyonya Rahayu bahwa Keluarga Surbakti menghina Nona Lastri."Istri Hadi, Liana, berseru dengan panik, "Apa? Kenapa kamu biarkan dia pergi? Kalau dia pergi, bagaimana dengan acara ulang tahunku?"Gendis memelototi Ririn dan menegurnya, "Lihat anakmu itu, sekarang sudah bersikap congkak di depanku. Saat dia ambil mahar Sekar kala itu, kamu bilang kamu akan menebusnya, jadi aku nggak bilang apa-apa. Sekarang suruh dia pulang

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 67

    Wajah Guntur menjadi masam. Dia bertanya, "Kenapa kamu bilang begitu? Apa ada orang yang mengatakan sesuatu pada Lastri?"Dalam dua hari ini, Guntur sibuk di kantor dan selalu pulang tengah malam. Guntur bahkan tidur di ruang kerja paviliun depan agar tidak mengganggu Lastri. Akan tetapi, sejak dimarahi olehnya waktu itu, tidak ada orang yang berani mendatangi Guntur lagi.Mungkinkah ada orang yang memiliki niat lain karena dia tidur di paviliun depan sehingga membuat Lastri marah?Melihat Guntur salah paham, Jaka bergegas berucap, "Bukan, ini karena Nyonya Lastri sendiri."Jaka menceritakan apa yang dilakukan Lastri kepada Hadi. Lalu, dia berkata, "Aku pun bisa memikirkan ide seperti Nyonya Lastri ini. Kelak kalau Hadi tahu ... tsk tsk tsk. Ide ini sungguh licik ... nggak, ini ide bagus!"Jaka langsung mengubah perkataannya karena melihat ekspresi Guntur yang makin agresif. Guntur memelototinya dan memberi perintah, "Cepat pulang. Suruh Paman Ismu kirimkan dua pelayan yang pandai bela

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 66

    Keesokan hari, Guntur menyuruh Jaka untuk mematuhi perintah Lastri. Lastri bertemu dengan Jaka di paviliun depan. Lastri memerintahkan Jaka untuk menyelidiki Keluarga Surbakti."Hadi bekerja sebagai staf biasa di Kementerian Pembangunan. Aku mau kamu selidiki tentang penyalahgunaan jabatannya tanpa terkecuali. Harus lengkap dengan saksi mata dan barang bukti," perintah Lastri.Jaka terkesiap. Dia menoleh pada Lastri dengan kaget. Lalu, Lastri mengangkat alis seraya bertanya, "Apa ada masalah?""Nggak!" seru Jaka. Dia menekan kekagetan di dalam hatinya dan berkata dengan hormat, "Hamba akan menyelidikinya secepat mungkin."Lastri mengangguk. Setelah itu, dia membubarkan Jaka. Jaka melaksanakan tugas dengan sangat sungguh-sungguh karena telah mendapat perintah dari Guntur dan tahu betapa pentingnya Lastri bagi Guntur.Belum sampai tiga hari, Jaka sudah menyerahkan hasil penyelidikan tentang semua masalah Keluarga Surbakti kepada Lastri. Saat Lastri membacanya, Jaka menerangkan, "Nyonya

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 65

    "Suruh dia masuk," seru Guntur. Lalu, Guntur berkata lagi, "Lain kali kalau Lastri mencariku, langsung lapor." Pengawal itu menyanggupi, "Baik!"Sudah satu jam Frida menunggu di luar halaman. Awalnya, Frida mengira Guntur sengaja mengabaikannya karena marah kepada Lastri. Begitu melihat dua penasihat itu keluar dari ruang kerja, Frida sadar dirinya datang di saat yang tidak tepat.Di dalam ruang kerja, Guntur mengangkat alis saat melihat Frida. Dia bertanya, "Ada masalah apa?"Frida berpikir dalam hati, Lastri menyuruhnya meminjam Jaka dari Guntur, tetapi Guntur harus membicarakan urusan penting semacam itu secara langsung dengan Lastri. Oleh karena itu, Frida berkata dengan hormat, "Nyonya Lastri mencari Tuan."Guntur mengangkat alis saat bertanya, "Ada apa?"Frida menjawab, "Hamba nggak tahu."Guntur terdiam sejenak. Dia berucap, "Baik, aku segera ke sana."Frida pun lega. Dia memberi hormat dan mundur keluar. Sementara itu, perasaan hati Guntur sedikit kompleks. Mungkinkah Lastri t

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 64

    Lastri tidak tahu-menahu tentang apa yang terjadi di kediaman Keluarga Naswara. Pada saat ini, Lastri memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Surbakti dan terdiam.Nisa yang pengertian menjelaskan, "Undangan ini diantarkan oleh kepala pelayan. Nyonya nggak tahu.""Untung Ibu nggak tahu. Kalau nggak, aku akan malu," kata Lastri dengan jengkel. Dia membuang undangan itu ke samping. "Dasar nggak tahu diri. Bisa-bisanya undang Nyonya Adipati ke acara ulang tahun istri pejabat kecil?"Isi undangan itu adalah mengundang Rahayu ke perayaan ulang tahun bibi Lastri di kediaman Keluarga Surbakti. Untung saja, undangan itu dicegat oleh kepala pelayan. Jika diantar ke paviliun tengah, entah bagaimana Rahayu akan memikirkannya. Mungkin Rahayu akan mengira dia congkak."Nyonya, jangan marah. Undangan ini sudah dikirim ke sini. Apa Nyonya mau pergi?" tanya Nisa."Iya. Aku nggak hanya mau pulang, tapi juga memberi mereka hadiah besar!" jawab Lastri sambil menggertakkan gigi.Jika tidak membuat Ke

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 63

    Lastri meminta maaf, "Suamiku, maaf. Aku terlalu menyulitkanmu."Lastri terlalu cemas. Lastri frustrasi karena apa yang terjadi pada kehidupan sebelumnya. Sekarang ini sudah kehidupan baru. Dia sudah menikah dengan Guntur dan menempuh jalan hidup yang berbeda total dengan di kehidupan sebelumnya.Lastri akan memisahkan Keluarga Sudrajat dengan Keluarga Surbakti. Jika Guntur dan Sekar ingin membahayakannya, serta membahayakan Keluarga Sudrajat, tidak akan begitu mudah seperti di kehidupan sebelumnya.Lastri dan Guntur tidak lagi berbicara. Sepulangnya ke Kediaman Adipati, Guntur langsung pergi ke akademi di paviliun depan.Barulah Lastri sadar bahwa Guntur sepertinya marah. Akan tetapi, dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya meminta Guntur menyelidiki Resnu demi kepentingan Keluarga Adipati dan Keluarga Sudrajat, bukan demi kepentingan pribadi!Lastri merasa heran. Dia tiba-tiba menanyai Frida yang berdiri di samping, "Apa aku salah bicara?"Setelah beberapa hari melayani Lastri, Frida

  • Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta   Bab 62

    Guntur bertanya, "Istriku, apa ada yang salah?"Lastri menggelengkan kepala, lalu dia bertumpu pada lengan Guntur untuk naik ke kereta kuda.Sekar keluar bersama Sari dan Lastri, tetapi Sari meninggalkannya, Lastri juga tidak menghiraukannya. Sekar berdiri sendirian di depan pintu masuk Satu Rasa. Sekar panik sehingga berteriak pada Lastri, "Kakak, tunggu aku. Aku ikut!"Lastri masuk ke dalam kereta kuda tanpa menoleh ke belakang. Tebersit rasa benci dalam mata Sekar. Dia tetap berjalan ke depan dan berseru, "Kakak ...."Guntur menoleh ke belakang dan menegur dengan suara dingin, "Kalau ingatanmu nggak bagus, aku nggak keberatan untuk mengingatkanmu tentang omongan di kediaman Keluarga Sudrajat. Aku nggak punya prinsip nggak memukul wanita."Wajah Sekar menjadi pucat. Dia berhenti di tempat, melihat kereta kuda Keluarga Adipati Moestopo menghilang dari pandangannya.Di dalam kereta kuda, Guntur menanyai Lastri yang jelas sedang jengkel, "Istriku, kamu jengkel karena dia?"Lastri mengge

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status