All Chapters of Terlahir Kembali: Merebut Kembali Takdir Cinta: Chapter 11 - Chapter 20

70 Chapters

Bab 11

Guntur memandang ke arah Lastri. Meskipun berusaha tetap tenang, jelas terlihat dia gugup, tetapi mencoba menunjukkan sikap anggun dan penuh martabat, sama seperti semalam.Guntur tahu apa yang dia inginkan dan memahami perhitungan di balik tindakannya. Dia menyadari bahwa wanita ini ingin memanfaatkan kekuatan Keluarga Adipati. Hanya saja melihat cara dia bersikap hati-hati seperti itu, Guntur merasa semuanya sangat menyakitkan di matanya."Sudah kubilang, pendapat istriku adalah pendapatku juga. Lakukan semuanya sesuai dengan apa yang dia katakan," ujar Guntur sambil menyibakkan lengan bajunya. Suaranya yang dingin bergema di telinga Lastri. "Kedua kalinya."Lastri merasa lega mendengar dukungan Guntur, tetapi ucapan terakhirnya membuatnya bingung. Kedua kalinya? Apa maksudnya? Namun, Guntur tidak berniat menjelaskan. Dia segera berjalan keluar dengan langkah besar tanpa menoleh ke belakang.Lastri menatap tumpukan mahar di halaman dan tidak sempat memikirkan kata-kata Guntur. Dia se
Read more

Bab 12

Saat Lastri kembali ke paviliun tengah, hanya ada Rahayu seorang diri di sana. "Ibu, aku sudah kembali," ucap Lastri dengan sopan sambil berjalan mendekat. Dia berlutut untuk memberi salam. Gerakannya penuh tata krama.Namun dalam hatinya, Lastri merasa sedikit gugup. Kejadian di paviliun depan tadi, pertengkarannya dengan Sekar, dan keterlibatan nama Keluarga Adipati, membuatnya bertanya-tanya bagaimana Rahayu akan menghukumnya."Lauk ini rasanya cukup enak," ujar Rahayu tiba-tiba. Ucapan itu membuat Lastri terkejut. Ternyata, Rahayu sama sekali tidak menyinggung insiden yang terjadi di paviliun depan."Makasih atas pujian Ibu. Kalau Ibu menyukainya, lain kali aku akan memasaknya lagi untukmu," jawab Lastri sambil tersenyum.Melihat Rahayu meletakkan cangkir teh, Lastri segera mengambil teko dari pelayan, menuangkan teh untuknya, lalu menyerahkan handuk kecil untuk mencuci tangan.Rahayu mengangkat alisnya sambil menerima handuk itu, lalu mengelap tangannya dengan santai sebelum melet
Read more

Bab 13

Ketika kembali ke paviliun, Lastri diberi tahu bahwa Guntur sedang berada di ruang baca. Setelah mempertimbangkan sejenak, dia memutuskan untuk menyeduh sendiri satu teko teh dan membawanya ke sana.Pengawal pribadi Guntur, Jaka, berdiri di luar pintu ruang baca. Ketika melihat Lastri, dia segera membungkuk hormat sambil menyapa, "Nyonya Lastri, Anda datang. Tuan Guntur sedang membaca buku di dalam. Silakan masuk."Setelah berkata demikian, Jaka dengan sigap membuka pintu dan mempersilakan Lastri masuk. Lastri berkedip dan merasa heran. Ruang baca adalah tempat penting, tetapi dia bisa masuk begitu saja tanpa pemberitahuan?Namun melihat ekspresi penuh harap di wajah Jaka, dia merasa tidak enak jika menolak. Akhirnya, dia mengambil baki berisi makanan ringan dari tangan Nisa dan berjalan masuk dengan langkah ringan.Nisa yang tinggal bersama Jaka di luar, menatap pengawal itu dengan alis mengernyit. Dia berucap, "Nonaku cuma membawakan teh dan camilan untuk Tuan Guntur. Apa yang membua
Read more

Bab 14

Nisa memperhatikan ekspresi Lastri dengan hati-hati, lalu bertanya pelan, "Nyonya, Anda ... bertengkar dengan Tuan Guntur ya?""Nggak," jawab Lastri sambil menggeleng. Namun, pikirannya tetap tertuju pada sikap Guntur tadi. Semalam, Guntur salah mengira Lastri sebagai Sekar dan mengatakan sesuatu yang jelas menunjukkan bahwa Sekar tidak lagi ada di hatinya. Hanya saja, sikapnya terhadap Lastri hari ini juga tidak terlalu ramah.Mungkin, Guntur menikahi Lastri hanya karena ingin memperkuat kedudukan dengan menikahi putri sah Keluarga Sudrajat.Di kehidupan sebelumnya, Guntur pergi ke medan perang pada hari kedua setelah pernikahan mereka. Perang berlangsung selama tiga tahun dan dia tidak berhasil meraih kemenangan di utara. Hal ini membuat Rahayu sakit karena cemas hingga tidak lagi mampu mengurus rumah tangga.Akibatnya, Sekar diberi wewenang untuk mengurus urusan Kediaman Adipati. Pada akhirnya, itu memungkinkannya mencelakai keluarga mereka.Di kehidupan ini, mungkin karena insiden
Read more

Bab 15

Langit sudah mulai gelap ketika Guntur tiba di kamar utama. Di kejauhan, matahari terbenam perlahan ditelan awan tebal dan kegelapan mulai menyelimuti. Lampion-lampion di halaman telah dinyalakan.Kata-kata "kebahagiaan" berwarna merah yang menempel di jendela belum dilepas. Guntur menunduk menatap pakaian merah di tubuhnya, seolah-olah merasakan ketidaknyataan. Benarkah dia telah menikahi Lastri?Ketika melangkah masuk ke dalam kamar dan melihat gadis muda yang cantik dan anggun itu, rasa tidak nyata di dalam hatinya perlahan memudar.Di bawah cahaya lampu, pesona lembut Lastri makin terlihat jelas. Dalam benaknya, Guntur tak bisa menahan bayangan wanita bersemangat dan penuh percaya diri yang ada dalam ingatannya sebelumnya. Rona merah merayap di wajahnya tanpa disadari."Ehem!" Guntur berdeham dan berusaha menenangkan dirinya, lalu melangkah masuk ke dalam kamar.Para pelayan di dalam segera menoleh ke arahnya saat mendengar suara langkah kaki. Saat mata Lastri bertemu dengan tatapa
Read more

Bab 16

Di sisi lain, Guntur kembali ke ruang baca dengan wajah penuh amarah. Begitu sampai, dia langsung memanggil Jaka. Dia bertanya, "Apakah Ayah sudah pulang?"Jaka membalas, "Sudah, Tuan. Adipati Surya sedang makan malam di paviliun tengah bersama Nyonya Rahayu.""Oke. Suruh orang mengantarkan satu porsi makanan malam ini ke paviliun Ibu," ucap Guntur.Jaka membalas, "Baik, Tuan."Setelah memberi perintah itu, Guntur masih merasa kesal. Dia menambahkan, "Siapkan air. Aku mau mandi."Jaka tertegun sejenak sebelum bertanya, "Di sini? Bukankah Anda akan kembali ke kamar utama?"Guntur memarahi, "Bawel banget! Lakukan saja apa yang aku minta." Jaka segera menunduk dan pergi mempersiapkan segala keperluan mandi untuknya.Sementara itu, di paviliun tengah. Rahayu melihat hidangan yang diantarkan ke tempatnya. Wajahnya langsung berubah kesal, lalu dia menepuk meja dengan keras. "Dasar kurang ajar! Berani sekali dia!"Surya melongok ke meja makan dan langsung tertawa. Dia bertanya, "Ini hidangan
Read more

Bab 17

Tok, tok, tok!Guntur baru saja selesai mandi dan sedang menikmati makanan yang dikirim oleh Lastri ketika mendengar suara ketukan di pintu. Dengan nada kesal, dia berseru, "Masuk!"Dalam pikirannya, Guntur mengira itu pasti Jaka. Sejak kapan Jaka belajar mengetuk pintu? Namun begitu dia mendongak, ekspresi wajahnya berubah."Kenapa kamu yang datang?" Guntur memandang Sena dengan dahi berkerut, lalu berucap, "Siapa yang menyuruhmu masuk? Keluar sekarang juga!"Sena buru-buru mengangkat kotak makanan di tangannya sambil berkata, "Tuan Guntur, hamba datang atas perintah Nyonya Rahayu untuk mengantar camilan untuk Anda."Mendengar bahwa ini adalah perintah ibunya, ekspresi Guntur sedikit melunak. Dia membalas, "Letakkan di sana. Sampaikan kepada Ibu, makanan yang disiapkan istriku sudah cukup baik. Suruh dia nggak perlu khawatir."Namun, Sena tidak langsung pergi. Sambil menunjukkan raut wajah penuh keprihatinan, dia berkata, "Tuan Guntur, jangan menyembunyikan kebenaran. Nyonya Rahayu su
Read more

Bab 18

Keesokan harinya pada pukul 5 pagi, Icha dan Nisa baru saja hendak membangunkan Lastri ketika pintu kamar utama terbuka.Guntur keluar dari dalam kamar dengan wajah tanpa ekspresi. Dia langsung menuju ruang baca di sebelah tanpa melihat ke arah siapa pun.Para pelayan yang melihat kejadian itu hanya bisa saling memandang. Mereka terkejut, tetapi tidak berani berkata apa-apa.Sementara itu, Lastri sudah selesai berdandan dan bersiap-siap. Sampai saat itu, Guntur belum juga muncul. Di dalam hatinya, Lastri mulai bertanya-tanya apakah suaminya akan ikut atau tidak.Saat Lastri masih tenggelam dalam pikirannya, terdengar suara Jaka dari depan pintu. "Nyonya, apa Anda sudah siap untuk berangkat?""Sudah, ayo kita pergi!" jawab Lastri sambil membawa Icha dan Bulan bersamanya keluar dari kamar.Begitu Lastri keluar, matanya langsung menangkap sosok Guntur yang sedang menunggunya di pintu gerbang paviliun.Hari ini, Guntur tidak mengenakan pakaian merah seperti biasanya. Sebagai gantinya, dia
Read more

Bab 19

"Paman Iwan, bawa aku menemui Kakek dan Nenek dulu," balas Lastri. Dia menggenggam tangan Gibran tanpa ragu dan memutuskan pergi ke paviliun tengah untuk menemui kakeknya."Baik, Nona. Saya akan segera mengantar Anda menemui Tuan Heru." Iwan terkejut sejenak, lalu wajahnya berseri-seri. Dia segera menyuruh seseorang berlari ke bagian belakang kediaman untuk memberi tahu kabar tersebut.Namun, raut wajah Yani langsung berubah. Dia buru-buru berkata, "Nona Lastri, Nyonya masih menunggu Anda! Anda seharusnya ...."Lastri menyela dengan tegas, "Bibi Yani, Ibu lebih muda dari Kakek. Hari ini aku kembali ke kediaman, tentu saja harus menghormati yang lebih tua dulu."Usai berkata demikian, dengan arahan Iwan, Lastri menggenggam tangan Gibran dan berjalan bersama Guntur menuju paviliun tengah, tanpa sedikit pun menoleh ke belakang.Kepala Keluarga Sudrajat, Heru Sudrajat, pernah menjadi guru kaisar saat ini. Setelah kaisar naik takhta, dia diberi gelar kehormatan sebagai "Guru Kaisar". Itu me
Read more

Bab 20

"Kakek, Nenek, aku memberi salam pada kalian berdua." Lastri berlutut di depan Heru dan Utari. Dia menunduk sekali, lalu mengangkatnya kembali. Wajahnya sudah penuh dengan air mata.Gibran yang berdiri di samping kakaknya, bingung kenapa kakaknya begitu emosional. Dia melihat ada satu alas duduk kosong di samping kakaknya dan langsung ikut berlutut di sana."Kakek, Nenek, jangan marah pada Kak Lastri. Ini semua salah Gibran." Sambil berkata begitu, Gibran juga menundukkan kepala dengan penuh hormat.Heru, Utari, Dimas, Ajeng, dan Guntur kehabisan kata-kata. Puspa baru berusia 10 tahun dan merupakan gadis kecil yang ceria. Melihat Gibran yang biasanya terlihat dewasa tiba-tiba bertingkah seperti ini, dia tidak bisa menahan tawa."Hahaha. Gibran, itu tempat duduk untuk Kak Guntur!" seru Puspa.Guntur tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Dia mengangkat Gibran dari tempat duduk itu dan berlutut di tempatnya sendiri.Guntur berujar, "Aku, Guntur, memberi salam kepada Kakek dan Nenek. Moho
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status