All Chapters of Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali: Chapter 61 - Chapter 70

95 Chapters

61. Simulasi Keluarga Bahagia

Untuk beberapa detik, mereka hanya saling memandang dalam kebisuan.Ayunan kaki Sagara nyaris saja terhenti. Namun, kali ini entah kenapa ia memilih melangkah mendekati perempuan itu.Tatapan Ranaya membeku. Ia syok, sama seperti Sagara. Napasnya tercekat melihat sosok yang selama ini berusaha ia hindari justru sedang menggendong anaknya, Radeva.Dunia seolah berhenti sejenak. Ia tahu tak seharusnya merasa seperti ini, tapi dadanya mendadak sesak."Ma ...." Radeva berseru ketika jarak mereka semakin dekat.Tanpa pikir panjang, Ranaya segera mengambil alih dan menggendong anaknya.“Radeva, kamu dari mana? Jangan bikin Mama khawatir, dong," tegurnya dengan nada sedikit gemetar.Sagara masih berdiri di sana. Diam, dan menatapnya.Tadi karena keasyikan memilih barang, Ranaya sempat kehilangan jejak Radeva. Ia langsung panik, lantas mencari ke sana kemari, bertanya kepada orang-orang, hingga akhirnya melaporkan pada pihak keamanan. Bahkan beberapa saat lagi pengumuman tentang hilangnya seo
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

62. Tes DNA

Detik itu juga, darah Ranaya seolah berhenti mengalir. “Apa maksudmu?” tekannya.Ia merasakan napasnya tersengal saat mendengar ucapan Sagara barusan. Matanya langsung mencari-cari celah untuk menghindar, tapi pria itu tidak memberi kesempatan.“Anak itu mirip denganku, Ran.” Tatapan Sagara penuh keyakinan. “Aku nggak sebodoh itu. Kamu jujur saja, apa kamu hamil gara-gara kejadian malam itu?”Ranaya menegang. Dadanya bergemuruh dan terasa sesak. Pikirannya langsung menolak segala kemungkinan yang bisa membuat Sagara mengetahui kebenaran itu.“Aku juga minta maaf karena sudah nuduh kamu soal obat—”“Radeva bukan anakmu,” potong Ranaya cepat. Rahangnya mengeras, mencoba menyembunyikan getar dalam suaranya. “Aku menikah setelah itu dan hamil anak ini.”Sagara terdiam. Ekspresinya tak sepenuhnya percaya, tapi ada kekecewaan yang tak bisa ia sembunyikan. Matanya tetap tajam seakan hendak menguliti kebohongan yang mungkin terselip dalam kata-kata Ranaya.“Tunjukkan dulu suamimu, baru aku pe
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

63. Jadi Ketahuan

Harto berhasil menarik lengan Tantri sebelum istrinya bergegas keluar dari mobil."Buat apa sih ngikutin anak sendiri? Kenapa nggak langsung disapa saja, Ma?" tanyanya.Ia mendesah pelan. Tak tahu harus bagaimana lagi dengan sikap istrinya ini. Tantri menyipitkan mata penuh selidik. Buru-buru sebelah tangannya ia kibaskan."Jangan dong, ah! Memangnya Papa nggak curiga kenapa dia ke sini? Dia mau menemui siapa coba?"Keduanya saling pandang untuk beberapa saat. Keheningan itu seakan memberi waktu bagi Harto untuk berpikir. Namun, pada akhirnya pria tersebut memilih mengangkat bahunya singkat."Ya nggak tahu. Temannya mungkin," sahutnya dengan enteng.Seketika Tantri menepuk dahi. Ia kemudian ganti memukul pria di sampingnya sembari mendelikkan mata.“Aduh, Papa ini!” keluh Tantri. "Memangnya anak kita punya teman?"Harto terdiam sejenak. Dari semasa sekolah, anaknya ini pintar dan lumayan mudah bergaul. Namun, ia merasa Sagara berubah sejak SMA, lebih tepatnya sejak anaknya itu menjadi
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

64. Antara Jebakan dan Tipu Daya

Tantri mengomel sambil menekan-nekan layar ponselnya. Bibirnya mengerucut, matanya sedikit memicing.“Aduh, sampai sekarang Rio belum balas pesanku juga,” keluhnya.Di sebelahnya, Harto yang tengah duduk santai sambil membaca buku milik Sagara ikut menoleh. “Coba telepon aja,” sarannya.Tantri menghela napas panjang. “Iya deh, coba Mama telepon dulu.”Dengan kekesalan yang mulai merambati, ia pun menekan ikon panggilan di ponselnya. Namun, hanya butuh beberapa detik bagi wajahnya untuk semakin berkerut dalam.“Nomornya kok nggak aktif?!” serunya terheran-heran. Padahal mereka sudah janjian, tetapi nomor pria tersebut malah susah dihubungi.Harto mendesah pelan, sementara Sagara yang duduk di seberang mereka hanya diam. Namun, dalam hati, ia mengatupkan rahangnya kuat-kuat.Rio benar-benar tidak tahu diri!Sikap pria itu kepada kedua orangtuanya semakin membuatnya muak. Kalau memang pria itu mempermainkan dirinya, bukan begini caranya! Bukan malah menyangkutpautkan Tantri dan Harto sam
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

65. Menjadi Bagian Hidup Ranaya

Sagara menghela napas panjang. Ia berusaha menjelaskan, tapi tatapan Ranaya yang penuh kecurigaan dan wajah kecewa Radeva membuat kata-katanya tertahan di tenggorokan."Aku nggak ngapa-ngapain dia," suara Sagara akhirnya terdengar serak dan penuh . "Aku cuma—""Tapi kamu sudah mencekiknya," potong Ranaya tajam.Radeva yang masih kecil mungkin tidak sepenuhnya memahami situasi, tetapi ekspresinya jelas menunjukkan kekecewaan. Dan, itu membuat Sagara semakin merasa bersalah.Sagara lalu berjongkok di depan Radeva, memandang lamat-lamat sepasang mata bulat nan jernih yang begitu polos.“Deva, maafkan Om, ya.” Perlahan Sagara mengulurkan tangan kepada anak tersebut. Tetapi, semakin ia mendekat, Radeva kian tenggelam dan bertambah erat memeluk kaki ibunya."Depa pikil Om Papa itu baik," suara bocah itu lirih. "Telnyata sama aja."Sagara membeku. Kata-kata itu menusuk lebih dalam dari pukulan mana pun. Ia tahu Radeva selalu menganggapnya sosok yang baik, tapi sekarang? Dalam pandangan anak
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

66. Jangan Melepaskan Sagara

Rio menatap Ranaya dengan serius. Matanya tak berkedip, menembus batas pandang perempuan itu seolah ingin menemukan jawabannya langsung dari dalam hati."Maksudnya ... apa bisa aku menggantikan Sagara di hidupmu, Ran?"Ranaya terperangah. Kata-kata itu terasa berat, lebih berat dari apa pun yang pernah ia hadapi setelah perpisahannya dengan Sagara. Ia membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Berkali-kali seperti itu, seolah pikirannya sedang bertarung dengan perasaannya sendiri."Hmm, kamu serius, Rio?" Hanya itu yang akhirnya bisa ia ucapkan. Sejujurnya, ia bingung harus menjawab apa."Aku serius, Ranaya." Rio mengatakannya dengan mengembuskan napas panjang. "Ngapain soal begini aja aku bohong?"Ranaya menggigit bibir. Hatinya buncah. Tangannya yang bertumpu di bangku bergerak-gerak gelisah. Tanpa sadar hal itu tertangkap oleh mata Rio juga. Pria itu mengerutkan kening samar."Bagaimana?" kejarnya lagi. Kali ini lebih tegas.Ranaya menatapnya sebentar, mengalihkan ke beberapa objek, namu
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

67. Siapa Pemilik Flare & Co?

Sherly mengatupkan rahangnya erat-erat. Hatinya menggelegak. Ia tahu ibunya benar. Ranaya tidak boleh kembali. Segala yang sudah ia perjuangkan untuk merebut Sagara tidak boleh sia-sia. Namun, satu pertanyaan mengganggunya, di mana perempuan itu sekarang?Tentu, ada hal yang harus ia bicarakan dengan Ranaya. Ia tidak akan membiarkan perempuan itu merebut apa yang seharusnya sudah menjadi miliknya.Saat sedang memutar otak, Sagara muncul. Wajahnya kusut. Ada kilatan amarah yang ia tahan di matanya. Sherly segera berdiri dan memasang senyum semanis mungkin."Sayang, kamu dari mana?" tanyanya lembut. Langkahnya menggiring dirinya mendekat ke sisi Sagara.Sagara menatapnya datar. "Kan sudah aku bilang tadi, ketemu klien.""Iya, maksudku ketemu di mana?" Sherly terus menggali informasi.Sagara mendesah kasar. "Di restoran,” sahutnya asal.Senyum Sherly tetap terpatri. Ia mengetuk-ngetuk telunjuknya di dagu, bersikap imut, dan berkata, "Kalau gitu, bagaimana kalau nanti sore kita dinner bar
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

68. Menang Dua Kali

Pagi ini Sagara duduk di ruang kerjanya dengan ekspresi terlipat serius. Di layar laptopnya, laman website Gold Mulia terus ia telusuri. Semakin dalam ia menggulir, semakin keras rahangnya mengatup. Desain-desain perhiasan yang mencurigakan terpampang jelas. Bukan hanya mirip dengan produk Wiratama, tapi juga dijual dengan harga jauh lebih rendah.Tangan Sagara mengepal di atas meja. Napasnya berat. Ia menyesap teh hangat yang kini terasa hambar di lidahnya.Sagara tidak bisa membiarkan ini terus terjadi.Tanpa berpikir panjang, ia meraih ponselnya dan menekan salah satu kontak yang sudah sangat mengganggunya. Tak berapa lama panggilannya tersambung."Kamu sengaja main-main denganku, ya?!" tembak Sagara langsung.Di seberang, Rio tengah duduk santai di sebuah kafe. Bibirnya melengkung mendengar nada tajam Sagara. Ia sudah menduga telepon ini akan datang."Kenapa? Bukannya dari dulu kamu suka permainan, Sagara?" Suaranya terdengar santai. "Apalagi permainan yang kubuat. Kamu kelihatann
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

69. Ranaya Kembali ke Kota Ini?!

‘Kenapa Ranaya bisa di sini?!’Sherly bersungut-sungut di dalam hati. Perempuan itu tampak jauh berbeda dari yang terakhir kali ia lihat. Bukan lagi sosok istri yang bloon, ditinggalkan, disia-siakan dan tersakiti, tetapi seorang wanita sukses dengan aura berwibawa.Yang lebih mengejutkannya lagi adalah bagaimana para karyawan di sana bersikap padanya. Ketika Ranaya datang tadi, sontak semua pegawai jadi bersikap segan padanya."Bu Ranaya, ini dokumen yang tadi Ibu minta.""Iya, tolong letakkan di meja saya. Terima kasih."Sagara dan Sherly sama-sama menautkan alis. Bu?Sherly meremas tangannya. Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa Ranaya berdiri di sini, di perusahaan perhiasan terkenal dengan begitu percaya diri?Ranaya yang menyadari kehadiran mereka hanya melirik sekilas, lalu berjalan melewati mereka seolah mereka tidak ada.Jantung Sherly berdebar tak karuan karena dipenuhi emosi. Ia tak terima jika wanita itu kini berpenampilan anggun, percaya diri, dan begitu berwibawa. Rambutnya
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

70. Muslihat Sherly

Malam ini Sherly pulang dengan langkah menghentak. Wajahnya merah padam karena kesal. Sepanjang perjalanan, ia terus mengumpat dalam hati, merasa geram dengan keberadaan Ranaya yang kembali ke kota ini. Begitu tiba di rumah, ia langsung membanting tasnya ke sofa, membuat suara keras yang menggema di ruangan.Tak lama, Mayang muncul dari ruang pribadinya, mengenakan jubah sutra dengan wajah yang setengah tertutup masker wajah berwarna hijau. Ia menggeleng pelan melihat anaknya yang berapi-api."Ada apa sih, Sher? Ribut banget," tegurnya sambil mengambil tempat di sofa. Ia sempat meraih sebuah bantal dan meletakkannya di pangkuan."Mi, aku kesel banget! Kenapa sih Ranaya harus balik ke kota ini? Padahal aku pengennya dia hilang selamanya!" Sherly meledak-ledak. Bahkan dadanya naik-turun secara cepat tanda emosinya sedang tak stabil.Mayang menguap kecil, tampak lebih tertarik merapikan kukunya yang baru saja dipoles warna nude."Tenang dikit, Sher. Kamu ini heboh sendiri. Kan ada rencan
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status