/ Rumah Tangga / Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali / 64. Antara Jebakan dan Tipu Daya

공유

64. Antara Jebakan dan Tipu Daya

작가: Glory Bella
last update 최신 업데이트: 2025-03-16 19:26:38

Tantri mengomel sambil menekan-nekan layar ponselnya. Bibirnya mengerucut, matanya sedikit memicing.

“Aduh, sampai sekarang Rio belum balas pesanku juga,” keluhnya.

Di sebelahnya, Harto yang tengah duduk santai sambil membaca buku milik Sagara ikut menoleh. “Coba telepon aja,” sarannya.

Tantri menghela napas panjang. “Iya deh, coba Mama telepon dulu.”

Dengan kekesalan yang mulai merambati, ia pun menekan ikon panggilan di ponselnya. Namun, hanya butuh beberapa detik bagi wajahnya untuk semakin berkerut dalam.

“Nomornya kok nggak aktif?!” serunya terheran-heran. Padahal mereka sudah janjian, tetapi nomor pria tersebut malah susah dihubungi.

Harto mendesah pelan, sementara Sagara yang duduk di seberang mereka hanya diam. Namun, dalam hati, ia mengatupkan rahangnya kuat-kuat.

Rio benar-benar tidak tahu diri!

Sikap pria itu kepada kedua orangtuanya semakin membuatnya muak. Kalau memang pria itu mempermainkan dirinya, bukan begini caranya! Bukan malah menyangkutpautkan Tantri dan Harto sam
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

관련 챕터

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   65. Menjadi Bagian Hidup Ranaya

    Sagara menghela napas panjang. Ia berusaha menjelaskan, tapi tatapan Ranaya yang penuh kecurigaan dan wajah kecewa Radeva membuat kata-katanya tertahan di tenggorokan."Aku nggak ngapa-ngapain dia," suara Sagara akhirnya terdengar serak dan penuh . "Aku cuma—""Tapi kamu sudah mencekiknya," potong Ranaya tajam.Radeva yang masih kecil mungkin tidak sepenuhnya memahami situasi, tetapi ekspresinya jelas menunjukkan kekecewaan. Dan, itu membuat Sagara semakin merasa bersalah.Sagara lalu berjongkok di depan Radeva, memandang lamat-lamat sepasang mata bulat nan jernih yang begitu polos.“Deva, maafkan Om, ya.” Perlahan Sagara mengulurkan tangan kepada anak tersebut. Tetapi, semakin ia mendekat, Radeva kian tenggelam dan bertambah erat memeluk kaki ibunya."Depa pikil Om Papa itu baik," suara bocah itu lirih. "Telnyata sama aja."Sagara membeku. Kata-kata itu menusuk lebih dalam dari pukulan mana pun. Ia tahu Radeva selalu menganggapnya sosok yang baik, tapi sekarang? Dalam pandangan anak

    최신 업데이트 : 2025-03-17
  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   66. Jangan Melepaskan Sagara

    Rio menatap Ranaya dengan serius. Matanya tak berkedip, menembus batas pandang perempuan itu seolah ingin menemukan jawabannya langsung dari dalam hati."Maksudnya ... apa bisa aku menggantikan Sagara di hidupmu, Ran?"Ranaya terperangah. Kata-kata itu terasa berat, lebih berat dari apa pun yang pernah ia hadapi setelah perpisahannya dengan Sagara. Ia membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Berkali-kali seperti itu, seolah pikirannya sedang bertarung dengan perasaannya sendiri."Hmm, kamu serius, Rio?" Hanya itu yang akhirnya bisa ia ucapkan. Sejujurnya, ia bingung harus menjawab apa."Aku serius, Ranaya." Rio mengatakannya dengan mengembuskan napas panjang. "Ngapain soal begini aja aku bohong?"Ranaya menggigit bibir. Hatinya buncah. Tangannya yang bertumpu di bangku bergerak-gerak gelisah. Tanpa sadar hal itu tertangkap oleh mata Rio juga. Pria itu mengerutkan kening samar."Bagaimana?" kejarnya lagi. Kali ini lebih tegas.Ranaya menatapnya sebentar, mengalihkan ke beberapa objek, namu

    최신 업데이트 : 2025-03-17
  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   67. Siapa Pemilik Flare & Co?

    Sherly mengatupkan rahangnya erat-erat. Hatinya menggelegak. Ia tahu ibunya benar. Ranaya tidak boleh kembali. Segala yang sudah ia perjuangkan untuk merebut Sagara tidak boleh sia-sia. Namun, satu pertanyaan mengganggunya, di mana perempuan itu sekarang?Tentu, ada hal yang harus ia bicarakan dengan Ranaya. Ia tidak akan membiarkan perempuan itu merebut apa yang seharusnya sudah menjadi miliknya.Saat sedang memutar otak, Sagara muncul. Wajahnya kusut. Ada kilatan amarah yang ia tahan di matanya. Sherly segera berdiri dan memasang senyum semanis mungkin."Sayang, kamu dari mana?" tanyanya lembut. Langkahnya menggiring dirinya mendekat ke sisi Sagara.Sagara menatapnya datar. "Kan sudah aku bilang tadi, ketemu klien.""Iya, maksudku ketemu di mana?" Sherly terus menggali informasi.Sagara mendesah kasar. "Di restoran,” sahutnya asal.Senyum Sherly tetap terpatri. Ia mengetuk-ngetuk telunjuknya di dagu, bersikap imut, dan berkata, "Kalau gitu, bagaimana kalau nanti sore kita dinner bar

    최신 업데이트 : 2025-03-18
  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   68. Menang Dua Kali

    Pagi ini Sagara duduk di ruang kerjanya dengan ekspresi terlipat serius. Di layar laptopnya, laman website Gold Mulia terus ia telusuri. Semakin dalam ia menggulir, semakin keras rahangnya mengatup. Desain-desain perhiasan yang mencurigakan terpampang jelas. Bukan hanya mirip dengan produk Wiratama, tapi juga dijual dengan harga jauh lebih rendah.Tangan Sagara mengepal di atas meja. Napasnya berat. Ia menyesap teh hangat yang kini terasa hambar di lidahnya.Sagara tidak bisa membiarkan ini terus terjadi.Tanpa berpikir panjang, ia meraih ponselnya dan menekan salah satu kontak yang sudah sangat mengganggunya. Tak berapa lama panggilannya tersambung."Kamu sengaja main-main denganku, ya?!" tembak Sagara langsung.Di seberang, Rio tengah duduk santai di sebuah kafe. Bibirnya melengkung mendengar nada tajam Sagara. Ia sudah menduga telepon ini akan datang."Kenapa? Bukannya dari dulu kamu suka permainan, Sagara?" Suaranya terdengar santai. "Apalagi permainan yang kubuat. Kamu kelihatann

    최신 업데이트 : 2025-03-18
  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   69. Ranaya Kembali ke Kota Ini?!

    ‘Kenapa Ranaya bisa di sini?!’Sherly bersungut-sungut di dalam hati. Perempuan itu tampak jauh berbeda dari yang terakhir kali ia lihat. Bukan lagi sosok istri yang bloon, ditinggalkan, disia-siakan dan tersakiti, tetapi seorang wanita sukses dengan aura berwibawa.Yang lebih mengejutkannya lagi adalah bagaimana para karyawan di sana bersikap padanya. Ketika Ranaya datang tadi, sontak semua pegawai jadi bersikap segan padanya."Bu Ranaya, ini dokumen yang tadi Ibu minta.""Iya, tolong letakkan di meja saya. Terima kasih."Sagara dan Sherly sama-sama menautkan alis. Bu?Sherly meremas tangannya. Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa Ranaya berdiri di sini, di perusahaan perhiasan terkenal dengan begitu percaya diri?Ranaya yang menyadari kehadiran mereka hanya melirik sekilas, lalu berjalan melewati mereka seolah mereka tidak ada.Jantung Sherly berdebar tak karuan karena dipenuhi emosi. Ia tak terima jika wanita itu kini berpenampilan anggun, percaya diri, dan begitu berwibawa. Rambutnya

    최신 업데이트 : 2025-03-19
  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   70. Muslihat Sherly

    Malam ini Sherly pulang dengan langkah menghentak. Wajahnya merah padam karena kesal. Sepanjang perjalanan, ia terus mengumpat dalam hati, merasa geram dengan keberadaan Ranaya yang kembali ke kota ini. Begitu tiba di rumah, ia langsung membanting tasnya ke sofa, membuat suara keras yang menggema di ruangan.Tak lama, Mayang muncul dari ruang pribadinya, mengenakan jubah sutra dengan wajah yang setengah tertutup masker wajah berwarna hijau. Ia menggeleng pelan melihat anaknya yang berapi-api."Ada apa sih, Sher? Ribut banget," tegurnya sambil mengambil tempat di sofa. Ia sempat meraih sebuah bantal dan meletakkannya di pangkuan."Mi, aku kesel banget! Kenapa sih Ranaya harus balik ke kota ini? Padahal aku pengennya dia hilang selamanya!" Sherly meledak-ledak. Bahkan dadanya naik-turun secara cepat tanda emosinya sedang tak stabil.Mayang menguap kecil, tampak lebih tertarik merapikan kukunya yang baru saja dipoles warna nude."Tenang dikit, Sher. Kamu ini heboh sendiri. Kan ada rencan

    최신 업데이트 : 2025-03-19
  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   71. Dua Insan di Bawah Hujan

    Sagara memacu mobilnya di antara deretan kendaraan yang berhamburan di jalanan sore itu. Tangannya mencengkeram setir dengan erat, napasnya berat seiring pikirannya yang kalut. Ia bahkan tak peduli jika langit di atas kota sudah mulai menggelap dan awan hitam menggantung rendah.Matanya menajam. Kali ini ia harus berhasil berbicara dengan perempuan itu.Saat tiba di kantor pusat Flare & Co, ia langsung menekan rem mendadak di area parkir, membuat beberapa karyawan yang sedang berjalan pulang menoleh dengan terkejut. Tapi Sagara tak mengacuhkannya. Ia keluar dari mobil dengan langkah lebar, mata elangnya langsung menyapu area lobi perusahaan berlian ternama tersebut.Sementara itu, di lantai atas, Ranaya berdiri sendirian di dalam lift yang perlahan bergerak turun. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding, mencoba meredakan ketegangan di pundaknya setelah seharian bekerja. Sesekali ia meregangkan leher dan menghela napas panjang.Ting!Pintu lift terbuka, dan langkah kakinya baru saja hend

    최신 업데이트 : 2025-03-20
  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   72. Apakah Saatnya Membuka Hati?

    Ranaya melirik ke arah dapur di mana Rio tengah sibuk meracik minuman. Laki-laki itu berdiri dengan lengan baju tergulung, menuangkan cokelat panas ke dalam empat cangkir dan sesekali berbincang seru bersama Ida.Sementara itu, di meja ruang tamu, Radeva menggambar dengan dahi terlipat serius. Bahkan bocah tersebut tanpa sadar memanyunkan bibir. Tangan kecilnya menekan krayon biru ke kertas seakan itu adalah proyek terpenting dalam hidupnya.“Aku jadi lobot es yang bisa ngelualin badai salju!” seru Radeva antusias sembari mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.Ranaya tersenyum kecil, lalu kembali menatap Rio yang kini berjalan ke arahnya dengan membawa nampan berisi cokelat panas."Nih, buat ibu bos dan anak bos kecil," ujar Rio dengan nada bercanda sambil menyerahkan satu cangkir ke Ranaya dan satu ke Radeva.Ranaya menerimanya dengan anggukan. Tetapi, tangannya justru tak sengaja menyentuh jari Rio. Seketika ia menarik tangannya cepat-cepat, dan mulai termenung. Lagi-lagi tidak a

    최신 업데이트 : 2025-03-20

최신 챕터

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   110. Penuh “R” (TAMAT)

    "Papa!”“Papa ....”“Depa bisa manggil Papa benelan, kan?”Ini adalah pertanyaan Radeva kesekian kalinya yang ia ucapkan setelah mengetahui bahwa Sagara adalah ayah kandungnya. Bahkan selama perjalanan dari Indonesia hingga negeri sakura. Sampai-sampai mereka sempat memergoki jika dalam tidur pun Radeva sering menggumamkan kata "Papa" di alam bawah sadarnya.Sagara yang tengah menggendong Radeva mengulum senyum, apalagi anak mungil itu masih menatapnya dengan mata bulat nan berbinar.Sagara mengangguk sambil mempererat pelukannya. “Bisa dong, Sayang. Kamu adalah anak Papa. Benar-benar anak Papa,” ucapnya lembut, diselingi cubitan gemas di pipi anaknya.Di sebelah mereka, Ranaya menghela napas. Suara itu—panggilan “Papa”—seolah mengguncang hatinya juga, mengaduk-aduk emosi yang selama ini ia kunci rapat. Sebagian dirinya masih tak percaya kalau momen ini nyata. Kalau mereka, akhirnya, berdiri di sini sebagai sebuah keluarga.Berikutnya pupil Ranaya membesar sewaktu matanya tertuju kepa

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   109. Ayah Om Papa!

    Ranaya menggenggam ponsel Rio lebih erat. Matanya berair. Dalam diamnya, ia sadar Sagara tidak benar-benar tinggal diam. Pria itu diam-diam bekerja di balik layar untuk membantunya.Sagara bahkan tak pernah bilang bahwa ia akan melakukan ini, pikirnya.Untuk pertama kalinya, ia merasa ada sesuatu yang hangat mengalir dalam dadanya. Perasaan campur aduk antara sakit hati, penyesalan, dan harapan. Ia memandangi layar televisi itu lama sekali, seolah tak ingin kehilangan sosok Sagara yang selama ini ia anggap sebagai pria dingin tanpa empati.Kini Ranaya tahu. Kadang cinta tidak selalu hadir dalam bentuk pelukan atau kata-kata manis. Bisa jadi wujud cinta itu adalah perjuangan dalam diam.Dan mungkin ... Sagara mencintainya lebih dari yang ia sangka."Saya tidak bisa tinggal diam melihat perusahaan kami diinjak-injak.” Suara tegas Sagara kembali membelai telinga Ranaya dan membuyarkan lamunannya. Pria itu masih berjuang dalam wawancara live yang disiarkan oleh banyak stasiun berita."Ber

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   108. Tersingkap

    Rio menutup laptopnya dan memandang Ranaya dengan sorot mata penuh percaya diri. "Bagaimana planningku tadi? Bisa kamu terima, kan?" tanyanya. Suaranya tenang tapi mengandung tekanan di dalamnya. Ranaya tidak langsung menjawab. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, lalu mengusap pelan dagunya yang tegang. Ia mencoba merangkum semua pemetaan strategi yang barusan dipaparkan Rio. Langkah demi langkah untuk memulihkan kepercayaan customer Flare & Co terdengar logis, bahkan cukup menjanjikan. Harus ia akui, temannya ini sangat jenius. Trik-trik yang dijabarkan secara detail bisa membuatnya terpukau. "Tapi ... cara itu tadi nggak bakal memengaruhi customer tempatmu bekerja, kan? Gold Mulia? Mana mungkin kamu bunuh diri dengan memihak perusahaanku?" Ranaya mengerutkan kening, menatap Rio penuh keraguan. Rio hanya mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Enggak kok, tenang. Kan Gold Mulia punya teknik sendiri nanti. Lagipula, aku juga nggak akan sepenuhnya nyebrang ke Flare & Co

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   107. Lemme Help You

    Ranaya dan Sagara langsung bergerak cepat. Dengan raut wajah panik, keduanya mendekati etalase yang kini menjadi sorotan orang banyak.“Sebentar, tenang dulu,” ucap Sagara kepada semua orang saat di dekat perempuan yang berteriak tadi. “Maaf, bolehkah saya memeriksa cincin itu?”Tangan kanan Sagara terulur sopan kepada aktris yang cukup ternama tersebut. Perempuan yang diajak bicara secara spontan melepas cincin yang tersemat di salah satu jarinya, lantas menyerahkan kepada Sagara dengan ekspresi kecewa.Sagara mengamati cincin itu dengan teliti. Mata tajamnya yang bagai elang memeriksa hingga detail. Dari setiap lekuk, permata, bahkan berlian memang menyerupai desain mereka.Tetapi … tunggu dulu. Perlahan keningnya menimbulkan kerutan. Ada yang aneh di sini.“Ini sepertinya bukan berlian kita, Ran,” gumamnya pelan dengan rahang mengeras. “Coba lihat dulu.”Tangan Sagara menyodorkan benda berkilau tersebut kepada Ranaya yang sudah pucat pasi. Kini cincin yang dimaksud sudah beralih di

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   106. Kalau Hari Itu Ada

    "Belcelai? Kayak yang dilakukan Mama dan Om Papa, dong?"Ucapan Radeva yang polos menggema di udara seperti petir di siang bolong. Sepanjang koridor apartemen itu seketika hening.Ranaya, Sagara, dan Tantri sama-sama tercekat. Tatapan mereka membeku, lantas saling bertaut satu sama lain, seperti mengandung beragam rasa yang tak mampu diutarakan masing-masing.Sagara tampak menahan napas. Ranaya kaku. Sementara itu, Tantri susah payah menelan salivanya."Eh, kita masuk aja yuk!" ajak Tantri tiba-tiba, berusaha memecah suasana yang mendadak tegang. Tangannya langsung menggamit lengan Ranaya dan Radeva sekaligus, kemudian menarik mereka ke dalam apartemen.“Nggak enak dilihatin tetangga kalau ngobrol di lorong kayak gini,” kilahnya sedikit memaksakan tawa yang tersembur samar.Mau tak mau, Ranaya dan Radeva mengikuti langkahnya. Sagara menyusul pelan dari belakang. Jujur, pikirannya masih terpaku pada celetukan anak itu tadi. Ia tak menyangka jika Radeva masih mengingat kata “bercerai” y

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   105. Mengganti Masa Emas

    [Subject: Hasil Pemeriksaan DNA antara Sdr. Sagara Wiratama dan An. Radeva Elvano AtmajaKepada Yth.Bapak Sagara Wiratamadi TempatDengan hormat,Bersama email ini, kami sampaikan hasil resmi pemeriksaan DNA yang telah dilakukan oleh Laboratorium Genetika Klinik GenLab Diagnostics terhadap sampel biologis Bapak Sagara Wiratama dan anak atas nama Radeva Elvano Atmaja.Berdasarkan analisis 24 lokus genetik yang diperiksa, diperoleh hasil kecocokan biologis 99,9999%, yang secara ilmiah menyimpulkan bahwa Sdr. Sagara Wiratama adalah ayah biologis dari An. Radeva Elvano Atmaja.Laporan lengkap dan sertifikat hasil pemeriksaan terlampir dalam bentuk PDF untuk dapat Bapak telaah lebih lanjut.Apabila Bapak membutuhkan informasi tambahan atau klarifikasi lebih lanjut terkait hasil ini, silakan menghubungi kami melalui kontak yang tersedia.Demikian kami sampaikan. Terima kasih atas kepercayaan Bapak terhadap layanan kami.Hormat kami,Dr. Antonius Setiawan, Sp.AndKepala LaboratoriumGenLab

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   104. Recovery Phase

    Untuk beberapa waktu, Andra bergeming. Bola matanya bergerak sewaktu mengamati Sherly. Namun, gurat wajahnya tampak tenang seperti permukaan air tanpa adanya hantaman gelombang.“Maka … saya akan tetap ada di sini membantu kamu, sampai kamu tahu bahwa kamu bisa, Sherly,” ungkapnya.Sherly memandang Andra dengan tatapan yang sulit percaya. Rahang perempuan itu terlihat keras. Lagian, siapa yang bisa dipercayai lagi olehnya? Bahkan sekarang ia juga meragukan diri sendiri kalau ia pantas dicintai.Satu-satunya tempat nyaman untuk pulang, yaitu Mayang yang merupakan ibu kandungnya sendiri pun sudah mengkhianatinya dengan semudah itu.Apalagi … pria asing yang kini sedang duduk berhadapan dengannya?Sherly kembali menyunggingkan senyum tipis yang penuh keraguan. Ia tentu saja menyepelekan peran seorang pria muda yang belum berpengalaman baginya. Ditambah usia pria tersebut masih seumuran dengan sosok yang turut menyumbang rasa depresinya.“Aku tetep nggak percaya,” papar Sherly to the poin

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   103. Api Cemburu

    Tangan Rio bergerak pelan. Jari-jarinya menyentuh lembut ujung bibir Ranaya, mengusap sisa saus yang tertinggal di sana. Mata elang Sagara membulat sempurna. Tubuhnya menegang. Darahnya terasa mendidih saat itu juga.Tangannya langsung bergerak cepat menampar cangkir espresso yang ada di depannya hingga terguling. Sontak cairan hitam pekat itu tumpah dan sebagian besar mengenai lengan Rio. Sontak Rio segera menarik tangannya dari bibir Ranaya.“Argh! Panas! Panas!” teriak Rio sambil refleks berdiri, tangannya menggeliat dan segera membuka kancing lengan kemejanya. Ia meniup dan mengibas-ngibas tangan itu dengan panik.Ranaya pun langsung berdiri untuk turut membantu. “Rio?! Kamu nggak apa-apa?” Suaranya meninggi. Matanya membesar.Menyaksikan kehebohan itu, Sagara hanya duduk diam. Tapi rahangnya mengeras.“Gila, kamu sengaja, ya?!” Rio membentak, tatapannya tajam menuding ke arah Sagara.Sagara membalas dengan sorot mata dingin. “Kamu jangan asal nuduh kalau nggak tahu apa-apa,” kata

  • Kepergian Istri yang Tuan Dingin Sesali   102. Banyak Saus di Mulut

    Langkah-langkah kaki berdetak mantap di lantai pabrik yang dingin, menggema lembut di antara deru mesin produksi perhiasan yang tak henti berdengung. Ranaya masih berdiri di depan mesin cetak berlian. Kini pandangannya tertuju kepada satu arah di mana sosok itu melangkah menghampiri. Tubuh Ranaya menegang, tapi bukan bunyi mesin atau hasil produksi yang menyebabkannya.“Gimana proses produksinya? Lancar, kan?”Suara itu. Suara bariton dengan tone menenangkan tapi cukup untuk membangunkan kenangan-kenangan lama yang tak pernah benar-benar padam. Apalagi malam itu, di mana ia dan pria tersebut nyaris berciuman.Ranaya perlahan mengerjapkan mata. Di balik cahaya pagi yang menembus jendela besar pabrik, berdiri Sagara dengan kemeja putih yang lengannya digulung sebatas siku. Kedua tangan pria tersebut tenggelam dalam saku celana hitamnya.Sorot mata elang Sagara tajam, sialnya pria itu masih saja tampan di pandangan Ranaya.Tetapi, kemudian Ranaya menegakkan kepalanya. Ia sudah berprinsi

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status