Kantin kantor selalu ramai saat jam makan siang. Livia mengambil nampan, mengantri di belakang puluhan karyawan lainnya. Matanya mencari-cari sosok Elena, dan menemukan sahabatnya itu sudah duduk di meja pojok dekat jendela."Maaf, aku telat, keasyikan berbincang di telepon," kata Livia, meletakkan nampan berisi nasi, sayur asem, dan ayam goreng di meja.Elena mengibaskan tangannya santai. "Tidak apa-apa. Memangnya telepon dari siapa? Kelihatannya penting sekali sampai kamu terlambat makan siang."Wajah Livia merona, ia menunduk, berpura-pura sibuk dengan makanannya. "Gavin," bisiknya pelan.Mata Elena melebar. "Wow! CEO kita yang sedang di Singapura itu menyempatkan diri meneleponmu di tengah kesibukannya? Manis sekali!""Ssst! Jangan keras-keras!" Livia menyikut lengan Elena, matanya waspada melirik ke sekitar. "Dia hanya menanyakan kabar dan mengingatkanku untuk makan dan minum vitamin.""Ya, ya, tentu saja," goda Elena, menyendokkan nasi ke mulutnya. "Kalian seperti pasangan yang
Last Updated : 2025-03-28 Read more