Share

Bab 75

Penulis: Merisa storia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-30 23:47:31
Belum sempat Livia dan Elena menjelajahi rumah baru mereka, sebuah suara lembut mengalihkan perhatian keduanya.

"Selamat malam, Nona."

Seorang wanita dengan senyum ramah berdiri di ambang pintu ruang tengah. Ia mengenakan seragam pelayan berwarna abu-abu dengan celemek putih bersih. Rambutnya yang mulai beruban diikat rapi ke belakang.

"Tuan Gavin sudah memberitahu kedatangan Nona-nona malam ini," wanita itu membungkuk sopan. "Mari, saya tunjukkan kamar yang sudah saya persiapkan untuk Nona-nona."

Elena melirik Livia, alisnya terangkat takjub. "Kita bahkan punya pelayan pribadi?" bisiknya.

Amina menuntun mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Koridor dengan dinding putih bersih dan beberapa lukisan pemandangan terbentang di hadapan mereka.

"Ada empat kamar tidur di lantai ini," jelas Amina sembari berjalan. "Dua kamar menghadap ke depan dengan pemandangan taman depan dan samping, dua lainnya menghadap ke belakang dengan pemandangan taman belakang. Semua kamar memiliki ka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 76

    Setelah menutup telepon, Livia masih duduk termenung di tepi tempat tidur. Perubahan hidupnya begitu drastis dan tiba-tiba, membuatnya kadang merasa seperti sedang bermimpi.Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. "Liv? Boleh aku masuk?" suara Elena terdengar dari balik pintu."Tentu, El. Masuklah."Elena masuk dengan menenteng dua cangkir teh hangat. "Barusan Mbak Amina membuatkan kita ini." Ia menyodorkan salah satu cangkir kepada Livia."Terima kasih," Livia menerima cangkir itu, menghirup aromanya yang menenangkan. "Sudah mencoba kasurmu? Empuk sekali, kan?"Elena terkekeh, duduk di sebelah Livia. "Seperti tidur di atas awan," jawabnya sambil menyeruput tehnya perlahan. "Tadi kamu menelepon Gavin?"Livia mengangguk. "Dia menyarankan agar aku berhenti bekerja, tapi aku bilang aku ingin tetap bekerja sampai kandunganku berusia enam bulan.""Dan dia setuju?""Iya, meski tampak sedikit khawatir."Elena menatap sekeliling kamar mewah itu, lalu kembali menatap Livia dengan senyum

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 77

    Dua minggu berlalu dengan cepat. Pagi itu, cahaya matahari Jakarta menembus jendela kamar Livia, membangunkannya dari tidur yang tidak nyenyak. Ia melirik jam di dinding—pukul 6 pagi. Hari ini adalah hari persidangan perceraian Gavin dan Bella.Livia bangkit perlahan, merasakan tendangan lembut dari perutnya yang kini semakin membesar. "Selamat pagi juga, sayang," bisiknya sambil mengelus perutnya.Suara ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya. "Nona Livia? Tuan Gavin sudah datang. Beliau menunggu di ruang makan," suara Amina terdengar dari balik pintu."Baik, Mbak. Terima kasih. Saya akan segera turun."Sebelum menghadapi persidangan yang pastinya akan rumit, Gavin mampir untuk menemui Livia pagi ini. Livia bergegas mandi dan bersiap, memilih gaun sederhana berwarna biru muda yang cukup longgar untuk menutupi perutnya. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah keluar kamar.Di ruang makan, Gavin duduk sembari menikmati secangkir kopi. Pria tampan itu mengenakan setelan jas fo

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 78

    Vanya tampak sedikit gugup, tidak menyangka pihak Gavin memiliki bukti sebanyak itu. "Yang Mulia, kami perlu waktu untuk memeriksa bukti-bukti ini sebelum memberikan tanggapan."Hakim mengangguk. "Baiklah, sidang akan ditunda selama 30 menit untuk memberikan kesempatan kepada kuasa hukum termohon memeriksa bukti yang diajukan pemohon."Setelah jeda, sidang kembali dilanjutkan. Vanya tampak lebih tenang, meski ada kekhawatiran di wajahnya."Yang Mulia, meskipun ada beberapa bukti yang diajukan pihak pemohon, klien kami tetap menolak perceraian ini dan mengusulkan untuk melakukan mediasi terlebih dahulu," ujar Vanya.Hakim beralih pada Gavin. "Tuan Lysandros, bagaimana tanggapan Anda terhadap usulan mediasi?"Gavin berdiri dengan ekspresi tegas. "Yang Mulia, dengan segala hormat, saya menolak mediasi. Pernikahan ini sudah tidak dapat diselamatkan. Kepercayaan sudah hancur, dan kami telah hidup terpisah selama lebih dari enam bulan." Bella mendengus keras, matanya menyala penuh kebencia

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 79

    Keesokan harinya, mentari Jakarta baru saja mengintip dari ufuk timur ketika Gavin sudah bersiap untuk kembali ke Singapura. Koper hitam elegannya telah tertata rapi di dekat pintu. Pria itu mengenakan kemeja biru muda yang dipadukan dengan celana bahan berwarna gelap, simpel namun tetap memancarkan aura maskulin dan wibawa yang tidak terbantahkan."Penerbangan pukul 10 sudah menunggu," ujarnya pada Livia yang berdiri di dekat tangga. "Aku harus kembali ke kantor untuk mengurus beberapa hal penting. Ekspansi bisnis di Singapura tidak bisa aku tinggalkan terlalu lama."Livia mengangguk pelan, jemarinya menggenggam ujung cardigan kremnya. Ada kekhawatiran yang tidak dapat disembunyikan dari matanya yang redup. "Kapan kamu akan kembali?""Paling lambat dua minggu lagi, tepat sebelum sidang terakhir," Gavin meletakkan kedua tangannya di bahu Livia, menatapnya dengan lekat. "Kamu jangan khawatir. Aku sudah menugaskan pengawal profesional yang akan menjagamu 24 jam. Mereka akan tiba sore in

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 80

    Elena menyetir mobil Toyota Corolla 2010 miliknya dengan hati-hati menembus kemacetan Jakarta yang mulai padat. Radio memutar lagu-lagu pop yang menjadi favoritnya."Setidaknya dia aman di rumah itu," gumam Elena. "Bella pasti tidak akan tahu di mana Livia tinggal."Perjalanan dari rumah Livia ke kantor memakan waktu hampir satu jam karena macet, namun Elena tidak keberatan. Rasa lega mengetahui sahabatnya aman jauh mengalahkan kelelahan akibat perjalanan panjang.Tiba di area parkir Lysandros Group, Elena memarkirkan mobilnya dengan hati-hati. Dari kejauhan, ia bisa melihat sekelompok karyawan wanita berkumpul di dekat lobi, berbisik-bisik sembari sesekali tertawa.Saat Elena melewati mereka, potongan percakapan mereka terdengar jelas."... katanya sidang perceraiannya kemarin.""Dengar-dengar, Pak Gavin yang menggugat cerai.""Wah, bos kita jadi duda nih. Kesempatan dong!"Elena menggeleng-gelengkan kepala, memilih untuk mengabaikan gosip tersebut dan langsung menuju lift. Di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 81

    Elena mengepalkan tangannya, berusaha tetap tenang meski emosinya mulai terpancing. "Nyonya Bella, aku tidak tahu apa yang Anda bicarakan, tapi sebaiknya Anda pergi dari sini sebelum aku memanggil polisi."Bella tertawa sinis. "Oh, kau tahu persis siapa yang aku maksud. Si penggoda suami orang yang sekarang mengandung anak haram itu!"Pak Bambang bergegas menghampiri, berusaha menenangkan situasi. "Maaf, Nyonya, tapi Anda tidak bisa masuk ke area ini tanpa izin. Silakan—""Diam!" bentak Bella pada petugas itu, matanya tetap tertuju pada Elena. "Di mana pelacur itu? KATAKAN PADAKU!"Elena melangkah maju, berdiri menantang. "Nyonya Bella, kau harus pergi. Ini tidak akan menyelesaikan apapun.""Jangan berani-berani menghalangiku!" Bella mendorong Elena dengan kasar, membuat wanita itu tersungkur ke tanah.Keributan itu terdengar oleh Livia yang saat itu tengah duduk di ruang televisi. Ia keluar dengan wajah pucat.Mata Bella langsung menangkap sosok Livia yang berdiri di teras rumah, sat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 82

    Livia melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai, tangannya masih gemetar. Elena mengikuti dari belakang sambil sesekali menoleh ke arah Dika yang berjalan dengan langkah tegap dan waspada. Aura profesional menguar dari setiap gerak-gerik pria itu, matanya tajam menyapu sekeliling, memastikan tidak ada ancaman lain yang tersisa."Silakan duduk," ujar Livia lembut seraya menunjuk sofa besar berwarna krem di ruang tamu. Dika mengangguk singkat. "Terima kasih, Nyonya," jawabnya formal sambil duduk di ujung sofa, posturnya tetap tegak meski sedang duduk. Matanya masih waspada, menilai setiap sudut ruangan.Elena menghampiri Livia dan berbisik, "Kau tidak apa-apa? Perlu kuambilkan minum?"Livia menggeleng pelan. "Aku perlu bicara dengan Gavin," ucapnya sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya. Jemarinya yang masih sedikit gemetar menekan nama Gavin pada layar sentuh.Sementara Livia menelepon, Elena duduk di sofa seberang Dika, sesekali mencuri pandang pada pria yang tampak fokus

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 83

    Tanpa terasa hari sudah malam, dan aroma masakan lezat menguar dari dapur rumah mewah itu. Livia dan Elena duduk bersisian di meja makan besar yang terlihat terlalu luas untuk hanya ditempati dua orang. Amina dan dua pelayan lainnya sibuk menata hidangan di atas meja—nasi putih yang masih mengepul, ayam panggang dengan saus krim jamur, tumis sayuran segar, dan sup krim asparagus yang menggoda selera."Selamat menikmati, Nyonya, Nona," ujar Amina setelah selesai menata semua hidangan. Ia dan dua pelayan lainnya membungkuk hormat sebelum bergegas keluar dari ruang makan, memberikan privasi bagi kedua wanita itu.Elena menatap makanan di hadapannya dengan mata berbinar. Ia mengambil garpu dan memutar-mutarnya di antara jemarinya. "Aku tidak menyangka hidup kita akan berubah drastis seperti ini, Liv," ucapnya sambil menusuk sepotong ayam panggang. "Dari apartemen kecil kita dengan mie instan sebagai menu favorit, kini tinggal di rumah mewah dengan pelayan dan makanan seperti di restoran b

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10

Bab terbaru

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 99

    Gavin berjalan cepat melewati lobi gedung Lysandros Group Singapura. Beberapa karyawan mengangguk hormat padanya, tapi tatapan mereka jelas dipenuhi kekhawatiran dan bisik-bisik yang terhenti ketika ia mendekat. Gavin mengabaikan semua itu. Saat ini fokusnnya hanya satu, yaitu menyelamatkan perusahaan yang telah ia bangun dengan segenap jiwa dan raganya."Semua sudah menunggu di ruang rapat utama," kata Kevin, berusaha mengimbangi langkah cepat Gavin.Gavin mengecek arlojinya. "Baik. Aku akan langsung ke sana."Begitu sampai di ruang rapat, suasana tegang langsung terasa. Lima belas anggota direksi dan kepala departemen duduk mengelilingi meja oval besar, wajah-wajah mereka tegang dan cemas. Percakapan terhenti saat Gavin melangkah masuk."Selamat pagi," sapa Gavin, suaranya tegas dan terkendali meskipun ia tahu seluruh ruangan bisa merasakan kecemasannya. Ia meletakkan tas kerjanya di meja, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. "Saya yakin kita semua sudah mengetahui situasi

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 98

    Malam semakin larut, tapi Gavin masih berada di kantornya. Gedung yang biasanya ramai kini sepi, hanya ada beberapa petugas keamanan dan staff yang lembur. Jas hitamnya sudah tersampir di sandaran kursi, dasinya dilonggarkan, dan dua kancing teratas kemejanya dibuka—sebuah pemandangan langka bagi siapapun yang mengenal Gavin sebagai pria yang selalu menjaga penampilan sempurna.Layar komputernya menunjukkan penurunan saham yang semakin dalam. Tidak hanya itu, email dari beberapa mitra bisnis yang membatalkan pertemuan atau perjanjian kerja sama juga terus bermunculan di inbox-nya.Ponselnya berdering lagi. Nama "Mama" muncul di layar. Gavin menghela napas, sebelum akhirnya mengangkat."Halo, Ma," sapanya, berusaha terdengar normal."Gavin," suara Bu Lina terdengar cemas. "Apa kamu baik-baik saja, Nak?""Baik, Ma," jawab Gavin, berbohong."Jangan bohong pada Mama," tegur Bu Lina. "Mama sudah melihat konferensi persmu. Apa yang kau pikirkan, mengakui semuanya begitu saja?"Gavin menghel

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 97

    Livia mengangguk cepat, membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan Bu Lina masuk ke ruang tengah yang tertata rapi."Silakan duduk, Bu. Mau dibuatkan teh atau kopi?" tawar Livia."Teh saja," jawab Bu Lina singkat, matanya mengamati sekitar—semua perabotan tampak modern dan minimalis. Livia bergegas ke dapur dan memerintahkan Amina untuk membuat minuman. Tak lama kemudian, Amina datang membawa dua cangkir teh hangat. "Silahkan diminum, Bu," kata Livia dengan sopan. Bu Lina menyeruput tehnya. "Kita perlu bicara."Livia duduk di hadapan Bu Lina, matanya tidak berani menatap langsung pada Bu Lina. Suasana canggung menyelimuti ruangan. "Berapa usia kandunganmu?" tanya Bu Lina, memecah keheningan."Delapan bulan, Bu," jawab Livia pelan.Bu Lina mengangguk. "Dan bagaimana dengan kesehatanmu? Apa kau rutin memeriksakan kandungan?"Livia mengangguk. "Gavin memastikan saya mendapat perawatan yang baik." Belum sempat Bu Lina melanjutkan pertanyaannya, suara presenter berita di televisi yan

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 96

    Gavin menatap wartawan itu dengan tatapan dingin, tapi tetap menjaga nada suaranya tetap terkontrol. "Saya tidak akan membahas detail privasinya, tapi ya, seorang wanita bernama Livia sedang mengandung anak saya." Gavin melihat wajah-wajah wartawan yang terkejut—mereka tidak menyangka akan mendapat pengakuan langsung."Tapi apakah ini terjadi saat Anda masih berstatus suami dari Bella Lysandros?" tanya wartawan lain.Gavin menggeleng tegas. "Tidak. Hubungan saya dengan Bella sebenarnya sudah lama berakhir, sebelum saya mengenal Livia.""Lalu bagaimana dengan pernyataan Bella yang mengatakan bahwa Anda telah berselingkuh selama bertahun-tahun?" Rahang Gavin mengeras, tapi ia tetap menjaga ekspresi wajahnya. "Saya di sini tidak untuk menjelekkan siapapun, termasuk mantan istri saya. Yang perlu diketahui adalah bahwa perceraian kami terjadi karena ketidakcocokan yang sudah berlangsung lama. Bukan karena saya berselingkuh.""Tapi foto-foto yang beredar menunjukkan Anda dan Livia bersama

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 95

    Di apartemen Daniel, Bella masih menikmati kemenangannya. Ia baru saja selesai melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu stasiun televisi nasional, di mana ia berperan sebagai korban yang tersakiti. Air mata buaya mengalir sempurna di pipinya yang dipoles makeup natural, menciptakan simpati dari pemirsa yang tidak tahu kebenaran di balik perceraiannya."Bagaimana menurutmu penampilanku tadi?" tanya Bella pada Daniel yang duduk di sofa, wajahnya menunjukkan ketidaknyamanan."Sempurna," jawab Daniel datar. "Tapi aku masih berpikir kamu sudah sangat keterlaluan."Bella memutar bola matanya. "Oh, ayolah, Daniel. Ini baru permulaan. Tunggu saja sampai Lysandros Group benar-benar jatuh, dan Gavin akan merangkak memohon padaku." Ia tertawa kecil, suara tawanya terdengar dingin dan kejam.Daniel menatap Bella dengan tatapan yang sulit diartikan—campuran antara kasihan dan ngeri. Wanita cantik di hadapannya ini telah berubah menjadi sosok yang tidak ia kenal, dikuasai oleh dendam dan kes

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 94

    Ponsel Gavin di atas meja berdering nyaring, menampilkan nama Livia di layar. Dengan jari sedikit gemetar, ia menggeser layar untuk menjawab."Gavin?" suara Livia terdengar cemas di ujung telepon. "Apa kamu baik-baik saja?"Gavin tersenyum getir. Di tengah badai yang menghantam hidupnya, Livia masih sempat mengkhawatirkan keadaannya. "Tidak perlu mengkhawatirkanku," jawabnya, berusaha terdengar tegar meski suaranya sedikit parau. "Bagaimana keadaanmu dan bayi kita?""Kami baik," jawab Livia dengan nada lembut. "Tapi berita itu ... foto-foto itu ....""Aku akan menyelesaikan ini semua," potong Gavin dengan nada tegas, jarinya menggenggam ponsel dengan erat. "Aku bisa mengatasi semua ini. Yang penting kamu tetap di rumah, jangan pergi ke mana-mana dulu. Wartawan pasti sedang mencarimu.""Baiklah," sahut Livia, suaranya bergetar menahan tangis. "Aku hanya ingin memastikan kamu tidak apa-apa. Aku ... aku takut semua ini karena aku.""Ini bukan salahmu," tegas Gavin. "Ini strategi Bella. M

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 93

    Gavin menghela napas berat, rahangnya mengeras. Tangannya mengepal erat."Jangan menyangkal," perintah Gavin dengan suara tegas namun terdengar lelah. "Tapi juga jangan memberikan detail apapun. Katakan bahwa ini adalah masalah pribadi yang tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan.""Tapi, Tuan, mereka menuntut penjelasan lebih. Beberapa investor sudah mengisyaratkan akan menarik investasi mereka jika tidak ada klarifikasi resmi," jelas Kevin, suaranya terdengar frustrasi."Katakan pada mereka untuk tetap tenang," tegas Gavin. "Aku akan terbang ke Singapura besok pagi untuk berbicara langsung dengan mereka. Sekarang, pastikan semua staf kita menyiapkan strategi untuk menghadapi media."Gavin menutup telepon dan menatap langit-langit kantornya, pikirannya berkecamuk. Bagaimana mungkin rumor ini bisa menyebar begitu cepat dan luas? Ia yakin bahwa Bella adalah dalang di balik semua ini. Gavin menatap layar komputer dengan rahang mengeras. Grafik merah yang terus menukik tajam seakan m

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 92

    Jemari Livia gemetar saat ia menggeser layarnya, membaca artikel yang memuat namanya dengan jelas—Livia, seorang cleaning service yang bekerja di Lysandros Group, disebutkan sebagai penyebab perceraian Gavin Lysandros dengan Bella setelah mengandung anak sang CEO.Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa foto dirinya tersebar—termasuk foto saat ia dan Gavin di rumah sakit dulu, ketika Gavin mengantarnya untuk check-up kehamilan. Foto yang sangat pribadi itu kini menjadi konsumsi publik.Air mata Livia mengalir tanpa bisa ditahan. Ia mematikan ponselnya, namun berita itu terus bermunculan di televisi yang kebetulan sedang dinyalakan di ruang tengah."Berita ini menjadi viral tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mencapai negara-negara Asia lainnya," ucap presenter berita itu dengan nada sensasional. "Saham Lysandros Group dikabarkan langsung anjlok setelah berita ini tersebar."Livia terduduk lemas di sofa, tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bagaimana mungkin berita pribadi mereka bi

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 91

    Gavin tidak langsung menjawab pertanyaan Livia. Matanya menatap lembut wanita yang tengah mengandung anaknya itu, sebelum akhirnya ia melepaskan pelukannya perlahan. Ketimbang melanjutkan pembicaraan serius itu, Gavin memilih mengalihkan topik."Aku ingin melihat kamar anak kita," ujarnya sambil beranjak dari sofa, mengulurkan tangannya pada Livia.Livia, masih dengan jantung berdebar, menerima uluran tangan Gavin dan bangkit dari sofa dengan sedikit susah payah. Saat Gavin dengan natural meletakkan tangannya di pinggang Livia untuk membantunya berdiri, wanita itu bisa merasakan kehangatan menjalar dari titik kontak mereka."Aku sudah memilih kamar yang paling dekat dengan kamarku."Mereka melangkah bersama, dengan langkah Gavin yang menyesuaikan kecepatan Livia. Setibanya di depan pintu kamar yang di tuju, Livia menghentikan langkahnya. "Ini kamarnya," ucapnya, lalu membuka pintu perlahan.Begitu pintu terbuka, Gavin disambut pemandangan yang membuat hatinya terenyuh. Kamar berukura

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status