Home / Romansa / Dalam Genggaman Tiran Tampan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dalam Genggaman Tiran Tampan: Chapter 11 - Chapter 20

60 Chapters

Bab 11 Undangan Mewah

Belle meletakkan kartu itu di meja. "Tapi kenapa aku diundang? Aku tidak kenal dia,"Liam mengangkat bahu. “Mungkin seseorang ingin kamu ada di sana?”Ucapan itu membuat Belle tertegun. Pikirannya langsung melayang ke sosok Eddie. Tatapan hangatnya, senyum samar yang Eddie berikan saat menyerahkan sapu tangan, dan caranya memberikan jaket tanpa basa-basi.Apakah Eddie yang mengirim gaun ini? pikir Belle, hatinya tiba-tiba berdebar.Belle bisa membayangkan Eddie, dengan caranya yang tenang dan misterius, memikirkan cara agar Belle bisa datang ke pesta Cassie Beaumont.Wajah Belle sedikit memerah saat bayangan itu memenuhi pikirannya. Dia tersipu, dan senyum kecil tak sengaja merekah di bibirnya. Mungkin, ini adalah bentuk perhatian Eddie. Mungkin, dia ingin Belle hadir di pesta itu agar mereka bisa bertemu lagi.“Jangan mimpi, Belle!” Belle menepuk pelan pipinya sendiri. Mencoba mengusir perasaan itu.“Ada apa?” Liam menatap Belle dengan dahi berkerut. “Dasar aneh!” celetuknya, lalu ke
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 12 Menikmati Pesta

“Ah, Belle?!” Lex juga ikut terkejut. “Kenapa dia di sini?”“Itu yang kutanyakan sejak tadi!” teriak Nate, kesal.Lex segera berjalan cepat masuk ke dalam. Dia tentu saja ingin melaporkan temuannya pada Dante dan yang lain. Sementara Nate mengikuti langkah Lex, namun lebih pelan.Dante sedang berdiri di dekat meja bar, berbicara santai dengan Jamie tentang bisnis keluarga mereka yang terus berkembang. Pandangan Dante acuh tak acuh, seperti biasa. Hingga Jamie yang sedang menyesap champagne mendadak bersiul pelan dan mengangguk ke arah pintu masuk ballroom.“Lihat siapa yang datang,” gumam Jamie sambil tersenyum kecil.Dante mengerutkan alis, menoleh dengan sedikit rasa ingin tahu. Namun, saat matanya menangkap sosok Belle yang melangkah masuk ke ruangan, seluruh fokusnya langsung tertuju pada wanita itu.Belle terlihat berbeda malam ini. Gaun berwarna biru gelap yang membalut tubuhnya memancarkan kesan anggun. Rambutnya yang biasanya diikat rapi kini tergerai lembut, dengan gelombang
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 13 Perusak Suasana

Dante berdiri di salah satu sudut ruangan, gelas kristal berisi minuman berwarna keemasan berada di tangannya. Matanya tak pernah lepas dari Belle, yang kini berdiri sendirian di tengah pesta. Wajah Belle masih terlihat sedikit pucat setelah apa yang baru saja terjadi.Sorot mata Dante penuh dengan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Belle bukan wanita yang biasa dia temui di lingkungan seperti ini. Ada sesuatu tentang keberanian dan keteguhan Belle yang terus-menerus menarik perhatian Dante, meskipun dia ingin menyangkalnya.Dante meneguk minuman, membiarkan cairan itu meluncur melewati tenggorokannya. Demi mencoba mengusir pikiran yang tak diinginkan. Namun, pandangan Dante tetap terkunci pada Belle. Gaun itu membingkai tubuh Belle dengan sempurna, membuat hati Dante berdesir hebat.“Kau tidak bisa berhenti memandangnya, ya?” goda Jamie, menyadari perubahan sikap Dante.Dante mendengus ringan. “Ya, aku akui itu,” jawabnya. “Tapi dia juga terlalu keras kepala,”Jamie tertawa pelan,
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 14 Kabur

“Apa yang kau pikirkan? Kau sengaja mempermalukannya di depan semua orang?” serang Dante pada Vicky. Saat mereka berada di sudut ruangan, jauh dari keramaian pesta. “Dia pantas mendapatkannya. Wanita itu tidak tahu tempatnya. Berani sekali datang ke pesta ini seakan dia bagian dari kita,” Vicky justru makin muntab.“Itu bukan urusanmu!” bentak Dante, nadanya kini naik. “Kau memalukan dirimu sendiri dengan tingkah seperti itu,”“Kenapa kau begitu peduli padanya, Dan?” Vicky mendekat. “Setahuku, kau tidak akan membiarkan siapapun membuatmu tampak lemah. Tapi yang kulihat sekarang, kau sedang dikuasai wanita rendahan itu,”Rahang Dante mengeras. “Aku memperingatkanmu, Vicky,” Dante mendekatkan wajahnya ke wajah Vicky. “Jika kau menyentuhnya lagi, atau mencoba mempermalukannya, kau akan berurusan denganku,” ancamnya lirih.Vicky mendengus kecil, kemudian melangkah menjauh. “Lakukan saja apa yang kau mau, Dan. Kau tahu aku tidak bisa dihentikan!”Dante mengepalkan tangan, mengawasi Vicky
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 15 Jangan Pergi

Belle mengangkat wajah perlahan, menatap Dante dengan mata yang masih berkaca-kaca. Sorot matanya tampak rapuh dan terluka. Sesuatu yang asing, terasa begitu menusuk hati Dante. Melihat luka di ekspresi wajah Belle. Tapi semakin lama dia menatap Belle, semakin sulit untuk menghindari daya tarik Belle. Yang entah mengapa kini terasa begitu kuat.“Kau … “ Belle berbisik pelan, suaranya bergetar. Beberapa kali mengerjapkan mata, mencoba melihat lebih jelas dalam pandangannya yang masih kabur.Tanpa memberi waktu Belle untuk berpikir, Dante segera mengulum bibir Belle. Sementara Belle tampak terkejut, tubuhnya menegang. Tapi dia tidak menarik diri. Meski dia tidak bisa melihat dengan jelas pria yang kini tengah menciumnya, namun hati Belle terasa hangat. Dia bahkan memejamkan mata, mencoba untuk menikmati ciuman yang terasa nyata namun juga seper
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 16 Berkeliaran

“Ah … “ desah Belle lirih, meski matanya masih terpejam.Dante spontan menggeram. Dia membenci dirinya sendiri. Namun di satu sisi juga tidak bisa berhenti. Dia merasa tubuhnya begitu panas. Ada sesuatu dalam tubuhnya yang memberontak ingin keluar saat melihat Belle yang tak berdaya.Dante mulai menyesap seluruh bagian tubuh Belle, terutama lehernya. Aroma khas tubuh Belle yang bercampur dengan aroma parfum manis membuat Dante tidak bisa lagi mengontrol pikirannya.Seharusnya dia tidak melakukannya. Seharusnya dia bangkit dan pergi.Tapi Dante justru menggeram bak hewan buas ketika Belle terus-menerus mendesah dalam tidurnya. Sambil menggagahi Belle, Dante menyadari satu hal. Untuk pertama kali dalam
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 17 Bayangan Belle

Dante duduk di tepi ranjang. Jari-jarinya mengusap pelipis dengan gerakan lambat. Tatapan Dante kosong, tapi ada bara api yang menyala di matanya.Belle menolaknya. Bukan hanya sekadar menolak, tapi dengan tegas dan tanpa ragu.Dante tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Tidak ada seorangpun yang berani menentangnya seperti Belle.Dante mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. “Bagaimana mungkin dia menolak tawaranku?” gumamnya.Dante bisa memberikan segalanya. Keamanan, kekuasaan, kenikmatan. Apapun yang diinginkan Belle, bisa dia berikan. Tapi wanita itu malah pergi begitu saja. Seolah Dante tidak penting.Darah Dante mendidih. Dalam sekejap, dia berdiri dan menyambar vas kristal di meja samping temp
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 18 Kembali Normal

Angin malam berhembus kencang, menusuk kulit Belle yang hanya berbalut jaket tipis. Dia berdiri di atas jembatan tua yang sering dia datangi saat pikirannya kacau. Dari sini, dia bisa melihat sungai yang mengalir tenang di bawahnya.Air mata mengalir di pipinya, jatuh tanpa suara. Pikiran Belle penuh dengan kejadian semalam. Fakta bahwa dia terbangun di ranjang seorang pria yang paling dia benci. Dante.Nama itu membuat perut Belle mual. Dia merasa jijik. Jijik pada dirinya sendiri karena terjebak dalam permainan pria itu. Karena tubuhnya telah menyatu dengan pria yang berusaha menghancurkannya.Belle mengusap wajah dengan kasar, mencoba menghapus air mata yang terus mengalir. “Bagaimana ini bisa terjadi?”Belle tidak bisa ingat detailnya. Hanya kilasan samar
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 19 Tidur dengan Dante

Saat Belle tiba di depan rumah, matanya langsung membelalak kaget. Di halaman depan—tepat di jalan masuk rumahnya, sebuah mobil mewah keluaran terbaru terparkir dengan gagah. Cat hitam yang mengkilap dan segel plastik pelindung masih terpasang di beberapa bagian mobil. Menunjukkan kalau kendaraan ini benar-benar baru.Jantung Belle berdebar keras. Siapa yang mengirim mobil ini? Kenapa harus dikirim ke rumahnya?Pintu rumah terbuka dengan cepat. Ibunya, Emily, berdiri di ambang pintu dengan ekspresi tak kalah terkejut. "Belle? Apa kau tahu sesuatu soal ini?" tanya Emily.Di belakang Emily, ayahnya—Patrick menyusul keluar. Dia mengerutkan kening penuh curiga. "Dari siapa mobil ini? Ini ... ini bukan mobil yang bisa kita
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 20 Valeria Hudson

Lex tertawa kecil sambil mengaduk minumannya. “Kau cukup apes, Belle,” katanya santai. “Karena harus berurusan dengan Valeria Hudson,”Belle menatapnya dengan penuh tanda tanya.Lex menyandarkan diri ke sofa. Sedikit tertawa. “Dante bisa meniduri siapa saja yang dia mau, tapi aturan nomor satu di keluarga Hudson—jangan pernah membawa wanita ke mansion. Apalagi sampai ibunya tahu,”Belle merasakan jantungnya berdebar. Namun dia tidak mengatakan apapun. Jawaban sekecil apapun yang keluar dari bibirnya, itu menandakan bahwa dia memang pernah tidur dengan Dante.“Maksudnya, kau telah melanggar aturan yang bahkan tidak pernah bisa Dante langgar sebelumnya,” sela Jamie.Belle me
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status