Home / Romansa / Dalam Genggaman Tiran Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dalam Genggaman Tiran Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

60 Chapters

Bab 21 Seharusnya Tidak Ada

Belle melangkah keluar dari gedung kantor dengan napas panjang yang berat. Langit mulai beranjak gelap, angin dingin menyapu kulitnya. Tapi dia hampir tidak merasakannya. Untuk kesekian kali hari ini, dia menerima penolakan.Sepanjang hari, Belle telah berkeliling kota. Mengetuk pintu demi pintu, menyerahkan CV, mengulang kalimat yang sama dengan penuh harapan. Hanya untuk mendengar jawaban yang sama: “Maaf, posisi sudah terisi,” atau “Maaf, kami tidak bisa menerima Anda saat ini,”Matanya menelusuri jalanan sibuk. Lampu-lampu kota mulai menyala, seakan mengejeknya yang masih berjalan tanpa tujuan. Di tangan Belle, ada tumpukan kertas CV yang bahkan tidak sempat dilirik oleh beberapa perusahaan yang dia datangi. Beberapa HRD bahkan tidak perlu membaca namanya untuk langsung menggeleng.Belle
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 22 Bukan Orang Biasa

Belle berjalan keluar dan menutup pintu di belakangnya. Sementara keluarganya tetap menatap dengan penuh kebingungan dan kekhawatiran. Saat hanya tinggal berdua di beranda, Belle menatap Dante dengan tajam."Kenapa kau datang ke sini?" tanya Belle, sama sekali tidak ramah.Dante memasukkan tangannya ke dalam saku celana, tatapannya santai tapi menusuk. "Aku ingin tahu jawabanmu,""Jawaban untuk apa?" Belle mendengus.Dante mencondongkan tubuh sedikit ke arah Belle. “Menjadi teman tidurku,” jawabnya lirih, namun penuh intimidasi. “Kau tidak perlu repot mencari pekerjaan lagi," ulang Dante, seolah berbicara dengan seorang anak kecil yang tidak mengerti maksudnya. "Aku bisa memberimu segalanya. Uang, tempat tinggal, mobil, apa pun yang kau butuhkan,"
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 23 Mengakhiri Semua

Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Lila, Belle menerima sebuah undangan. Amplop putih elegan itu tergeletak di meja makan, bersama dengan tumpukan surat lain yang hampir tidak pernah dia buka. Namun, begitu dia melihat namanya tertulis dalam huruf emas yang indah di bagian depan, hatinya langsung mencelos.Dengan ragu, Belle membuka amplop itu dan mengeluarkan kartu undangan berwarna krem dengan emboss mewah."Dengan penuh kebahagiaan, kami mengundang Anda untuk merayakan pertunangan kami, Edward Kingsley & Cassandra Beaumont. Kami berharap Anda dapat hadir dalam malam yang penuh cinta dan kebahagiaan ini,"Di bawahnya, tertera tanggal dan lokasi pesta—sebuah ballroom mewah di salah satu hotel bintang lima.Jari Belle mencengkeram ujung undangan itu, men
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 24 Almighty Me

Belle terengah, mencoba mengatur napasnya yang tersengal karena panik. "Kau … kau baik-baik saja?" tanyanya dengan suara gemetar.Eddie mengerutkan kening. “Kenapa?”Belle menatap Eddie. Matanya masih dipenuhi kekhawatiran. "Jangan … jangan lompat. Kumohon," katanya terbata-bata, masih dengan napas tak beraturan.Sejenak keheningan menyelimuti mereka. Eddie terdiam sebelum akhirnya tertawa lepas. Sangat lepas, hingga Belle sedikit tersentak kaget.Belle mengerutkan kening. “Kau … tertawa?”"Aku tidak akan melompat, Belle," jawab Eddie, masih dengan sisa tawa. “Aku tidak menyangka kau akan bereaksi seheboh itu,”Belle masih m
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 25 Tidak Bisa Ditentang

Cahaya lampu temaram memantul di gelas-gelas kristal yang berisi minuman mahal. Aroma alkohol, cerutu, dan parfum eksklusif bercampur. Menciptakan atmosfer khas tempat elite berkumpul. Di salah satu sudut VIP, para anggota inti The Dominion Club mengelilingi meja marmer hitam.Lex, Jamie, Vicky, dan Nate tampak lebih bersemangat dari biasa. Semalam mereka baru menyaksikan drama di pesta pertunangan Eddie dan Cassie. Dan sekarang, mereka membahasnya dengan penuh antusias."Aku masih tidak percaya Cassie benar-benar melakukannya," kata Vicky, menyilangkan kaki. "Dia selalu tahu cara membuat kehebohan,""Dramatis sekali," sahut Lex dengan tawa rendah, menyesap minumannya. "Kalau ada kamera di sana, sudah pasti jadi adegan terbaik dalam reality show,”"Tapi, apa dia ti
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 26 Penuh Amarah

Nate keluar dari kantor Hudson Group dengan langkah cepat dan penuh amarah. Dia bahkan tidak menunggu lift. Langsung turun melalui tangga darurat, menendang pintu keluar dengan keras.Bagaimana bisa Dante melakukan ini padanya? Setelah bertahun-tahun bekerja, setelah semua kesetiaannya, dia dipecat hanya karena menolak ikut dalam permainan kejam Dante?“Kau benar-benar brengsek, Dante Hudson,” umpatnya pelan.Dia berjalan tanpa arah, membiarkan pikirannya dipenuhi kebencian. Mobilnya terparkir di seberang jalan, tapi dia tidak ingin menyetir dalam keadaan seperti ini. Dia butuh udara. Butuh sesuatu untuk meredakan amarah yang membara di dadanya.Saat melewati sebuah gang, seorang pria berjas mahal bersandar di tembok. Menyalakan rokoknya. Dia menatap Nate dengan seringaian lebar.“Jadi, Hudson akhirnya menendangmu juga?” ujarnya.Nate berhenti. Matanya menyipit. “Apa maumu, Theo Li?”Tentu saja Nate mengenalnya. Theodore Li, miliarder keturunan Tionghoa-Amerika yang memiliki jaringan
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 27 Menemukan Kebahagiaan

Vicky terkejut sejenak, lalu menyentakkan tangannya. "Kau membelanya?"Cassie mendesah pelan. "Aku tidak membela siapapun. Aku hanya tidak suka melihat seseorang melampiaskan kemarahan tanpa alasan yang jelas,"Vicky tertawa sinis. "Tanpa alasan? Kau tahu persis alasan ini. Nate dipecat! The Dominion Club berantakan! Semuanya karena wanita ini!" pekiknya, begitu keras sambil menunjuk Belle.Cassie menggelengkan kepala. "Yang membuat semua berantakan adalah Dante sendiri. Jika kau ingin menyalahkan seseorang, salahkan dia. Bukan Belle,"Belle masih terdiam, mendengarkan pertengkaran di depannya. Dia sendiri juga masih tertegun, tidak menyangka Cassie akan tiba-tiba datang dan membelanya.Vicky mendecakkan lidahnya. “Apa kau ma
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 28 Berutang Budi

Langit mulai menggelap ketika Belle melangkah dengan gontai menuju rumah. Sepanjang hari ini, dia berkeliling kota. Mengunjungi berbagai kantor dan toko, berharap mendapatkan pekerjaan. Tetapi hasilnya tetap sama seperti hari-hari sebelumnya—tidak ada harapan.Namun tepat saat dia berbelok di gang kecil yang menjadi jalan pintas menuju rumah, langkahnya terhenti. Dante Hudson berdiri di sana.Punggung pria itu tegap. Tangannya terselip di saku celana dan matanya yang tajam berkilat dingin di bawah temaram lampu jalan. Jasnya yang mahal terlihat rapi seperti biasa. Meski ekspresi wajahnya sama sekali tidak ramah.Belle merasa detak jantungnya berdegup lebih kencang. "Minggir," tukasnya.Dante tidak bergerak. Dia hanya menyeringai menatap Belle. Seakan girang, berhas
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 29 Terpengaruh

Dante menyeringai melihat ekspresi kesal sekaligus ragu di wajah Belle. Tanpa menunggu persetujuan, Dante meraih pergelangan tangan Belle dan menariknya menuju mobilnya yang terparkir di dekat trotoar."Aku bisa jalan sendiri!" Belle meronta, berusaha melepaskan diri. Tetapi genggaman Dante terlalu kuat.Belle menatap mobil Rolls-Royce Phantom hitam itu dengan enggan. Dia tidak ingin masuk. Tapi perutnya yang lapar memberi pengingat lain, seolah mengolok harga dirinya. Akhirnya, dengan mendengus kesal, dia masuk ke dalam mobil tanpa berkata apa-apa.“Selamat malam, Nona Monaghan,” sapa Fabian di kursi pengemudi.Belle sempat terkejut. Tidak menyangka akan ada orang lain selain mereka. Namun itu tidak berlangsung lama saat Dante bergerak masuk, duduk di sampin
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 30 Milikku

Vicky melangkah masuk ke kantor Hudson Group, tempat di mana Dante biasanya menghabiskan waktu hingga larut. Stiletto mahalnya berbunyi nyaring setiap kali menyentuh lantai marmer yang berkilau.Dia tidak perlu meminta izin untuk masuk ke ruangan Dante. Semua orang di kantor ini tahu siapa dirinya—Victoria Albright, salah satu anggota inti The Dominion Club. Seseorang yang memiliki akses istimewa ke dalam lingkaran eksklusif Dante Hudson.“Oh, kau datang,” sapa Dante.Dante sedang duduk di belakang mejanya, mengenakan kemeja hitam yang lengannya tergulung hingga ke siku. Matanya yang tajam segera terangkat begitu Vicky membuka pintu tanpa mengetuk."Apa yang kau lakukan?" sambar Vicky.Dante menyandarkan tub
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status