Pagi itu di desa kecil yang terletak di pinggir hutan, udara dingin menyergap Aryan saat ia berangkat ke pembangunannya. Hari demi hari, dirinya berusaha menghapus ingatan tentang dirinya yang lalu, namun kenyataan di sekitarnya selalu mengingatkan akan ketidakberdayaannya saat ini. Di tempat kerja, Aryan mendapati para pekerja lain berkumpul, tertawa dan saling melempar sinis. Beberapa di antara mereka, termasuk pemuda yang menghinanya kemarin, memandangnya dengan tatapan merendahkan. “Hai, si Jendral! Masih menunggu perintah dari kita?” ejek Roni, pemuda berbadan kekar yang tampak sebagai penguasa di antara rekan-rekannya. Aryan berusaha mengabaikan. "Aku di sini untuk bekerja," ujarnya singkat, berusaha melanjutkan tugasnya dengan gesit. Roni tak mau menyerah. "Bekerja? Apa kau yakin dirimu mampu melakukannya? Cobalah angkat batu ini!" Ia mengangkat batu besar yang digunakan sebagai pondasi sementara, kemudian menjatuhkannya tepat di depan Aryan. “Atau lebih baik kau menjad
Last Updated : 2025-01-17 Read more