Home / Pendekar / Kembalinya Sang Legenda Perang / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Kembalinya Sang Legenda Perang: Chapter 1 - Chapter 10

19 Chapters

Sebuah Insiden

Angin dingin berembus tajam di sepanjang tebing saat helikopter itu bergetar hebat, suara mesin merintih seakan mengisyaratkan adanya bahaya. Jendral Aryan, pemimpin pasukan yang dikenal luas, berpegang pada kursi, menatap ke luar jendela. Di bawah sana, hutan lebat membentang, sementara berlayar angkasa cerah menjadi latar yang kontras dengan gelapnya presisi tugas yang dipikul di atas pundaknya. "Jendral! Kita harus segera kembali ke pangkalan!" teriak Sersan Rudi melalui interkom, suaranya fatal diselingi bunyi bergetar. "Kita tidak bisa mundur sekarang, Rudi! Misi ini adalah kunci untuk menghentikan serangan balik musuh!" jawab Aryan, suaranya tegas meski jantungnya mulai berdebar kencang. Tiba-tiba, mesin helikopter menggempur dalam getaran yang semakin ganas, dan Aryan merasakan kesedihan yang aneh saat melihat angka-angka layar instrumen berkelip kacau. Jarum penunjuk merujuk pada angka merah. "Jendral! Kita dalam masalah besar! Kita harus—" Rudi belum sempat menyel
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bangkit Dari Keterpurukan

Pagi itu di desa kecil yang terletak di pinggir hutan, udara dingin menyergap Aryan saat ia berangkat ke pembangunannya. Hari demi hari, dirinya berusaha menghapus ingatan tentang dirinya yang lalu, namun kenyataan di sekitarnya selalu mengingatkan akan ketidakberdayaannya saat ini. Di tempat kerja, Aryan mendapati para pekerja lain berkumpul, tertawa dan saling melempar sinis. Beberapa di antara mereka, termasuk pemuda yang menghinanya kemarin, memandangnya dengan tatapan merendahkan. “Hai, si Jendral! Masih menunggu perintah dari kita?” ejek Roni, pemuda berbadan kekar yang tampak sebagai penguasa di antara rekan-rekannya. Aryan berusaha mengabaikan. "Aku di sini untuk bekerja," ujarnya singkat, berusaha melanjutkan tugasnya dengan gesit. Roni tak mau menyerah. "Bekerja? Apa kau yakin dirimu mampu melakukannya? Cobalah angkat batu ini!" Ia mengangkat batu besar yang digunakan sebagai pondasi sementara, kemudian menjatuhkannya tepat di depan Aryan. “Atau lebih baik kau menjad
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Membawa Aryan Kepada Seseorang

Aryan mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Meskipun banyak orang sebelumnya mencemooh dan merendahkan, kini perlahan mereka mulai menaruh rasa hormat padanya. Namun, ada satu sosok yang mengamati dari jauh, petugas keamanan bernama Haris. Dengan mata tajam dan perhatian penuh, Haris menyaksikan setiap gerakan Aryan selama pertarungan singkat itu. Setelah pertarungan berlalu, saat Aryan kembali bekerja, Haris mendekati Aryan dengan sedikit hati-hati. “Kau sangat berbakat, sepertinya kau punya latar belakang yang kuat dalam pertarungan,” katanya, menyilangkan tangan di depan dada. Aryan menoleh, tampak agak bingung. “Siapa kamu? Apa kau salah satu dari mereka yang mengejekku?” Haris tersenyum, menggelengkan kepala. “Bukan, aku adalah petugas keamanan di proyek ini. Namaku Haris. Aku mengamati cara bertarungmu dan kecewa dengan semua orang yang memperlakukanmu dengan buruk.” Aryan merapatkan keningnya. “Mengapa? Apa maksudmu?” Haris melanjutkan dengan semangat. “Kau berpot
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Pertarungan Tak Seimbang

Ruangan megah itu bersinar dengan cahaya yang hangat, dikelilingi oleh lukisan-lukisan mahal dan perabotan mewah. Di tengah-tengah ruang tersebut, Aryan berhadapan muka dengan seorang pria bertubuh kekar bernama Jaka. Ia dikenal sebagai petarung terkuat yang sering diundang untuk menguji orang baru. “Dengar. Aku suka mengakhiri pekerjaan cepat,” Jaka mengarahkan tatapan menantang ke arah Aryan. “Dan kau akan jadi salah satu pengalihan kerjaku hari ini.” Aryan menegakkan badannya, tanpa sedikit pun menunjukkan ketakutan. “Kalau itu yang kau mau,” jawabnya tegas. “Aku tidak akan menarik diri dari tantangan ini.” Tiga penjaga yang berdiri di samping menoleh, mengikuti sesi ini dengan antisipasi. Jaka melangkah maju dengan kecepatan luar biasa, mengeluarkan serangan tinju pertama. Aryan merespons dalam sekejap, menghindari serangan itu dengan gesit, lalu balas menyerang dengan uppercut yang kuat. Pukulan itu benar-benar mengenai rahang Jaka, membuatnya tersentak mundur. “Hei, bukan ke
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Jejak Masa Lalu

Hari-hari awal Aryan di rumah Mr. Horison terasa seperti sebuah petualangan yang tak terduga. Setiap pagi, ia terjaga di sebuah kamar yang luas, dikelilingi oleh barang-barang berharga yang tidak pernah ia bayangkan bisa ia miliki. Begitu banyak pilihan, begitu banyak kemungkinan. Sesi pelatihan mulai berlangsung. Mr. Horison telah membentuk tim elit yang terdiri dari para penjaga terlatih dan master pertarungan, dan Aryan menjadi bagian dari mereka. Ia dilatih bukan hanya dalam teknik bertarung, tetapi juga dalam strategi, pengecekan keamanan, dan manajemen risiko. Di sinilah Aryan merasa bakatnya benar-benar bersinar. Ia sering kali keluar sebagai juara, mengalahkan lawan-lawannya dengan kecerdikan dan kombinasi gerakan yang membuatnya tak terduga. Namun, saat hari-hari berlalu, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya. Setiap kali ia berada di dekat Mr. Horison, seolah ada jari-jari tak terlihat yang menarik kembali kenangannya—kenangan yang selalu terlintas di sudu
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Misi Dan Pertemuan Yang Tak Terduga

Malam itu, Aryan tidak bisa tidur. Ia terjaga, matanya terpaku pada langit malam yang cerah dengan bintang bertebaran. Pikiran tentang misi yang akan datang membanjiri kepalanya. Dengan setiap detakan jam, ia merasakan tekanan yang semakin kuat—tidak hanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan, tetapi juga untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Mengapa Mr. Horison mempercayainya? Dan siapakah Clara sebenarnya? Setelah beberapa jam yang terasa seperti seabad, Aryan memutuskan untuk menarik napas dan menyiapkan dirinya. Dengan rasa percaya diri yang baru, ia bangkit, mengumpulkan peralatan yang diperlukan untuk misi ini, lalu menuju ke ruang pertemuan. Di dalam ruangan itu, tim elit lainnya sudah berkumpul. Mereka tampak serius, masing-masing dengan ekspresi menampilkan ketegangan yang sama. Mr. Horison duduk di ujung meja, melihat mereka dengan tatapan tegas. “Terima kasih telah hadir tepat waktu. Misi kali ini sangat berisiko, tetapi kita tidak punya pilihan lain. Kita ha
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Jejak Rahasia

Keberadaan Clara di hadapan Aryan bukan hanya mengejutkan, tetapi juga memberikan harapan dalam situasi genting. Sementara suara kekacauan mengisi udara dan cahaya lampu berkelap-kelip dari gang-gang sempit Elysium, Clara menarik Aryan menjauh dari kerumunan yang panik. Mereka berlari melalui koridor yang sepi, langkah-langkah mereka bergema di sepanjang dinding tebal. “Kemana kita pergi?” tanya Aryan, merasakan ketegangan yang menyelimuti mereka. “Apa sebenarnya yang kau ketahui tentang tempat ini?” Clara menatapnya dengan mata yang tajam dan penuh rasa. “Ada tempat rahasia di Elysium, tempat di mana mereka menyimpan informasi berharga tentang ‘Dark Immortal’. Di sanalah mereka mengumpulkan kekuatan dan hubungan mereka.” “Dengan semua kekacauan ini, bagaimana kita bisa sampai di sana?” Aryan bertanya lagi, merasakan dorongan untuk menyelamatkan tim dan mencari tahu lebih tentang misteri yang mengelilinginya. “Percayalah padaku. Hanya ada satu cara. Kita harus bertemu dengan seora
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Mengungkap Kebenaran

Suasana malam semakin kelam saat Clara dan Aryan melangkah cepat menuju arah utara, menelusuri jalan setapak di antara tumpukan sampah dan deretan bangunan kosong. Mereka merasa terjebak di antara bayangan dari kegelapan dan ketidakpastian, saat suara sirine ekor pengawal masih terdengar samar-samar di kejauhan. Clara menarik napas dalam-dalam, berusaha mempertahankan ketenangan saat mereka akhirnya tiba di sebuah pintu belakang yang menyimpan banyak rahasia. “Ini dia,” Clara berbisik, menatap Aryan dengan penuh harap. “Alden menunggu di sini. Dia tahu banyak tentang apa yang terjadi di dalam Elysium.” Dengan tangan yang sedikit bergetar, Clara membuka pintu, dan mereka melangkah ke dalam ruangan yang sempit dan remang-remang. Dindingnya terbungkus dengan poster-poster usang dan layar komputer yang menunjuk ke petakan informasi yang bersinar samar. Di sudut ruangan, duduklah seorang pria paruh baya dengan rambut berantakan, matanya fokus pada layar. Namun, saat pintu terbuka, ia m
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Pertempuran Yang Tak Terduga

Dalam heningnya ruang penyimpanan yang dipenuhi dengan rasa tegang, Clara, Aryan, dan Alden menyusun rencana untuk menelusuri lebih dalam ke jantung kegelapan yang mengelilingi Elysium. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Suara langkah berat dan teriakan menggema dari luar ruangan, menandakan bahwa waktu mereka hampir habis. “Kalian tidak bisa di sini lebih lama,” Alden berkata dengan tegas. “Jika mereka menemukan kalian, mereka akan melakukan hal-hal yang lebih buruk. Kalian harus pergi sekarang!” “Tidak, kami tidak bisa meninggalkanmu!” Clara bersikeras. Namun, Alden menggelengkan kepalanya. “Ini bukan tentang aku. Ini tentang keselamatan kalian!” Alden bersikeras. “Kau harus menghadapi mereka, dan harus melakukannya dengan senjata paling yang kau punya—Aryan.” “Aku tidak siap!” Aryan menyela, merasa tiba-tiba semakin tidak berdaya. Kenangan samar tentang sang ayah kembali muncul, bertabrakan dengan beban yang dihadapi. “Pertarungan ini sudah dimulai. Mereka tidak
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Jejak Rahasia Yang Tersembunyi

Alden, Clara, dan Aryan melangkah cepat menembus lorong-lorong gelap Elysium. Dengan jantung berdebar kencang dan rasa lega yang mengisi dada mereka setelah berhasil mengalahkan anggota “Dark Immortal” mereka tahu bahwa mereka masih harus terus bergerak. Setiap detak langkah terdengar seperti deru ancaman yang masih bersembunyi, siap menyerang kembali kapan saja. “Mari kita pergi ke tempat aman,” Alden berbisik sambil melirik ke belakang. “Kita perlu menjauh dari sini sebelum mereka semua berdatangan.” “Di mana kita bisa bersembunyi?” Clara bertanya, masih merasakan percikan adrenaline dari pertarungan sebelumnya. “Masih ada satu tempat yang aman,” Alden menjelaskan, sambil memimpin jalan. “Di sana kita bisa merencanakan langkah selanjutnya.” Setelah melalui belokan dan koridor sempit, mereka akhirnya sampai di sebuah pintu tembok yang tampak kokoh. Alden mengetuk dengan pola tertentu dan terdengar derak mekanis saat pintu perlahan terbuka, memperlihatkan ruangan terlindung,
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more
PREV
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status