Home / Pendekar / Kembalinya Sang Legenda Perang / Membawa Aryan Kepada Seseorang

Share

Membawa Aryan Kepada Seseorang

Author: F Azzam
last update Last Updated: 2025-01-17 17:42:10

Aryan mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Meskipun banyak orang sebelumnya mencemooh dan merendahkan, kini perlahan mereka mulai menaruh rasa hormat padanya. Namun, ada satu sosok yang mengamati dari jauh, petugas keamanan bernama Haris. Dengan mata tajam dan perhatian penuh, Haris menyaksikan setiap gerakan Aryan selama pertarungan singkat itu.

Setelah pertarungan berlalu, saat Aryan kembali bekerja, Haris mendekati Aryan dengan sedikit hati-hati. “Kau sangat berbakat, sepertinya kau punya latar belakang yang kuat dalam pertarungan,” katanya, menyilangkan tangan di depan dada.

Aryan menoleh, tampak agak bingung. “Siapa kamu? Apa kau salah satu dari mereka yang mengejekku?”

Haris tersenyum, menggelengkan kepala. “Bukan, aku adalah petugas keamanan di proyek ini. Namaku Haris. Aku mengamati cara bertarungmu dan kecewa dengan semua orang yang memperlakukanmu dengan buruk.”

Aryan merapatkan keningnya. “Mengapa? Apa maksudmu?”

Haris melanjutkan dengan semangat. “Kau berpotensi sangat besar. Dalam pertarungan itu, aku melihat seseorang yang bukan hanya mampu bertarung, tetapi juga memimpin. Aku bisa merasakan ada sesuatu di dalam dirimu yang lebih dari sekadar buruh bangunan.”

“Cukup tentang itu, aku hanya ingin menjalani hidupku,” kata Aryan sambil mengalihkan pandangan.

“Tidak, kau harus mendengar ini,” Haris melanjutkan, memegang bahu Aryan dengan lembut, memaksa perhatian Aryan ke arahnya kembali. “Aku merupakan pengawal dari seorang konglomerat di negeri Golden. Dia adalah salah satu pengusaha terbesar di sana dan saat ini mencari seseorang yang bisa melindunginya.”

Aryan terkejut. “Aku? Tidak mungkin.”

“Aku tidak bercanda,” Haris menjelaskan. “Aku melihat keahlianmu, dan aku percaya jika kau mau, kau bisa melakukan ini. Ada hal lain selain membangun dan semangatmu harus diperjuangkan.”

“Kenapa harus aku?” gumam Aryan, mencuri pandang ke arah desa yang ia laui sehari-hari.

“Karena kau bukan hanya berbakat. Kau juga memiliki ketegasan, cara bergulat yang tidak terbaca. Kau bisa melindungi dengan cara yang tidak biasa, juga dengan kekuasaan dan keterampilan,” Haris berkata dengan yakin.

Aryan tidak bisa menyangkal semua itu. Ada getaran di dalam dirinya ketika ia mendengar kata-kata Haris.

“Tugasku adalah membawamu ke tempat Konglomerat itu. Jika dia tau kemampuanmu, pasti dia akan tertarik,” Haris menjawab, menekankan keyakinan dalam suara.

Setelah beberapa saat terdiam, Aryan meraih kesempatan itu. “Apa yang harus aku lakukan?”

“Sederhana. Ikutlah denganku. Aku akan membawamu untuk bertemu dengan Mr. Horison,” Haris menjawab, matanya berbinar.

"Mr. Horison?" Sekelebat ingatan tiba-tiba muncul. Seperti nama yang tidak asing di telinga Aryan. Ia terus mengerutkan kening karena mencoba mengingatnya.

"Sudahlah. Jangan ragu. Aku yakin kamu pasti tidak akan menyesal jika ikut denganku," ucap Haris, penuh keyakinan.

Keputusan tersebut seperti beban berat yang menggelinding di dalam dada Aryan. Dia ingin keluar dari kehidupan yang lama dan berjuang untuk mencari jati diri yang lebih baik. Namun, rasa takut dan keraguan tetap menggelayuti pikiran.

“Bisa jadi ini jalan untuk mendapatkan identitasku kembali, dan mengembalikan beberapa bagian dari kehidupan lamaku,” pikir Aryan dalam hati.

---

Beberapa hari kemudian, Aryan, yang masih dengan pakaian kasual, melangkah ke mobil Haris, terasa dingin dan penuh rasa gugup. Mereka melintasi jembatan yang menghubungkan desa dengan kota besar, menuju tempat di mana harapan dan rasa baru menantinya.

Setelah beberapa jam di perjalanan, mobil berhenti di sebuah kompleks megah dengan pagar tinggi dan sirkulasi keamanan yang jelas. “Kita sudah sampai,” kata Haris, memandang Aryan dengan tatapan percaya.

Ketika mereka turun, Aryan mempertimbangkan perasaannya. Terpesona dan terpaku melihat kemewahan yang mengelilinginya, kedamaian dan ketenangan melingkupi dirinya. Begitu mendekati pintu masuk utama, seorang pria yang mengenakan jas mahal dan memiliki postur tegap menyambut mereka.

“Apa yang kalian inginkan di sini?” tanyanya, menilai Haris dan Aryan dari ujung kaki ke ujung kepala.

“Hai, saya Haris. Saya ingin memperkenalkan seseorang,” suara Haris tenang, meski jantung Aryan berpacu cepat. “Ini Aryan, seorang petarung luar biasa dengan potensi besar.”

Pria itu memandang Aryan dengan tajam. “Petarung? Apa benar? Pertunjukan apa yang bisa kau tunjukkan?”

“Aku—” Aryan terdiam sejenak, tertegun oleh tatapan serius pria itu. “Aku tidak ingin membuktikan diriku di sini. Aku di sini untuk mencari kesempatan untuk bekerja, bukan untuk memamerkan keahlian.”

“Jangan khawatir,” sang pria menjawab, senyum tipis menyapa wajahnya. “Aku hanya ingin tahu. Jika kau dapat menunjukkan apa yang kau miliki, itu juga menjadi keuntungan.”

“Bisa saja.” Aryan berbicara dengan perlahan, tapi percaya diri.

“Baiklah, ikuti aku. Kita akan lihat seberapa berbahayanya kau,” pria itu berkata, menoleh dan membawa mereka ke satu ruangan luas di sisi lain gedung.

Setibanya di sana, Aryan memperhatikan semua detail di sekelilingnya. Dinding dengan tingkatan tinggi diberi pelindung bantalan, dan di tengah ruangan terdapat matras besar yang siap digunakan untuk bertarung.

“Aku ingin tahu apakah kau mampu melindungi kompakku,” pria itu berkata, menantang Aryan dengan pandangannya. “Berkali-kali berhadapan dengan penyerang.”

Dengan tiada pikir panjang, Aryan melangkah maju, tubuhnya siap menghadapi tantangan. Di sana, di tengah ruangan itu, dia merasa kekuatan yang telah lama hilang mulai kembali. Seakan, semua kenangan untuk melindungi diri dan orang-orang terkasih mulai terbangun kembali.

“Sekali lagi, seberapa berbahayanya kau?” seru pria itu.

“Biarkan aku tunjukkan.” Aryan tersenyum, bertekad untuk mengukir permulaan baru dalam hidupnya.

Di saat itu, harapan dan ancaman menyatu dalam satu gelombang, dan Aryan siap untuk menghadapi tantangan baru. Dia tahu perjalanan yang lebih besar akan datang, satu yang tidak hanya akan mengubah hidupnya, tetapi juga membawa semua pelajaran dan pengalaman yang pernah dimilikinya ke dalam satu arah yang lebih cerah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Pertarungan Tak Seimbang

    Ruangan megah itu bersinar dengan cahaya yang hangat, dikelilingi oleh lukisan-lukisan mahal dan perabotan mewah. Di tengah-tengah ruang tersebut, Aryan berhadapan muka dengan seorang pria bertubuh kekar bernama Jaka. Ia dikenal sebagai petarung terkuat yang sering diundang untuk menguji orang baru. “Dengar. Aku suka mengakhiri pekerjaan cepat,” Jaka mengarahkan tatapan menantang ke arah Aryan. “Dan kau akan jadi salah satu pengalihan kerjaku hari ini.” Aryan menegakkan badannya, tanpa sedikit pun menunjukkan ketakutan. “Kalau itu yang kau mau,” jawabnya tegas. “Aku tidak akan menarik diri dari tantangan ini.” Tiga penjaga yang berdiri di samping menoleh, mengikuti sesi ini dengan antisipasi. Jaka melangkah maju dengan kecepatan luar biasa, mengeluarkan serangan tinju pertama. Aryan merespons dalam sekejap, menghindari serangan itu dengan gesit, lalu balas menyerang dengan uppercut yang kuat. Pukulan itu benar-benar mengenai rahang Jaka, membuatnya tersentak mundur. “Hei, bukan ke

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Jejak Masa Lalu

    Hari-hari awal Aryan di rumah Mr. Horison terasa seperti sebuah petualangan yang tak terduga. Setiap pagi, ia terjaga di sebuah kamar yang luas, dikelilingi oleh barang-barang berharga yang tidak pernah ia bayangkan bisa ia miliki. Begitu banyak pilihan, begitu banyak kemungkinan. Sesi pelatihan mulai berlangsung. Mr. Horison telah membentuk tim elit yang terdiri dari para penjaga terlatih dan master pertarungan, dan Aryan menjadi bagian dari mereka. Ia dilatih bukan hanya dalam teknik bertarung, tetapi juga dalam strategi, pengecekan keamanan, dan manajemen risiko. Di sinilah Aryan merasa bakatnya benar-benar bersinar. Ia sering kali keluar sebagai juara, mengalahkan lawan-lawannya dengan kecerdikan dan kombinasi gerakan yang membuatnya tak terduga. Namun, saat hari-hari berlalu, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya. Setiap kali ia berada di dekat Mr. Horison, seolah ada jari-jari tak terlihat yang menarik kembali kenangannya—kenangan yang selalu terlintas di sudu

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Misi Dan Pertemuan Yang Tak Terduga

    Malam itu, Aryan tidak bisa tidur. Ia terjaga, matanya terpaku pada langit malam yang cerah dengan bintang bertebaran. Pikiran tentang misi yang akan datang membanjiri kepalanya. Dengan setiap detakan jam, ia merasakan tekanan yang semakin kuat—tidak hanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan, tetapi juga untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Mengapa Mr. Horison mempercayainya? Dan siapakah Clara sebenarnya? Setelah beberapa jam yang terasa seperti seabad, Aryan memutuskan untuk menarik napas dan menyiapkan dirinya. Dengan rasa percaya diri yang baru, ia bangkit, mengumpulkan peralatan yang diperlukan untuk misi ini, lalu menuju ke ruang pertemuan. Di dalam ruangan itu, tim elit lainnya sudah berkumpul. Mereka tampak serius, masing-masing dengan ekspresi menampilkan ketegangan yang sama. Mr. Horison duduk di ujung meja, melihat mereka dengan tatapan tegas. “Terima kasih telah hadir tepat waktu. Misi kali ini sangat berisiko, tetapi kita tidak punya pilihan lain. Kita ha

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Jejak Rahasia

    Keberadaan Clara di hadapan Aryan bukan hanya mengejutkan, tetapi juga memberikan harapan dalam situasi genting. Sementara suara kekacauan mengisi udara dan cahaya lampu berkelap-kelip dari gang-gang sempit Elysium, Clara menarik Aryan menjauh dari kerumunan yang panik. Mereka berlari melalui koridor yang sepi, langkah-langkah mereka bergema di sepanjang dinding tebal. “Kemana kita pergi?” tanya Aryan, merasakan ketegangan yang menyelimuti mereka. “Apa sebenarnya yang kau ketahui tentang tempat ini?” Clara menatapnya dengan mata yang tajam dan penuh rasa. “Ada tempat rahasia di Elysium, tempat di mana mereka menyimpan informasi berharga tentang ‘Dark Immortal’. Di sanalah mereka mengumpulkan kekuatan dan hubungan mereka.” “Dengan semua kekacauan ini, bagaimana kita bisa sampai di sana?” Aryan bertanya lagi, merasakan dorongan untuk menyelamatkan tim dan mencari tahu lebih tentang misteri yang mengelilinginya. “Percayalah padaku. Hanya ada satu cara. Kita harus bertemu dengan seora

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Mengungkap Kebenaran

    Suasana malam semakin kelam saat Clara dan Aryan melangkah cepat menuju arah utara, menelusuri jalan setapak di antara tumpukan sampah dan deretan bangunan kosong. Mereka merasa terjebak di antara bayangan dari kegelapan dan ketidakpastian, saat suara sirine ekor pengawal masih terdengar samar-samar di kejauhan. Clara menarik napas dalam-dalam, berusaha mempertahankan ketenangan saat mereka akhirnya tiba di sebuah pintu belakang yang menyimpan banyak rahasia. “Ini dia,” Clara berbisik, menatap Aryan dengan penuh harap. “Alden menunggu di sini. Dia tahu banyak tentang apa yang terjadi di dalam Elysium.” Dengan tangan yang sedikit bergetar, Clara membuka pintu, dan mereka melangkah ke dalam ruangan yang sempit dan remang-remang. Dindingnya terbungkus dengan poster-poster usang dan layar komputer yang menunjuk ke petakan informasi yang bersinar samar. Di sudut ruangan, duduklah seorang pria paruh baya dengan rambut berantakan, matanya fokus pada layar. Namun, saat pintu terbuka, ia m

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Pertempuran Yang Tak Terduga

    Dalam heningnya ruang penyimpanan yang dipenuhi dengan rasa tegang, Clara, Aryan, dan Alden menyusun rencana untuk menelusuri lebih dalam ke jantung kegelapan yang mengelilingi Elysium. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Suara langkah berat dan teriakan menggema dari luar ruangan, menandakan bahwa waktu mereka hampir habis. “Kalian tidak bisa di sini lebih lama,” Alden berkata dengan tegas. “Jika mereka menemukan kalian, mereka akan melakukan hal-hal yang lebih buruk. Kalian harus pergi sekarang!” “Tidak, kami tidak bisa meninggalkanmu!” Clara bersikeras. Namun, Alden menggelengkan kepalanya. “Ini bukan tentang aku. Ini tentang keselamatan kalian!” Alden bersikeras. “Kau harus menghadapi mereka, dan harus melakukannya dengan senjata paling yang kau punya—Aryan.” “Aku tidak siap!” Aryan menyela, merasa tiba-tiba semakin tidak berdaya. Kenangan samar tentang sang ayah kembali muncul, bertabrakan dengan beban yang dihadapi. “Pertarungan ini sudah dimulai. Mereka tidak

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Jejak Rahasia Yang Tersembunyi

    Alden, Clara, dan Aryan melangkah cepat menembus lorong-lorong gelap Elysium. Dengan jantung berdebar kencang dan rasa lega yang mengisi dada mereka setelah berhasil mengalahkan anggota “Dark Immortal” mereka tahu bahwa mereka masih harus terus bergerak. Setiap detak langkah terdengar seperti deru ancaman yang masih bersembunyi, siap menyerang kembali kapan saja. “Mari kita pergi ke tempat aman,” Alden berbisik sambil melirik ke belakang. “Kita perlu menjauh dari sini sebelum mereka semua berdatangan.” “Di mana kita bisa bersembunyi?” Clara bertanya, masih merasakan percikan adrenaline dari pertarungan sebelumnya. “Masih ada satu tempat yang aman,” Alden menjelaskan, sambil memimpin jalan. “Di sana kita bisa merencanakan langkah selanjutnya.” Setelah melalui belokan dan koridor sempit, mereka akhirnya sampai di sebuah pintu tembok yang tampak kokoh. Alden mengetuk dengan pola tertentu dan terdengar derak mekanis saat pintu perlahan terbuka, memperlihatkan ruangan terlindung,

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Kekuatan Yang Terbangun

    Kendaraan melaju kencang, mengangkut Aryan, Clara, dan Alden jauh dari Elysium yang kelam. Udara malam terasa segar, seolah menghapus jejak kegelapan yang baru mereka tinggalkan. Namun, dalam benak Aryan, suasana tenang itu kontras dengan kegelisahan yang menggelora. Ia merasakan gemuruh kekuatan di dalam dirinya, kekuatan yang tampaknya baru terbangun dari tidur panjang. “Mari kita berhenti sejenak di lokasi yang aman,” Alden mengusulkan, memutar kemudi menuju jalur yang mengarah ke hutan lebat. “Kita perlu segera meneliti informasi yang kita bawa.” Setelah memasuki hutan, mereka parkir di area terpencil, terhalang oleh pepohonan tinggi yang memberikan perlindungan dari pandangan luar. Mereka bertiga keluar dari kendaraan, Alden segera mengambil dokumen dan menyimpan ponselnya di saku. “Kita perlu memetakan langkah selanjutnya dan mencari tahu informasi lebih lanjut mengenai jaringan mereka.” Dalam sekejap, Clara menyebar dokumen di atas dudukan kayu. “Berdasarkan apa yang kita am

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Yoshua Tertinggal

    Dengan napas yang masih terengah-engah dan jantung berdebar, Aryan mengarahkan pandangnya ke Clara. “Kita tidak bisa terus melarikan diri selamanya,” ujarnya, otaknya bekerja cepat. “Kita harus menemukan Yoshua, dan kita harus melakukannya sekarang. Jika Zareth berhasil menemukan kita lagi, maka kita tidak akan memiliki kesempatan untuk melawan.”Clara mengangguk, mengerti akan kepanikan yang mendasari keputusan Aryan. Mereka berdua baru saja keluar dari kegelapan, dan kembali terjerumus dalam rasa takut yang membayangi akan takdir orang yang mereka cintai. “Tapi, Aryan, kita tidak tahu di mana dia berada. Kita mungkin hanya akan lebih dekat ke Jari Zareth.”“Justru itu, Clara,” jawab Aryan tegas. “Semakin cepat kita bergerak, semakin cepat kita bisa menemukan dia. Dan jika kita menemukan Yoshua, dia akan membawa banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa membantu kita menghentikan Zareth.”Clara merasa ada kebenaran dalam kata-kata Aryan, tetapi rasa takut akan keselamatan mereka te

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Cahaya di Ujung kegelapan

    Cahaya yang berkedip di kejauhan semakin jelas seiring langkah Clara dan Yoshua yang semakin mendekat, menciptakan harapan dalam kegelapan yang mencekam. Setiap langkah bergetar penuh ketegangan, diiringi dengan detakan jantung yang terengah-engah. Clara merasakan keberanian mengalir di dalam dirinya, meskipun ketakutan akan nasib Aryan terus menghantuinya. “Cahaya itu tampaknya berasal dari tengah laut,” kata Yoshua sambil melangkah perlahan, mengamati ombak yang bergejolak. “Apakah kau yakin kita harus pergi ke sana, Clara?” “Aku harus tahu. Jika Aryan ada di sana…” Clara menggigit bibirnya, menahan emosi yang menghantui. “Kita tidak bisa membiarkannya sendirian.” Mereka berdua akhirnya tiba di tepi air. Cahaya itu tampak bergerak, menari di atas permukaan laut yang gelap. Clara merasakan denyut kesadaran di dalamnya, seolah cahaya itu menyampaikan pesan, sesuatu yang mendesak untuk ditangkap. Mereka menatap ke laut, berharap untuk melihat lebih dekat. Hampir tidak ada suara

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Terjatuh Ke Laut

    Dunia berputar liar, seolah alam semesta sedang bergejolak dalam pusaran emosi Aryan yang tak terkendali. Di saat ia berusaha mencengkram. Seorang anak buah Zareth' tiba-tiba melepaskan tembakan, membuat cengkeramannya pada helikopter terlepas. Zareth' tersenyum puas menyaksikan. Aryan merasakan sensasi jatuh bebas yang memilukan, sensasi yang mengancam untuk merenggut nafasnya. Tawa Zareth yang terbahak-bahak. Kini hanya menjadi gema samar, hilang tertelan deru angin dan hempasan ombak. Tubuh Aryan menghantam permukaan air, dingin dan gelap, sebuah benturan keras yang merenggut kesadarannya. Air laut yang dingin menerjang, memaksa paru-parunya untuk berkontraksi. Dunia di sekelilingnya berubah menjadi kegelapan pekat, terisi oleh suara gemuruh air dan detak jantungnya yang menggila. Ia berjuang, berupaya untuk membuka mata, tetapi kegelapan terus memburunya, seperti bayang-bayang yang enggan melepaskannya. Otot-ototnya menegang, tubuhnya meronta dalam usaha sia-sia untuk naik ke

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Pertemuan di Tengah Lautan Gelap

    Udara malam yang begitu pekat, sarat dengan aroma garam dan misteri. Di bawah langit yang bertabur bintang, di antara gemuruh ombak yang tak pernah lelah, Aryan dan Clara tiba di pantai terpencil yang telah menjadi lokasi pertemuan mereka. Malam tanpa bulan, hanya sedikit cahaya dari bintang yang menembus kegelapan, menciptakan suasana yang mencekam. "Ini pasti jebakan," gumam Clara, suaranya hampir tak terdengar di tengah deru ombak. Ia memandang sekeliling dengan waspada, matanya menelusuri kegelapan, mencari tanda-tanda kehadiran musuh. Aryan mengangguk, meskipun hatinya juga diliputi keraguan. Namun, ia harus mengambil risiko ini. Yoshua, ayahnya, berada dalam bahaya. Ia tidak punya pilihan lain. "Mungkin memang jebakan," jawab Aryan. "Tapi kita harus tetap waspada." Mereka berdiri di tepi pantai, menunggu dengan sabar. Jantung mereka berdebar-debar, dipenuhi campuran harapan dan ketakutan. Waktu terasa berjalan sangat lambat, setiap detik terasa seperti menit. Tiba-tiba, di

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Upaya Pencarian Zareth'

    "Tidak mungkin! Mereka melarikan diri!" teriak Aryan, matanya menyapu sekeliling dengan marah. Udara dipenuhi dengan asap dan debu, sisa-sisa kehancuran yang ditinggalkan oleh kemarahannya. Clara, yang masih dalam pelukan Aryan, melepaskan dirinya. Ia menatap Aryan dengan tatapan khawatir. "Tenang, Aryan. Mereka akan mendapatkan balasan." Aryan mengangguk, mencoba menenangkan diri. Namun, rasa amarah dan frustrasi masih membara di dalam dirinya. Ia tidak akan membiarkan Zareth dan Liana lolos begitu saja. Desir angin menerpa wajah Aryan dan Clara, membelai rambut mereka saat mereka berdiri di dermaga yang hancur. Matahari senja mewarnai langit dengan warna jingga dan ungu, menciptakan pemandangan yang indah namun menyimpan rasa getir. Zareth dan Liana, bersama sisa-sisa pasukannya, telah lenyap. Jejak mereka hilang seperti buih di lautan. "Sialan," gumam Aryan, suaranya sarat kekecewaan. Ia mengepalkan tangannya, merasakan kemarahan yang baru saja ia kendalikan mulai merayap k

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Api Pembalasan (Kekuatan Mutant Dalam Diri Aryan)

    Ancaman Liana bagaikan bara api yang membakar amarah Aryan. Mendengar kata-kata pengkhianatan itu, hatinya hancur berkeping-keping. Seluruh tubuhnya bergetar, bukan hanya karena luka fisik, tetapi karena luka batin yang lebih dalam. Pengkhianatan Liana adalah pukulan yang tak terduga, menikam lebih dalam daripada pedang. "Kau… kau akan menyesal!" teriak Aryan, suaranya dipenuhi kemarahan yang meledak. Matanya berkilat, dan di saat itu, sesuatu dalam dirinya berubah. Sesuatu yang telah lama terpendam, kekuatan yang selama ini hanya ia gunakan untuk membela diri, kini bangkit dengan dahsyat. Ia bukan lagi hanya seorang pemuda dengan perisai energi. Ia adalah seorang prajurit, seorang pejuang yang telah memenangkan ribuan pertempuran, seorang mesin pembunuh yang dilatih untuk menghancurkan. Kemarahan Aryan mengamuk seperti badai. Ia melupakan luka-lukanya, melupakan rasa sakitnya. Ia melupakan segalanya kecuali satu tujuan, membalas dendam atas kebiadaban terhadap manusia yang tak

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Datangnya Pengkhianat "Liana"

    Saat tangan Aryan terangkat, bersiap untuk menghukum Zareth, suara yang begitu dikenalnya memecah keheningan yang mencekam."Hentikan!"Semua mata tertuju pada sosok yang berdiri di ambang lorong. Liana. Wanita yang pernah menjadi sekutu mereka, yang pernah berbagi senyum dan harapan, kini berdiri di sana, dengan mata yang dingin dan benci. Ia mengenakan seragam hitam para pengawal Zareth, sebuah pengkhianatan yang menikam Aryan lebih tajam daripada pedang.Wajah Aryan membeku. "Liana?"Liana melangkah maju, dengan gerakan yang anggun namun penuh ancaman. "Kau tidak bisa mengalahkannya, Aryan. Kau tidak mengerti kekuatan yang ia miliki.""Kekuatan yang telah menghancurkan begitu banyak kebahagiaan?" balas Aryan, matanya tak lepas dari Liana. Liana menggelengkan kepalanya. "Kau terlalu naif. Zareth menawarkan kedamaian. Ia menawarkan stabilitas. Kau hanya melihat kekacauan.""Kedamaian?" Aryan tertawa getir. "Ia menawarkan kekuasaan atas mayat-mayat korbannya!"Liana menghela napas, t

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Bahaya Kekuatan Perisai Aryan

    Saat suara Zareth menggema di lorong, getaran amarah dan tekad mengeras di jiwa Aryan. Ia memandang ayahnya, Yoshua, yang tampak lemah namun matanya memancarkan keberanian. "Ayah, jaga dirimu," kata Aryan, suaranya tenang namun tegas. Yoshua mengangguk, lalu mundur selangkah, mencari perlindungan di balik bayangan. Zareth tersenyum sinis, matanya menyiratkan arogansi. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku, anak bodoh?" "Aku akan menghentikanmu," balas Aryan, merentangkan tangannya. Perisai energi berwarna perak mulai terbentuk di sekelilingnya, memancarkan cahaya yang menyilaukan. Zareth tertawa. "Mari kita lihat seberapa kuat perisaimu itu." Pertarungan dimulai dengan cepat dan brutal. Para pengawal Zareth menyerbu dengan senjata mereka, namun Aryan dengan lincah bergerak, memanfaatkan perisai energinya untuk menangkis serangan. Ledakan energi menghantam para pengawal, melontarkan mereka ke belakang. Di tengah kekacauan itu, Zareth melangkah maju. Ia bergerak secepat kilat, berusa

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Terungkapnya Sebuah Tabir

    Udara dingin dan lembap di lorong rahasia menusuk hingga ke tulang. Langkah Aryan dan Clara terhenti saat mereka melihat ruangan di ujung lorong, sebuah sel rahasia. Di dalam, seorang pria meringkuk, terikat rantai besi. Cahaya redup dari obor yang dipasang di dinding hanya mampu menerangi sebagian ruangan, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari."Siapa... siapa dia?" gumam Clara, suaranya berbisik.Aryan terdiam, jantungnya berdebar tak karuan. Ada sesuatu yang familiar dari sosok pria itu, sebuah bayangan ingatan yang samar namun kuat. Perlahan, ia mendekat, matanya berusaha menembus kegelapan.Saat ia semakin dekat, keraguan itu sirna. Wajah yang dulu ia kenal, kini dipenuhi luka dan bekas siksaan, namun tetap tak dapat disangkal."Ayah...?" gumam Aryan, suaranya bergetar.Pria itu mengangkat kepalanya, matanya yang sayu menatap ke arahnya. Sebersit harapan muncul di matanya, lalu berubah menjadi rasa bersalah yang mendalam."Aryan...?" Yoshua, ayah Aryan, menjawab dengan s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status