Share

Jejak Masa Lalu

Penulis: F Azzam
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 17:45:46

Hari-hari awal Aryan di rumah Mr. Horison terasa seperti sebuah petualangan yang tak terduga. Setiap pagi, ia terjaga di sebuah kamar yang luas, dikelilingi oleh barang-barang berharga yang tidak pernah ia bayangkan bisa ia miliki. Begitu banyak pilihan, begitu banyak kemungkinan.

Sesi pelatihan mulai berlangsung. Mr. Horison telah membentuk tim elit yang terdiri dari para penjaga terlatih dan master pertarungan, dan Aryan menjadi bagian dari mereka. Ia dilatih bukan hanya dalam teknik bertarung, tetapi juga dalam strategi, pengecekan keamanan, dan manajemen risiko. Di sinilah Aryan merasa bakatnya benar-benar bersinar. Ia sering kali keluar sebagai juara, mengalahkan lawan-lawannya dengan kecerdikan dan kombinasi gerakan yang membuatnya tak terduga.

Namun, saat hari-hari berlalu, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya. Setiap kali ia berada di dekat Mr. Horison, seolah ada jari-jari tak terlihat yang menarik kembali kenangannya—kenangan yang selalu terlintas di sudut pikiran yang samar. Dan di saat itulah, satu kejadian tak terduga menghampirinya.

Suatu sore, saat pelatihan usai, Aryan berdiri sendiri di taman, merenungi keahliannya. Ia tak merasa bahwa ini adalah tempat yang seharusnya ia tempati. Dalam keheningan, ia mendengar suara berbisik yang samar; suara itu membuatnya menoleh ke belakang. Seorang wanita muda berdiri di sana, wajahnya tersemat senyum ramah namun misterius.

“Namaku Clara,” katanya, melangkah lebih dekat. “Aku datang untuk melihat bagaimana kesanmu di sini.”

Aryan tertegun. “Clara? Siapa kau?”

“Aku teman dari Mr. Horison,” jawab Clara, memperlihatkan kedekatan antara mereka. “Aku sudah mengenalnya sejak lama. Ada sesuatu yang berbeda dalam dirimu, Aryan.”

“Mungkin itu hanya bagian dari pelatihan,” Aryan berkata, tetapi hatinya berdebar mendengar kata ‘berbeda’.

“Tidak. Kau tahu, ada sesuatu yang menyeretku untuk mendekat. Seperti ada jejak karma yang membuatku ingin tahu lebih banyak tentangmu.” Clara mengamati Aryan dengan intens, seakan mencari-cari sesuatu di dalam dirinya.

Aryan menjawab dengan gelisah, “Aku sudah mencoba melupakan masa lalu. Apa yang kau cari mungkin tidak ada di sini.”

Clara tersenyum. “Kadang-kadang, masa lalu tidak bisa kita lupakan. Itu akan kembali dengan cara yang tak terduga.”

Dan saat Clara berbicara, jantung Aryan seakan berpacu cepat. Dia teringat akan masa-masa sulit yang membawanya ke titik di mana ia sekarang, mengenang orang-orang yang hilang dan petualangan yang belum sempat ia jelajahi.

“Saat kau bertarung, aku bisa merasakan semangat darimu. Seolah kau berjuang melawan sesuatu yang lebih dari sekadar lawan di depanmu,” Clara melanjutkan, membuat Aryan semakin bingung.

“Apakah kamu kenal dengan Mr. Horison?” tanyanya, ingin mencari tahu lebih dalam.

Clara mengangguk. “Ya, ia adalah orang yang selalu berusaha menjaga semua orang di sekitarnya. Dia memiliki banyak rahasia, tapi ada satu hal yang dia ingin kau tahu.”

“Apa itu?” Aryan bertanya, merasa petualangan semakin mendalam.

“Tanya dia tentang ‘hari yang hilang’, waktu ketika banyak hal berubah untuk orang-orang di sekitarnya. Semua itu terjadi sebelum kau muncul di sini,” kata Clara, suara berbisik namun penuh intensi.

“Hari yang hilang? Apa maksudmu?” tanya Aryan, hatinya bergetar mendengar frase itu.

Clara tersenyum samar, tetapi kemudian wajahnya tampak khawatir. “Hati-hati. Kebenaran kadang bisa sangat mengerikan dan menciptakan pilihan yang sulit.”

Tanpa menunggu jawaban Aryan, Clara melenggang pergi, meninggalkan rasa ingin tahu yang mendalam di dalam hati Aryan. Apa yang terjadi di masa lalu? Dan bagaimana itu berhubungan dengan dia? Rasa ingin tahunya kembali menyala, perlahan-lahan menggeser ketidakpastian dalam dirinya.

Beberapa hari kemudian, rencana pelatihan ditunda dan saatnya bagi Mr. Horison untuk memberikan arahan baru. Aryan dan tim elit berkumpul di ruang persidangan yang dikelilingi oleh lukisan bersejarah, dan di depan mereka berdiri Mr. Horison.

“Sebagian dari kalian mungkin pernah mendengar tentang rumor yang beredar, atau buang waktu dengan berbagai pertarungan sengit. Namun sekarang, kita akan melangkah ke tahap baru,” jelasnya, wajahnya serius. “Aku ingin kalian bersiap untuk sebuah misi.”

“Misi? Apakah ini berhubungan dengan keamanan?” tanya Aryan, penuh rasa ingin tahu, matanya tertuju pada Mr. Horison.

“Bukan hanya itu. Misi ini akan melibatkan penyusupan. Kita akan masuk ke wilayah yang sangat berbahaya untuk menyelidiki aktivitas ilegal yang bisa mengancam posisi kita,” jawab Horison lagi.

Saat para anggota tim berbicara di antara mereka tentang rencana misi, Aryan merasakan getaran dingin di punggungnya. Sesuatu di dalam hati menajamkan pengingat bahwa ini adalah kesempatan pertamanya untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya.

“Dan bagi yang ingin terlibat—ini akan jadi ujian sejati dari keahlian kalian,” Horison menambahkan, menatap lurus ke arah Aryan. “Kau, Aryan, aku ingin agar kau mengawasi ini lebih dekat. Kau akan jadi mata dan telinga kita di sana.”

“Aku…? Kenapa aku?” Aryan merasa terkejut, tidak memiliki pengalaman dalam operasi seperti itu sebelumnya.

“Karena aku percaya. Kau memiliki naluri yang kuat dan kemampuan untuk melakukan ini,” jawab Mr. Horison, mengabaikan keraguan Aryan.

Dalam hati Aryan bergejolak. Dia merasakan bahwa ini adalah langkah yang akan membawanya lebih dekat untuk menemukan masa lalunya. Apakah dia mampu melewati semua ini?

“Baiklah. Aku akan melakukannya.” Aryan menjawab, menyerahkan pada takdir, kepada misi yang tak hanya sedang mengujinya, tetapi juga mempertemukannya kembali dengan bayang-bayang masa lalu yang mungkin membentuk dirinya.

Ketika malam tiba, seiring matahari tenggelam ke belakang gunung, Aryan merenungi langkahnya ke dalam kegelapan, tidak tahu bahwa penantian di balik pintu akan membuka kotak Pandora yang menyimpan rahasia lebih dari sekadar potensi yang hilang. Dia memasuki petualangan baru dengan langkah teken dan harapan di hati, menyadari bahwa kebenaran kadang-kadang lebih menakutkan daripada yang bisa ia bayangkan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Misi Dan Pertemuan Yang Tak Terduga

    Malam itu, Aryan tidak bisa tidur. Ia terjaga, matanya terpaku pada langit malam yang cerah dengan bintang bertebaran. Pikiran tentang misi yang akan datang membanjiri kepalanya. Dengan setiap detakan jam, ia merasakan tekanan yang semakin kuat—tidak hanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan, tetapi juga untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Mengapa Mr. Horison mempercayainya? Dan siapakah Clara sebenarnya? Setelah beberapa jam yang terasa seperti seabad, Aryan memutuskan untuk menarik napas dan menyiapkan dirinya. Dengan rasa percaya diri yang baru, ia bangkit, mengumpulkan peralatan yang diperlukan untuk misi ini, lalu menuju ke ruang pertemuan. Di dalam ruangan itu, tim elit lainnya sudah berkumpul. Mereka tampak serius, masing-masing dengan ekspresi menampilkan ketegangan yang sama. Mr. Horison duduk di ujung meja, melihat mereka dengan tatapan tegas. “Terima kasih telah hadir tepat waktu. Misi kali ini sangat berisiko, tetapi kita tidak punya pilihan lain. Kita ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Jejak Rahasia

    Keberadaan Clara di hadapan Aryan bukan hanya mengejutkan, tetapi juga memberikan harapan dalam situasi genting. Sementara suara kekacauan mengisi udara dan cahaya lampu berkelap-kelip dari gang-gang sempit Elysium, Clara menarik Aryan menjauh dari kerumunan yang panik. Mereka berlari melalui koridor yang sepi, langkah-langkah mereka bergema di sepanjang dinding tebal. “Kemana kita pergi?” tanya Aryan, merasakan ketegangan yang menyelimuti mereka. “Apa sebenarnya yang kau ketahui tentang tempat ini?” Clara menatapnya dengan mata yang tajam dan penuh rasa. “Ada tempat rahasia di Elysium, tempat di mana mereka menyimpan informasi berharga tentang ‘Dark Immortal’. Di sanalah mereka mengumpulkan kekuatan dan hubungan mereka.” “Dengan semua kekacauan ini, bagaimana kita bisa sampai di sana?” Aryan bertanya lagi, merasakan dorongan untuk menyelamatkan tim dan mencari tahu lebih tentang misteri yang mengelilinginya. “Percayalah padaku. Hanya ada satu cara. Kita harus bertemu dengan seora

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Mengungkap Kebenaran

    Suasana malam semakin kelam saat Clara dan Aryan melangkah cepat menuju arah utara, menelusuri jalan setapak di antara tumpukan sampah dan deretan bangunan kosong. Mereka merasa terjebak di antara bayangan dari kegelapan dan ketidakpastian, saat suara sirine ekor pengawal masih terdengar samar-samar di kejauhan. Clara menarik napas dalam-dalam, berusaha mempertahankan ketenangan saat mereka akhirnya tiba di sebuah pintu belakang yang menyimpan banyak rahasia. “Ini dia,” Clara berbisik, menatap Aryan dengan penuh harap. “Alden menunggu di sini. Dia tahu banyak tentang apa yang terjadi di dalam Elysium.” Dengan tangan yang sedikit bergetar, Clara membuka pintu, dan mereka melangkah ke dalam ruangan yang sempit dan remang-remang. Dindingnya terbungkus dengan poster-poster usang dan layar komputer yang menunjuk ke petakan informasi yang bersinar samar. Di sudut ruangan, duduklah seorang pria paruh baya dengan rambut berantakan, matanya fokus pada layar. Namun, saat pintu terbuka, ia m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Pertempuran Yang Tak Terduga

    Dalam heningnya ruang penyimpanan yang dipenuhi dengan rasa tegang, Clara, Aryan, dan Alden menyusun rencana untuk menelusuri lebih dalam ke jantung kegelapan yang mengelilingi Elysium. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Suara langkah berat dan teriakan menggema dari luar ruangan, menandakan bahwa waktu mereka hampir habis. “Kalian tidak bisa di sini lebih lama,” Alden berkata dengan tegas. “Jika mereka menemukan kalian, mereka akan melakukan hal-hal yang lebih buruk. Kalian harus pergi sekarang!” “Tidak, kami tidak bisa meninggalkanmu!” Clara bersikeras. Namun, Alden menggelengkan kepalanya. “Ini bukan tentang aku. Ini tentang keselamatan kalian!” Alden bersikeras. “Kau harus menghadapi mereka, dan harus melakukannya dengan senjata paling yang kau punya—Aryan.” “Aku tidak siap!” Aryan menyela, merasa tiba-tiba semakin tidak berdaya. Kenangan samar tentang sang ayah kembali muncul, bertabrakan dengan beban yang dihadapi. “Pertarungan ini sudah dimulai. Mereka tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Jejak Rahasia Yang Tersembunyi

    Alden, Clara, dan Aryan melangkah cepat menembus lorong-lorong gelap Elysium. Dengan jantung berdebar kencang dan rasa lega yang mengisi dada mereka setelah berhasil mengalahkan anggota “Dark Immortal” mereka tahu bahwa mereka masih harus terus bergerak. Setiap detak langkah terdengar seperti deru ancaman yang masih bersembunyi, siap menyerang kembali kapan saja. “Mari kita pergi ke tempat aman,” Alden berbisik sambil melirik ke belakang. “Kita perlu menjauh dari sini sebelum mereka semua berdatangan.” “Di mana kita bisa bersembunyi?” Clara bertanya, masih merasakan percikan adrenaline dari pertarungan sebelumnya. “Masih ada satu tempat yang aman,” Alden menjelaskan, sambil memimpin jalan. “Di sana kita bisa merencanakan langkah selanjutnya.” Setelah melalui belokan dan koridor sempit, mereka akhirnya sampai di sebuah pintu tembok yang tampak kokoh. Alden mengetuk dengan pola tertentu dan terdengar derak mekanis saat pintu perlahan terbuka, memperlihatkan ruangan terlindung,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Kekuatan Yang Terbangun

    Kendaraan melaju kencang, mengangkut Aryan, Clara, dan Alden jauh dari Elysium yang kelam. Udara malam terasa segar, seolah menghapus jejak kegelapan yang baru mereka tinggalkan. Namun, dalam benak Aryan, suasana tenang itu kontras dengan kegelisahan yang menggelora. Ia merasakan gemuruh kekuatan di dalam dirinya, kekuatan yang tampaknya baru terbangun dari tidur panjang. “Mari kita berhenti sejenak di lokasi yang aman,” Alden mengusulkan, memutar kemudi menuju jalur yang mengarah ke hutan lebat. “Kita perlu segera meneliti informasi yang kita bawa.” Setelah memasuki hutan, mereka parkir di area terpencil, terhalang oleh pepohonan tinggi yang memberikan perlindungan dari pandangan luar. Mereka bertiga keluar dari kendaraan, Alden segera mengambil dokumen dan menyimpan ponselnya di saku. “Kita perlu memetakan langkah selanjutnya dan mencari tahu informasi lebih lanjut mengenai jaringan mereka.” Dalam sekejap, Clara menyebar dokumen di atas dudukan kayu. “Berdasarkan apa yang kita am

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Terungkapnya Kejahatan Organisasi "Dark Immortal"

    Di dalam kendaraan yang melaju cepat menjauhi pabrik, Aryan merenungkan semua informasi yang mereka peroleh. Matahari hampir terbit, menyoroti jalan di depan mereka dengan cahaya kuning keemasan, tetapi bayangan gelap yang mereka bawa bersama masih menghantui pikirannya. Sesampainya di tempat aman di tengah hutan, mereka segera membuka berkas yang berhasil mereka bawa. “Lihat ini!” Clara menyuarakan sambil menggelar berkas yang dipenuhi informasi mengejutkan. “Berdasarkan dokumen ini, jaringan ‘Kegelapan Abadi’ telah membantai lebih dari 1000 orang selama enam bulan terakhir. Ini adalah skala yang sangat besar!” “Apa?!” Alden terkejut, wajahnya memucat saat membaca data di bawah lampu senter. “Ini menjadi lebih buruk dari yang kita sangka!” “Bukan hanya itu,” Clara menambahkan, suaranya bergetar dengan kemarahan. “Ternyata mereka juga terlibat dalam perdagangan manusia—menjual perempuan ke luar negeri untuk dijadikan pekerja paksa dan budak seksual!” Aryan merasakan kemarahan meny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Kejar-Mengejar Dalam Kegelapan Hutan

    Aryan mengernyitkan dahi. “Apa itu?!” tanyanya, mengerem kendaraan secara mendadak, matanya mencermati bayang-bayang yang berlarian. “Sepertinya... kendaraan trail?” sahut Alden, melotot ke arah cahaya yang semakin mendekat. “Mereka pasti sudah mengetahui kehadiran kita!” Sebelum Aryan bisa menjawab, suara detakan mesin memekakkan telinga. Motor trail berwarna hitam menyapu keluar dari sisi hutan, siluet pengendara yang mengenakan helm dan pelindung mesin mengarah langsung ke arah mereka. Dalam sekejap, Aryan merasakan adrenaline-nya memuncak. “Ayo pergi!” serunya, menarik gas kendaraan dan membuat mobil meluncur. Kejar-mengejar dimulai ketika para pasukan musuh dengan motor trail itu mengejar mereka dengan kecepatan tinggi. suara mesin melengking bergema saat motor melesat di belakang mereka, mencoba mengejar mobil yang melintas cepat. “Sial!” Clara berteriak, terpaksa berpegangan pada kursi. “Mereka tidak akan membiarkan kita pergi begitu saja!” “Berhati-hatilah!” teria

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Yoshua Tertinggal

    Dengan napas yang masih terengah-engah dan jantung berdebar, Aryan mengarahkan pandangnya ke Clara. “Kita tidak bisa terus melarikan diri selamanya,” ujarnya, otaknya bekerja cepat. “Kita harus menemukan Yoshua, dan kita harus melakukannya sekarang. Jika Zareth berhasil menemukan kita lagi, maka kita tidak akan memiliki kesempatan untuk melawan.”Clara mengangguk, mengerti akan kepanikan yang mendasari keputusan Aryan. Mereka berdua baru saja keluar dari kegelapan, dan kembali terjerumus dalam rasa takut yang membayangi akan takdir orang yang mereka cintai. “Tapi, Aryan, kita tidak tahu di mana dia berada. Kita mungkin hanya akan lebih dekat ke Jari Zareth.”“Justru itu, Clara,” jawab Aryan tegas. “Semakin cepat kita bergerak, semakin cepat kita bisa menemukan dia. Dan jika kita menemukan Yoshua, dia akan membawa banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa membantu kita menghentikan Zareth.”Clara merasa ada kebenaran dalam kata-kata Aryan, tetapi rasa takut akan keselamatan mereka te

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Cahaya di Ujung kegelapan

    Cahaya yang berkedip di kejauhan semakin jelas seiring langkah Clara dan Yoshua yang semakin mendekat, menciptakan harapan dalam kegelapan yang mencekam. Setiap langkah bergetar penuh ketegangan, diiringi dengan detakan jantung yang terengah-engah. Clara merasakan keberanian mengalir di dalam dirinya, meskipun ketakutan akan nasib Aryan terus menghantuinya. “Cahaya itu tampaknya berasal dari tengah laut,” kata Yoshua sambil melangkah perlahan, mengamati ombak yang bergejolak. “Apakah kau yakin kita harus pergi ke sana, Clara?” “Aku harus tahu. Jika Aryan ada di sana…” Clara menggigit bibirnya, menahan emosi yang menghantui. “Kita tidak bisa membiarkannya sendirian.” Mereka berdua akhirnya tiba di tepi air. Cahaya itu tampak bergerak, menari di atas permukaan laut yang gelap. Clara merasakan denyut kesadaran di dalamnya, seolah cahaya itu menyampaikan pesan, sesuatu yang mendesak untuk ditangkap. Mereka menatap ke laut, berharap untuk melihat lebih dekat. Hampir tidak ada suara

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Terjatuh Ke Laut

    Dunia berputar liar, seolah alam semesta sedang bergejolak dalam pusaran emosi Aryan yang tak terkendali. Di saat ia berusaha mencengkram. Seorang anak buah Zareth' tiba-tiba melepaskan tembakan, membuat cengkeramannya pada helikopter terlepas. Zareth' tersenyum puas menyaksikan. Aryan merasakan sensasi jatuh bebas yang memilukan, sensasi yang mengancam untuk merenggut nafasnya. Tawa Zareth yang terbahak-bahak. Kini hanya menjadi gema samar, hilang tertelan deru angin dan hempasan ombak. Tubuh Aryan menghantam permukaan air, dingin dan gelap, sebuah benturan keras yang merenggut kesadarannya. Air laut yang dingin menerjang, memaksa paru-parunya untuk berkontraksi. Dunia di sekelilingnya berubah menjadi kegelapan pekat, terisi oleh suara gemuruh air dan detak jantungnya yang menggila. Ia berjuang, berupaya untuk membuka mata, tetapi kegelapan terus memburunya, seperti bayang-bayang yang enggan melepaskannya. Otot-ototnya menegang, tubuhnya meronta dalam usaha sia-sia untuk naik ke

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Pertemuan di Tengah Lautan Gelap

    Udara malam yang begitu pekat, sarat dengan aroma garam dan misteri. Di bawah langit yang bertabur bintang, di antara gemuruh ombak yang tak pernah lelah, Aryan dan Clara tiba di pantai terpencil yang telah menjadi lokasi pertemuan mereka. Malam tanpa bulan, hanya sedikit cahaya dari bintang yang menembus kegelapan, menciptakan suasana yang mencekam. "Ini pasti jebakan," gumam Clara, suaranya hampir tak terdengar di tengah deru ombak. Ia memandang sekeliling dengan waspada, matanya menelusuri kegelapan, mencari tanda-tanda kehadiran musuh. Aryan mengangguk, meskipun hatinya juga diliputi keraguan. Namun, ia harus mengambil risiko ini. Yoshua, ayahnya, berada dalam bahaya. Ia tidak punya pilihan lain. "Mungkin memang jebakan," jawab Aryan. "Tapi kita harus tetap waspada." Mereka berdiri di tepi pantai, menunggu dengan sabar. Jantung mereka berdebar-debar, dipenuhi campuran harapan dan ketakutan. Waktu terasa berjalan sangat lambat, setiap detik terasa seperti menit. Tiba-tiba, di

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Upaya Pencarian Zareth'

    "Tidak mungkin! Mereka melarikan diri!" teriak Aryan, matanya menyapu sekeliling dengan marah. Udara dipenuhi dengan asap dan debu, sisa-sisa kehancuran yang ditinggalkan oleh kemarahannya. Clara, yang masih dalam pelukan Aryan, melepaskan dirinya. Ia menatap Aryan dengan tatapan khawatir. "Tenang, Aryan. Mereka akan mendapatkan balasan." Aryan mengangguk, mencoba menenangkan diri. Namun, rasa amarah dan frustrasi masih membara di dalam dirinya. Ia tidak akan membiarkan Zareth dan Liana lolos begitu saja. Desir angin menerpa wajah Aryan dan Clara, membelai rambut mereka saat mereka berdiri di dermaga yang hancur. Matahari senja mewarnai langit dengan warna jingga dan ungu, menciptakan pemandangan yang indah namun menyimpan rasa getir. Zareth dan Liana, bersama sisa-sisa pasukannya, telah lenyap. Jejak mereka hilang seperti buih di lautan. "Sialan," gumam Aryan, suaranya sarat kekecewaan. Ia mengepalkan tangannya, merasakan kemarahan yang baru saja ia kendalikan mulai merayap k

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Api Pembalasan (Kekuatan Mutant Dalam Diri Aryan)

    Ancaman Liana bagaikan bara api yang membakar amarah Aryan. Mendengar kata-kata pengkhianatan itu, hatinya hancur berkeping-keping. Seluruh tubuhnya bergetar, bukan hanya karena luka fisik, tetapi karena luka batin yang lebih dalam. Pengkhianatan Liana adalah pukulan yang tak terduga, menikam lebih dalam daripada pedang. "Kau… kau akan menyesal!" teriak Aryan, suaranya dipenuhi kemarahan yang meledak. Matanya berkilat, dan di saat itu, sesuatu dalam dirinya berubah. Sesuatu yang telah lama terpendam, kekuatan yang selama ini hanya ia gunakan untuk membela diri, kini bangkit dengan dahsyat. Ia bukan lagi hanya seorang pemuda dengan perisai energi. Ia adalah seorang prajurit, seorang pejuang yang telah memenangkan ribuan pertempuran, seorang mesin pembunuh yang dilatih untuk menghancurkan. Kemarahan Aryan mengamuk seperti badai. Ia melupakan luka-lukanya, melupakan rasa sakitnya. Ia melupakan segalanya kecuali satu tujuan, membalas dendam atas kebiadaban terhadap manusia yang tak

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Datangnya Pengkhianat "Liana"

    Saat tangan Aryan terangkat, bersiap untuk menghukum Zareth, suara yang begitu dikenalnya memecah keheningan yang mencekam."Hentikan!"Semua mata tertuju pada sosok yang berdiri di ambang lorong. Liana. Wanita yang pernah menjadi sekutu mereka, yang pernah berbagi senyum dan harapan, kini berdiri di sana, dengan mata yang dingin dan benci. Ia mengenakan seragam hitam para pengawal Zareth, sebuah pengkhianatan yang menikam Aryan lebih tajam daripada pedang.Wajah Aryan membeku. "Liana?"Liana melangkah maju, dengan gerakan yang anggun namun penuh ancaman. "Kau tidak bisa mengalahkannya, Aryan. Kau tidak mengerti kekuatan yang ia miliki.""Kekuatan yang telah menghancurkan begitu banyak kebahagiaan?" balas Aryan, matanya tak lepas dari Liana. Liana menggelengkan kepalanya. "Kau terlalu naif. Zareth menawarkan kedamaian. Ia menawarkan stabilitas. Kau hanya melihat kekacauan.""Kedamaian?" Aryan tertawa getir. "Ia menawarkan kekuasaan atas mayat-mayat korbannya!"Liana menghela napas, t

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Bahaya Kekuatan Perisai Aryan

    Saat suara Zareth menggema di lorong, getaran amarah dan tekad mengeras di jiwa Aryan. Ia memandang ayahnya, Yoshua, yang tampak lemah namun matanya memancarkan keberanian. "Ayah, jaga dirimu," kata Aryan, suaranya tenang namun tegas. Yoshua mengangguk, lalu mundur selangkah, mencari perlindungan di balik bayangan. Zareth tersenyum sinis, matanya menyiratkan arogansi. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku, anak bodoh?" "Aku akan menghentikanmu," balas Aryan, merentangkan tangannya. Perisai energi berwarna perak mulai terbentuk di sekelilingnya, memancarkan cahaya yang menyilaukan. Zareth tertawa. "Mari kita lihat seberapa kuat perisaimu itu." Pertarungan dimulai dengan cepat dan brutal. Para pengawal Zareth menyerbu dengan senjata mereka, namun Aryan dengan lincah bergerak, memanfaatkan perisai energinya untuk menangkis serangan. Ledakan energi menghantam para pengawal, melontarkan mereka ke belakang. Di tengah kekacauan itu, Zareth melangkah maju. Ia bergerak secepat kilat, berusa

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Terungkapnya Sebuah Tabir

    Udara dingin dan lembap di lorong rahasia menusuk hingga ke tulang. Langkah Aryan dan Clara terhenti saat mereka melihat ruangan di ujung lorong, sebuah sel rahasia. Di dalam, seorang pria meringkuk, terikat rantai besi. Cahaya redup dari obor yang dipasang di dinding hanya mampu menerangi sebagian ruangan, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari."Siapa... siapa dia?" gumam Clara, suaranya berbisik.Aryan terdiam, jantungnya berdebar tak karuan. Ada sesuatu yang familiar dari sosok pria itu, sebuah bayangan ingatan yang samar namun kuat. Perlahan, ia mendekat, matanya berusaha menembus kegelapan.Saat ia semakin dekat, keraguan itu sirna. Wajah yang dulu ia kenal, kini dipenuhi luka dan bekas siksaan, namun tetap tak dapat disangkal."Ayah...?" gumam Aryan, suaranya bergetar.Pria itu mengangkat kepalanya, matanya yang sayu menatap ke arahnya. Sebersit harapan muncul di matanya, lalu berubah menjadi rasa bersalah yang mendalam."Aryan...?" Yoshua, ayah Aryan, menjawab dengan s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status