Semua Bab TA'ARUF YANG DI TAKUTKAN: Bab 1 - Bab 6

6 Bab

1.Pulihan yang tak terduga

Langit senja mulai merona keemasan, menciptakan lukisan alam yang menenangkan. Hilya Salsabila berdiri di teras rumahnya, memandang jauh ke arah sawah yang membentang di depan mata. Angin sepoi-sepoi mengibaskan ujung jilbabnya, membawa aroma padi yang mulai menguning. Namun, damainya sore itu tidak sejalan dengan hatinya yang resah.“Hilya, sini sebentar, Nak,” suara lembut Umi terdengar dari dalam rumah.Hilya menghela napas panjang sebelum melangkah masuk. Di ruang tengah, Abi dan Umi sudah duduk di sofa, wajah mereka serius namun tetap hangat.“Ada apa, Umi?” tanyanya hati-hati.Abi yang menjawab, “Nak, ada sesuatu yang ingin Abi dan Umi bicarakan denganmu. Ini soal masa depanmu.”Kata-kata itu membuat jantung Hilya berdebar. Ia mendekat dan duduk di hadapan kedua orang tuanya, berusaha menyembunyikan kegugupannya.“Abi dan Umi sudah menemukan seorang pemuda yang baik untukmu. Kami ingin kamu menjalani Ta’aruf dengannya,” ujar Abi dengan suara tenang namun penuh ketegasan.Seakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

2. Langkah mengguncang

Pagi itu, udara terasa lebih segar dari biasanya. Hilya terbangun dengan pikiran yang masih kabur, antara kebingungan dan kegelisahan. Setelah menyelesaikan rutinitas pagi, ia mengenakan pakaian kampus—kemeja lengan panjang dan jeans biru—siap untuk menjalani hari yang penuh teka-teki. Sebelum berangkat, ia mampir sebentar ke ruang makan untuk sarapan bersama Umi. “Gimana, Nak? Pagi ini semoga hati kamu lebih tenang,” kata Umi sambil menyodorkan segelas teh hangat ke meja. Hilya mengangguk pelan, meskipun hatinya tetap gelisah. Setelah sarapan, ia langsung berangkat ke kampus. Di kampus, suasana terasa ramai seperti biasa. Hilya menyapa beberapa teman di lorong, lalu melangkah menuju ruang kuliah. Setelah duduk di bangkunya, ia melihat Anisa, Hana, dan Sherli sedang berbincang di pojok ruang kuliah. Hilya tersenyum dan bergabung dengan mereka. “Eh, Hilya! Kok lo kelihatan serius banget pagi ini? Ada apa?” tanya Anisa sambil melirik Hilya. Hilya menghela napas dan mulai membuka pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

3. Ragu karena buku

Setelah kuliah pagi selesai, Hilya memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kampus. Ia tidak mencari materi kuliah—tidak seperti biasanya—tetapi justru ia mencari sesuatu yang lebih penting: jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengguncang hatinya. Tentang ta’aruf. Tentang keputusan yang sudah dibuat orang tuanya, tentang perasaan yang ia rasakan tetapi tidak bisa ia jelaskan.Hilya berjalan perlahan menyusuri lorong-lorong perpustakaan yang sunyi, mencari buku yang bisa memberinya pandangan baru. Entah mengapa, ia merasa tertekan dengan keputusan untuk menjalani ta’aruf yang telah ditentukan oleh orang tuanya. Ia merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang tidak bisa ia cerna sepenuhnya. Langkahnya terhenti di rak buku yang memuat berbagai judul tentang pernikahan, hubungan, dan ta’aruf. Matanya melirik beberapa buku yang berjudul "Ta’aruf: Jalan Menuju Pernikahan Sejati" dan "Cinta dalam Ta’aruf: Membangun Hubungan dengan Niat yang Tepat". Tetapi, ada satu buku di sudut rak yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

4. Pesan ambigu

Hilya memandang layar ponselnya dengan ragu. Pesan singkat itu terasa begitu misterius, membuatnya semakin terperangkap dalam kebingungannya. Siapa yang mengirimkan pesan itu? Mengapa hanya ada satu kalimat tanpa penjelasan lebih lanjut? Hilya merasa seperti ada sebuah teka-teki yang harus ia selesaikan, namun ia tidak tahu apakah ia siap untuk menemukan jawabannya.Setengah hati, Hilya memutuskan untuk pergi tidur, berharap pagi membawa jawaban atas semua keraguan yang ia rasakan. Namun, malam itu seakan semakin terasa panjang, penuh dengan bayang-bayang yang mengganggu pikirannya.Pagi datang dengan cepat, dan Hilya merasa tidak siap untuk menghadapi kenyataan. Ia sudah terlalu lama terjebak dalam keraguan dan ketakutan. Tetapi, ia tahu bahwa hidup tidak bisa terus menerus berjalan dengan kebimbangan. Ia harus mengambil keputusan, meskipun itu sulit.Pagi itu, Hilya memutuskan untuk tetap pergi ke kampus seperti biasa. Ia mencoba untuk tampak normal, meski hatinya masih dipenuhi kec
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

5. Ilham

Hilya duduk termenung di depan ponselnya. Perasaan kacau dan bingung terus menggerogoti pikirannya, terutama setelah pesan yang terakhir itu. Pesan yang menyebutkan nama si pengirim, nama itu Ilham.Nama itu tiba-tiba muncul dalam pesan. Ia mengenal Ilham sebagai teman kuliah yang cukup dekat, seseorang yang selalu mendukungnya dalam setiap kesempatan. Tapi Hilya juga tahu bahwa hubungan mereka tidak pernah lebih dari sekadar teman. Ilham selalu bersikap sopan, tidak pernah menunjukkan perasaan lebih dari itu. Atau setidaknya, begitu yang ia kira. Namun, setelah membaca pesan tersebut, Hilya merasa ada sesuatu yang tak biasa. Seperti ada perasaan yang mendalam yang terpendam dalam diri Ilham, yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Mungkinkah Ilham selama ini menyimpan perasaan yang lebih dari sekadar persahabatan? Dengan hati yang berdebar, Hilya memutuskan untuk menanggapi pesan itu. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya ada di balik kata-kata Ilham. Apakah pesan itu berhubungan den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

6. Mencari Jejak Arfan

Hilya duduk di depan laptop di kamar tidurnya, lampu meja yang redup menerangi ruang kecil itu. Hatinya masih penuh keraguan setelah percakapan dengan Ilham tadi. Kata-kata Ilham terus terngiang di telinganya, membuatnya semakin terjepit dalam kebingungan. Apa benar perjodohan yang sudah dijalani keluarganya adalah jalan yang benar untuknya? Atau apakah itu justru sebuah kesalahan yang akan ia sesali?Malam itu, Hilya memutuskan untuk mencari lebih dalam mengenai Arfan, calon suaminya yang dijodohkan. Ia memulai pencariannya dengan membuka aplikasi media sosial. Hilya mengetik nama “Arfan” di kolom pencarian Instagram, berharap menemukan akun yang bisa memberinya sedikit gambaran tentang siapa Arfan sebenarnya. Namun, setelah beberapa detik, ia terkejut. Banyak sekali akun yang menggunakan nama Arfan. Semua dengan foto profil yang berbeda-beda, dan tak satupun yang bisa memberinya jawaban pasti. Hilya membuka satu per satu akun tersebut, mencoba menemukan jejak yang bisa membantunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status