Semua Bab Terpesona Papa Mertua: Bab 41 - Bab 50

71 Bab

Reno Mendatangi Kantor

Reno penuh percaya diri memasuki perusahaan Hisyam. Banyak pasang mata yang menatapnya curiga. Karena dia berani memaksa masuk ke dalam ruang kantor Presdir."Maaf Pak, Anda tidak di perbolehkan masuk sembarangan. Ini ruang Pak Presdir," cegah salah seorang karyawan. "Berani sekali kamu mencegahku. Kantor ini dan semua perusahaan Hisyam sekarang jadi milikku!" ucap Reno tegas.Semua yang ada di sana menatap Reno tak percaya."Bapak jangan asal bicara. Mana buktinya kalau perusahaan ini di jual oleh Pak Hisyam?" tanya mereka.Tentu saja Reno sudah menyiapkan buktinya. Berupa surat perjanjian yang di tanda tangani bersama Hisyam. Ia sudah menduga para karyawan Hisyam pasti banyak yang protes tak percaya."Ini sudah bisa jadi bukti kan!" kata Reno.Semua langsung terpaku diam tak ada yang berani bicara. Reno tersenyum smirk, ia melanjutkan langkahnya hingga sampai ke depan pintu langkahnya terhenti karena mendengar suara dari belakang yang cukup mengganggunya."Berhenti!" Suara itu terd
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Bayi Besar

Reno tidak terima, dia merasa di permainkan oleh Hisyam. Meski dia tidak miskin-miskin amat karena wanita yang di nikahinya seorang janda kaya raya. Tetapi semua harta bersumber dari istrinya. Ia meninggalkan Winda yang pada saat itu sudah merintis bersamanya. Tak tahan mengalami kesulitan hidup akhirnya dia memilih meninggalkan Winda di saat wanita itu justru sangat membutuhkannya. Menjadi suami janda kaya raya, membuat Reno bisa berbuat apapun di belakang istrinya. Ia menggunakan harta kekayaan istrinya untuk memanjakan para selingkuhannya. Meski sudah memiliki kekayaan yang cukup banyak dari istrinya. Tetapi Reno tidak merasa puas. Ia ingin menjadi orang yang paling kaya raya menyaingi Hisyam.Tak menemukan Hisyam di perusahaannya ia berniat untuk menemuinya di rumah. Reno sudah mengantongi alamat rumahnya. Sampai di depan rumah Hisyam, matanya berdecak kagum menatap betapa besarnya rumah Hisysm. Meski rumahnya juga tak kalah besar, tapi desainnya lebih mewah milik Hisyam.Sengaj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Tuntutan Untuk Abie

Sudah menjadi rutinitas setiap hari menjenguk Reno di rumah sakit bersama Om Hisyam. Bagaimanapun juga sekarang aku adalah mama tiri yang harus bersikap baik pada anak tiriku. Heh, meski Abie memandangiku rautnya menyiratkan kekecewaan. Peduli amat, aku tidak menggubrisnya. "Makanlah, biar kamu cepat sembuh," ucapku.Dia malahan diam tak bergeming lalu menatapku penuh harap. Sebenarnya aku merasa tidak enak duduk di sini. Berhubung suami tercintaku tadi keluar sebentar membelikanku sarapan. Terpaksa aku terkurung berduaan bersama Abie."Kalau aku makan bisa mengembalikanmu di sisiku. Aku mau makan terus setiap hari," balasnya.Ck, itu terus yang dia bahas. Jelas-jelas aku sudah menikah dengan Papa nya. Apakah dia buta dan tuli sehingga tidak mau menerima kebenaran. Salah sendiri kenapa saat itu dia meninggalkanku di pernikahan."Ini makananmu. Kamu bisa ambil di sini. Kalau kamu tidak mau makan, tubuhmu akan menderita. Obat itu tidak akan bisa bereaksi sepenuhnya," ucapku.Tanganya t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Trik Kamu Tidak Mempan

Mereka duduk di ruang tamu, suasana sedikit tegang karena ada Citra di sana. Citra menunduk mengungkapkan apa yang terjadi padanya. Secarik kertas tergeletak di atas meja. Dalam kertas itu menerangkan mengenai kehamilan Citra."Aku sudah mendatangi rumah sakit. Berbicara mengenai hal ini pada Abie. Tapi dia tidak mau mengakuinya," terang Citra menangis terisak-isak.Hisyam mendengarkan secara seksama semua perkataan Citra. Sementara Zahra justru diam tak bergeming seolah tidak peduli dengan keluhan Citra."Trik apalagi yang akan di perbuat perempuan ini," batin Zahra. Ia sama sekali tidak tersentuh cerita-cerita Citra yang mendramatisir keadaan."Pak Hisyam, tolong kebijakannya, aku tidak ingin anak ini lahir tanpa kasih sayang ayahnya," tangis Citra.Hisyam terdiam, Abie selalu saja menimbulkan masalah baginya. Baru saja dia menikmati hidup yang bahagia bersama Zahra. Sekarang sudah timbul masalah baru lagi. Menghamili anak orang, tidak mungkin dirinya yang harus tanggung jawab. Apal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Tidak Akan Kubiarkan

"Kamu masih sakit, tapi selalu saja bikin ulah Abie!" ucap Hisyam. Pria bertubuh kekar itu sudah berdiri tegap di hadapan putra tirinya yang tengah duduk di tepi brangkar. Abie menatap Hisyam dan menghela nafas kasar."Papa percaya perkataan perempuan itu?" "Dulu mungkin Papa lebih percaya sama kamu. Tapi setelah kamu meninggalkan Zahra di pelaminan. Papa jadi sangsi apakah semua omonganmu bisa di percaya!" balas Hisyam. Lelaki itu membalas menatap tajam pada Abie. Abie tidak berani menatapnya di melarikan tatapan matanya ke arah lain."Itu kesalahan kecil Pa, aku tidak mau menikahi Citra. Aku tidak mencintainya," lirih Abie sembari menundukkan kepalanya."Ck, tidak usah banyak alasan Abie. Papa tidak tanya kamu cinta Citra atau tidak yang Papa butuhkan tanggung jawabmu!" Sahut Hisyam dengan tegas.Abie mengusap rambut kepalanya kasar, ia makin stres kalau memikirkan harus menikahi Citra. Karena Citra sekarang bukan tujuannya. Dia bosan perempuan itu. Semua lekuk tubuhnya sudah di ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Kesepakatan

"Menyebalkan Mas, tingkah perempuan itu makin menjadi-jadi saja," omel ZahraMereka bareng satu mobil karena Hisyam menjemput Zahra di kampus.Hisyam tetap tenang mendengar omelan Zahra."Siapa yang kamu Sayang?" tanta Hisyam lembut."Siapa lagi kalau bukan perempuan ular itu.""Memamgnya ada perempuan yang bertubuh ular?" tanya Hisyam bercanda.Bibir Zahra mengerucut."Om, ini aku beneran marah loh.""Aku tahu kamu tidak nyaman dengankeberadaan Citra di lingkungan rumah kita. Sabar, nanti setelah mereka menikah aku akan menyuruh Abie membawa Citra pergi dari rumah itu," kata Hisyam."Berapa minggu, Om?" sahut Zahra."Satu bulan."Zahra langsung menoleh kaget. Apa tidak salah satu bulan terlalu lama baginya. Bisa-bisa perempuan itu keenakan di sana."Jangan satu bulan Om ... itu terlalu lama. Satu hari saja ada dia mondar-mondir di sekitar rumah sudah bikin kepalaku pusing," ungkap Zahra.Hisyam bisa mengerti perasaan Zahra, ia pun berpikir sejenak. Kalau ingin pernikahannya cepat, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Rumah Baru

Abie menyetujui menikahi Citra, keduanya sudah meresmikan hubungan mereka di KUA. Demi menyelamatkan dirinya agar tetap bisa menikmati fasilitas dari Hisyam."Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Aku harap kamu menjadi suami yang baik buat Citra," nasihat Hisyam.Zahra tidak banyak bicara dia hanya diam di samping Hisyam. Rasanya enggan berbasa-basi di depan perempuan yang terang-terangan ingin merebut suaminya."Setelah ini, Mang Ujang akan mengantarkan kalian ke rumah yang baru. Kalian tidak tinggal bersama kami lagi," ucap Hisyam.Keduanya saling menatap satu sama lainnya. Bukan itu yang mereka harapkan. Kalau mereka jauh dari sasaran, bagaimana bisa rencana yang sudah di susun itu berjalan."Tapi Pa, kami ingin tinggal di rumah lama saja," kata Abie."Tidak masalah, kamu menempati rumah lama dan aku bersama Zahra yang akan tinggal di rumah baru," jawab Hisyam.Abie jadi bingung, di putar-putar hasilnya juga sama saja. Kalau dia tidak tinggal bersama mereka. Lalu apa haru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Merindukanmu

Zahra merasa kesepian, hari-harinya dia habiskan ke kampus dan rumah. Ia enggan kemana-kemana. Tanpa Hisyam di sisinya membuat hidupnya hampa. Tak ada yang menggodanya di pagi hari. Kamar tidurnya sepi hanya ada dirinya. Lalu lalang para ART tetap saja membuatnya kesepian.Hisyam sudah menentukan jam tertentu pada Zahra untuk telepon. Karena di jam lainnya, Hisyam rapat dan menemui kliennya. Perusahaan di luar negeri yang dulunya di pimpin Abie memerlukan banyak pembenahan. Sementara Abie di beri perusahaan kecil yang ada di Indonesia. Hisyam sudah memiliki Zahra, yang satu saat melahirkan keturunan kandungnya. Sehingga Abie sekarang bukan prioritas utama. Di tambah kelakuan Abie di belakangnya selama ini membuat Hisyam berkurang simpatinya."Satu hari lagi, Om Hisyam pulang. Ih, tapi kenapa terasa lamaa banget," keluh Zahra. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur menatap ke langit-langit. Perasaan semua yang ada di sekitarnya berubah jadi wajah Hisyam.Sambil memeluk guling, tangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Untung Ada Si Om

Langkah kaki Zahra terhenti manakala keluar dari kampusnya. Senyumnya yang nengembang ketika habis bercanda tawa dengan teman-temanya menjadi hambar. Seorang pria yang begitu familiar sudah berdiri menunggunya di parkiran. Ia tidak mengharapkan kedatangan pria itu. Sungguh, lebih baik tidak melihatnya sama sekali."Tuh, siapa lihat kesini?" tanya Allea salah seorang teman Zahra."Dia anak angkat Om Hisyam," sahutnya."Anak angkat, keren banget. Ih kapan ya hidupku di kelilingi cowok-cowok ganteng dalam hidupku. Pasti seru," ucap Alleia berbinar menatap Abie sekilas.Zahra geleng-geleng kepala, lucu temannya mengira hidupnya seru. Padahal sangat menyebalkan berhadapan dengan manusia satu itu. "Ya sudah kita duluan ya. Sampaikan salamku padanya. Kalau perlu bilang aku mau jadi pacarnya," kekeh Allea. Suaranya samar namun sepertinya Abie mendengarnya. Membuat Abie merasa bangga pada dirinya sendiri.Setelah pada bubar dan sepi Abie mulai berani mendekati Zahra."Aku antar pulang, Ma," t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Sopir Mencurigakan

Usai pertempuran semalam, Zahra sudah memakai mukena bersiap untuk sholat subuh. Tubuhnya kelihatan letih, pasalnya Hisyam menggempurnya entah berapa ronde. Meski letih, wajah keduanya kelihatan bersinar karena kerinduan keduanya tersalurkan.Zahra mencium tangan Hisyam setelah bacaan salam. Hisyam membalasnya dengan mengecup kening Zahra."Om, bentar lagi Zahra wisuda. Om datang kan ke acara wisudaku nanti?" tanya Zahra."Pasti dong Sayang," balas Hisyam. Matanya terpesona menatap wajah ayu istrinya yang tengah memakai mukena serba putih seperti bidadari syurga.Begitu juga Hisyam yang tampak begitu tampan memakai koko putih bersih. Membuatnya makin gagah saja.Zahra pun melepas mukenanya dan mengembalikan di tempatnya. Keduanya hendak bersiap-siap pergi. Satunya ke kampus terus satunya ke kantor. Dan tentunya sebelum berangkat mereka sarapan bareng."Aku anter ya ke kampus," ucap Hisyam lembut. Zahra menjawabnya dengan anggukan. Keduanya berangkat bersama. Sekarang Zahra tidak lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status