Share

Bayi Besar

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2025-04-11 02:22:56

Reno tidak terima, dia merasa di permainkan oleh Hisyam. Meski dia tidak miskin-miskin amat karena wanita yang di nikahinya seorang janda kaya raya. Tetapi semua harta bersumber dari istrinya. Ia meninggalkan Winda yang pada saat itu sudah merintis bersamanya. Tak tahan mengalami kesulitan hidup akhirnya dia memilih meninggalkan Winda di saat wanita itu justru sangat membutuhkannya.

Menjadi suami janda kaya raya, membuat Reno bisa berbuat apapun di belakang istrinya. Ia menggunakan harta kekayaan istrinya untuk memanjakan para selingkuhannya. Meski sudah memiliki kekayaan yang cukup banyak dari istrinya. Tetapi Reno tidak merasa puas. Ia ingin menjadi orang yang paling kaya raya menyaingi Hisyam.

Tak menemukan Hisyam di perusahaannya ia berniat untuk menemuinya di rumah. Reno sudah mengantongi alamat rumahnya.

Sampai di depan rumah Hisyam, matanya berdecak kagum menatap betapa besarnya rumah Hisysm. Meski rumahnya juga tak kalah besar, tapi desainnya lebih mewah milik Hisyam.

Sengaj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Suherni Erni
duh yang lgi di mabuk cinta gak bosan2 nya ya, gangguin zahra
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpesona Papa Mertua   Tuntutan Untuk Abie

    Sudah menjadi rutinitas setiap hari menjenguk Reno di rumah sakit bersama Om Hisyam. Bagaimanapun juga sekarang aku adalah mama tiri yang harus bersikap baik pada anak tiriku. Heh, meski Abie memandangiku rautnya menyiratkan kekecewaan. Peduli amat, aku tidak menggubrisnya. "Makanlah, biar kamu cepat sembuh," ucapku.Dia malahan diam tak bergeming lalu menatapku penuh harap. Sebenarnya aku merasa tidak enak duduk di sini. Berhubung suami tercintaku tadi keluar sebentar membelikanku sarapan. Terpaksa aku terkurung berduaan bersama Abie."Kalau aku makan bisa mengembalikanmu di sisiku. Aku mau makan terus setiap hari," balasnya.Ck, itu terus yang dia bahas. Jelas-jelas aku sudah menikah dengan Papa nya. Apakah dia buta dan tuli sehingga tidak mau menerima kebenaran. Salah sendiri kenapa saat itu dia meninggalkanku di pernikahan."Ini makananmu. Kamu bisa ambil di sini. Kalau kamu tidak mau makan, tubuhmu akan menderita. Obat itu tidak akan bisa bereaksi sepenuhnya," ucapku.Tanganya t

    Last Updated : 2025-04-11
  • Terpesona Papa Mertua   Trik Kamu Tidak Mempan

    Mereka duduk di ruang tamu, suasana sedikit tegang karena ada Citra di sana. Citra menunduk mengungkapkan apa yang terjadi padanya. Secarik kertas tergeletak di atas meja. Dalam kertas itu menerangkan mengenai kehamilan Citra."Aku sudah mendatangi rumah sakit. Berbicara mengenai hal ini pada Abie. Tapi dia tidak mau mengakuinya," terang Citra menangis terisak-isak.Hisyam mendengarkan secara seksama semua perkataan Citra. Sementara Zahra justru diam tak bergeming seolah tidak peduli dengan keluhan Citra."Trik apalagi yang akan di perbuat perempuan ini," batin Zahra. Ia sama sekali tidak tersentuh cerita-cerita Citra yang mendramatisir keadaan."Pak Hisyam, tolong kebijakannya, aku tidak ingin anak ini lahir tanpa kasih sayang ayahnya," tangis Citra.Hisyam terdiam, Abie selalu saja menimbulkan masalah baginya. Baru saja dia menikmati hidup yang bahagia bersama Zahra. Sekarang sudah timbul masalah baru lagi. Menghamili anak orang, tidak mungkin dirinya yang harus tanggung jawab. Apal

    Last Updated : 2025-04-11
  • Terpesona Papa Mertua   Tidak Akan Kubiarkan

    "Kamu masih sakit, tapi selalu saja bikin ulah Abie!" ucap Hisyam. Pria bertubuh kekar itu sudah berdiri tegap di hadapan putra tirinya yang tengah duduk di tepi brangkar. Abie menatap Hisyam dan menghela nafas kasar."Papa percaya perkataan perempuan itu?" "Dulu mungkin Papa lebih percaya sama kamu. Tapi setelah kamu meninggalkan Zahra di pelaminan. Papa jadi sangsi apakah semua omonganmu bisa di percaya!" balas Hisyam. Lelaki itu membalas menatap tajam pada Abie. Abie tidak berani menatapnya di melarikan tatapan matanya ke arah lain."Itu kesalahan kecil Pa, aku tidak mau menikahi Citra. Aku tidak mencintainya," lirih Abie sembari menundukkan kepalanya."Ck, tidak usah banyak alasan Abie. Papa tidak tanya kamu cinta Citra atau tidak yang Papa butuhkan tanggung jawabmu!" Sahut Hisyam dengan tegas.Abie mengusap rambut kepalanya kasar, ia makin stres kalau memikirkan harus menikahi Citra. Karena Citra sekarang bukan tujuannya. Dia bosan perempuan itu. Semua lekuk tubuhnya sudah di ke

    Last Updated : 2025-04-11
  • Terpesona Papa Mertua   Kesepakatan

    "Menyebalkan Mas, tingkah perempuan itu makin menjadi-jadi saja," omel ZahraMereka bareng satu mobil karena Hisyam menjemput Zahra di kampus.Hisyam tetap tenang mendengar omelan Zahra."Siapa yang kamu Sayang?" tanta Hisyam lembut."Siapa lagi kalau bukan perempuan ular itu.""Memamgnya ada perempuan yang bertubuh ular?" tanya Hisyam bercanda.Bibir Zahra mengerucut."Om, ini aku beneran marah loh.""Aku tahu kamu tidak nyaman dengankeberadaan Citra di lingkungan rumah kita. Sabar, nanti setelah mereka menikah aku akan menyuruh Abie membawa Citra pergi dari rumah itu," kata Hisyam."Berapa minggu, Om?" sahut Zahra."Satu bulan."Zahra langsung menoleh kaget. Apa tidak salah satu bulan terlalu lama baginya. Bisa-bisa perempuan itu keenakan di sana."Jangan satu bulan Om ... itu terlalu lama. Satu hari saja ada dia mondar-mondir di sekitar rumah sudah bikin kepalaku pusing," ungkap Zahra.Hisyam bisa mengerti perasaan Zahra, ia pun berpikir sejenak. Kalau ingin pernikahannya cepat, dia

    Last Updated : 2025-04-13
  • Terpesona Papa Mertua   Rumah Baru

    Abie menyetujui menikahi Citra, keduanya sudah meresmikan hubungan mereka di KUA. Demi menyelamatkan dirinya agar tetap bisa menikmati fasilitas dari Hisyam."Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Aku harap kamu menjadi suami yang baik buat Citra," nasihat Hisyam.Zahra tidak banyak bicara dia hanya diam di samping Hisyam. Rasanya enggan berbasa-basi di depan perempuan yang terang-terangan ingin merebut suaminya."Setelah ini, Mang Ujang akan mengantarkan kalian ke rumah yang baru. Kalian tidak tinggal bersama kami lagi," ucap Hisyam.Keduanya saling menatap satu sama lainnya. Bukan itu yang mereka harapkan. Kalau mereka jauh dari sasaran, bagaimana bisa rencana yang sudah di susun itu berjalan."Tapi Pa, kami ingin tinggal di rumah lama saja," kata Abie."Tidak masalah, kamu menempati rumah lama dan aku bersama Zahra yang akan tinggal di rumah baru," jawab Hisyam.Abie jadi bingung, di putar-putar hasilnya juga sama saja. Kalau dia tidak tinggal bersama mereka. Lalu apa haru

    Last Updated : 2025-04-13
  • Terpesona Papa Mertua   Merindukanmu

    Zahra merasa kesepian, hari-harinya dia habiskan ke kampus dan rumah. Ia enggan kemana-kemana. Tanpa Hisyam di sisinya membuat hidupnya hampa. Tak ada yang menggodanya di pagi hari. Kamar tidurnya sepi hanya ada dirinya. Lalu lalang para ART tetap saja membuatnya kesepian.Hisyam sudah menentukan jam tertentu pada Zahra untuk telepon. Karena di jam lainnya, Hisyam rapat dan menemui kliennya. Perusahaan di luar negeri yang dulunya di pimpin Abie memerlukan banyak pembenahan. Sementara Abie di beri perusahaan kecil yang ada di Indonesia. Hisyam sudah memiliki Zahra, yang satu saat melahirkan keturunan kandungnya. Sehingga Abie sekarang bukan prioritas utama. Di tambah kelakuan Abie di belakangnya selama ini membuat Hisyam berkurang simpatinya."Satu hari lagi, Om Hisyam pulang. Ih, tapi kenapa terasa lamaa banget," keluh Zahra. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur menatap ke langit-langit. Perasaan semua yang ada di sekitarnya berubah jadi wajah Hisyam.Sambil memeluk guling, tangannya

    Last Updated : 2025-04-13
  • Terpesona Papa Mertua   Untung Ada Si Om

    Langkah kaki Zahra terhenti manakala keluar dari kampusnya. Senyumnya yang nengembang ketika habis bercanda tawa dengan teman-temanya menjadi hambar. Seorang pria yang begitu familiar sudah berdiri menunggunya di parkiran. Ia tidak mengharapkan kedatangan pria itu. Sungguh, lebih baik tidak melihatnya sama sekali."Tuh, siapa lihat kesini?" tanya Allea salah seorang teman Zahra."Dia anak angkat Om Hisyam," sahutnya."Anak angkat, keren banget. Ih kapan ya hidupku di kelilingi cowok-cowok ganteng dalam hidupku. Pasti seru," ucap Alleia berbinar menatap Abie sekilas.Zahra geleng-geleng kepala, lucu temannya mengira hidupnya seru. Padahal sangat menyebalkan berhadapan dengan manusia satu itu. "Ya sudah kita duluan ya. Sampaikan salamku padanya. Kalau perlu bilang aku mau jadi pacarnya," kekeh Allea. Suaranya samar namun sepertinya Abie mendengarnya. Membuat Abie merasa bangga pada dirinya sendiri.Setelah pada bubar dan sepi Abie mulai berani mendekati Zahra."Aku antar pulang, Ma," t

    Last Updated : 2025-04-13
  • Terpesona Papa Mertua   Sopir Mencurigakan

    Usai pertempuran semalam, Zahra sudah memakai mukena bersiap untuk sholat subuh. Tubuhnya kelihatan letih, pasalnya Hisyam menggempurnya entah berapa ronde. Meski letih, wajah keduanya kelihatan bersinar karena kerinduan keduanya tersalurkan.Zahra mencium tangan Hisyam setelah bacaan salam. Hisyam membalasnya dengan mengecup kening Zahra."Om, bentar lagi Zahra wisuda. Om datang kan ke acara wisudaku nanti?" tanya Zahra."Pasti dong Sayang," balas Hisyam. Matanya terpesona menatap wajah ayu istrinya yang tengah memakai mukena serba putih seperti bidadari syurga.Begitu juga Hisyam yang tampak begitu tampan memakai koko putih bersih. Membuatnya makin gagah saja.Zahra pun melepas mukenanya dan mengembalikan di tempatnya. Keduanya hendak bersiap-siap pergi. Satunya ke kampus terus satunya ke kantor. Dan tentunya sebelum berangkat mereka sarapan bareng."Aku anter ya ke kampus," ucap Hisyam lembut. Zahra menjawabnya dengan anggukan. Keduanya berangkat bersama. Sekarang Zahra tidak lagi

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • Terpesona Papa Mertua   Mungkinkah Aku Cemburu

    Citra pulang dengan perasaan dongkol. Apalagi di rumah Reno hanya ongkang-ongkang saja tidak mau bekerja."Mana makanan pesananku!" Tangan Reno tengadah meminta yang di pesannya.Wajah Citra memucat, gara-gara ketemu Abie di warung tadi. Seharian pikirannya di penuhi mantan suaminya. Ia lupa kalau sehabis pulang kerja harus membawakan sebungkus nasi padang untuk Reno.Reno selalu mengancam dirinya kalau sampai kabur darinya dia akan mengobrak-abrik warung bakso bosnya. Padahal cari pekerjaan sulit. Citra tidak ingin kehilangan pekerjaan. Maka dari untuk sementara ini Citra tidak berani kabur dari rumah. Ia masih butuh uang untuk bertahan hidup. Tabungannya sudah habis di curi Reno. Ia harus kerja keras lagi mengumpulkannya sehingga kalau kabur nanti dia masih punya pegangan uang bertahan hidup."Kok diam! Kamu lupa kalau aku pesan nasi padang!" sentak Reno."Kerjaan di warung banyak. Jadi aku lupa," jawab Citra lirih. Perasaannya masih kacau. Keinget Abie sama perempuan cantik tadi."

  • Terpesona Papa Mertua   Abie Bertemu Citra

    "Kenapa pipi Mas memerah sedari tadi? Mas sakit?" tanya Winda."Aku nggak apa-apa kok. Kamu pilih aja baju yang kamu sukai. Nanti Mas yang bayarin," kata Abie. Gimana pipinya tidak memerah sepanjang perjalanan Winda memeluk erat pinggangnya. Saking nurutnya Winda tidak melepaskan pegangannya hingga sampai ke tujuan. Gara-gara tindakan Winda itu, miliknya jadi makin sesak. Tubuhnya memanas karena menahan diri cukup lama.Winda sebenarnya ragu ingin membeli baju yang biasa di belinya. Takutnya kemahalan dan mencolok akhirnya dia memilih yang biasa saja."Mas, aku cobain yang ini ya," izin Winda."Bener kamu suka itu?" tanya Abie memastikan. Karena di liatnya ukurannya terlalu besar dan modelnya kurang menarik. Gini-gini Abie dulu juga sering mengantar Citra berbelanja. Ia tahu baju yang sesuai fashion sama tidak. Apalagi melihat pilihan baju yang pernah di pakai Winda saat kecelakaan sepertinya beda jauh. Setidaknya meski beda harga ukurannya juga nggak jauh beda kan?Winda jadi ragu. "

  • Terpesona Papa Mertua   Baru Pertama Kali Boncengan

    Hisyam menghela napas."Kamu main perempuan lagi? Makanya kamu terpaksa menikahinya," tebak Hisyam.Tuduhan itu sama sekali tidak membuat Abie marah. Ia paham betul bagaimana sikapnya dulu yang seenaknya. Suka main perempuan dan berfoya-foya. Sudah sepantasnya Hisyam berpasangka buruk terhadapnya."Bu ... bukan seperti itu, Pa. Aku tak sengaja menemukannya pingsan di jalanan depan rumahku. Karena aku tidak memiliki cukup uang akhirnya aku putuskan merawatnya hingga sembuh. Namun ... warga sekitar justru salah paham mengiraku berbuat macam-macam padanya selama tinggal di rumahku," terang Abie."Lalu ... mereka memaksaku menikahinya. Dan ... sekarang aku berusaha menerima pernikahan ini, Pa," lanjut Abie.Nafas Hisyam sempat tertahan mendengar pengakuan Abie. Tiap kalimat yang di ucapkan Abie begitu lancar seperti tidak ada yang di tutupi. Tatapannya juga sendu. Tidak terlihat berapi-api. Mungkinkah Abie memang sudah berubah?Di sisi lain dia terharu sekaligus kasihan. Gaji OB di perusah

  • Terpesona Papa Mertua   Abie Menemui Hisyam

    Abie terdiam sesaat, membuat Winda yang tengah menunggu jawabannya menjadi gelisah. Ia yakin kalau Abie masih ada perasaan dengan mantan istrinya."Kalau aku bilang sudah tidak mencintainya apa kamu percaya?" Abie justru balik bertanya."Bener juga, siapa yang tahu hati seseorang. Mas juga belum mencintaiku sekarang. Akupun begitu. Kita ganti topik saja." Winda berusaha menenangkan dirinya. Kalau dia belum mencintai Abie lalu kenapa harus takut mendengar pengakuan suaminya. Mengenai perasaan Abie pada mantan istrinya?Tangan Abie menggenggam Winda erat. Tatapannya teduh seolah berusaha menenangkan hati Winda yang gundah.Reaksi Winda cukup kaget. Ia hendak menarik tangannya namun Abie menggenggamnya makin erat."Aku sudah tidak mencintainya. Sekarang aku hanya fokus pada keluarga kecil ini. Aku ingin mulai dari awal denganmu. Maukah kamu bersabar agar kita saling mencintai sepenuhnya."Ucapan Abie cukup menguatkan hati Winda. Ia pun mengangguk pelan sembari tersenyum manis."Terima ka

  • Terpesona Papa Mertua   Kembalikan Uangku

    "Kembalikan uangku!" Citra memaksa merogoh saku celana Reno. Reno tidak terima perlakuan Citra, ia langsung mendorong Citra hingga jatuh terduduk di lantai.Citra tidak pantang menyerah dia juga membalas mendorong tubuh Reno hingga terjatuh. Reno yang masih setengah mabuk berusaha bangkit namun tubuhnya sempoyongan. Citra tidak mendapatkan apa-apa dari saku Reno."Kenapa Om habiskan semua uangku!""Aaargh!" Citra berteriak histeris. Dia sudah tidak tahan hidup seperti ini. Susah payah dia mendapatkan uang itu. Seenaknya saja Reno menghabiskannya.Citra langsung ke kamarnya. Ia sudah tidak tahan hidup satu atap dengan parasit seperti Reno. Harapannya untuk menjadi Nyonya besar yang di manja pupus sudah. Reno sudah jatuh miskin. Tak ada yang bisa di harapkan dari Reno.Ia memasukkan semua pakaiannya di koper. Entah mau pergi kemana. Citra juga tidak tahu. Yang terpenting pergi secepatnya dari tempat yang terkutuk ini. Ia tidak mau hidup satu atap dengan pemabuk yang kerjaannya hanya men

  • Terpesona Papa Mertua   Begini Lebih Nyaman

    Abie spontan menggenggam jemari Winda. Tatapannya penuh kecemasan karena mendengar teriakan Winda akibat mati lampu.Namun tiba-tiba cahaya dari hape itu juga ikut padam. Winda ketakutan langsung memeluk Abie yang berada di dekatnya."Aku takut Mas!" Teriaknya.Abi yang sudah lama tidak pernah berpelukan dengan wanita. Kaget Winda menghamburkan diri dalam dekapannya. Susah payah berusaha menguasai perasaannya."Tenanglah, aku ada di sini. Tidak akan ada apa-apa," ucap Abie lembut. Winda merasakan kehangatan yang mulai tumbuh dalam hatinya setelah mendengar perkataan Abie."Mas, jangan ninggalin aku ya. Aku takut gelap," lirih Winda.Ganti Abie yang tidak bisa menguasai gemuruh degup jantungnya yang bertalun-talun sejak tadi. Gimana tidak gugup Winda tanpa sadar merapatkan tubuhnya memeluknya erat. Ia bisa merasakan aroma harum istrinya.Naluri kelaki-lakiannya pun bangkit. Abie berusaha keras menahan diri. Ia tidak ingin Winda makin ketakutan kalau dirinya berbuat macam-macam.Winda j

  • Terpesona Papa Mertua   Gara-Gara Mati Lampu

    "Hari ini aku membelikanmu beberapa baju. Maaf kalau harganya tidak mahal dan modelnya kamu kurang suka." Abie menyerahkan kresek berwarna hitam yang berisikan pakaian pada Winda.Winda mengeluarkan isinya. Dia bentangkan sebentar, heran karena ukurannya pas di badannya."Mas kok bisa tahu ukuranku?" tanya Winda.Abie terdiam sejenak. Pengalamannya dulu sebagai penjelajah wanita membuatnya terlalu mudah mengenali ukuran tubuh maupun baju mereka. Namun Abie tidak mungkin menceritakan masa lalunya sekarang."Aku cuman ngira-ngira saja. Alhamdulillah kalau memang pas. Maaf ya, kalau tadi belinya nggak ngajak kamu. Masak pergi ke toko kamu pake sarungku ..." kekeh Abie.Winda tiba-tiba tergelak tertawa mendengar perkataan Abie. Ia jadi membayangkan pakai hem kedodoran dan bawahan sarung. Pasti orang-orang akan menertawakannya."Mas lucu deh ..."Baru kali ini Abie mendapati Winda tertawa lepas. Aura kecantikannya makin terpancar meski tanpa make up. Ia buru-buru membatasi pandangannya men

  • Terpesona Papa Mertua   Belajar Mencuci Baju

    Abie mengangkat satu ember yang berisi baju-baju yang sudah di cucinya."Berat? Aku bantu angkat?" tawar Winda."Tidak usah. Aku bisa kok," jawab Abie.Winda mengikuti langkah Abie di belakang. Lanjut dia membantu menjemur baju. Menjemur baju saja dia tidak bisa. Masih berupa gulungan dia sampaikan di atas jemuran. Abie geleng-geleng kepala. Entah manusia dari planet mana istrinya ini. Menjemur pakaian saja tidak bisa."Lihat caraku...""Kamu peras dulu bajunya agar kadar airnya berkurang. Setelah itu kamu kibaskan agar mudah di bentangkan di jemuran." Abie penuh kesabaran mengajari istrinya.Meski agak kaku Winda berusaha meniru apa yang di ajarkan Abie. Tak terasa keringatnya sampai mengalir di pelipisnya. Rupanya melelahkan juga mencuci baju dengan cara begini. Winda tidak bisa bayangkan bagaimana lelahnya kerja di laundry.Suasana hening kembali datang keduanya tengah sibuk menjemur pakaian. Winda berusaha menerapkan apa yang di ajarkan Abie. Perlahan dia sudah bisa melakukannya.

  • Terpesona Papa Mertua   Tidak Ada Malam Pertama

    "Selamat tidur," ucap Winda.Abie hanya bisa terpaku membiarkan Winda berdiri dan berbalik menuju kamarnya. Langkah kakinya pelan namun terlihat tak bersemangat.Jika biasanya pengantin baru tidak sabar menghabiskan malam pertama. Kedua pengantin ini tidur sendiri-sendiri seolah itu yang paling nyaman buat mereka.Setibanya di kamar, kata-kata Abie tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. Perkataan Abie menyatakan kesungguhannya sebagai suami. Meski tidak ada cinta di antara keduanya. Perasaan asing yang terpaksa di ikat dalam pernikahan yang serba mendadak. Membuatnya meragukan langkah yang di ambil ini benar atau tidak."Kenapa jadi serius begini sih. Padahal aku butuh suami sewaan. Malahan jadi nikah beneran," gumam Winda. Ia merebahkan tubuhnya di kamar.Rasanya tidak enak membiarkan sang pemilik kamar justru tidur di kursi tamu. Lelahnya berpikir membuat dirinya tertidur pulas.**Suara adzan subuh berkumandang. Terdengar kucuran suara air kran dari arah belakang. Winda merasa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status