Home / Rumah Tangga / Terpesona Papa Mertua / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Terpesona Papa Mertua: Chapter 51 - Chapter 60

80 Chapters

Di Selamatkan Hisyam

"Maaf Pak, sepertinya jalannya bukan ini. Sudah setengah jam berlalu, kita putar balik saja," pinta Zahra cemas. Sayangnya sopir itu hanya diam tidak menjawab perkataan Zahra. Justru jalan yang di lewati semakin masuk ke arah hutan jauh dari keramaian kota. Hati Zahra semakin cemas. Sepertinya ada yang tidak beres. Mobil itu tiba-tiba berhenti di tepi hutan."Sekarang kita sudah sampai, Nyonya boleh keluar dari mobil," ucapnya."Pak, ini hutan. Aku tidak mau keluar dari mobil ini. Aku yakin kamu pasti penipu!" seru Zahra. Kecurigaannya makin bulat, ia sudah tidak tahan lagi mengutarakannya."Tidak mau keluar ya." "Oke kalau begitu terpaksa aku menyeretmu keluar!" ucapnya bernada kasar. Zahra terhenyak kaget, seperti dugaannya ada yang mencurigakan. Sikap kasar sopir itu menegaskan dugaannya.Sialnya, Zahra keluar dari mobil seseorang menangkapnya dan membungkam mulutnya dengan sesuatu sehingga pandangan Zahra kabur. Tubuhnya roboh seketika.Kini saat membuka mata dia sudah dalam kea
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

Kekecewaan

Abie terus saja mendengar perkataan Reno yang menyakitkan mengenai dirinya."Apa kamu tidak malu mengatakan hal ini. Seharusnya kamu merawat Abie. Bukan malahan memanfaatkannya," ucap Hisyam.Reno tersenyum. Dia tidak peduli perkataan Hisyam. Perkataan itu tidak berpengaruh padanya. Yang di butuhkan hanya harta. Reno sadar harta yang di milikinya sekarang adalah milik istrinya. Dia ingin memiliki harta sendiri sehingga tidak tunduk pada istrinya. Untuk mendapatkannya secara instan, yaitu memaksa Hisyam memberikannya. Menggelikan bukan?"Malu? Kamu jangan membuatku tertawa Syam.""Justru harusnya kamu malu karena terlalu lemah pada wanita. Dulu Winda sekarang Zahra. Kamu memang di takdirkan miskin karena wanita, hahaha!" ejek Reno.Hisyam terdiam. Tangannya mengepal erat. Dia tidak bodoh karena keselamatan Zahra jauh lebih penting. Soal harta bisa di cari nanti. Begitulah pikirnya."Ah, sudahlah. Aku tidak ingin terlalu banyak berdebat denganmu. Kita selesaikan hari ini dengan damai. A
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

Berita Membahagiakan

Suara benda jatuh kembali terdengar, Citra berdiri terpaku di depan pintu kamar. Melihat Abie kembali melempar barang-barangnya tanpa ampun. Citra berhasil mendapatkan kunci serep kamarnya sehingga bisa membuka pintu."Apa-apaan ini Abie? Kamu merusak semua barang yang ada di kamar ini!" ucap Citra keras. Citra mendekati Abie. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Abie menatap malas ke arah Citra, meliriknya sebentar lalu tatapannya kembali kosong. "Abie! Jawab Aku, jangan hanya diam saja!" "Pergilah, ini tidak ada sangkut pautnya denganmu. Biarkan aku sendiri," balas Abie.Citra sedikit lega karena Abie mau bicara. Terlebih masalah yang di alami Abie sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Tapi ia juga penasaran kenapa Abie ngamuk."Pokoknya aku nggak mau tahu ya. Kamu harus beresin kamarmu. Ingat di rumah ini tidak ada ART. Makanya kalau ngamuk kamu harus pikir-pikir!" Sahut Citra.Bukannya meredam amarah suaminya justru makin membuat jengkel Abie. "Arrgh!" Abie
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

Ancaman

"Terima kasih Sayang kamu sudah memberikan kado yang terbaik buat Om," ucap Hisyam sembari mengusap hijab di kepala Zahra penuh kelembutan."Kalau begitu aku boleh dong minta apa saja sama Om," sahut Zahra."Minta apapun boleh, asal Om bisa lakukan untukmu. Pokoknya Om akan usahakan sebisa mungkin," jawab Hisyam tegas.Zahra tersenyum. "Aku cuma pingin Om selalu sayang aku dan anak kita. Udah itu aja kok."Hisyam mengira Zahra meminta perhiasan atau harta nyatanya bukan. Ia semakin menyayangi Zahra kalau begini. Lagi-lagi Hisyam memeluk Zahra ala teletubies. Dikit-dikit peluk, makin jatuh cintrong aja dua umat manusia ini."Tapi Om jangan lupa besok temenin aku wisuda," rajuk Zahra manja."Awas ya, kalau Om bergaya sok sibuk. Nanti aku cari orang lain jadi pendamping wisudaku.""Sst, jangan bicara seperti itu," Hisyam langsung melumat bibir Zahra. Menghentikan perkataan Zahra yang ngasal."Beres Sayang, Om pasti temani kamu."Keesokan harinya keduanya sudah berdandan rapi. Zahra menge
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Biar Makin Harmonis

Abie sudah pergi setelah memberi ancaman pada Reno. Namun meninggalkan amarah di hati istri Reno. "Meta, kau jangan pikirkan omongan Abie tadi. Kita akan selamanya bersama. Kamu tahu kan, aku sangat menyayangi Aysel ," Reno menyentuh jemari Meta berusaha meyakinkan istrinya.Meta diam saja. Sibuk menata perasaannya. Sebenarnya dia sudah tidak peduli pernikahannya. Meta tahu jelas bagaimana karakter suaminya yang tidak bisa setia. Rahasia keburukan suaminya itu ibarat seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Tentu tidak baik buat perkembangan psikologis putrinya.Mengingat pertemuannya dengan Abie adalah bukti nyata kelakuan suaminya yang tidak bisa setia dengan satu wanita. Abie adalah fotokopi Reno. Wajahnya benar-benar sangat mirip. Meski tidak usah tes DNA orang pasti akan percaya hanya dengan melihat sekilas wajahnya."Aku memang suka berganti-ganti wanita. Tapi istriku yang aku akui hanya kamu. Kamu harus tahu itu. Jadi jangan berpikir macam-macam untuk bercerai."Reno men
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Karma

Abie duduk di kursi kerjanya sembari menatap papan nama yang bertuliskan nama dan kedudukannya. Dulu dia mungkin bangga, namun hati kecilnya merasa malu karena bukan anak kandung Hisyam. Dia seperti numpang kekayaan. Hatinya berseteru antara kenyataan dan kekecewaan yang bertempur satu sama lain.Kenyataan yang menunjukkan dia anak Reno. Seorang pria yang amat di bencinya. Benci karena Ayah yang seharusnya mengayominya justru memanfaatkan demi mendapatkan keuntungan pribadi.Abie selama ini membayar orang kepercayaannnya dengan bayaran fantastis untuk menjalankan perusahaannya. Kini terancam gigit jari karena orang kepercayaannya itu justru diam-diam mendirikan perusahaan sendiri sebagai pesaingnya. Kini Abie sendirian, karena mencari orang kepercayaan tak semudah membalikkan telapak tangan.Laporan perusahaannya yang mengalami defisit membuat kepalanya makin pusing. Di tambah lagi Citra yang selalu cerewet ketika di rumah. Ujung-ujungnya minta uang terus."Pak ini bagaimana, semua ka
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Tawaran Hisyam

Di dalam ruang kantor mewah, tampak duduk dua orang berbeda generasi saling menatap diam. Abie kemudian menunduk, tatapan tajam Hisyam membuat nyalinya ciut. "Bagaimana, kamu setuju dengan tawaranku?" Perkataan Hisyam bukan seperti tawaran biasa melainkan perintah yang harus di laksanakan. Abie mengangguk lemah. Dia tidak bisa berkutik sekarang. Semua kekuatannya tak berlaku di hadapan Hisyam. Ia bagaikan serpihan debu yang tak berarti. Mau tidak mau dia harus menyetujuinya. "Baik, Pa. Tapi setelah aku melepas perusahaan itu aku tidak punya pekerjaan. Lalu bagaimana aku menafkahi istriku. Dia sedang hamil sekarang," kata Abie. Berharap Hisyam akan mengasihaninya. "Rumah, mobil, perusahaan, aku sudah pernah memberikannya. Karena kamu tidak bisa menjaganya. Kamu harus menerima resikonya," ucap Hisyam tegas. Bagai di sambar petir di siang bolong, kaki Abie serasa lemas jantungnya hampir berhenti berdetak. Tak membayangkan hidupnya jatuh miskin menjadi gembel di jalanan. Hisyam
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Terpaksa Menjual Tas

Citra menawarkan tasnya itu di online dan juga teman-temannya. Ia tidak peduli mereka bertanya kenapa tas itu ia jual semuanya. Citra beralasan kalau dirinya bosan ingin ganti yang baru.Meski banyak yang menawar harga di bawah harga sebenarnya. Tapi karena keburu ingin punya uang Citra merelakannya. Tangannya sudah gatal kalau tidak pegang uang.Bibirnya senyum-senyum sendiri manakala ada laporan e bangking dari hapenya. Sudah dua tas yang terjual, cukuplah untuk mengisi ATM nya tang kosong melompong. Kebetulan yang beli adalah temannya sendiri. Mereka percaya kalau barang yang di jual Citra itu asli merk luar negeri. Makanya mereka tidak sungkan membayar mahal.Citra menyuruh kurir untuk mengantarkan paketan tasnya. Sudah di packing menggunakan buble wrap sehingga aman."Tanpa kamu pun aku bisa cari uang sendiri, Abie," gumam Citra. Ia sudah tidak sabar untuk shoping-shoping. Sudah lama sekali dia tidak memanjakan dirinya."Hemm, enaknya nyalon dulu atau beli baju ya," kata Citra. D
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Selingkuhan Baru

Reno melirik Citra saat mau keluar dari salon bersama istrinya. Dan beberapa menit kemudian Citra mendapatkan pesan dari Reno."Datanglah ke Hotel Vanesa jam 10 malam. Aku menunggumu," kata Reno dalam pesan itu.Hati Citra langsung berbunga. Keinginannya menjadi simpanan Om tajir segera terwujud. Dia tidak perlu memusingkan masalah uang. Tinggal menyodorkan tubuhnya saja tanpa kerja keras.Sampai di rumah, Meta menemui putri kecilnya Aysel yang tengah bermain boneka barbie bersama pengasuhnya."Halo Sayang.... maaf ya Mama tadi lama," peluk Meta. Aysel mendekap erat Meta."Nggak apa ... Ma, Aysel seneng kok kalau lihat Mama berduaan sama Papa," kata Aysel melirik Reno yang berdiri di samping Meta.Reno melingkarkan satu tangannya di pinggang ramping Meta. Meta hendak melepaskan tangan itu tapi dia mengurungkannya. Karena takut Aysel tahu kalau dia sedang marahan dengan Reno."Ayo kita ke kamar sayang. Biarkan Aysel bermain," bujuk Reno."Aysel sayang, Mama sangat lelah seharian dari s
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Zahra Cemburu

Di depan pintu, langkah Hisyam terhenti dia tersenyum melihat Zahra sudah tertidur pulas. Ia mungkin pulang terlambat karena hari ini begitu padat pekerjaan. Candra belum pulang kampung, kerjaan jadi dobel-dobel sehingga Hisyam tidak bisa pulang lebih awal. Bukannya tidak punya karyawan lain yang bisa di suruh. Tetapi beberapa pekerjaan hanya bisa di hendel dirinya dan Candra. Seharian tak bertemu istri kecilnya membuatnya mati rindu. Tapi nggak mati beneran he ...he ..he.Hisyam melepas sepatu kerjanya, lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia tidak ingin menyentuh Zahra dalam keadaan kotor berkeringat. Setelah membersihkan diri memakai baju yang bersih, Hisyam berbaring di samping Zahra mengelus perut Zahra yang masih rata.Merasakan ada yang menyentuh perutnya. Zahra membuka matanya perlahan. Tubuhnya refleks bergeser kaget karena Hisyam berada di dekatnya."Om, sudah pulang?" tanya Zahra.Hisyam tersenyum kemudian mengecup kening Zahra. "Maafin Om ya, baru pulang. Kamu past
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status