Home / Rumah Tangga / Terpesona Papa Mertua / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Terpesona Papa Mertua: Chapter 31 - Chapter 40

45 Chapters

Permintaan Abie

Abie tersenyum, seolah dia mendapatkan kemenangannya. Papanya kembali tidak memarahinya. Ia kenal Hisyam. Seorang ayah yang tidak tegaan dan penuh kasih sayang. Di usianya yang masih bayi ibunya sudah di tinggal oleh papa kandungnya. Di usia lima tahun dia di pertemukan papa baru yang tajir melintir. Siapa yang tidak senang. Hidup berkecukupan bergelimang harta dan mendapat sekolah terbaik tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.Abie tidak pernah tahu wajah ayah kandungnya seperti apa. Karena Winda tidak pernah menunjukkan fotonya. Kemungkinan Winda terlalu sakit hati di tinggal selingkuh suaminya di saat hamil besar. Hisyam tahu jelas siapa pria itu. Tapi Hisyam selalu di wanti-wanti oleh Winda agar tidak mengatakannya pada Abie. Alasan Winda cukup kuat karena ayah kandung Abie tidak pantas membesarkan Abie. Zahra menautkan telapak tangannya di telapak tangan Hisyam. Membuat pria bertubuh tegap itu tersadar dari lamunannya. Hari ini Abie ingin pulang ke rumah, ia ingin rawat jalan. Sua
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Hisyam Galau

Hisyam tidak langsung menjawab permintaan Abie. Ia harus mendiskusikannya dengan Zahra. Suami mana yang sanggup melihat istri yang di cintainya berduaan dengan pria lain. Meski Abie putranya, dia bukan putra kandungnya."Akan aku tanyakan pada Mama kamu," lirih Hisyam."Kamu istirahat dulu."Hisyam keluar dari kamar Abie, dia berhasil menenangkan putranya. Giliran hatinya tidak tenang. Ia harus merelakan Zahra berdekatan dengan Abie."Permintaan yang konyol," batin Hisyam."Di saat seperti ini bisa-bisanya dia memanfaatkan situasi dan perasaanku."Sama halnya ketika Winda datang membawa Abie yang masih kecil. Meminta perlindungan padanya. Menikahinya meski tidak pernah menyentuhnya. Ia menjadi perjaka bodoh yang berstatus suami.Baru saja keluar dari pintu kamarnya. Hisyam di kagetkan keberadaan Zahra yang sudah berdiri di depan pintu. Rupanya sedari tadi Zahra berada di luar kamar Abie. Ia tidak berani masuk, takut amukan Abie."Om, mau bicara sama kamu."Lirih namun bisa di dengar Z
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Rayuan Abie Pada Zahra

Hisyam kembali ke kamarnya, ia tidak ingin menjadi pengganggu di antara mereka. Namun tak lama kemudian Zahra sudah muncul di hadapannya."Om... maaf tadi aku ke kamar Abie menjenguknya. Om nyariin aku nggak?" tanya Zahra pede.Hisyam tanpa banyak bicara langsung memeluk Zahra. Entah mengapa tiba-tiba ada semacam rasa kehilangan menghantuinya. Padahal baru di tinggal beberapa menit saja."Om tidak apa-apa kan?" tanya Zahra lagi."Iya, Om tidak apa-apa," sahut Hisyam pelan."Om, hari ini kuliahku libur. Om libur nggak kerjanya?" tanya Zahra."Maaf, aku berangkat hari ini. Karena ada rapat penting," ucap Hisyam.Mendengar jawaban Hisyam, Zahra sedikit kecewa. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama Hisyam tapi kesibukan Hisyam mengalahkan segalanya."Ya udah aku siapin baju kerja Om."Zahra melepaskan diri dari pelukan Hisyam. Ia sebenarnya berat di rumah sendirian meski banyak ART. Tapi tugasnya adalah membantu merawat Abie. Ia enggan melakukannya. Karena Abie seperti orang sehat tidak
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Melihat Om Hisyam Pelukan

"Sudahlah Zahra, kamu sama aku saja. Aku lebih muda dari papa pastinya lebih strong kalau buat yang satu itu," ucap Abie penuh percaya diri.Telinga Zahra terasa panas mendengar perkataan Abie yang terlalu percaya diri. Sudah jelas kalau di lihat dari segi manapun Hisyam tetep nomor satu. Wajah lebih tampan Hisyam, badan dan tinggi juga lebih oke Hisyam. Kalau soal satu itu Zahra memang belum pernah rasakan.Tapi waktu adegan handuk melorot itu, Zahra tak sengaja melihat pusaka Hisyam juga terbilang oke. Berurat dan keren. Duh, pikiran Zahra jadi kemana-mana gara-gara ucapan Abie."Kurasa fisik kamu tidak sakit, tapi yang sakit itu otak dan hati kamu!" Jari telunjuk Zahra mengarah ke dada Abie.Pria itu hampir saja menangkap jari Zahra namun gadis itu cekatan mundur selangkah sehingga Abie tidak berhasil menangkap jarinya."Eits ... ingat aku sekarang mama kamu. Terserah kamu mau terima atau tidak. Yang jelas, aku istri sah papa kamu. Jangan pernah mimpi untuk menjadi suamiku!""Suami
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Zahra Pergi

Zahra berhasil keluar lift lebih dulu, sementara Hisyam hendak mengejar ada seseorang yang memanggilnya."Hisyam!"Lama kita tidak bertemu," ujar lelaki itu. Langkah Hisyam terpaksa berhenti mengejar Zahra. Karena orang itu juga lebih penting untuk menyelamatkan Abie."Ayo masuk ke ruanganku," ajak Hisyam. Pikirannya masih tidak tenang dengan kemarahan Zahra. Sekarang ada masalah baru di depan matanya.Di dalam ruangan Reno melihat ke sekelilingnya. Dia merasa iri karena ruang kerja Hisyam lebih bagus dan mewah."Untuk apa kamu memanggilku kemari?" tanya Reno."Putramu ...""Ada apa dengan Abie?" Reno menatap tajam ke arah Hisyam."Dia terkena kanker, kamu salah satu orang tuanya yang masih hidup. Operasi sumsum tulang belakang mungkin bisa membantunya," ucap Hisyam."Ibu dan anak sama saja. Tidak ada yang bisa di harapkan," jawab Reno."Ada harga untuk menerima sumsum tulang belakangku," ucapnya kemudian.Hisyam ingin sekali meninju wajah Reno. Pria itu benar-benar tidak berperasaan.
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Hisyam Menyusul Ke Rumah Mertua

Sampai di rumah orang tuanya, Zahra mendapatkan serentetan pertanyaan. Karena dia datang sendiri tanpa Hisyam di sisinya."Zahra, Nak Hisyam mana? Kenapa kamu datang sendirian?" tanya Bu Siti."Om lagi sibuk, Ma," jawab Zahra."Om... kamu panggil suami kamu dengan panggilan Om?" Dahi Siti mengkerut tak percaya. Ia kira setelah beberapa bulan lamanya mereka menikah Zahra sudah berubah."Terus ... panggil apa lagi ... Mas? Ih, enggak ah. Keenakan dia dong, Ma," jawab Zahra.Siti memerhatikan putri semata wayangnya dari atas hingga ke bawah. Perutnya juga masih rata, wajah Zahra tidak ada yang berubah masih seperti remaja. Jangan ... jangan ... "Zahra. Maaf kalau mama turut campur pernikahanmu. Selama ini kamu sudah melakukan hubungan suami istri belum sama Hisyam?" tanyanya.Zahra terdiam, dia memang tidur bersama dengan Hisyam tapi sampai sekarang dia masih Virgin. Itu karena dia takut dan belum mau kalau di ajak begituan. Maunya kissing-kissing doang."Ih, mama kok tanyanya begitu. K
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Pernyataan Cinta

Hisyam terus mengikuti Zahra sampai di kamarnya. Kamar nuansa serba Pink dengan pernak pernik serba Pink pula. Hisyam tersenyum, setidaknya dia tahu warna kesukaan istrinya."Kita bisa mengubah kamar kita di rumah menjadi seperti ini kalau kamu mau," ujar Hisyam. "Enggak usah repot-repot. Palingan juga aku sebentar lagi tidak ada di sana. Om bisa nikah sama Tante Brenda dengan tenang," jawab Zahra ketus."Kamu cemburu lihat aku sama Brenda?" tanya Hisyam."Eh, Om jangan ge - er ya. Aku bilang gini karena merasa harga diriku sebagai istri Om sudah di injak-injak," jawab Zahra membela diri. Hisyam naik ke tempat tidur, sementara Zahra langsung membatasi dengan guling."Om jangan macam-macam ya. Aku tidak mau deket-deket Om," tolak Zahra. Ia memunggungi Hisyam yang masih terhalang guling. Sementara Hisyam merogoh sesuatu dari sakunya."Aku punya rekaman cctv yang membuktikan kalau aku tidak macam-macam dengan Brenda. Tapi dia yang merayuku," kata Hisyam. Dia menyodorkan hapenya pada Z
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Jalan Seperti Pinguin

Sentuhan lembut di bibirku menyapa entah sudah berapa kali Om Hisyam melakukannya. Maklum duda perjaka ini sudah berapa tahun miliknya karatan tidak di gunakan. Sepertinya perlu waktu lama untuk mengasahnya kembali. Ciuman itu terasa lebih dalam dan menuntut, seakan menunjukkan besarnya keinginan Om Hisyam untuk melakukannya lagi."Sayang," panggilannya yang mendayu-dayu membuatku terhipnotis seketika. Ia meminta apapun aku turuti, asal nggak nyemplung sumur. Surga dunia baru aku nikmati masa mau mati.Bibir itu kembali mengukir mahakarya di tubuhku. Meninggalkan jejak di sana sini. Tangannya terampil menyapa area pribadiku. Membuatku tidak tahan lagi agar pusaka miliknya itu menyusup kembali. Rasanya nikmat tiada tara, melebihi kenikmatan lezatnya cilok yang sering aku beli di kampus.Wajah tampannya yang berkeringat membuatnya makin mempesona. Tubuhnya yang kekar atletis berada di atasku penuh semangat 45 memacu miliknya masuk dalam area pribadiku. Miliknya yang berukuran besar s
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Pertukaran

Hisyam boleh merasa tenang karena dapat memenangkan hatinya Zahra. Namun di sisi lain, Abie tengah memegang nyawa. DiaSampai di Jakarta, Hisyam langsung menuju ke rumah sakit sesuai pemberitahuan Candra. Zahra juga menemaninya, mereka terlihat saling menguatkan satu sama lain."Bagaimana keadaannya?" Tanya Hisyam pada Dokter Deni."Sepertinya dia membutuhkan donor sumsum tulang belakang secepatnya," ucap Deni. "Apa tidak ada cara lain?" Hisyam masih ingat bagaimana Reno memanfaatkan situasi dengan penukaran yang licik. Sekarang Hisyam memiliki Zahra yang mencintainya. Ia juga tidak ingin Zahra ikut menderita jika dirinya jatuh miskin gara-gara Reno."Selain cara dari saudara kandung atau orang tuanya. Masihkah ada kemungkinan lain yang bisa menolongnya?" tanya Hisyam lagi.Dokter Deni diam sejenak ia lalu kembali menatap ke arah Hisyam. "Sebenarnya ada, tetapi kemungkinan ini biasanya sangat kecil. Karena yang memiliki kemiripan jenis sumsum tulang belakang yang di inginkan biasany
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

On Fire lagi

Abie masih membutuhkan waktu pemulihan yang lama. Meski operasi itu berjalan lancar. Tapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi indikasi akibat operasi sumsum tulang belakang itu. Untuk itulah Abie beberapa bulan ke depan masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit.Hisyam berdiri di samping Abie. Ia menatap penuh rasa iba kepada putranya. Perlahan Abie membuka matanya. Ia melihat ke sekeliling, hanya ada Hisyam di sana. Tidak ada Zahra di sisi papanya."Kemana Zahra, Pa?" tanya Abie. Satu hal yang ada di pikiran Abie hanya Zahra dan Zahra."Kemarin Zahra ke rumah orang tuanya. Sekarang dia sudah kembali dan istirahat di rumah," terang Hisyam. Ia memang sengaja tidak memunculkan Zahra di depan Abie, karena anaknya itu pasti ingin dekat dengan Zahra terus menerus."Aku ingin Zahra menemaniku di sini, Pa," pinta Abie tanpa mempedulikan perasaan Hisyam.Hisyam rasanya geram terhadap sikap putranya yang masih saja mengharapkan Zahra. Untung saja dia tengah sakit. Kalau tidak Hisyam
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status