Home / Rumah Tangga / Terpesona Papa Mertua / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terpesona Papa Mertua: Chapter 11 - Chapter 20

45 Chapters

Bingung Dengan Perasaanku

"Jangan malu, kita kan suami istri kamu berhak kok melihat seluruh tubuhku," jawab Hisyam sembari mengedipkan matanya."Dasar Om mesum, aku pindah kamar aja kalau gitu," ancam Zahra. Baru saja mau membuka pintu Zahra baru ingat kalau Abie masih ada di rumah. Ia langsung berbalik arah tapi justru menabrak tubuh Hisyam yang hanya berbalut handuk. Dan sialnya handuk itu jatuh ke lantai. Mata Zahra langsung melotot kaget, begitu juga Hisyam mau mengambil handuk ya malah ke injak kaki Zahra."Om, sengaja ya. Mancing-mancing gitu," lirih Zahra sembari menutup matanya. "Bukannya Om sengaja, kayaknya kamu sendiri yang penasaran pingin liatin," canda Hisyam. "Udah pake handuknya belum?" tanya Zahra. Jantung Zahra seakan mau copot kalau lihat yang begituan. Seumur-umur baru kali ini. "Gimana mau pakai handuknya, kalau kamu injek handukku," keluh Hisyam. Buru-buru Zahra segera mengangkat kakinya. Sehingga Hisyam bisa mengambil handuknya. "Sudah Om?" tanya Zahra lagi. Matanya masih terpejam m
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Buatmu Bertahan

"Terserah kamu Zahra, mengenai perceraian itu kamu yang putuskan saja. Kapanpun kamu ingin, aku bisa menceraikanmu," ucap Hisyam. Sungguh perkataannya berbeda dengan isi hatinya, ia sudah merasa nyaman dengan Zahra. Tapi Hisyam tidak mungkin memaksa Zahra tinggal di sisinya kalau gadis itu tak menghendaki."Baguslah, tapi aku tidak ingin sekarang. Orang tuaku bisa shock kalau pernikahanku berakhir terlalu cepat. Aku harus menemukan pengganti dulu. Sehingga setelah bercerai nanti aku sudah memiliki calon pasangan yang baru," ucap Zahra.Sungguh di luar nalar, Hisyam adalah suami sahnya. Bagaimana mungkin Zahra bisa berpikir untuk mencari penggantinya."Oke satu bulan lagi, aku akan menunggu keputusanmu," jawab Hisyam dengan nada kecewa. Di usianya yang sudah matang, dia tidak suka mempermainkan pernikahan. Tapi yang di hadapinya ini adalah seorang bocah yang usianya sama dengan anak tirinya."Aku setuju, tapi selama satu bulan itu kamu tidak boleh menjalin hubungan dengan pria manapun.
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Di Antar Ke Kampus

Pagi tidak seperti biasanya Zahra telat bangun, dia semalam kurang tidur karena memikirkan hubungannya dengan Hisyam. Zahra tidur di kamar tamu sementara Hisyam tidur di kamar utama. Mereka tidur terpisah untuk menghindari kemungkinan yang terjadi setelah kejadian ciuman semalam."Ternyata berat juga menahan sesuatu yang di inginkan," batin Zahra. Ia masih tidak percaya dirinya selalu tenggelam dalam pelukan Hisyam. Pria yang di sebutnya Om-Om itu selalu membuatnya terlena. Padahal dalam prinsip Zahra dia tidak suka pasangan yang usianya lebih tua darinya.Tok tok tokKetukan pintu membuat Zahra terkaget. Ia segera membuka pintu ternyata ART nya."Non, kata Tuan Non Zahra harus segera bersiap-siap karena hari ini Tuan Hisyam yang memgantar Non berangkat kuliah," ujar Mbok Jum."Eh. Iya Mbok, makasih ya. Aku ke kamar atas dulu," pamit Zahra. Semua pakaiannya ada di lantai atas tidak mungkin dia mandi di kamar tamu.Saat membuka pintu kamar utama Hisyam tidak ada di sana. Zahra cukup le
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Ikut Lomba

Zahra membuka ponselnya, ada pesan masuk dari Hisyam kalau mobil pria itu sudah menunggunya di parkiran. Segera Zahra mempercepat langkahnya menuju ke parkiran. Untung saja Nayla sudah pulang naik taksi sehingga tidak bersamanya. Mobil hitam mengkilap sudah memunggunya. Zahra masuk ke dalam mobil dan Hisyam sudah duduk di depan menyetir mobilnya. Keduanya diam tidak banyak suara hingga mobil itu meninggalkan area kampus. Di perjalanan sesekali Zahra melihat ke arah Hisyam. Ada yang ingin di katakannya tetapi Zahra memgurungkan niatnya. Ia mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Pandangannya beralih ke kaca mobil. Gantian Hisyam yang memperhatikan istri kecilnya. Ia merasa Zahra ingin mengatakan sesuatu. Tapi apa, dia tidak bisa menebak pikiran Zahra.Hingga mereka sampai pada rumah yang menjadi istana tempat tinggalnya. Zahra langsung buru-buru keluar dari mobil tanpa menunggu Hisyam membukanya. Hisyam juga heran dengan tingkah Zahra yang berbeda dari biasanya. Ia mencob
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Syarat Yang Unik

Zahra terdiam sebentar, sebenarnya tidak terlalu sulit. Tapi sungguh menggelikan satu pertanyaan satu ciuman. Ya setidaknya Hisyam cukup sportif menyatakan keinginannya. Dia juga tidak berdosa karena yang di ciumnya adalah suami sendiri."Bagaimana? Kamu mau?" tanya Hisyam lagi."Baiklah Om, aku bersedia," ucap Zahra lemah. Ia kemudian membacakan daftar pertanyaan pertama pada Hisyam. Pria tampan itu tersenyum dan menarik dagu Zahra kemudian memagut lembut bibir istrinya. Dia tidak hanya memagut sebentar tapi menjelajah masuk ke dalam mulut Zahra."Emmph," desis Zahra. Hisyam melepaskan pagutannya, lalu dia menjawab pertanyaan Zahra sesuai kesepakatan. Hisyam terlihat berwibawa membuat Zahra terkesan sembari memegang ponselnya untuk memvideo suaminya. Dari layar hape itu justru bisa melihat ketampanan Hisyam. Ia menjawab pertanyaan Zahra dengan lugas. Dalam hati Zahra memuji kecerdasan suami yang selalu dia katakan Om-om."Pertanyaan kedua, apakah Anda pernah mengalami kebangkrutan?"
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bertemu Abie

Zahra mengetik hasil wawancaranya, ia tidak kesulitan karena asisten Hisyam mengirimkan data yang di jnginkan Zahra. Tentu saja atas seijin Hisyam. Semenjak kejadian itu, Zahra sering menghindari Hisyam. Ia menjauhkan diri sampai pindah kamar segala.Gadis itu tersinggung karena Hisyam hanya menginginkan tubuhnya. Tidak mencintainya. Zahra memaklumi kalau cinta Hisyam sudah habis untuk Winda almarhum istrinya. Apalagi mendengar perkataan Brenda membuat perasaannya makin campur aduk. Usai mengetik di laptop tanpa sadar Zahra terserang rasa kantuk. Dia menyandarkan kepalanya di atas meja. Lama-lama tertidur juga saking ngantuknya.Sementara di kamar utama, Hisyam tidak menemukan keberadaan Zahra. Dia panik karena semua pakaian Zahra tidak ada di lemari. Langsung Hisyam merogoh ponselnya barangkali Zahra meninggalkan pesan. Ternyata benar, gadis itu meninggalkan pesan pendek, kalau pindah di kamar sebelah."Om, maaf aku pindah di kamar sebelah. Aku pingin sendiri dulu," pesan Zahra.His
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Di Tegur Suami

Zahra tidak mau di antar Abie sampai ke rumahnya. Dia memilih naik taksi, hal itu tentu saja membuat Abie kecewa karena kehilangan cewek incarannya. Sampai di rumah, Zahra yang tidak memakai pakaian yang sama seperti tadi pagi mendapat teguran dari Hisyam."Pakaianmu kenapa bisa ganti?" Hisyam menghentikan langkah Zahra sewaktu tiba di depan pintu kamar."Bukan urusan Om," jawab Zahra dingin."Kok bukan urusanku, kamu itu istriku Zahra. Kamu harus jaga sikap di luar sana," peringat Hisyam. Zahra yang hendak masuk ke dalam kamarnya menjadi berbalik menoleh ke arah Hisyam. "Om, sadar gak sih kita itu menikahnya diam-diam. Jadi, mana mungkin ada yang tahu hubungan kita," bantah Zahra."Oh, jadi karena itu kamu leluasa jalan sama pria lain. Ke butik beli pakaian. Seolah aku tidak bisa belikan kamu baju," protes Hisyam."Om, mata-matain aku?" tanya Zahra sedikit berang."Bukan mata-matain kamu. Aku hanya tidak ingin kamu sembarangan kenal orang," kata Hisyam. "Om, kok jadi ngatur-ngatur
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Abie Mulai Goyah

Abie masih teringat pertemuannya dengan Zahra. Ia tidak bisa melupakan wajah ayu perempuan yang baru kemarin di temuinya. Abie merasa Zahra berbeda dengan gadis seusianya. Tidak matre dan tidak mau memanfaatkan orang lain."Sepertinya, aku sudah jatuh hati pada perempuan itu. Tapi di mana aku bisa menemukannya. Nomor teleponnya pun aku tidak punya," batin Abie. Tidak mudah meminta nomor telepon dari Zahra. Gadis itu tertutup terhadap orang yang baru di kenalnya. Karena itulah Abie menjadi penasaran.Abie seperti orang linglung melamunkan kejadian kemarin. Hingga tanpa sadar ada seorang wanita yang tiba-tiba datang merangkul dirinya. "Ada apa sih, tumben kamu melamun?" tanya Citra. Gadis itu menempel saja kayak perangko. Kali ini mereka berdua berada di apartemen Abie."Tidak apa-apa, kamu sebaiknya pulang saja karena aku masih ada perlu penting," ucap Abie."Kamu ngusir aku? Kita belum lakuin apapun sedari tadi," rengek Citra."Lain kali saja, aku sibuk," tolak Abie. Sementara Citra
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Hinaan Dan Pemghargaan

Zahra pamit pada Hisyam, parfumnya yang wangi membuat hasrat Hisyam makan tinggi melihat kecantikan istrinya. Tapi sayangnya, istrinya itu hanya mencium punggung tangannya. Lalu apa hubungannya dengan area bawahnya mengapa ikut kesetrum juga."Om, aku berangkat dulu. Doakan semoga semuanya lancar," lirih Zahra. Ucapan itu sedikit berat dan penuh penekanan. Seperti ada makna dalam kata-katanya. Hisyam mengangguk mengiyakan. Ia membalas mengecup kening Zahra. Bibir lembab itu mendarat seketika, membuat Zahra sedikit kaget. Ia masih ingat bagaimana Hisyam dulu sering menciumnya. Zahra berusaha menghapus kenangan itu. Ia tidak ingin terpengaruh terbawa perasaan yang akan membuatnya jatuh cinta pada Hisyam.Zahra melangkah keluar dari kamar Hisyam. Ia harus menghadapi hari ini apapun yang terjadi. Sepeninggal Zahra, Hisyam langsung bangkit dari tempat tidurnya. Ia mandi air hangat di bathup agar lebih segar. Lalu keluar memakai pakaian necis. Hari ini ada hal penting yang harus dj lakukan
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Pembalasan

"Sepertinya orang tua kamu tidak cukup baik mendidikmu. Wanita yang kamu hina sedari tadi itu adalah istriku!" jelas Hisyam. Suaranya keras dan lantang, hingga semua orang yang hadir di sana tercengang di buatnya."Tunggu .... Bapak bilang Zahra ini istrinya Pak Hisyam?" tanya Risa tak percaya. Begitu juga dengan Pak Ali atau para pejabat kampus yang hadir di acara itu."Saya yakin, dia pasti istri simpanan kan!" ejek Risa.Plak! Sebuah tamparan keras melayang ke pipi Risa hingga memerah. Tamparan itu di lakukan bodyguard Hisyam."Aku tidak ingin mengotori tanganku dengan menampar bocah ingusan sepertimu. Tapi mulutmu sudah keterlaluan, kau pantas menerimanya!" ucap Hisyam. "Tetap saja Zahra wanita tidak benar, ia melakukan berbagai cara untuk memenangkan lomba ini!" Risa masih saja ngoceh tak karuan. Ia tidak terima sekaligus iri Zahra menjadi istri pengusaha paling kaya raya di kota."Dia istri sahku, aku tidak pernah menganggapnya simpanan!" Hisyam makin berang menjawab perkataan
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status