Semua Bab Kesempatan Kedua:Kebangkitan Istri CEO yang Terlahir Kembali: Bab 121 - Bab 130

146 Bab

Bab 121 : Apa yang Terjadi Pada Tuan dan Nyonya Mauren

“Mengapa anda bertanya hal itu lagi?” tanya Vero yang geram dengan pertanyaan Elena.Sementara Jeff hanya tersenyum saat melihat wajah tidak bersalah Elena. Sepertinya sang Nyonya sengaja bertanya demikian di depannya karena melihat hubungan mereka yang makin akrab.“Hey, tadi kau belum menjawab ku,” jawab Elena.“Kami tidak memiliki hubungan apapun, Nyonya. Hanya sebatas rekan kerja,” sahut Jeff memberikan jawaban.“Oh begitu,” balas Elena yang terdengar kecewa.Jeff terlihat biasa saja, tapi Elena bisa melihat raut wajah Vero yang berubah murung. Sepertinya wanita lajang itu menaruh hati pada asisten sang suami, namun sudah di tolak secara terang-terangan oleh pria yang ia suka.“Huh, sulit sekali cinta untuk mu ternyata, “ batin Elena menatap ke arah Vero.Sepanjang perjalanan menuju kediaman utama Mauren hening menemani mereka. Elena sibuk dengan ponselnya, Jeff fokus pada jalanan dan Vero larut dalam lamunan.Hingga suara Elena memecah keheningan yang terjadi di antara mereka, “K
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Bab 122 : Cinta Arion Untuk Elena

“Dikabarkan ibu dari pimpinan grup Mauren telah tewas dengan keadaan gantung diri,” seru penyiar berita di setiap saluran televisi.Berita kematian Nyonya Lia yang ditemukan dalam keadaan gantung diri di kediaman utama begitu menggemparkan. Semua tidak menyangka wanita berpengaruh itu akan tewas dalam keadaan mengenaskan.Satu bulan yang lalu suaminya, Tuan Damian baru saja meninggal akibat serangan jantung. Banyak dugaan yang di lemparkan untuk melatarbelakangi terjadinya bunuh diri tersebut.“Arion! Lepaskan aku, ibuku meninggal!” jerit Elena di kamarnya.Dari luar Arion mengunci ruangan tersebut, seberapa keras Elena berteriak pria itu tetap menutup telinganya. Tak peduli dengan jeritan Elena yang mulai diikuti Isak tangis.“Lepaskan aku, aku ingin melihat ibuku untuk terakhir kalinya,” ucap Elena.Kini suara Elena sudah melemah, tiga jam lamanya ia berteriak dan terus menggedor pintu. Arion yang sudah terlampau emosi membiarkan istrinya terus berteriak tanpa ada rasa iba sedikitpu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 123 : Elena Menyaksikan Semuanya

Plak!Tamparan keras itu Elena berikan dan mendarat tepat di pipi Azalea. Terlihat wajahnya memerah dan terasa kebas, membuatnya tertunduk di depan Elena.Dada Elena naik-turun dengan napas tak beraturan, “Papa dan Mama keracunan, sedangkan kau sibuk dengan berkas-berkas itu? Dimana otak mu Hagh!” Pekik Elena.IGD yang ramai dengan pasien yang datang bergantian tak mengurungkan niat Elena untuk menyalurkan emosinya pada Azalea yang berdiri di depannya. Wanita itu hanya bisa terdiam saat mendapatkan tamparan keras dari Elena.“El, sudah. Ini rumah sakit,” ucap Vero pelan menenangkan.Azalea mengangkat wajah yang tertunduk untuk menatap Elena, ia masih diam dengan menatap dalam wajah kakaknya yang tengah marah. Ada alasan tersendiri bagi Azalea yang tidak bisa wanita itu katakan pada siapapun.“Jangan sombong, Kak. Kau bahkan tak berhak memarahiku,” seru Azalea dengan sorot mata penuh kebencian.Elena tertawa hambar menanggapi ucapan Azalea, ia tidak menyangka wanita licik ini akhirnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 124 : Pertengkaran Elena dan Arion

“Ayo kita kembali,” Elena mengangguk, mereka berjalan kembali untuk melihat keadaan orangtuanya. Saat menuju instalasi gawat darurat dimana Jeff dan Azalea berada, netra Elena menangkap sosok yang begitu di kenalnya.Langkah ia percepat saat menyadari itu memanglah suaminya, “Itu Arion bukan?” tanya Elena pada Vero.Vero mengiyakan saat menyadari itu memanglah Ario, “Iya itu suami mu,” balas Vero.Ada pertanyaan besar yang muncul di kepala Elena saat melihat kehadiran suaminya itu, “Bukankah seharusnya Arion keluar kota?” batin Elena.Azalea yang melihat kehadiran Arion begitu tidak menyangka, dan bertepatan dengan itu ia melihat Elena yang berjalan mendekat. Ide licik muncul di kepalanya secara tiba-tiba.Dan ia langsung memeluk tubuh Arion dengan erat dan begitu mesra, membuat Elena menghentikan langkahnya sejenak saat melihat semua itu.Tangan Elena terkepal, sementara Azalea tersenyum bangga. Elena kembali mempercepat langkahnya, “Bukankah kau pergi ke luar kota?” seru Elena saat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 125 : Kekesalan Elena, Kebohongan Arion

“Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan adikmu,” “Dia bukan adikku!” potong cepat Elena.“Oke, dia bukan adikmu. Tapi maafkan aku El, dia tiba-tiba bangun dan memeluk ku,” ucap Arion yang mengatakan kebenaran nya.Elena hanya tersenyum mendengar penjelasan yang tidak masuk akal di telinganya. Memeluk tiba-tiba? Bagaimana bisa pria itu diam saja? Apa dia akan diam saja jika semua wanita memeluknya? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di otak Elena.“Kau pikir aku akan percaya?” tanya Elena yang membuat Arion diam saat masih menjelaskan.Arion menatap ke arah sang istri yang terlihat tidak peduli akan penjelasan yang ia ucapkan sebelumnya, “Sayang aku jujur padamu,” ucap Arion dengan memelas.“Kau pikir aku akan percaya dengan ucapan mu barusan? Oke, jika dia tiba-tiba memelukmu, tapi apakah kau menolak pelukan itu? Tidak!” tuduh Elena dengan suara yang mulai meninggi.“El, dia menahan ku,”“Kau kira seberapa kuat tenaga wanita jika dibandingkan pria? Hagh!” pekik Elena yang membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 126 : Kekuasaan Nyonya Lia

“Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian kemarin?”Nyonya Lia terdiam saat mendapatkan pertanyaan dari Elena. Dua wanita beda usia itu saling menatap satu sama lain, Nyonya Lia larut dalam lamunan nya.“Bagaimana Mama dan Papa bisa keracunan? Dan apa yang Azalea lakukan?” cecar Elena.Wajahnya menunjukkan rasa khawatir yang begitu mendalam, matanya menatap sang ibu untuk memperoleh jawaban.Pikiran Nyonya Lia terbawa pada dua hari yang lalu, saat mendengar suara berisik dari ruang kerja sang suami. Ia yang kebetulan lewat mempercepat langkahnya dan segera menghampiri.“Ada apa? Apa yang kau ributkan Azalea?” tanya Nyonya Lia.Azalea berbalik dengan secarik kertas tebal dalam genggamannya, satu sudut bibir terangkat. Ia tertawa saat menatap wajah bingung Nyonya Lia, membuat wanita itu mengerutkan keningnya.“Elena bukan putri kalian?” tanya Azalea dengan satu alis terangkat dan bibir tersenyum.Degh!Nyonya Lia menatap ke arah Tuan Miller yang tertunduk, kemudian kembali menatap ke ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Bab 127 : Masih Bertengkar

“Mah,”Elena melambaikan tangan di depan wajah Nyonya Lia yang malah melamun, bukannya menjawab pertanyaan yang sebelumnya Elena lontarkan.“Ah, iya. Kenapa, El?” tanya Nyonya Lia yang tersadar dari lamunannya.Elena tersenyum, ia berpikir mungkin sang ibu masih belum sehat sepenuhnya, “Tidak ada. Apa ada yang Mama inginkan?” ucap Elena lembut.Tuan Miller baru saja kembali dari toilet, selang infusan masih menggantung membuat ia sedikit kesulitan saat berjalan. Elena membantu ayahnya untuk duduk dengan telaten.Nyonya Lia melihat semua yang Elena lakukan, senyum tipis muncul di wajah menuanya yang jarang sekali menunjukkan senyum, “Kau memang pewaris Mauren,” batin Nyonya Lia.“Kau sendiri? Dimana Arion?” tanya Tuan Miller setelah dirinya duduk.Elena yang sedang membenarkan selimut yang menutupi kaki sang ayah terdiam sejenak, sebelum kembali melanjutkan gerakan tangannya.Elena menoleh dan tersenyum, “Arion sedang ada perjalanan bisnis keluar kota, Pah,” jawab Elena.Tuan Miller na
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Bab 128 : Hukuman Untuk Lucas

“Oh ya, Paman. Ngomong-ngomong kapan kau mati?”Lucas menatap wajah datar Arion dengan alis yang naik-turun. Ia terkekeh pelan melihat sang paman yang hanya diam saja, lama ia tertawa sebelum kembali diam.“Lancang!”Tangan Arion terkepal kuat, sorot matanya menunjukkan rasa kebencian begitu mendalam. Rasanya ia ingin memusnahkan manusia di hadapannya, “Apa hukuman mu kemarin masih belum cukup?”Pertanyaan Arion berhasil membuat Lucas terdiam, pria itu menggertakan giginya mengingat bagaimana kakeknya memberikan hukuman di kediaman utama Dominic.Saat Lucas pingsan, Tuan Damian segera memulangkan kembali sang cucu ke kediaman utama. Cukup lama ia pingsan dan ketika tersadar beberapa pelayan segera menghampiri menanyakan kondisi tubuhnya.“Tuan muda, apakah anda baik-baik saja?”“Sialan! Sudah tahu aku terluka, masih bertanya!” pekik Lucas.Teriakan pria manis itu membuat pelayan mundur beberapa langkah dan kembali diam. Lucas meraba hidungnya dan meringis saat merasakan sakit yang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Bab 129 : Ayah Tidak Pernah Membela Ku

“Apa maksud kakek? Kakek tidak bisa melakukan ini padaku!”Tuan Damian menatap nyalang ke arah Lucas, tatapannya begitu tajam membuat Lucas diam tak berkutik. Ini adalah hukuman yang Tuan Damian berikan untuk cucu tidak tahu diri seperti Lucas.Selama ini ia diam saja, akan tetapi tindakan Lucas saat ini sudah sangat keterlaluan dan di luar batasnya. Akhirnya tindakan ini Tuan Damian ambil agar memberikan peringatan untuk Lucas.“Memohonlah pada paman mu,” ucap Tuan Damian.Pria tua itu meninggalkan Lucas sendirian di ruang makan, tanpa berniat memberikan penjelasan apapun untuk Lucas. Tuan Damian pikir itu semua sudah cukup jelas.Pyarrr!“Argh, Arion sialan!” teriak Lucas yang mengamuk.Ia bahkan memecahkan semua piring yang tertata rapi di meja makan, pecahan keramik itu berserakan di lantai. Lucas pergi dengan amarah yang menggebu-gebu.Di perjalanan bahkan ia membawa kendaraan dengan ugal-ugalan. Tak peduli dengan orang-orang yang meneriakinya, ataupun para polisi yang mengejarny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Bab 130 : Harapan Andrian Untuk Lucas

“Lucas, makan dulu sarapan mu!” teriak Maria menghentikan langkah kaki Lucas.Lucas menoleh menatap ibunya yang sedang menyiapkan sarapan, dan sang ayah yang baru saja duduk. Senyum tipis terukir di wajah manisnya, begitu menenangkan namun tersimpan berbagai rahasia dalam senyuman tersebut.“Tidak, aku akan mengambil hak ku sekarang juga,” ucap Lucas yang berlalu meningkatkan kediamannya.Helaan napas terdengar dari mulut Maria, kemudian ia menatap ke arah sang suami, Andrian. Pria itu nampak tak peduli dan mulai menikmati makanan di hadapannya.Maria mendengus kesal, “Apa kau tak ingin membela putra mu sedikit pun?” tanya Maria dengan kesal.Andrian melirik sebentar sang istri sebelum kembali fokus pada makanan nya, “Dia pantas mendapatkan itu,” jawab Andrian.Mendengar jawaban itu membuat amarah Maria yang sejak tadi ia tahan meledak seketika, bahkan ia menggebrak meja di hadapan suaminya yang tengah makan.“Apa kau sudah gila, Maria?” tanya Andrian yang langsung menatap nyalang pad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status