Semua Bab Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku: Bab 21 - Bab 30

53 Bab

Bab 21

"Sssst ...""Hais, lupa kalau aku tadi belum sarapan," ucap Wilona sembari berjalan keluar dari kantor Debby dan memijat tipis pelipisnya, karena merasa kepalanya mulai pusing.Wilona segera menghentikan langkahnya dan merogoh tas, serta mencari telepon genggamnya di sana.Tuut ...Tuut ..."Ck, kemana dia? Apa dia sedang sibuk?" gumam Wilona saat mencoba menghubungi Furi, tapi tidak mendapatkan jawaban."Aku tidak mungkin berkendara dalam keadaan pusing seperti ini," gumam Wilona lagi sembari berpikir.Wilona pun memainkan telepon genggamnya kembali dan menekan sebuah aplikasi.***Ting.15 menit kemudian, terdengar notifikasi pesan yang masuk di telepon genggam Wilona."Nah, sopir pengganti sudah sampai," gumam Wilona sembari membalas pesan dan memberi tahu letak mobilnya."Sopir pengganti," teriak Wilona saat sudah dekat dengan mobilnya yang terparkir di area parkiran tamu."Iya, saya di sini," teriak seorang pria setelah mendengar suara Wilona sembari melambaikan tangan."Ardi, da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 22

Ceklek."Apa kamu mendapatkan pesan dari Wilona?" tanya Rosa pada Bramasta, dia baru saja membuka pintu ruangan suaminya tersebut."Iya, dia mengajak kita makan malam bersama," jawab Bramasta sembari menutup laptop dan menyambar jas yang ada di sandaran kursinya."Kira-kira ada apa ya Wilona tiba-tiba mengajak kita makan malam?" tanya Rosa."Entahlah, pasti ada yang ingin dia bicarakan, atau ..." Bramasta menghentikan ucapannya."Atau apa?" tanya Rosa dengan penasaran."Atau mungkin dia sedang merindukanku dan ingin membagi hari agar tetap adil, jadi aku 3 hari bersamanya, 3 hari bersamamu dan satu hari lagi, nanti aku akan coba cari wanita lain," terang Bramasta."Cih, kepedean banget," ejek Rosa."Asal kamu tahu, di mata Wilona sekarang sudah tidak ada lagi cinta buat kamu," ucap Rosa."Oh ya? Apa aku peduli? Ha ha ha ha." Bramasta berbicara dengan tertawa sembari menghampiri Rosa yang dari tadi berdiri di ambang pintu."Rosa, cinta itu tidak penting," ucap Bramasta sembari merangku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 23

Tuut ...Tuut ..."Apa kamu sudah menyiapkan pesananku?" tanya Bramasta saat panggilan di telepon genggamnya sudah terhubung."Oke, aku juga sudah siapkan seperti biasanya, dan aku juga sudah ada di parkiran." Bramasta segera menutup panggilan teleponnya dan keluar dari mobil, sebelumnya dia sudah mengganti jasnya dengan jaket kulit warna hitam, serta memakai masker dan topi hitam. Bramasta juga menenteng tas warna hitam yang berukuran lumayan besar.Bramasta saat ini berada di daerah sepi dan lumayan kumuh, dia terus berjalan menyusuri lorong-lorong jalan yang penerangannya cukup redup.Hingga akhirnya, dia tiba di depan sebuah pintu yang bangunannya seperti sudah tidak berfungsi lagi, sisi-sisi pintu tersebut adalah tembok dari batu bata yang semennya bahkan sudah banyak yang retak."Oke, mari kita berpesta malam ini," ucap Bramasta yang kemudian dia mendekatkan retina matanya di satu titik yang ada di sela-sela batu bata dan semen tersebut. Data pun teridentifikasi dan pintu yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 24

Keesokan harinya."Apa ini?" tanya Wilona saat Furi meletakkan sebuah map diatas meja kerjanya."Ini adalah salah satu swalayan yang menunggak, apa kamu mau mengurusnya?" tanya Furi."Huft, kenapa bisa banyak sekali pekerjaan yang terbengkalai?" gerutu Wilona. Wilona pun segera membuka map tersebut dan membacanya satu per satu."Aku akan menyiapkan tim untuk menagih," ucap Furi."Tidak perlu, aku akan pergi kesana sendiri dan melihat pasar," sahut Wilona."Benarkah?" tanya Furi dengan terkejut."Iya,""Apa hari ini kamu banyak pekerjaan?" tanya Wilona."Tidak apa, aku akan menemanimu saja," jawan Furi."Pergilah untuk meninjau gedung kita," ucap Wilona."Jadi kamu akan melakukan penagihan sendiri?" tanya Furi."Iya," jawab Wilona singkat, kemudian dia segera beranjak dari duduknya serta membawa tas tentengnya."Kirimkan semua yang ada di map itu ke emailku, aku tidak mau mencolok dengan membawa berkas," suruh Wilona."Oke," ucap Furi yang dengan segera mengambil map di atas meja Wilon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 25

Malam itu, setelah menghubungi Clara, Bramasta menunggu Bunga di sebuah gang kecil yang gelap, sembari memainkan jarinya di atas setir mobil.Tidak lama kemudian, Clara, Bunga dan 2 pengawal berbadan kekar berjalan ke arah mobil Bramasta.Bruk.Setelah mereka berada di depan mobil Bramasta, Bramasta segera melemparkan tas hitam berisi banyak uang tunai, setelah itu barulah Bunga di suruh masuk ke mobil Bramasta. "Pastikan kamu tidak membuat kekacauan,""Ingat, jika dia sudah keluar dari tempat kami, dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan kami," ucap Clara mengingatkan Bramasta."Aku paham," jawab Bramasta yang kemudian menyalakan mesin mobil."Pakai ini dan juga pakai sabuk pengaman, pastikan kamu selalu menunduk," suruh Bramasta pada Bunga sembari memberikan jaket hitam dan sebuah topi yang berwarna hitam juga.Tanpa banyak bertanya lagi, Bunga segera menuruti perintah Bramasta, saat ini yang ada di benak Bunga hanya dia bisa keluar dulu dari tempat Clara.Bramasta memukul
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 26

Keesokan harinya.Grep."Apa kamu akan berangkat kerja sekarang?" tanya Bramasta sembari menahan lengan Wilona yang hendak masuk ke mobil."Iya, ada apa?" tanya Wilona yang segera menyibakkan tangan Bramasta."Ayo kita sarapan dulu," ajak Bramasta."Aku tidak ada waktu," jawab Wilona."Aku ingin membuatkan sarapan untukmu seperti dulu, sesekali terlambat pergi ke kantor juga tidak ada masalah kan?" tanya Bramasta.Entah kenapa tatapan Bramasta disana seakan penuh dengan cinta, hingga membuat Wilona merasakan kehangatan. "Ayo kita sarapan bersama terlebih dahulu," ajak Bramasta memohon.Huft.Wilona hanya bisa menarik nafas dalam sembari masuk kembali ke dalam rumah, Bramasta yang masih mengenakan baju jogging juga segera mengekor di belakang Wilona.Wilona segera duduk di meja makan, sedangkan Bramasta segera pergi ke dapur untuk membuat roti panggang dan salad. Sarapan pagi yang sederhana, tapi hal itu sebenarnya yang membuat Wilona merindukan masa-masa bahagia dirinya bersama Bramas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 27

3 bulan kemudian. "Tunggu dulu," ucap Rosa pada Rizal, orang kepercayaannya yang saat ini tengah duduk di kursi kemudi. "Ada apa Bu?" tanya Rizal yang seketika tidak jadi menyalakan mesin mobil. "Tunggu di sini," ucap Rosa yang kemudian turun dari mobil. "Sini, aku bantu bawa." Di seberang jalan, Rosa melihat seorang pria dan wanita sedang membawa banyak tas, sepertinya tas yang ditenteng mereka untuk hadiah. Rosa pun mengikuti langkah 2 orang tersebut hingga sampai di sebuah rumah. Ceklek. "Ayah, Ibu, kami pulang." Terdengar suara pria yang sangat gembira bertemu dengan orang tuanya. "Kenalkan ini Mita." "Paman, Bibi, apa kabar?" tanya sang wanita. "Kalian sudah sampai ya, ayo cepat masuk." Terdengar juga suara sang Ibu yang menyambut kedatangan putra beserta pasangannya tersebut dengan nada yang gembira. "Wah, kamu cantik sekali." Tidak lupa juga terdengar pujian dilontarkan oleh sang Ibu. Hingga akhirnya, pintu pun tertutup, sementara Rosa masih bersembunyi di balik t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 28

Keesokan harinya."Selamat datang Bu Wilona," ucap Ardi sembari melambaikan tangan pada Wilona yang baru saja turun dari mobil."Kamu masih berani datang menjemputku?""Aku menyuruhmu untuk menangani pekerjaan disini, kenapa proyeknya berjalan dengan sangat lambat?" tanya Wilona sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Tempat yang kita rencanakan itu, ada sebuah restoran yang menolak kesepakatan," jelas Ardi."Mereka mati-matian tidak mau pergi, jadi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa," imbuh Ardi."Kan sudah aku kasih tahu tempo hari, berikan penawaran yang lebih tinggi," ucap Wilona."Bu Wilona, anda juga pasti sangat tahu, dalam bisnis, terkadang uang bukanlah solusinya," jelas Ardi."Kalau begitu, bawa aku kesana, aku akan meninjaunya langsung," ucap Wilona yang segera berjalan, Ardi pun segera mengekor di belakang Wilona.***Setelah mereka berdua berjalan sekitar 5 menit, akhirnya mereka sampai juga di gedung yang merupakan proyek baru Wilona."Itu Bu," ucap Ardi se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

Bab 29

Braakk."Hais," Bagh.Bugh.Bagh.Bugh.Rosa berteriak histeris di mobilnya sembari menendang ke segala arah bak orang yang tengah kesurupan."BRENGSEK!!""Ada apa dengan dia? Kenapa dia bisa melawanku seperti itu?" teriak Rosa."Sepertinya akhir-akhir ini aku terlalu fokus pada Wilona, hingga lengah pada Bramasta," geram Rosa sembari menggenggam setir mobilnya dengan erat."Lihat saja, minggu depan aku akan pergi ke Mbok Darmi!""Kita lihat, apa kamu masih bisa membentakku seperti tadi?" gumam Rosa dengan mata yang merah dan berkaca-kaca."Terlalu fokus pada Kak Ona?" "Apa sebenarnya yang dia bicarakan?" Sementara itu, Raka yang selalu siap untuk mengikuti Rosa kemanapun dia pergi, saat inipun dia juga berada di parkiran kantor sembari mendengarkan headset, karena mobil Rosa memang sudah dipasangi penyadap oleh Wilona.Raka pun segera mengambil telepon genggamnya dan mencoba menghubungi Wilona."Hais sial, Kak Ona tidak bisa dihubungi," umpat Raka."Apa sebenarnya yang sudah dia l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

Bab 30

1 minggu kemudian."Apa harus seperti itu?" tanya Rosa pada Bramasta yang baru saja masuk ke rumah utama, kebetulan Rosa juga ada di sana."Aku baru pulang, jadi jangan memancingku," ucap Bramasta dengan ketus, kemudian dia segera duduk di meja makan, pembantu pun segera menuangkan air minum untuknya."Kemana saja kamu selama satu minggu ini? Apa kamu mempunyai wanita lain?" cecar Rosa sembari memicingkan matanya."Aku bilang jangan memancingku!" tegas Bramasta."Sudah, sudah, apa sih yang kalian ributkan?" tanya Mama Arina yang baru saja tiba di ruang makan."Suamimu ini baru pulang, jangan bikin keributan kalau tidak mau suamimu pergi lagi," ucap Mama Arina."Lebih baik kamu cepat masak saja Ros, katanya kamu mau masakin Wilona selama dia ada di rumah sakit," suruh Mama Arina."Apa Wilona sedang sakit?" tanya Bramasta dengan terkejut.Braak.Rosa segera meletakkan sebuah map tepat di hadapan Bramasta dengan keras. "Kamu bahkan tidak tahu keadaan istrimu sendiri," ucap Rosa yang kemu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status