Semua Bab Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku: Bab 11 - Bab 20

53 Bab

Bab 11

"Apa belum berkumpul semua?" tanya Wilona yang baru saja memasuki cafe, serta melihat Furi dan beberapa karyawan di sana."Sudah," jawab Furi sembari membungkukkan sedikit tubuhnya dengan sopan, karena dia menghormati Wilona sebagai atasannya."Apa?" Wilona pun terkejut dengan jawaban Furi, karena dia mendapati hanya ada 7 karyawan saja di sana."Memang hanya mereka saja yang bertahan," bisik Furi.Tap.Wilona pun segera duduk dan tersenyum pada mereka semua, para karyawan itu pun juga menunduk dengan segan. "Wajah-wajah tidak asing," ucap Wilona."Apa kalian semua masih mengingatku?" tanya Wilona."Tentu saja Bu, kami sangat senang sekali saat mendengar Ibu kembali ke kantor," jawab salah seorang karyawan."Apa Ibu sehat?" tanya karyawan lain."Tentu saja, aku sangat sehat dan tetap cantik," jawab Wilona dengan sedikit mengulas senyum, untuk meminimalisir kecanggungan diantara mereka.Meskipun Wilona nampak sangat dingin dan juga berekspresi datar, tapi para karyawan sangat senang da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 12

Krincing."Kalian masih di sini?" tanya Rosa yang baru saja masuk ke cafe tempat Wilona makan siang tadi."Apa urusannya denganmu?" tanya Wilona dengan nada datar, juga dengan tetap memainkan ponselnya."Rugi dong cafe ini, jika kamu di sini seharian," ucap Rosa yang kemudian ikut duduk di tempat Wilona."Aku sudah menyewanya satu hari, jangan banyak cing cong," ucap Wilona."Apa kamu sudah berhasil menghubungi grup Salim?" tanya Rosa dengan nada mengejek. Wilona meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menarik nafas dalam sembari melihat ke arah Rosa dengan kesal."Taraaam ..." "Aku sudah berhasil membuat janji," ucap Rosa dengan tersenyum, sembari menyodorkan ponselnya ke arah Wilona.Wilona dan Furi pun segera mendekatkan kepala mereka untuk melihat pesan di ponsel Rosa lebih dekat dan lebih jelas."Nih, baca aja sendiri." Rosa meletakan ponselnya di meja."Secepat itu?" tanya Wilona seakan tidak percaya, sementara Furi segera mencatat tempat pertemuan mereka, serta nomor telepon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 13

"Berpikir Wilona, berpikirlah dengan cepat," monolog Wilona dalam hati.Pria tadi segera berjalan ke arah sofa mengikuti Wilona. "Eh tunggu, aku tadi kan haus, cepat pesankan aku minum dulu, bagaimana aku bisa melayani kalian dengan baik, jika tubuhku lemas seperti ini.""Pasti tidak akan menyenangkan bukan?" tanya Wilona sembari memutar tubuhnya hingga menghadap ke arah semua pria tadi."Cepat kalian pesan minuman," suruh pria yang mereka panggil 'Bos'."Oh, ternyata dia yang membawa kunci," batin Wilona dengan memandangi sekeliling agar tidak menimbulkan kecurigaan.Karena dia saat ini sedang berusaha mengulur waktu, Wilona pun berjalan ke arah meja makan, dia mengurungkan niatnya untuk duduk di sofa.Wilona memperhatikan sekeliling dan melihat ada CCTV di mana-mana. "Hmb, tidak mungkin para karyawan tidak tahu kejadian di sini, kecuali mereka memang sudah disuap sehingga mereka menutup mata," monolog Wilona dalam hati.Ceklek.Tidak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa mi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 14

Brak."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" Bramasta datang ke rumah sakit dengan tergopoh, hal itu membuat Furi segera menyudahi makan malamnya dan turun dari ranjang."Aku tadi mengabari tuan Bramasta," ucap Furi dengan nada lirih sembari menunduk.Bramasta pun segera berjalan ke ranjang Wilona dan memeluknya dengan erat. "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Bramasta dengan suara sangau, sepertinya dia sedang menahan tangis."Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu tidak menjaga Ibu dengan baik!" teriak Bramasta sembari menghadap ke arah Raka."Aku baik-baik saja, kenapa kamu berteriak padanya? Dia yang telah menyelamatkanku," sahut Wilona. Sementara Raka, Rani dan Furi hanya bisa menunduk."Cih, padahal dia juga tidak menjaga istrinya dengan baik, kenapa malah marah-marah pada Raka, dasar sampah!" gumam seseorang di seberang telepon Raka, saat dia mendengar teriakan Bramasta.Tut.Orang tersebut pun segera menutup sambungan teleponnya dan menyeruput es Cappucino yang ada di hadapannya dengan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Bab 15

Beberapa hari kemudian.Braak !!"Kamu masih bisa bersantai seperti ini?" Sentak Rosa saat memasuki ruangan Bramasta.Mengetahui ada istri bosnya masuk, sekretaris Bramasta pun segera keluar dari ruangan. Saat itu Bramasta tengah mengecek beberapa berkas di atas meja."Apa kamu tidak melihat berita hari ini?" Rosa segera mengambil remot dan menyalakan televisi yang ada di ruangan Bramasta.'Nyonya Wilona akan segera mengadakan jumpa pers, terkait kasus penyerangan yang dia alami'"Lihat itu yang sedang dilakukan istrimu! Dia ingin mengadakan jumpa pers untuk mengkonfirmasi kejadian tempo hari, bahkan memar-memar di wajahnya juga masih terlihat jelas!" ucap Rosa dengan menggebu."Bertanggung jawablah atas perbuatanmu sendiri," ucap Bramasta dengan suara lirih dan tegas."Bukan itu maksudku, kamu harus menghentikan langkahnya sebelum dia mencoreng wajah perusahaan, lagian kan pelakunya juga sudah ditangkap semua, lalu apa lagi yang ingin dia konfirmasi?" jelas Rosa."Dia masih meyakini
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 16

Hap."Rosa, lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan?" teriak Wilona sembari menahan rasa sakit, karena Rosa tengah menjambak rambut dan juga menenggelamkan wajah Wilona beberapa kali ke dalam wastafel yang penuh dengan air.Hap.Beberapa kali juga Wilona mencoba mengambil nafas saat rosa menarik rambutnya, hingga wajahnya keluar dari genangan air di wastafel tersebut.Bruuk."Ro ... sa," rintih Wilona saat dia sudah tidak tahan lagi dan ambruk ke lantai."Ingat, ini hanya pelajaran awal saja, jika kamu tidak segera menandatangani surat pengalihan harta, aku akan memberimu pelajaran yang lebih menyakitkan dari hari ini," ucap Rosa dengan tersenyum puas, bahkan dia berbicara juga sembari memainkan kuku palsunya, seakan tidak menyesali perbuatannya sama sekali.Sayup-sayup Wilona mencoba membuka mata dalam keadaan yang sudah pucat pasi, dia penasaran dengan suara langkah kaki yang baru saja masuk ke kamarnya."Sayaaang ..." teriak Rosa.Jedaaar.Betapa terkejutnya Wilona saat mendapati Brama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 17

Hari itu juga, setelah kepergian Furi, Wilona memutuskan untuk keluar dari Rumah Sakit tanpa memberi kabar pada siapapun, dengan pakaian seadanya, Wilona segera menyelesaikan administrasi dan juga memesan taxi online.Braak."Sesuai aplikasi ya Mbak?" taya sopir taxi tersebut setelah Wilona masuk ke mobil."Iya Pak," jawab Wilona singkat.Tanpa banyak bertanya lagi, sopir taxi pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak ada obrolan lagi sepanjang perjalan, sopir taxi fokus pada kemudinya, sementara Wilona hanya menatap ke arah luar jendela.***"Pak, apa bisa menepi sebentar?" tanya Wilona, sopir taxi pun segera menepikan mobilnya."Tunggu sebentar Pak," ucap Wilona sembari keluar dari mobil. Wilona berjalan ke belakang mobil sekitar 2 meter, yang ternyata ada penjual bunga di trotoar jalan.Beberapa saat kemudian, Wilona masuk lagi ke taxi. "Pak, kita ganti rute saja, nanti akan saya bayar lebih," ucap Wilona setelah masuk lagi ke mobil dengan membawa bunga yang baru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 18

Ting.Beberapa saat kemudian, Wilona mendapatkan pesan dari Raka yang mengatakan bahwa dia dan adiknya akan pergi, karena ada suatu urusan."Sudah kuduga," gumam Wilona sembari mematikan ponselnya dan mulai bersiap.Tidak lama setelah itu, Wilona pun mendapati mobil yang ada di rumah keluar dari pagar, Wilona memastikan dengan seksama, bahwa memang benar Raka dan Rani yang ada di dalam mobil tersebut, barulah dia mengikuti mobil mereka dengan jarak sekitar 2 mobil."Mau kemana mereka?""Siapa yang akan mereka temui?" gumam Wilona sembari terus memperhatikan mobil yang dikendarai Raka, juga dengan memperhatikan jalan.***Setelah sekitar 20 menit Wilona mengekor, akhirnya Raka menghentikan mobilnya di depan restoran cepat saji.Wilona pun juga segera mencari tempat parkir dan turun dari mobil, setelah Wilona memastikan tempat duduk Raka dan Rani, barulah Wilona masuk dan memesan minuman, kemudian dia duduk di meja belakang Raka dan Rani dengan posisi membelakangi mereka, yang tentu saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 19

Huft."Kenapa semua menjadi runyam seperti ini?"Setelah beranjak pergi dari restoran cepat saji, Wilona tidak segera pulang ke rumah, melainkan dia berhenti di tanah lapang, membuka atap mobil dan menikmati angin sepoi di bawah rindangnya pohon besar. "Apa lebih baik aku tidak tahu apa-apa seperti hidupku yang dulu?""Tapi, dulu aku hidup dengan sangat polos dan bodoh,""Setidaknya aku dulu sangat mencintai suamiku dan tidak pernah merasa sakit hati sekalipun, meskipun dulu dan sekarang, dia sama-sama menikah lagi dengan Rosa.""Aku selalu mendukungnya, apapun yang dia katakan dan dia putuskan, karena memang dia selalu bertingkah semanis itu,""Kenapa kalian berdua bersikap seperti itu padaku?""Semua kebaikan yang aku lakukan seakan tidak ada artinya sama sekali dan terlupakan begitu saja,""Ya, tentu saja semua itu tidak berarti, karena memang sejak awal niat kalian tidak baik,""Hais, di kehidupan sekarang ini, aku benar-benar lelah dengan semua fakta yang dulu tidak aku ketahui,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 20

"Permisi, apa Pak Debby ada di kantor?" Pagi itu, Wilona pergi ke kantor Debby, sesuai dengan nasihat yang diberikan oleh Furi, Furi pun juga sudah menyiapkan perencanaan yang matang pada proposal yang saat ini tengah dibawa oleh Wilona."Permisi, dengan Ibu siapa?" "Apa anda sudah membuat janji sebelumnya?" tanya karyawan yang ada di bagian depan."Saya Wilona, dan saya belum membuat janji," jawab Wilona."Mohon maaf Ibu, Pak Debby tidak bisa ditemui jika anda belum membuat janji sebelumnya," ucap karyawan berparas cantik tersebut dengan sopan."Apa bisa diinfokan saja jika saya kemari, saya yakin Pak Debby pasti mau menemui saya," ucap Wilona dengan sopan juga."Tidak bisa Ibu, Ibu harus membuat janji terlebih dahulu," ucap karyawan tersebut dengan senyum manisnya."Minta tolong Mbak sampaikan saja, saya akan menunggu di sini hingga pak Debby membalas pesan Mbak, saya janji tidak akan mengganggu pekerjaan Mbak," ucap Wilona sedikit mendesak.Tap.Tap.Dari arah dalam, nampak seora
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status