Share

Bab 28

Author: Eriin 1208
last update Last Updated: 2025-02-11 15:51:53

Keesokan harinya.

"Selamat datang Bu Wilona," ucap Ardi sembari melambaikan tangan pada Wilona yang baru saja turun dari mobil.

"Kamu masih berani datang menjemputku?"

"Aku menyuruhmu untuk menangani pekerjaan disini, kenapa proyeknya berjalan dengan sangat lambat?" tanya Wilona sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Tempat yang kita rencanakan itu, ada sebuah restoran yang menolak kesepakatan," jelas Ardi.

"Mereka mati-matian tidak mau pergi, jadi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa," imbuh Ardi.

"Kan sudah aku kasih tahu tempo hari, berikan penawaran yang lebih tinggi," ucap Wilona.

"Bu Wilona, anda juga pasti sangat tahu, dalam bisnis, terkadang uang bukanlah solusinya," jelas Ardi.

"Kalau begitu, bawa aku kesana, aku akan meninjaunya langsung," ucap Wilona yang segera berjalan, Ardi pun segera mengekor di belakang Wilona.

***

Setelah mereka berdua berjalan sekitar 5 menit, akhirnya mereka sampai juga di gedung yang merupakan proyek baru Wilona.

"Itu Bu," ucap Ardi se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 29

    Braakk."Hais," Bagh.Bugh.Bagh.Bugh.Rosa berteriak histeris di mobilnya sembari menendang ke segala arah bak orang yang tengah kesurupan."BRENGSEK!!""Ada apa dengan dia? Kenapa dia bisa melawanku seperti itu?" teriak Rosa."Sepertinya akhir-akhir ini aku terlalu fokus pada Wilona, hingga lengah pada Bramasta," geram Rosa sembari menggenggam setir mobilnya dengan erat."Lihat saja, minggu depan aku akan pergi ke Mbok Darmi!""Kita lihat, apa kamu masih bisa membentakku seperti tadi?" gumam Rosa dengan mata yang merah dan berkaca-kaca."Terlalu fokus pada Kak Ona?" "Apa sebenarnya yang dia bicarakan?" Sementara itu, Raka yang selalu siap untuk mengikuti Rosa kemanapun dia pergi, saat inipun dia juga berada di parkiran kantor sembari mendengarkan headset, karena mobil Rosa memang sudah dipasangi penyadap oleh Wilona.Raka pun segera mengambil telepon genggamnya dan mencoba menghubungi Wilona."Hais sial, Kak Ona tidak bisa dihubungi," umpat Raka."Apa sebenarnya yang sudah dia l

    Last Updated : 2025-02-11
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 30

    1 minggu kemudian."Apa harus seperti itu?" tanya Rosa pada Bramasta yang baru saja masuk ke rumah utama, kebetulan Rosa juga ada di sana."Aku baru pulang, jadi jangan memancingku," ucap Bramasta dengan ketus, kemudian dia segera duduk di meja makan, pembantu pun segera menuangkan air minum untuknya."Kemana saja kamu selama satu minggu ini? Apa kamu mempunyai wanita lain?" cecar Rosa sembari memicingkan matanya."Aku bilang jangan memancingku!" tegas Bramasta."Sudah, sudah, apa sih yang kalian ributkan?" tanya Mama Arina yang baru saja tiba di ruang makan."Suamimu ini baru pulang, jangan bikin keributan kalau tidak mau suamimu pergi lagi," ucap Mama Arina."Lebih baik kamu cepat masak saja Ros, katanya kamu mau masakin Wilona selama dia ada di rumah sakit," suruh Mama Arina."Apa Wilona sedang sakit?" tanya Bramasta dengan terkejut.Braak.Rosa segera meletakkan sebuah map tepat di hadapan Bramasta dengan keras. "Kamu bahkan tidak tahu keadaan istrimu sendiri," ucap Rosa yang kemu

    Last Updated : 2025-02-11
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 31

    Braak.Raka baru saja masuk ke ruang perawatan Wilona dengan pakaian yang masih kotor.Furi, Wilona dan Rani pun menatapnya dengan tatapan heran. "Kenapa kamu seperti itu? Apa kamu baru saja menggembala kerbau?" tanya Furi."Bagaimana Kakak bisa tahu?" tanya balik Raka sembari menenggak air mineral yang ada di atas meja."Tidak lucu," timpal Wilona dengan wajah datar.Rani dan Furi pun saling bertukar pandang, lalu Rani segera mengambilkan handuk kecil untuk mengusap keringat Raka."Apa yang Kakak lakukan?" tanya Raka pada Wilona, karena dia melihat saat ini Wilona sedang makan dari kotak bekal."Menurutmu? Apa aku sedang tidur?" cecar Wilona."Bukan itu maksudku, kenapa Kakak tidak makan yang disediakan rumah sakit?" tanya Raka sembari melepas jaket dan sepatunya."Ini dari Mas Bram," jawab Wilona dengan wajah pucat."Oh jadi Pak Bram memang masih perhatian dengan Kak Ona," monolog Raka dalam hati, Raka pun juga melihat Wilona makan dengan lahap."Ini ada baju ganti," ucap Rani semba

    Last Updated : 2025-02-11
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 32

    Setelah hampir 3 jam Raka dan Mama Risma berada di teras, akhirnya Mbah Tarjo pun keluar. "Masuklah," ucap Mbah Tarjo pada mereka berdua."Ini air yang dari baskom tadi," ucap Mbah Tarjo setelah Raka dan Mama Risma masuk dan duduk kembali, di lantai beralaskan tikar seperti sebelumnya.Mama Risma segera mengambil air tersebut yang sudah dimasukkan ke botol dan berwarna putih sedikit kemerah-merahan, karena memang ada darah Mama Risma di air rendaman tersebut."Air ini hanya boleh diminum oleh orang yang berhubungan darah dengan anda," ucap Mbah Tarjo sembari menatap Mama Risma."Jadi, sampean tidak boleh minum ya Mas," imbuh Mbah Tarjo sembari melihat ke arah Raka.Degh.Raka pun merasa sedikit terkejut, tapi dia segera mengangguk. "Arek wadon iki serakah, duwe lara ati, dadi sing ganggu anak e njenengan niki kuat, arek wadon iki gak tau telat nek wayah e ngeneh i mahar nang Mbok Darmi gae rituale," ucap Mbah Tarjo yang membuat Mama Risma dan Raka sedikit kebingungan, karena mereka ti

    Last Updated : 2025-02-12
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 33

    "Apa semua aman?" tanya Debby pada Firman yang baru saja masuk ke mobil.Setelah hampir 1 jam mengurus ini dan itu, saat ini mereka, termasuk Wilona, sudah ada di dalam mobil yang seluruh kacanya berwarna hitam, hingga orang yang dari luar tidak bisa melihat ke dalam mobil tersebut."Aku sudah menyuruh orang keamanan untuk menghapus semua rekaman CCTV saat kita keluar dari Rumah sakit, aku juga sudah memindahkan pasien lain ke kamar Wilona," jelas Firman yang segera menyalakan mesin mobilnya."Apa kamu dengar?""Mereka menangani semua dengan sangat baik dan bersih, jadi kita bisa percaya pada mereka, Pak Debby juga merupakan salah satu sahabat lama Wilona," bisik Furi sembari terus mengelus rambut Wilona yang ada di pangkuannya, sementara kaki Wilona ada di pangkuan Rani.Rani segera mengangguk dan mengambil telepon genggamnya, serta segera mengirim pesan berisi alamat tujuan mereka pada kakaknya, agar Raka dan Mama Risma bisa langsung datang ke alamat tersebut.***BRAAAKKKCIIIIT ..

    Last Updated : 2025-02-12
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 34

    Dokter datang bersama 2 perawat, beliau segera memeriksa keadaan Wilona, mengecek suhu tubuh, membuka mata dan menyenterinya, membuka mulut serta segera memasang selang oksigen dan peralatan yang lain."Dia sebenarnya sedang pingsan atau tertidur sih? Kenapa belum juga sadar," gumam Furi dengan suara lirih dan khawatir sembari terus melihat dokter melakukan tugasnya."Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Debby setelah dokter mengambil beberapa ml sampel darah milik Wilona."Dia hanya kelelahan dan dehidrasi," jawab Dokter."Bagaimana dengan perutnya?" tanya Furi."Apa ada masalah dengan perutnya?" tanya sang dokter."Hmmb, dia selalu mengeluhkan perutnya sakit,""Dia terus menahan sakit yang teramat itu, hingga pingsan," jelas Furi."Tapi aku tidak menemukan apapun di sana," ucap Dokter yang segera memasang stetoskopnya kembali, lalu memeriksa ulang keadaan Wilona. Kali ini Dokter memeriksa perut Wilona dengan sangat hati-hati."Iya, tidak ada apa-apa di sana,""Atau mungkin kita harus me

    Last Updated : 2025-02-13
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 35

    Dengan tatapan tajam dan putus asa, Furi beranjak dari lantai, dia segera berjalan menghampiri Wilona.BUGH.BUGH.BUGH."Bangun, bangun!" Furi berteriak sembari memukul dada Wilona dengan kencang.BUGH.BUGH.BUGH."Bangun!" "Balas sendiri dendammu!""Setidaknya jangan pergi meninggalkan beban!""Bangun brengsek! Bangun!"Tidak ada yang menghentikan perbuatan Furi, karena semua orang saat ini juga sedang putus asa, tidak bisa menghibur satu sama lain.BUGH.BUGH."BANGUN ... !" Kali ini Furi memukul dada Wilona lebih keras lagi."Aku mohon bangunlah brengsek," ucap Furi sembari menangis di atas dada Wilona.BUGH.Sekali lagi Furi memukul Wilona dengan tenaga penuh.Tiit.Tiit.Tiit.Tiba-tiba saja monitor berbunyi lagi, mendengar hal itu, dokter dan perawat yang memang masih berada di kamar segera berlari ke arah Wilona, sedangkan Raka yang memang berada tidak jauh dari Furi, dia segera menarik Furi menjauh, karena sekarang giliran dokter yang bertindak."Dia kembali," ucap Dokter

    Last Updated : 2025-02-14
  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 36

    Malam hari."Bagaimana hasilnya?" tanya Debby saat Furi baru saja masuk ke villa, Furi hanya menggelengkan kepalanya pelan.Semua orang yang ada di sana pun hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Bagaimana keadaan Wilona hari ini Ma? Apa dia kejang lagi?" tanya Furi pada Mama Risma."Syukurlah dia sudah tidak seperti kemarin, hanya saja dia belum sadar," jawab Mama Risma."Kemana Raka dan Rani ya, dari tadi mereka tidak menjawab teleponku, mereka tidak mungkin ketahuan kan?" tanya Mama Risma dengan khawatir."Tidak mungkin tante, aku seharian bersama Bram dan istrinya, aku juga selalu berkomunikasi dengan Firman, memastikan kalau para pembantu belum pulang," jelas Debby."Mungkin mereka sedang ada diperjalanan Ma, kita berdoa saja," ucap Furi yang juga disetujui oleh semua orang.***2 jam kemudian, hujan turun dengan lebatnya, tidak ada juga tanda-tanda kedatangan Raka, Rani maupun Firman. Saat ini semua orang sudah merasa panik dan khawatir, banyak yang mondar-mandir denga

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 59

    Satu minggu kemudian.BRUUAAAK!Rosa terjatuh dari ranjang sembari memegang perutnya. "Kenapa Rasa sakit di perutku ini seakan tidak wajar ya?" gumam Rosa sembari menggigit bibir bawahnya, karena sakit itu benar-benar tidak bisa digambarkan. Rosa bahkan sudah pergi ke dokter, tapi tetap tidak ada hasil. Dengan tenaga seadanya dan wajah yang sudah pucat pasi, Rosa berusaha merangkak ke meja rias, memegang kursi dan berusaha berdiri.Saat melihat ke arah cermin, dia juga sangat syok, karena tiba-tiba saja wajahnya menjadi buruk rupa, banyak jerawat besar-besar yang memenuhi wajahnya, juga ada beberapa benjolan yang bahkan sudah mengeluarkan bau tak sedap. "Ada apa ini sebenarnya?" ucap Rosa sembari mengambil beberapa helai tisu dan mengusap cairan-cairan yang keluar dari beberapa benjolan tersebut, dia bahkan sudah tidak menghiraukan rasa sakit di perutnya.Semakin dia mengusap cairan di wajahnya, semakin keluar juga cairan tersebut terus menerus tanpa henti. "Tidak, tidak, tiiiidaaaaak

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 58

    "Memangnya kita akan pergi kemana?" tanya Rama pada Rosa.Saat ini Rosa tengah mendatangi Rama di rumah kontrakannya."Ikutlah denganku, kamu pasti akan menyukainya," jawab Rosa yang tetap berada di dalam mobil, lebih tepatnya di kursi pengemudi.Rama yang tadinya membungkuk di kaca, di bagian pintu samping pengemudi, seketika dia menegakkan punggungnya dan menarik nafas dalam. "Aku tidak mau jika kamu suruh melakukan pekerjaan mengerikan lagi," ucap Rama dengan cemberut."Tidak akan, aku tidak akan melibatkanmu lagi," jawab Rosa."Ayo, naiklah, selagi aku tidak ada pekerjaan dan janji temu dengan klien." Rosa terus memaksa Rama.Dengan sedikit berat hati, akhirnya Rama pun membuka pintu mobil dan segera duduk di kursi sebelah Rosa. Tanpa berlama-lama juga, Rosa segera mendaratkan satu ciuman di bibir Rama, hingga membuat Rama tersipu malu. "Maaf, karena melibatkanmu dalam pertempuran tempo hari," ucap Rosa dengan menyesal."Sudahlah, jangan dibicarakan lagi," ucap Rama.Rosa menghada

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 57

    BRUAAAK!"Kenapa kita semalam tidak langsung serang saja Bramasta itu?" kesal Debby sembari melemparkan semua senjatanya di lantai.Sore itu, Debby, Firman dan Alex baru saja tiba di vilanya Debby. "Kenapa juga kita harus jalan kaki sejauh itu? Padahal aku punya mobil," kesalnya lagi. Firman dan Alex hanya bisa saling menoleh dan bertukar pandang.BUGH.Secara bersamaan, Alex dan Firman segera menjatuhkan tubuhnya di atas sofa untuk melepas penat. "Dari mana saja kalian?" tanya Agatha sembari membawakan mereka air mineral botol dan memberikan pada mereka masing-masing 1. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab."Kamu belum tahu saja, bagaimana kejamnya Bramasta, saat orang lain mencampuri urusannya, ataupun memegang miliknya," ucap Alex pada Debby."Aku tidak takut dengannya!" sentak Debby dengan wajah merah padam."Meskipun kamu tidak takut, kita harus melawannya dengan persiapan, tidak tiba-tiba seperti itu, kamu lihat sendiri kan anak buah dia banyak dan semua terlatih,

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 56

    Ciiit.Belum lama Firman mengemudikan mobilnya, tiba-tiba dia menginjak rem secara mendadak, Alex dan Debby yang tengah duduk di kursi penumpang dan menyandarkan punggungnya, seketika terkejut dan melihat ke depan. Mereka berdua melihat seseorang menodongkan senapan laras panjang pada mobil mereka, Firman segera mengangkat kedua tangannya, sementara Alex menyipitkan mata untuk menajamkan penglihatannya."Robert," gumam Alex.Alex segera membuka pintu mobil dan keluar dengan mengangkat kedua tangan. "Kalian tetap di dalam," ucap Alex pada Firman dan Debby dengan terus melihat ke arah Robert, takut jika tiba-tiba saja dia menarik pelatuknya."Robert," panggil Alex dengan sedikit berbisik."Robert, ini aku Alex," bisik Alex lagi sembari berjalan mendekati Robert."Alex," ucap Robert sembari menurunkan senjatanya."Sedang apa kamu disini?" taya Robert."Tidak perlu jawab," ucap Robert lagi dengan gelisah. Robert segera berjalan ke arah mobil dan melihat ada siapa saja di dalam sana."Kali

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 55

    Pagi itu Furi dan Agatha berjalan menyusuri perusahaan pink, dengan clutch warna abu bling-bling, kaca mata coklat dan rambut ikal warna coklat yang terurai, Agatha berjalan dengan percaya diri, sementara di sebelahnya, Furi tengah mengenakan baju formal dan memegang map di depan dada."Sekretaris Rizal, ada yang ingin bertemu dengan Bu Rosa," ucap Furi setelah sebelumnya dia mengetuk pintu ruangan Rizal terlebih dahulu."Apa sudah buat janji?" tanya Rizal dengan angkuh."Belum, tapi tamu ini sangat penting," ucap Furi."Tidak bisa begitu, apa kamu tidak tahu kalau direktur kita itu sangat sibuk, meskipun tamu penting, tetap harus membuat janji," ucap Rizal yang masih fokus pada laptopnya.Braak.Braak.Agatha berjalan ke ambang pintu dan menggebrak pintu ruangan Rizal beberapa kali, tapi tidak terlalu keras. "Jika kamu tidak mau mengantar, kami bisa pergi ke ruangannya sendiri," ucap Agatha dengan ketus.Rizal pun segera beranjak dari kursinya. "Oh, bukan seperti itu maksud saya Bu,"

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 54

    "Bagaimana hasilnya?" tanya Debby. Hari itu saat weekend, mereka semua berkumpul di villanya Debby."Benar yang dicurigai Wilona, mereka berdua telah banyak menggelapkan dana perusahaan," jawab Furi."Benarkah? Bagaimana caranya?" tanya Firman."Mereka membeli lukisan dari pelukis amatiran dengan harga yang sangat mahal," jawab Furi sembari menyodorkan laptopnya dan memberikan data.Debby pun mendekat dan melihat laptop tersebut. "Lalu?" sahut Debby."Lalu, selang beberapa hari hingga 7 hari kerja, akan ada dana masuk ke rekening pribadi Pak Bramasta dari orang baru," jawab Bunga sembari mengeluarkan banyak berkas yang berisi mutasi rekening Bramasta, Bunga juga sudah menstabilo pada tanggal-tanggal tertentu.Firman segera mengambil berkas dari Bunga dan melihatnya sekilas. "Berapa banyak?" tanya Firman."Pak Bram membeli lukisan tersebut 100 juta dan akan mendapatkan kembali 90 juta," jawab Bunga."Apa selalu seperti itu?" tanya Debby."Tidak, ada yang 150 juta, 200 juta dan seterusn

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 53

    "Permisi," ucap petugas kebersihan yang ada di perusahaan pink, saat ini dia tengah mencoba mengetuk pintu ruangan CCTV."Ada apa?" tanya seorang petugas yang baru saja membuka pintu."Ini, aku bawakan minuman untuk kalian, ada salah satu orang perusahaan yang bagi-bagi," jelas seorang paruh baya yang menjadi petugas kebersihan tersebut."Wah ... kebetulan sekali, kami sedang mengantuk, makasih ya Bu," ucap petugas CCTV tersebut dengan ramah sembari menerima 2 gelas es cappucino."Bekerjalah dengan baik, jangan sampai kamu ketiduran," ucap petugas kebersihan tersebut sembari mendorong trolinya dan pergi dari sana. 2 petugas CCTV pun segera menyeruput es cappucino tersebut hingga habis setengah gelas, sepertinya mereka benar-benar kehausan."Satu ... " "Dua ... ""Tiga ... "Sementara itu, Furi yang berada di balik tembok, dia terus menghitung dengan menggunakan jarinya, juga sembari memainkan kakinya."Lima puluh sembilan." Setelah menghitung hingga satu menit, Furi pun segera berjal

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 52

    "Memangnya Wilona tahu dari mana kalau kita bisa melawan Rosa pakai daun kelor, dia aja gak pernah pergi ke dukun!" hardik Mama Risma. Pagi itu, Rani segera pergi ke kediaman Mama Risma untuk mengajaknya berbelanja bahan yang disuruh oleh Wilona ke pasar, sekalian juga memberi kabar Mama Risma, bahwa putrinya baik-baik saja."Ada Ma di buku catatannya Bu Rosa, lengkap dari ritual sampai pantangannya," jelas Rani."Oh, jadi selain bermain santet, dia juga bermain susuk. Apa lagi yang dia mainkan?" tanya Mama Risma dengan penasaran."Guna-guna," jawab Rani singkat."Guna-guna?" gumam Mama Risma."Ayo Ma kita segera ke pasar untuk beli semua bahan dan kita segera eksekusi dia, biar dia tahu rasanya senjata makan tuan," ajak Rani dengan geram."Memangnya kamu tahu bentuknya daun kelor? Mama aja baru denger namanya barusan dari kamu," ucap Mama Risma."Lah? Mama juga gak tau? Aku kira Mama tahu, makannya aku mau ngajak Mama," gerutu Rani.Mama Risma terdiam sejenak, beliau mengambil ponsel

  • Kukembalikan Kesengsaraanku Pada Maduku   Bab 51

    Bunga sampai di depan mansion Melisa, ada perasaan gelisah dan berkecamuk di sana, terlebih saat dia melihat pengawal Melisa yang selalu sigap. Dengan perasaan yang masih ragu, Bunga pun turun dari mobil, setelah sebelumnya menarik nafas panjang dan mencoba menguasai pikirannya sendiri."Aku hanya akan mencari ponselku yang kemarin hilang," ucap Bunga pada salah satu pengawal Melisa."Di mana?" tanya pengawal tersebut."Ya mana aku tahu, namanya juga hilang. Seingatku semalam aku hanya mendatangi atap dan juga pantai, tidak banyak ruangan yang aku kunjungi di sini," jelas Bunga."Aku akan memeriksanya di atap," ucap pengawal tersebut."Oke kalau begitu, aku akan menyusuri pantai," ucap Bunga yang kemudian pergi ke pantai, pantai tersebut ada di depan mansion.Bunga berjalan pelan sembari melihat laut, sesekali juga dia melihat ke mansion. "Bu Wilona ada di kamar yang mana ya," gumam Bunga sembari mengingat kejadian tadi malam, saat Wilona baru dibawa keluar oleh dua pengawal dalam kea

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status