Semua Bab Suami Titipan Mantan: Bab 31 - Bab 40

63 Bab

bab 31

"Sebentar, saya angkat telepon dulu," ujar Firhan meminggirkan mobil untuk menerima panggilan Maya. Rima menoleh ke kursi belakang, lewat isyarat wanita yang duduk di kursi belakang itu bertanya, namun gelengan kepala menjawab tanya itu. Wanda namanya. "Iya, May. Abang lagi nyetir. Nanti abang hubungi, ya." Firhan langsung menjawab tanpa menunggu Maya selesai menyapanya. "Oh, b-baik, Bang." Suara gugup Maya membuat Firhan tersenyum samar. "Siapa, Pak? Tadi saya lihat nama kontaknya manis banget. Lovely …." Rima tak bisa menahan rasa ingin tahunya, begitu Firhan sudah menyimpan lagi ponselnya, dia langsung mengajukan tanya. "Seseorang," jawab Firhan lalu kembali melajukan mobil. "Wah, pacar ya, Pak Firhan? Berarti bu Rima harus kecewa dong!" celetuk Wanda tanpa basa basi. "Lebih dari itu," jawab Firhan tanpa mau menutupi. "Wah, beneran, Pak?" Wanda semakin heboh, sementara Rima sudah tak bersemangat mendengar pengakuan Firhan. "Tentu saja, Mbak Wanda. Dia …
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

bab 32

Sementara perayaan ulang tahun Firhan yang Rima pikir akan berjalan penuh keceriaan untuknya, berubah jadi membosankan saat dengan gamblang Wanda mengatakan kalau ternyata Firhan sudah menikah tanpa sepengetahuan mereka. Meski begitu Firhan mendapat banyak ucapan selamat dari rekan-rekan yang kini ikut merayakan hari jadinya tersebut. "Kenapa nggak diajak istrinya, Pak? Kenalin sama kita," ujar salah satu teman Firhan yang diangguki oleh yang lainnya. "Nanti, Pak. Belum saatnya," jawab Firhan sambil melihat jam. "Atau jangan-jangan pak Firhan lagi ditunggu istrinya, ya? Dari tadi liatin jam terus?" balas yang lain. "Tadi aja udah diteleponin terus, tuh," timpal Wanda tak memperhatikan wajah kesal juga bosan Rima. "Udahlah, jangan bahas istri pak Firhan terus. Kan kita mau ngerayain ultahnya pak Firhan," sela Rima. "Ciee, Bu Rima pasti cemburu, nih!" celetuk seseorang membuat Rima semakin mendengkus kesal. "Bukan begitu juga, Pak. Hanya--" "Betul kata bu Rima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

bab 33

"Terus, mama jawab apa?" "Mama jawab aja biar tanya langsung sama kamu. Biar kalian lebih dekat lagi. Kalian udah ketemu lagi belum setelah Maya datang ke rumah?" balas Lidya. Firhan mengetuk setir sambil mengawasi keluar, "Belum, Ma." "Kecuali tadi di perusahaan, itu pun kami bersikap seperti tak saling kenal," lanjut Firhan dalam hati. "Temuilah, Bang. Biar kalian makin dekat. Kalau saling jauhan terus, gimana mama bisa dapat cucu?" Firhan terkekeh mendengar perkataan Lidya. "Doakan saja, Ma. Soal Arman, abang sudah dapat info terbaru, Ma." Firhan mengalihkan pembicaraan. "Mama juga sudah dapat, Bang. Sepertinya memang ini ada hubungannya dengan Anna," balas Lidya. "Iya, Ma. Dan harusnya dia tidak mengorbankan Maya kalau memang ingin kembali bersama Anna. Tapi kenapa juga dia harus mengatakan kalau dia akan kembali dan mengambil Maya lagi?" "Entahlah, Bang. Mama sama papa juga bingung. Kalau dia tidak mencintai Maya, kenapa harus mengajak gadis itu meni
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

bab 34

"Tidur di kamar, yuk?!" ujar Firhan yang berdiri di depan Maya. "Kapan abang pulang?" tanya Maya, lalu melihat pada kue yang pastinya sudah tidak menjadi sebuah kejutan lagi untuk Firhan. "Setengah jam lalu," balas Firhan lalu duduk di samping Maya, dan mengambil korek api yang ada di meja, dengan santai dia menyalakan lilin yang bertuliskan umurnya sekarang. "I-itu … Maya tadinya mau--" "Terima kasih. Meski abang udah tau lebih dulu karena kamu ketiduran, abang merasa senang dengan kejutan yang kamu berikan." Firhan mengangkat kue tersebut, lalu menghadap Maya yang menatapnya bingung. "Kita tiup bersama-sama," ucapnya dengan tersenyum manis. Maya mengangguk, lalu dia pun meniup lilin itu hingga padam bersama Firhan. "Selamat ulang tahun, Bang. Semoga apa pun yang menjadi impian dan harapan abang, akan bisa terwujud. Panjang umur dan sehat selalu." Maya memberikan doa dengan tulus. Firhan mengangguk, "Keinginan dan harapan abang akan terwujud jika kamu juga tur
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

bab 35

"Sama-sama, sekarang antar Maya pulang, ya?" "Padahal abang masih kangen," rajuk Firhan membuat Maya terkekeh. "Nanti Maya datang ke sini lagi." "Harus! Bahkan harusnya kita tinggal satu rumah." "Maya minta waktu, ya?" Firhan kembali harus menyetujui keinginan Maya. Dengan gadis itu mau dipeluknya saja, Firhan tahu Maya sudah benar-benar menerima dirinya. "Abang antar tapi kamu makan dulu. Bi Suti bilang kamu belum makan," ujar Firhan lantas berdiri, menarik Maya lembut agar mengikutinya. "Nggak perlu. Tadi Maya udah ngemil banyak, masih kenyang. Sekarang antar pulang, udah jam sepuluh lebih," tolak Maya dan tak bisa Firhan tolak. "Baiklah. Ayo," ujar Firhan. Maya langsung meriah tasnya yang ada di kursi, keduanya lantas keluar tanpa memberi tahu Suti. "Duh, kira-kira ada yang nanya dari mana nggak, ya?" kata Maya setelah mereka ada dalam mobil. "Nanti abang antar sampai depan mess," jawab Firhan santai. "Eh, jangan! Nanti mereka malah jadi pada heran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

bab 36

Esok, akan seperti apa pertemuannya dengan Firhan di perusahaan. Apa drama akan terus dimainkan pura-pura tak saling kenal? Atau mereka akan membuka status keduanya secara gamblang? Jauh dari tempat Maya berada, Arman menatap dengan hati cemburu status yang dibuat Firhan. Tangannya terkepal erat menahan semua rasa yang berkecamuk dalam dada. Niatnya ingin menitipkan Maya dengan meminta Firhan menjadi pengantin pengganti, kini justru dia harus kehilangan kesempatan memiliki Maya kembali. "Harusnya aku pergi begitu saja tanpa meminta bang Firhan menikahi Maya. Dengan begitu, walaupun dua keluarga menanggung rasa malu, setidaknya saat aku kembali nanti Maya masih bisa aku miliki lagi. Tapi kini, sepertinya abang dan Maya semakin dekat saja. Ya Tuhan, Maya … benarkah rasa cintamu telah terganti untuk bang Firhan? Semudah itukah hatimu berpaling dariku? Apa surat yang aku titipkan pada abang tak membuatmu mengerti dengan keadaanku saat ini?" Firhan meremas rambutnya, hempasan napa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

bab 37

Senyum Anna terukir indah saat melihat Arman keluar dari kamar yang ditempati laki-laki di rumahnya, tak biasanya Arman bangun telat, Anna sempat takut kekasihnya itu pergi diam-diam, meski ternyata kekhawatirannya tidak terbukti begitu melihat Arman bahkan sudah sangat rapi. "Pagi, Sayang," sapa Anna meski di sana ada kedua orang tuanya, kadang Arman merasa risih atas panggilan itu, namun dia tak bisa merubah panggilan Anna untuknya meski dia sudah sering mengingatkan. "Pagi, Ann," balas Arman seraya mendekat. "Ayo sarapan dulu. Kalian harus ke rumah sakit bukan?" tanya Bedah, ibunya Anna. "Iya. Nanti jam delapan," jawab Anna dengan mata berbinar, kakinya sudah banyak kemajuan, Anna sudah tidak sabar untuk bisa berjalan lagi. "Datang lebih awal ke rumah sakit, biar santai nanti," timpal Arman yang mendorong kursi roda Anna ke ruang makan. "Aku terserah kamu, Sayang. Ikutan aja," Anna mengerling manja, Arman hanya menyunggingkan senyuman tipis, hatinya masih tergan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

bab 38

"Eh, Bu. Maag saya kambuh," jawab Maya setelah meminum obat. "Kenapa nggak sarapan? Udah tau punya maag," kata Rima terdengar kesal. "Tadi saya bangun kesiangan, Bu. Jadi nggak sempat sarapan," jelas Maya menatap takut pada Rima, sedang Delia sudah kembali bekerja. "Memangnya kamu semalam ngapain sampe tidur telat? Emang kamu sama teman kamu pergi keluar lagi?" Entah kenapa Rima jadi kesal pada Maya. Padahal memang sejak mengetahui Firhan sudah punya istri, mood-nya turun naik. Merasa kesal juga sebal entah pada siapa. "E-enggak kemana-mana, kok, Bu. Ya, namanya juga mau sakit, Bu," jawab Maya sedikit ketus, apalagi mengingat kalau Rima adalah orang yang secara terang-terangan menyukai suaminya. Menyebalkan! "Ya, sudah. Kamu diam saja dulu." Rima pun berlalu. Maya semakin merasakan perutnya tak nyaman, bahkan dia merasa mual. Bergegas ke kamar mandi, dia pun memuntahkan obat yang baru saja ditelannya. Firhan yang melihat Maya berlari, terdiam sejenak. Dia memang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

bab 39

Rima mengdengkus kasar. Tak ada lagi percakapan sampai nama Maya dipanggil. Firhan terus menunggu Maya membalas pesannya, sayangnya laki-laki itu tak tahu kalau Maya tidak membawa ponselnya. Benda itu ada di tas yang Maya sampirkan di kursi tempatnya tadi duduk. Firhan tak tenang, dia jadi tak fokus dengan pekerjaannya, hingga saat melihat Rima dan Delia datang tiga jam kemudian, Firhan tak melihat Maya bersama dua orang tersebut. "Maya … emm, maksud saya Isma gimana keadaannya, Bu? Kok, tidak bareng kalian?" tanya Firhan sengaja mencegat Rima di pintu masuk ke gedung produksi. Rima dan Delia saling pandang, namun Rima meminta Delia untuk lebih dulu kembali ke tempat kerja. "Isma langsung ke mess, Pak Firhan," jawab Rima yang bisa dengan jelas melihat kelegaan di wajah Firhan. "Kondisinya bagaimana, Bu?" lanjut Firhan. "Butuh istirahat, asam lambungnya naik," jelas Rima. Firhan mendesah pasrah. "Bapak siapanya Isma? Apa … Isma adalah istri bapak?" tanya Rima
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

bab 40

"May, apa kabar?" Maya masih tak percaya dengan suara yang menyapanya di seberang sana. Nova yang sejak tadi memperhatikan, menyentuh tangan sahabatnya yang mendadak menjadi patung. "May, siapa?" bisiknya dengan nada cemas, apalagi Maya kini malah seperti akan menangis. "Maya, tunggu aku--" "Ar-man," lirih Maya diikuti air mata yang berlomba keluar, mendengar Maya menyebut nama laki-laki sudah menghancurkan hati sahabatnya, Nova langsung merebut ponsel Maya. "Halo? Siapa ini?" kata Nova dengan nada tinggi, meski sudah mendengar kalau yang menghubungi adalah Arman, Nova ingin menegaskan. "Aku Arman. Mana Maya?" Arman balik bertanya, dia tahu kalau tadi yang bicara dengannya adalah Maya. "Mau apa kamu menghubungi Maya lagi, Breng-sek! Belum cukup kamu membuat dia terluka? Buat dia sakit hati?" Nova memaki Arman dengan gemuruh dalam dada. Sedang Maya langsung menangis sambil menutup wajahnya, melihat itu Nova semakin berang saja. "Kamu Nova 'kan? Tolong Nova, berikan pad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status