"Hmm, sudah sejauh itu ternyata. Syukurlah kalau kamu sudah bisa menaklukkan hati Maya, Bang." "Nggak gitu juga, Pa, Ma. Itu photo iseng aja. Kami belum sejauh yang papa sama mama pikirkan," elak Firhan dengan rona merah di pipinya. "Sudah pun nggak masalah, berarti kami tinggal nunggu cucu saja." Lidya tertawa, "Tolong bahagiakan Maya, Bang. Jangan kecewakan lagi seperti yang adikmu lakukan," lanjut Lidya dengan lirih. "Tentu, Ma. Abang akan berusaha membahagiakan Maya. Dia istri abang sekarang, tanggung jawab abang. Hanya saja saat abang bertukar pesan sama Arman, dia bilang akan kembali merebut Maya saat dia kembali nanti." "Arman bilang begitu?" Rudi terlihat kesal mendengar pernyataan Firhan. "Iya, Pa." "Gila! Entah apa yang ada di otak adikmu itu!" "Darah memang tak bisa berbohong, Pa," celetuk Lidya membuat Firhan tak mengerti dengan maksud ibunya, sedangkan Rudi tersentak kaget mendengar kata-kata dari istrinya. "Ma!" "Maksudnya, Ma? Darah tak bisa be
Last Updated : 2025-01-30 Read more