Semua Bab Suami Titipan Mantan: Bab 21 - Bab 30

63 Bab

bab 21

Maya pikir setelah itu dia merasa puas, tapi ternyata sebaliknya dia justru merasa lemah. Meluruh di lantai, Maya kembali meneteskan air mata, menatap wajah Arman di photo tadi, ternyata kembali menghadirkan rasa cinta yang memang masih kuat menguasai hati. "Kamu jahat, Arman! Jahat!" lirih Maya dengan isakan yang sangat pilu. "Kenapa kamu tega melakukan semua ini padaku? Apa salahku?" ratap Maya dengan airmata yang terus berjatuhan. Sepi, jelas tak ada jawaban, hanya keheningan kamar tersebut yang menanggapi. Cukup lama Maya kembali menyesali apa yang terjadi atas kisahnya dengan Arman. Lalu dengan sisa tenaga, gadis berusia dua puluh dua tahun itu bangkit dan beranjak ke tempat tidur. Meringkuk membelakangi pintu, Maya akhirnya tertidur juga. Bahkan saat Firhan menghubunginya pas jam istirahat makan siang, Maya sama sekali tidak terganggu oleh dering ponselnya. Sedang Rudi dan Lidya sudah bersiap untuk makan siang, menunggu Maya keluar dari dalam kamar. "Bi, apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

bab 22

Firhan tersenyum mendengar pertanyaan Maya, setelah sekian tahun tidak ada seorang wanita bergelar istrinya menyambutnya saat pulang kerja, kini dia merasakan hal itu lagi. Apa dia harus berterima kasih pada Arman sudah membuat hidupnya berubah dalam waktu sekejap? Tanpa harus mencari, dia sudah mendapat istri yang sesuai dengan kriteria keluarganya. Dan kini sesuai dengan harapannya juga. "Abang mau mandi dulu. Biar wangi! Masa ada istri bau keringat," jawab Firhan sambil mengedipkan sebelah mata. Maya hanya menghela napas panjang. Langkah Firhan yang akan menuju ke kamarnya terhenti tepat di samping Maya, tatapan lelaki itu lekat menatap wajah Maya hingga sang istri merasa gugup dan berniat menjauh, tapi cekalan tangan Firhan membuatnya tetap di tempat. "K-kenapa, Bang?" Namun Firhan hanya menggeleng, dengan senyuman tipis dia lantas melepaskan tangan Maya dan melanjutkan langkah menuju kamarnya. "Apa Maya habis nangis? Matanya terlihat bengkak. Kalau iya, menangis
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

bab 23

Maya jadi salah tingkah, memang benar hari itu Maya menolak dengan keras membaca surat dari Arman, bahkan dengan lantang tak ingin mengetahui sama sekali alasan Arman pergi meninggalkannya. Baginya Arman pergi karena memang tidak mencintainya lagi, tak menginginkan dirinya. Lalu kenapa Sekarang ia sampai harus berada di rumah Firhan, hanya untuk mengetahui apa isi surat tersebut? Maya memalingkan wajah, tatapan Firhan seakan menuntutnya konsisten dengan apa yang sudah dikatakannya waktu itu. "Apa kamu sedang mencari cara untuk kembali menyatukan cerita kalian?" tuduh Firhan tanpa ragu. Entahlah, setelah tahu kalau Maya yang menurunkan foto kebersamaan dirinya bersama Arman juga kedua orang tua mereka--tadi dia sempat bertanya pada Lidya tentang foto tersebut--Firhan merasa kalau Maya benar-benar ingin pernikahan tak terduga mereka berlanjut tanpa ada bayang-bayang sang adik. Tapi setelah harapan dan keinginan itu melambung, Firhan harus terhempas begitu tahu Maya datang hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

bab 24

Maya kembali memalingkan muka, keramaian lalu lintas menjadi pengisi keheningan di antara mereka. "Tak perlu dipikirkan, kita harus segera ke stasiun." Firhan kembali melajukan mobilnya percakapan di antara mereka pun terhenti begitu saja. Bersamaan dengan azan magrib berkumandang, mereka sampai di stasiun. "Jam berapa keretanya?" tanya Arman sambil membuka pintu mobil. "Masih ada empat puluh menit lagi," jawab Maya sambil melihat jam. "Baiklah, kita solat dulu," ajak Firhan. "Abang langsung pulang saja, biar Maya sendiri," tolak Maya membuat gerakan Firhan terhenti saat hendak turun, pintu mobil pun kembali ditutup oleh laki-laki itu. "Baiklah, seperti keinginan kamu," ucap Firhan yang tak ingin mendebat keinginan Maya. "Abang jangan marah," balas Maya yang merasa Firhan tersinggung atas perkataannya. "Tidak. Pergilah!" bantah Firhan tanpa menatap gadis di sebelahnya. Maya menatap Firhan sedih, tapi dia tak ingin terlalu ambil pusing. Diraihnya tangan Fi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

bab 25

Sementara gadis yang bertabrakan dengan Maya, meraih sepucuk surat yang terjatuh saat Maya mengambil ponselnya tadi. Terlalu buru-buru mengambil ponselnya yang bergetar dalam saku celana, Maya sampai melupakan keberadaan surat Arman di sana, hingga tanpa sengaja benda itu terjatuh. "Mbak! Ini suratnya jatuh!" Sayangnya Maya tak mendengar panggilannya, hingga gadis yang diperkirakan berumur tak beda jauh dengan Maya itu, jadi bingung sendiri. Tak habis pikir, gadis itu pun memasukan surat Maya ke dalam tas, lalu berjalan mendekat ke arah di mana Angga berdiri menunggu. "Kenapa?" tanya Angga begitu gadis itu sudah sampai. "Aku tadi tabrakan sama seseorang, suratnya jatuh, dipanggil tapi nggak denger." Mia--gadis yang ternyata seseorang yang ditunggu Angga--menjelaskan. "Surat? Mana?" tanya Angga penasaran, Mia pun lantas mengambil surat yang tadi sempat dia masukan ke dalam tas. "Ini. Kayaknya dari pacar dia deh, Mas. Tuh, 'Untuk yang tercinta Maya.' tulisannya begitu," u
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

bab 26

Entah berapa lama gadis itu tertidur, dia terbangun bersamaan dengan Nova yang baru pulang kerja di jam sebelas malam. "Maya? Katanya mau nginep di rumah suami kamu?" ujar Nova mendekat dan duduk di tepi tempat tidur Maya, gadis itu terlihat masih malas membuka mata. "Nggak jadi," jawab Maya. "Diantar 'kan pulangnya?" lanjut Nova. Maya menggeleng, lalu menghela napas panjang, "dia marah kayaknya, Nov. Tapi entahlah! Aku capek!" "Kenapa lagi? Bukannya kalian udah baik-baik aja, ya?" Maya beranjak duduk, lalu menatap Nova yang masih terlihat penasaran. "Awalnya dia sangat senang liat aku ada di rumahnya." "Terus?" buru Nova tak sabar. "Bahkan entah sadar atau nggak, abang langsung meluk pas liat aku--" "Cieeee, udah main peluk aja! Atau jangan bilang setelah itu ada adegan kiss juga?" ledek Nova membuat Maya langsung memerah wajahnya. "Dih, apaan sih, Nova! Nggak ada. Enak aja!" sungut Maya melempar bantal pada sahabatnya yang sedang terkekeh geli.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

bab 27

Apa yang Nova katakan tentang dirinya dipanggil oleh pak Bayu, terbukti. Maya dan Nova memang dikirim ke perusahaan pusat, untuk enam bulan masa percobaan. Awalnya Maya bingung harus bilang pada Firhan atau tidak tentang kepindahannya tersebut. Kedua orang tuanya pun saat bertanya, hanya Maya jawab akan dia jelaskan pada Firhan nanti. Hubungannya dengan Firhan tak sehangat sebelum Maya datang untuk meminta surat yang ditinggalkan Arman untuknya, hanya pesan dan sesekali hubungan telepon--itu pun tak berlangsung lama--yang kedua suami istri yang disatukan tanpa direncanakan itu lakukan. Ini adalah hari ketiga Maya berada di perusahaan pusat. Pekerjaan yang sedikit berbeda dengan di perusahaan cabang, membuat Maya harus konsentrasi penuh dalam bekerja. Tentu saja dia tidak ingin memberikan nilai buruk untuk dirinya sendiri, dengan bekerja tak fokus. Hingga perhatian Maya teralihkan oleh kasak-kusuk beberapa orang karyawan yang ada di di dekatnya. Nama seseorang yang diseb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

bab 28

"Kenapa abang belum bilang sama teman-temannya kalau dia udah nikah sama aku?" Batin Maya kesal. "Iya. Makanya tadi aku sama Hana saling bisik juga, eh kamu malah ke toilet. Ganteng, loh!" Maya sudah tak tertarik lagi untuk mendengarkan perkataan Eva, dia menjauhkan lagi kursi yang dudukinya dan mencoba fokus pada pekerjaan. Haruskah dia bertanya pada Firhan? Sedangkan sampai sekarang saja dia belum bilang pada Firhan kalau dia ada di perusahaan pusat. Jam istirahat Maya bersama Eva dan Hana menuju kantin, lalu bertemu dengan Nova dan duduk di satu meja yang sama. Lagi indra pendengarannya mendengar pembicaraan tentang Firhan. Bahkan kini Maya mendengar kalau Firhan katanya baru masuk kerja lagi setelah sakit selama tiga hari. Maya kehilangan napsu makannya, dia hanya mengaduk asal nasi yang ada di nampan. Sikap Maya itu membuat Nova menyenggol lengan sahabatnya. "Makan! Diaduk terus," kata Nova, sedang Eva dan Hana larut dalam perbincangan dengan teman-temannya ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

bab 29

Maya: [Ma, abang kerjanya di PT apa?] Sesak yang ditahan setelah melihat Firhan yang bahkan tidak mengiriminya pesan setelah pertemuan tak terduga mereka, Maya mengirim pesan pada Lidya. Ketidaktahuannya tentang apa pun mengenai Firhan, membuat Maya akhirnya menanyakan hal itu. Sungguh dia tak menyangka sama sekali kalau kini dirinya bekerja di perusahaan yang sama dengan suaminya itu. Bahkan Nova yang hanya mengenal Firhan dari photo dan video yang sempat viral beberapa waktu lalu, sangat kaget melihat Firhan meski tentunya langsung disanggah Maya kalau laki-laki itu memang benar Firhan. Lidya: [Kenapa emang, May?] Balasan Lidya membuat Maya mendesah panjang. Maya: [Pengen tau saja, Ma.] Lidya: [Coba tanya sendiri. Biar makin deket hubungan kalian.] Lagi balasan dari Lidya membuatnya hanya bisa pasrah. Haruskah bertanya pada Firhan, setelah tadi dirinya dan Firhan berlaku seperti dua orang yang tidak saling kenal? Suara bel tanda masuk mengalihkan fokus Maya dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

bab 30

"Nggak!" jawabnya setelah beberapa saat diam. "Kenapa?" tanya Maya dengan hembusan napas kasar. Nova memilih mengabaikan Maya, memasuki kamar mereka dan langsung duduk di lantai. "Ya kalau dia babang Ican kamu, pastinya kalian akan saling sapa dong tadi. Ini mah kan hanya saling tatap sebentar, udah gitu Pak Firhan juga lurus aja jalan sambil bicara sama bu Mira. Jadi kesimpulannya, pasti bukan. Selain kalau babang Ican kerja di sini, pastinya kamu tau, dan pasti heboh begitu tau kita dikirim ke tempat suami kamu kerja." Maya terdiam mendengar uraian yang dikatakan Nova. Jadi pastinya temannya itu tak akan percaya kalau Firhan adalah suaminya. "Aku mandi duluan, ya? Eh, kita jalan, yuk?! Jangan jauh-jauh deh, deket-deket sini aja," lanjut Nova. Maya tampak berpikir, sebelum kepalanya mengangguk setuju. "Ok." "Sip. Ya udah aku mandi dulu." Maya meluruskan kakinya, lalu melihat ponselnya yang biasanya di jam segitu ada pesan dari Firhan yang menanyakan dia suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status