Home / Thriller / Kekasih Di Balik Kabut / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Kekasih Di Balik Kabut: Kabanata 31 - Kabanata 40

65 Kabanata

Bab 31

31 Martin terbangun karena bunyi alarm ponselnya. Pria berkaus merah, meraba-raba ke kiri untuk menggapai ponsel dan mematikan alarm. Martin memerhatikan sekeliling, lalu meraba bajunya sampai ke paha. Dia menghela napas lega, karena semua yang dialaminya ternyata hanya mimpi. Selama beberapa menit berikutnya Martin mengingat-ingat apa yang dijalaninya dalam mimpi. Meskipun hanya bunga tidur, tetapi semuanya seolah-olah nyata. Martin meremas-remas rambutnya yang mulai memanjang. Dia menimbang-nimbang sesaat dalam hati, sebelum memutuskan untuk merahasiakan hal itu dari siapa pun. Lelaki bermata sipit tersebut enggan menerangkan mimpinya pada Razman ataupun yang lainnya. Dia juga tidak mau menceritakan hal itu pada Nirwan, yang pastinya akan menyampaikan pada Hendri dan teman-temannya. Seruan sang mama dari luar menyadarkan Martin dari lamunan. Dia menyahut, sembari bangkit duduk. Martin menurunkan kaki ke lantai, lalu berdiri dan jalan ke toilet. Sekian menit berlalu, Martin te
last updateHuling Na-update : 2025-02-12
Magbasa pa

Bab 32

32Kediaman Mulyadi malam itu terlihat ramai. Hampir semua tim pengejar hantu datang, untuk menjadi saksi acara baiat ketiga ajudan muda. Berbeda dengan Jauhari tempo hari, Yusuf, Aditya dan Harun terlihat lebih tenang. Mereka mendengarkan petuah Mulyadi dengan saksama. Sebelum maju bergantian untuk menuntaskan akad. Harun maju terlebih dahulu. Dia menjabat tangan Mulyadi dan mengikuti ucapan pria tua tersebut dengan fasih. "Bapak dengar, kamu mau dinas lama di luar negeri, Run," ujar Mulyadi sembari melepaskan tangan lelaki muda yang mengenakan baju koko hijau lumut. "Ya, Pak. InsyaAllah, awal September nanti berangkat," jawab Harun. "Dinas berapa lama?" "Dua tahun." "Pesan Bapak, sebelum berkendara, jangan lupa buka pakai jurus tiga, dua, dan tutup dengan jurus empat. Fungsinya untuk melindungimu selama berkendara, sekaligus memagarimu dari pandangan jahat orang lain." "Muhun, Pak." "Jaga istri dan anakmu baik-baik. Walaupun di sana kamu tugasnya tidak sendirian, tetap saja
last updateHuling Na-update : 2025-02-13
Magbasa pa

Bab 33

33Konvoi tiga mobil itu tiba di jalur proyek yang telah ramai orang. Meskipun semua penjaga keamanan sudah memasang tali seputar area, tetap saja ada pengunjung yang bandel dan menerobos tali. Hendri dan kedua sopir lainnya memarkirkan kendaraan di dekat saung terbesar. Kemudian mereka turun dan jalan menyambangi Ridho, Seno dan Muchlis, yang sedang berbincang dengan Adang. Yuanna, Sinta dan Freya kompak mengembangkan payung hitam besar. Mereka bergabung dengan tim Hendri dan turut mendengarkan percakapan itu. "Sudah dicek semua gorong-gorongnya?" tanya Hendri."Ya, Pak. Dari ujung kilometer 0, sampai titik terakhir," jelas Ridho. "Sebelum muncul itu, apa ada yang lihat ularnya keluar dari mana?" "Enggak ada. Tiba-tiba nongol di dekat tiang itu," jelas Ridho sambil menunjuk tiang lampu yang berada di tengah-tengah selokan. "H, kita perlu ngulur jarak dengan goa," bisik Zein. "Hmm, garis lurus atau melintang?" tanya Hendri dengan suara pelan. "Lurus." Zein memicingkan mata unt
last updateHuling Na-update : 2025-02-13
Magbasa pa

Bab 34

34Suasana di sekitar vila yang disewa Hendri, malam itu terlihat sepi. Lokasinya yang berada di bukit dan cukup jauh dari permukiman warga, menjadikan tempat itu terasa sunyi. Vila itu merupakan milik kepala desa di mana Maman tinggal. Saat dikabarkan akan disewa oleh bos HWZ, sang kepala desa langsung memerintahkan orang untuk membersihkan tempat itu, sekaligus menambah banyak kasur lipat dan bantal. Kala kelompok Hendri mendatangi kediaman kepala desa untuk mengambil kunci, pria tua tersebut terlihat semringah. Dia makin senang ketika Hendri menerangkan akan menyewa vilanya selama seminggu. Selepas isya, Maman datang bersama putranya, Fandi, dan Jajang. Mereka membawakan ransum buat kelompok tamu, yang sudah dipesan sejak beberapa hari lalu. "Kang, airnya bersih, teu?" tanya Maman, sesaat setelah duduk bersila di samping kanan Hendri. "Bersih, Mang. Kamar mandi, dapur dan kamar tidurnya juga bersih," jawab Hendri sembari membuka kotak makanan bagiannya. "Alhamdulillah. Ternya
last updateHuling Na-update : 2025-02-14
Magbasa pa

Bab 35 - Lorong Waktu

35Hendri mengamati bagian dalam goa, yang sudah lebih terang dibandingkan sebelumnya. Tim Barry telah bekerja cepat memasang dua lampu sorot di kanan dan kiri mulut goa. Hendri menempelkan telapak tangan kanan ke batu di tengah-tengah tempat itu, yang menjadi penutup utama jalan goa. Hendri memejamkan mata, lalu melakukan jurus empat dalam benaknya. Hal serupa juga dilakukan Zein, Ubaid dan Bayu. Mereka berdiri berderet di samping kanan Hendri. Sedangkan yang lainnya sibuk memvideokan sekeliling. "Apa cuma aku yang merasa, kalau di sini, hawanya berat sekali?" tanya Jauhari. "Memang gitu, Ri. Bahkan, lebih kuat dari kemarin sore," jawab Aditya. "Andai batu-batu itu bisa digeser, aku pengen tahu dalamnya kayak apa," papar Muchlis. "Kayaknya sulit. Karena ini reruntuhan dari atas, kata Bang Zein," balas Ridho. Tiba-tiba terdengar bunyi benda-benda jatuh. Semua orang terdiam sambil menajamkan telinga masing-masing. Kala bunyi itu terdengar kembali, mereka serentak mengarahkan pan
last updateHuling Na-update : 2025-02-14
Magbasa pa

Bab 36

36Yuanna jalan mondar-mandir sepanjang gudang besar. Dia benar-benar cemas, karena hingga jam 3 sore, Hendri dan ketiga rekannya belum juga keluar dari lorong waktu. Yuanna berulang kali berdoa agar akangnya bisa segera kembali. Dia tidak bisa membayangkan reaksi kedua orang tuanya dan juga Irshava, bila Hendri menghilang. Pekikan dari luar menyebabkan Yuanna bergegas membuka pintu gudang besar. Dia membulatkan mata ketika menyaksikan Zainal dan yang lainnya, tengah menarik sinar putih dari pohon besar di dekat gudang kecil. Yuanna bergegas mendekat, begitu juga dengan Sinta yang sejak tadi berada di gudang besar. Yuanna memerhatikan sekitar, di mana wajah para lelaki itu terlihat tegang. "Dek, bantu Freya buat membuka jalan!" titah Zainal sambil melirik Yuanna sekilas, sebelum pria berkaus hitam itu kembali menarik sinar putih. Tanpa menyahut, Yuanna bergegas menyambangi Freya yang tengah berdiri di depan pohon. Yuanna memasang kuda-kuda, kemudian dia menempelkan kedua telapak
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

Bab 37

37Nirwan terkejut kala membaca nama pemanggil di layar ponselnya. Pria berambut tebal terdiam sejenak, sebelum menghela napas berat dan mengembuskannya sekali waktu. Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan Nirwan, kecuali mengangkat panggilan dari bosnya di Indonesia. Meskipun deg-degan, tetapi Nirwan memaksakan diri untuk menyapa sang penelepon dengan ucapan salam. "Waalaikumsalam," balas Wirya. "Posisi, di mana, Wan?" tanyanya. "Di rumah sakit, Ndan," jelas Nirwan sambil melirik seorang pria di ranjang pasien. "Martin, kan, yang dirawat?" "Ehm, ya." "Jelaskan semuanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Aku pasang speaker, supaya semua orang di sini bisa ikut mendengarksn ceritamu." Nirwan mendengkus pelan. Kemudian dia berujar, "Koko Martin nggak bangun-bangun dari subuh, waktu aku masuk ke kamarnya buat matiin alarm hape. Aku guncang-guncang badannya, tetap nggak bangun." "Aku cek napas dan denyut nadinya, masih ada, tapi lemah. Aku segera keluar kamar untuk menerangkan itu
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

Bab 38

38Hendri mengusap-usap rambut adiknya yang tengah sesenggukan di dadanya. Hendri tidak sanggup memikirkan kats-kata untuk menghibur Yuanna, yang sedang menangisi Martin di seberang lautan. Hendri berpikir keras, sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk menelepon Arsyad dan menceritakan kondisi Martin, serta peristiwa yang dialaminya kemarin. Kendatipun terkejut, tetapi Arsyad berusaha untuk tetap tenang. Lelaki tua berkumis tidak mau Zainab jadi panik. Arsyad mendengarkan penuturan putra sulungnya dengan saksama, dan tidak menyela sedikit pun. "Menurut Bapak, gimana?" tanya Hendri, setelah berhenti mengoceh. "Bapak rasa, lebih baik kalian pulang dulu, Kang. Kita rembukkan sama-sama dengan tenang," jawab Arsyad. "Tapi, aku dan yang lainnya berencana masuk lagi ke lorong waktu." "Buat apa?" "Nyari Martin." "Bapak yakin, dia dalam kondisi baik. Jadi nggak perlu dicari. Nanti akan muncul sendiri," ungkap Arsyad. "Kalian pulang dan kita bicarakan ini sama Pak Mulyadi. Mungkin be
last updateHuling Na-update : 2025-02-15
Magbasa pa

Bab 39

39Yuanna tertunduk lesu. Dia tidak bisa membantah keputusan orang tua dan calon mertua, yang telah sepakat untuk menunda pernikahannya dengan Martin. Hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Kondisi Martin yang belum sadar, menjadi alasan terkuat penundaan itu. Arsyad tidak mau memaksakan pernikahan tetap dilaksanakan tiga pekan ke depan. Sebab Martin masih dinyatakan koma. Yuanna menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Dia mengulangi hal itu hingga beberapa kali, sampai hatinya lebih tenang. Gadis yang matanya sembap akibat terus menangis, menengadah kala dipanggil Zainab. Yuanna mendengarkan penuturan ibunya, sebelum bangkit dan jalan ke tangga. Sinta dan Freya yang berada di ruang tengah, segera bangkit untuk mengikuti langkah Yuanna menaiki tangga. Sementara Hendri yang tengah berdiri di dekat meja makan, mengamati ketiga perempuan tersebut, hingga mereka menghilang dari pandangan. Hendri mendengkus pelan. Dia mengomeli diri yang tidak bisa mencegah kekacaua
last updateHuling Na-update : 2025-02-16
Magbasa pa

Bab 40 - Lari!

40Yìchèn memerhatikan orang-orang yang tengah berkumpul di ruang santai. Meskipun belum terlalu hafal nama mereka, tetapi Yìchèn bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Frederick dan kedua putranya, Dante dan Calvin, memiliki bentuk dagu yang sedikit runcing. Frans dan anak-anaknya, Samudra dan Sabrina, memperlihatkan wajah khas Tionghoa. Finley, putra ketiga Akong Koh Li Bun, tidak terlihat seperti orang keturunan Tionghoa. Ditambah lagi istrinya, Khadeeza, merupakan pribumi asli, hingga kedua anak mereka, yakni Harry dan Kyle mewarisi paras Indonesia. Finley menjadi satu-satunya anak Akong yang beragama Islam. Dia menjadi mualaf sebelum menikahi sang istri. Hal serupa juga dilakukan Dante dan Sabrina. Keduanya berganti keyakinan menjadi muslim, sebelum menikah dengan pasangan masing-masing. Cindy, putri satu-satunya Akong, terlihat paling putih dari keempat bersaudara tersebut. Walaupun keturunan Chinese, tetapi Cindy memiliki mata besar yang diwarisinya dari sang mama
last updateHuling Na-update : 2025-02-17
Magbasa pa
PREV
1234567
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status